Faktor Eksternal Prinsip dan Syarat-syarat Hukuman

mendapat kepuasan dan ketenangan. Selain itu dorongan beragama juga merupakan kebutuhan insaniyah yang tumbuhnya dari berbagai faktor yang bersumber dari keagamaan. 35 Sejak lahir kita telah membutuhkan agama, yang dimaksud dengan agama dalam kehidupan adalah iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakandiamalkan dalam tindakan, perbuatan perkataan dan sikap. Iman ditumbuh kembangkan melalui pengalaman hidup. 36 Dengan demikian sesungguhnya kebutuhan manusia terhadap agama pada umumnya dan kepada Islam pada khususnya, bukanlah merupakan kebutuhan sekunder sampingan, pelengkap, melainkan kebutuhan primer dasar, asasi yang berhubungan erat dengan substansi kehidupan manusia. Dalam Islam instink agama itu disebut dengan fitrah. Ini sesuai dengan firman Alloh swt yang artinya: ْ ﺄ ﻚﻬْ و ﱢﺪ ﺎ ﺮْ ت ﱠ ا اﱠ ﺮ سﺎﱠ ا ﺎﻬْ ﺎ ﺪْ ْ ﱠ ا ﻚ ذ ﱢﺪ ا ﱢ ْا ﱠ ﻜ و ﺮﺜْآأ سﺎﱠ ا ﺎ نﻮ ْ “Maka hadapkanlah wajahmu secara lurus ke agama Alloh, tetaplah berada diatas fitrah Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. itulah agama yang lurus akan tetapi kebanyakan manusia itu tidak mengetahuinya”. Rum: 30. Sedangkan hadis Nabi yang menjelaskan tentang fitrah manusia diantaranya hadis berikut yang artinya adalah : “Diceritakan dari Adam, diceritakan dari Ibnu Abi Dzi’bin dari Az-Zuhri dari Abi Salamah bin Abd Rahman dari Abu Hurairah ra. Berkata: Nabi saw bersabda: “Setiap anak dilahirkan di atas fitrah, maka tergantung pada kedua orang tuanya yang menjadikannya penganut agama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi….” HR Bukhari

b. Faktor Eksternal

1. Lingkungan keluarga 35 Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: Grafindo Persana, 2000, Cet IV, h.89 36 Nuryanis, Panduan PAI Pada Masyarakat, Jakarta: Depag RI, 2003, h.78. Yang dimaksud keluarga adalah masyarakat terkecil sekurang-kurangnya terdiri dari pasangan suami istri sebagai sumber intinya berikut anak-anak yang lahir dari mereka. Jagi setidaknya keluarga adalah pasangan suami istri yang mempunyai anak atau tidak sama sekali. 37 Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam kehidupan anak. Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting terhadapa pembentukan sikap dan pengamalannya. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan lingkungan terdekat yang dikenali seseorang setelah dilahirkan ke dunia. Pendidikan yang diberikan dalam keluarga dalam bentuk contoh dan pembiasaan membuat pengaruh dalam pembentukan sikap beragama. Dalam pelaksanaan pendidikan meliputi keteladanan orang tua yang mencerminkan keimanan dan ketaatan beragama, dipenuhi dengan kasih sayang dan perhatian latihan dan pembiasaan untuk melaksanakan ajaran agama sejak kecil, maka akan menimbulkan sikap positif terhadap agama. Agar anak terbiasa melakukan kebiasaan yang baik, orang tua seharusnya memberikan contoh tauladan kepada anaknya. Orang tua harus berusaha menjadi panutan yang baik bagi anaknya. Jangan ada kata-kata yang diucapkan seorang bapak seperti ini “Biarlah bapak merokok kamu jangan merokok”, tetapi boleh diucapkan “Biarlah bapak sekolahnya rendah tapi kamu harus berusaha sekolah tinggi”. 38 2. Lingkungan sekolah Sekolah mempunyai tugas penting, yaitu berusaha membina sikap yang disenangi, lalu menumbuhkan sikap-sikap tersebut. Apabila sikap-sikap tersebut telah terbina, maka ia menjadi pendorong yang akan menolong dalam pembinaan pribadi murid. 39 Dalam kata pengantarnya A.Syafi’I pada buku ”Kapita Selekta Pendidikan Islam” mengatakan: “Pendidikan Islam adalah pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh keinginan dan semangat cita-cita luhur untuk mengejawantahkan nilai-nilai Islam, baik yang tercermin dari nama lembaganya maupun kegiatan-kegiatan yang diselenggarakannya”. Dengan demikian sistem 37 Nuryanis, Panduan PAI Pada Masyarakat, Jakarta: Depag RI, 2003, h 32. 38 Nuryanis, Panduan PAI Pada Masyarakat, Jakarta: Depag RI, 2003, h 28. 39 Musthafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat III, alih bahasa Zakiyah Daradjat, Jakarta: Bulan Bintang, cet I, 1977, h. 183 pendidikan khususnya Islam, secara makro merupakan usaha pengorganisasian proses kegiatan kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam. 40 Pendidikan agama yang diselenggarakan di sekolah mempunyai porsi yang sangat besar dalam sikap beragama, dalam keluarga pendidikan agama didapatkan melalui contoh-contoh dan latihan dari orang tua. Sedang di sekolah, disamping mendapatkan pengajaran agama sebagai pengetahuan formal, mendapatkan suasana lingkungan yang memantulkan jiwa agama. Sikap dan perbuatan serta semua tingkah laku, peraturan yang berlaku, pelajaran dan bacaan semuanya itu tidak bertentangan dengan agama. 3. Lingkungan masyarakat Masyarakat berasal dari kata musyarakah yang artinya berserikat. Dalam bahasa Arab masyarakat disebut dengan mujtama’. Menurut Ibnu al-Manzur dalam Lisan al- Arab yang dikutip Nuryanis dalam buku Panduan PAI Pada Masyarakat, kata mujatama’ mengandung arti : a. Pokok dari segala sesuatu. b. Kumpulan dari orang banyak yang berbeda-beda, sedangkan musyarakah mengandung arti berserikat, bersekutu dan saling kerja sama. Jadi dari kata musyarakat dan mujatama’ dapat diambil pengertian bahwa masyarakat adalah kumpulan dari orang-orang yang berbeda-beda tetapi menyatu dalam ikatan kerja sama, dan mematuhi peraturan yang disepakati bersama. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan pendidikan tidak formal. Semaraknya kegiatan keagamaan seperti di majelis taklim, shalat berjama’ah di masjid serta ketaatan masyarakat dalam menjalankan ajaran-ajaran agama membawa pengaruh bagi pembentukan sikap beragama dan pengamalan seseorang. 2. Pengajuan Hipotesis Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu preposisi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan dan penelitian lebih lanjut. Dalam penelitian ini terdapat hipotesis alternatif Ha dan hipotesis nol Ho 40 Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam,editor A. Syafi’I, Jakarta: Bumi Aksara, Cet I, 2003, h. 73 Adapun rumusan kedua hipotesis tersebut adalah : Ha : Ada hubungan yang signifikan antara hukuman dalam pendidikan terhadap pengamalan ajaran Islam di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta. Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara hukuman dalam pendidikan terhadap pengamalan ajaran Islam di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta.

BAB III Metodologi Penelitian