Efektivitas pembelajaran pendidikan agama Islam dengan metode diskusi : studi kasus SMA Ma'rif Cilandak Jakarta Selatan

(1)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN METODE DISKUSI

(STUDI KASUS SMA DARUL MA’ARIF CILANDAK JAKARTA SELATAN)

Oleh :

ACAN BAHRUDIN

102011023483

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2006 M / 1427 H


(2)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN METODE DISKUSI

(STUDI KASUS SMA DARUL MA’ARIF CILANDAK JAKARTA SELATAN)

Skripsi

Ini diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

Untuk memenuhi syarat mencapai

gelar sarjana pendidikan agama Islam

Oleh :

ACAN BAHRUDIN

102011023483

Di bawah bimbingan

Drs. H. A. Syafe’i Noor

NIP: 150 094 403

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2006 M / 142


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN METODE DISKUSI (Studi Kasus di SMA Darul Ma’arif Cilandak Jakarta Selatan)”, telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada tanggal 09 Nopember 2006. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 ( S1 ) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 09 Nopember 2006

Sidang Munaqasyah

Dekan / Pembantu Dekan /

Ketua merangkap anggota Sekretaris merangkap anggota

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA Prof. Dr. H. Aziz Fachrurrozi, MA

150 231 356 150 202 343

Anggota

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. H. Moch. Ardani, MA Drs. Agus Mukhtar, MEd


(4)

KATA PENGANTAR

ﻢﻴﺣﺮﻟاﻦﻤﺣﺮﻟاﷲاﻢﺴﺑ

Alhamdulillah puja serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, pemberi Hidayah, Rahmat dan Inayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw, pembawa kebajikan, pendobrak kebatilan dan kebiadaban, penuntun manusia dari kegelapan menuju cahaya lentera Illahi.

Kondisi yang sesulit apapun penulis mencoba untuk menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Alhamdulillah dengan himmah dan kerja keras sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan juga. Tentu saja semua adalah berkat kemurahan dan Kasih sayang Allah swt bahwa dengan kehendak-Nya segala apapun dapat terwujudkan.

Dalam pembuatan skripsi ini, penulis begitu banyak mendapat bantuan, baik moril maupun materil dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan, Prof, Dr Rasyada, M.A dan Prof. Dr.H Aziz Fachrurrazi, M.A selaku Pembantu Dekan dan para Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pendidikan dan pengajaran selama masa pendidikan penulis.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Drs.A Fatah Wibisiono, M.A dan Drs. Safiuddin Shiddiq, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama


(5)

Islam beserta staf Akademik Jurusan Pendidikan Agama Islam. Semoga Allah SWT memberikan berkah serta rahmat kepada Bapak/ibu sekalian. 3. Bapak Drs, H. A. Syafe'I Noor, yang telah meluangkan waktunya dalam

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kedua orang tua penulis yang saya hormati Bapak M. Mahyar dan Ibunda tercinta Esih yang tidak pernah lelah mencurahkan segala kasih sayang, do’a dan usahanya yang tidak mungkin dapat terbalas oleh penulis. Semoga segala daya upaya yang telah mereka curahkan kepada penulis mendapat balasan dari Allah swt. “Allahummaghfirli, dzunuubii wali-waalidayya warhamhuma kamaa rabbayani shaghiira”. Amin ya rabbal ‘alamin.

5. Kakakku yang tercinta, Rositi dan Bibi –bibi yang memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah secara umum dan khususnya dalam pembuatan skripsi ini.

6. Adik - adik yang saya banggakan yaitu : Taufik Hidayatullah, Anisa Amaliyah dan Keponakan-keponakanku sebagai generasi penerus ummat yaitu : Zaenudin, M. Ismail Merekalah yang memulihkan penulis dikala penulis merasakan jenuh, dan lelah.

7. Keluarga Besar Pondok Pesantren At-taqwa . Ust Abdurrahman beserta keluarga ust. Uci Sanusi dan Ust.Tutun Turmudzi beserta santriawan dan santriawati pon-pes At-taqwa yang memberikan Do'a dan dorongan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan juga .

8. Keluarga besar Yayasan Darul Ma' arif Cilandak Jakarta Selatan, khususnya SMA Darul Ma'arif yang telah memberikan kesempatan kepada penulis


(6)

untuk mengadakan penelitian skripsi sehingga dapat terselesaikan denagn baik . .

9. Teman – teman dekat kuliah dari A-Z yang tidak mungkin ditulis satu persatu yaitu dantaranya : PAI B, Ii Sumirat, Heri, Dahlan, Ocit, Amir, Salman, Azizah, Lina, Neng, Madinah dan Wisom. Dan teman kost Eet, Iqbal, Pai, Aziz, Awing, Hendro, Ridwan, Khusnul Dsb.

10.Teman – teman Kampung Teluk Haur yang mendukung kuliah ini sehingga dapat selesai, Yaitu Racam, Isan, Ama, Andy, Sain, Ishak, Asyhim dan Yana begitu juga Anak- anak tongkrongan Warung Mang Udin tea.

11.Akhirnnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak langsung atau tidak langsung yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini dan penulis tidak akan pernah lupa akan jasa-jasa yang telah teman-teman berikan. Mudah-mudahan amal, jasa dan baik Anda semua diterima oleh Allah swt dan dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin, Amin Yarobal Alamin .

12.Mudah-mudahan pula skripsi ini bermanfaat bagi penuls khususnya meskipun masih banyak kekurangan dan kekeliruan yang tidak diketahui. dan bagi para pembaca yang budiman Koreksi dan perhatikan masih banyak kekurangan untuk itu Andalah yang membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi .

Jakarta, 9 Nopember 2006 M Penulis


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... ... 5

C. Metode Pembahasan ... 6

D. Sistematika Penyusunan ... 7

BAB II KERANGKA TEORI ... 9

A. Efektivitas Pendidikan Agama Islam ... 9

1. Pengertian Efektivitas ... 9

2. Pengertian Pendidiakan Agama Islam ... 10

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 13

4. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam ... 15


(8)

B. Metode Diskusi Pendidikan Agama ... 22

1. Pengertian Metode Diskusi ... 22

2. Fungsi Metode Diskusi ... 23

3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi ... 23

4. Cara Mempersiapkan Metode Diskusi yang Efektif ... 24

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Tujuan Penelitian ... 26

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 27

E. Variabel . ... 28

F. Tehnik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 30

A. Gambaran Umum SMA Daarul -Ma'arif Cipete Jakarta Selatan ... 30

1. Sejarah Berdirinya... 30

2. Visi, Misi dan Tujuan ... 31

3. Keadaan Guru dan Murid ... 33

4. Sarana dan Prasarana ... 34


(9)

B. Deskripsi Data... 36

C. Analisis dan Interpretasi Data ... 50

1. Analisis data ... 50

2. Interpretasi data ... 54

BAB V PENUTUP ... 58

A... Kesimpulan ... ... 58

B...Saran-Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(10)

DAFTAR TABEL

1. Keadaan Guru dan Murid SMA DArul Ma’arif Jakarta Selatan ... 33

2. Keadaan Siswa SMA Darul Ma’arif Cilandak Jakarta Selatan ... 33

3. Proses Kegiatan Pembelajaran dengan Metode Diskusi ... 37

4. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Metode Diskusi ... 38

5. Kesiapan Siswa Terhadap Metode Diskusi ... 38

6. Setiap Pembelajaran dengan Metode Diskusi Sesuai dengan Tujuan ... 39

7. Pelaksanaan Metode Diskusi Secara Demokratis ... 40

8. Kesiapan Guru dalam Menyajikan Pelajaran Metode Diskusi ... 40

9. Perhatian Guru Saat Berlangsungnya Diskusi ... 40

10.Pelaksanaan Diskusi di Kelas Berlangsung Hidup ... 41

11.Sebelum Pelaksanaan Diskusi Siswa Membaca Buku ... 42

12.Pelaksanaan Diskusi di Kelas Siswa Aktif... 42

13.Setelah Pelaksanaan Diskusi Siswa menjadi Kritis ... 43

14.Penilaian Siswa Terhadapap Pelaksanaan Diskusi ... 43

15.Setelah Pelaksanaan Diskusi Siswa menjadi Lebih Paham ... 44

16.Dalam Pelaksanaan Diskusi Siswa Banyak mengemukakan Pendapat ... 44

17.Setelah Pelaksanaan Diskusi Siswa menjadi Luas pemahamanya... 45

18.Kepuasaan Siswa Terhadap Pelayanaan Guru dalam Diskusi ... 45


(11)

20.Tanggapan Siswa Mengenai Diskusi dengan Jumlah Banyak... 46

21.Pembelajaran dengan Metode Diskusi Hasilnya Memuaskan ... 47

22.Sikap Siswa Terhadap Metode Diskusi Apabila Ditiadakan ... 47

23.Tingkat Efektivitas ... 48

24.Hasil Tes Tertulis ... 48

25.Hasil Angket ... 50

26.Hubungan Dua Variabel ... 51


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka membina dan mengembangkan seluruh potensi manusia, baik jasmani maupun rohani, secara efektif dan efesien dapat dilakukan dengan pendidikan. Karena dengan proses pendidikan, manusia mampu mentransfer budayannya, mengetahui baik dan buruk serta mampu membentuk kepribadiannya.

Pendidikan bagi umat manusia merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup dari segala bidang, sehingga dalam sejarah hidup manusia di muka bumi ini, hampir tidak ada manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitas hidup bagi dirinya sendiri.1

Dengan demikian, peranan pendidikan sangat penting dan menitik beratkan eksistensi serta perkembangan hidup bermasyarakat, karena pendidikan merupakan usaha melestariakan dan mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan, dengan segala aspek dan jenisnya kepada generasi penerusnya.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik mengembangkan potensi

1

H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan umum), ( Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet Ke-3, h 72.


(13)

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Didalam agama Islam pun sangat memperhatikan masalah pendidikan. Petunjuk kitab suci maupun sunah Nabi, menganjurkan umat Islam untuk dapat meningkatkan keahlian dan akhlak, khususnya pada generasi muda. Pendidikan pun dianggap tempat memperbaiki bangunan budi pekerti dan kecakapan tinggi pada generasi muda untuk membangun masa depan ummat.

Berbagai petunjuk al-Qur'an maupun sunnah, menyangkut pendidikan umumnya menunjukan bahwa tujuan utama pendidikan adalah moralitas (akhlak) dan pengembangan kecakapan (keahlian).1

Melihat tujuan utama pendidikan di atas, hal ini menunjukkan bahwa dalam pendidikan tersebut tidak lepas dari faktor internal (subyektif), dan faktor eksternal (objektif). William Stern pakar pendidikan asal Jerman dengan Teori Konvergensi mengatakan bahwa pendidikan itu bergantung kepada pembawaan dan lingkungan.2 Hal ini ada kaitannya dengan hadits Nabi Muhammad yang mengatakan bahwa "Setiap manusia yang dilahirkan kedunia dalam keadaan suci bersih, hanya orang tuanya yang menjadikan itu Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR Muslim). Jelaslah bahwa pendidikan akan lebih sempurna apabila dilengkapi dua hal tersebut. Lebih dari itu pakar pendidikan mengatakan bahwa pendidikan nasional mengklasifikasikan

1

Ibid ., 8

2

Prof, Dr. H Jalaluddin dkk, Filsafat Pendidikan Manusia, Filasafat dan Pendidikan ,(Jakarta: PT Gaya Media Pratama,1997), Cet.-2, h. 129


(14)

teori pendidikan yang baik ada tiga konsep "Keluarga, Masyarakat dan Sekolah" konsep inilah yang sering dikatakan Tri Pusat Pendidikan.

Jadi untuk mendapatkan hasil dalam kegiatan belajar dan mengajar yang baik, guru sebagai seorang tenaga pengajar, mempunyai kewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran dengan baik, kegiatan ini secara rutin dikerjakan dalam proses belajar mengajar dengan mengunakan cara atau metode. Salah satu usaha yang tak pernah seorang guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian dari keberhasilan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan. Hal itu senada dengan apa yang diungkapkan oleh K.H. Imam Zarkasyi yang mengatakan bahwa "At Thariqattu Ahammu Minal Maadah" Artinya bahwa Metode lebih penting dari pada Materi.

Dalam kegiatan belajar dan mengajar merupakan suatu proses yang mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instrusional ), pengalaman (proses) belajar-mengajar, dan hasil belajar.3

Metode dan alat dalam pendidikan Islam mempunyai peranan sangat penting sebab merupakan jembatan yang menghubungkan pendidik dengan anak didik menuju kepada tujuan pendidikan Islam yaitu terbentuknya kepribadian muslim.

3

Dr Nana Sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar, ( Bandung: P.T Remaja Rosdakarya, 1990) Cet ke- I, h. 2


(15)

Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam itu dipengaruhi oleh seluruh faktor yang mendukung pelaksaan pendidikan Islam ini. Apabila timbul permasalahan di dalam pendidikan Islam, maka kita harus dapat mengklasifikasikan masalah yang kita hadapi itu kedalam faktor-faktor yang ada. Apabila seluruh faktor telah dipandang baik kecuali faktor metode dan alat ini, maka kitapun harus pandai memerinci dam mengklasifikasikan kedalam klsifikasi masalah metode pendidikan Islam yang lebih kecil dan terperinci lagi. Misalnya dalam segi apa dari masalah metode atau alat apa ? memang masalah ini sangat penting, sehingga kita harus mengusahakan dengan jalan menyusun materi tersebut sedemikian rupa sesuai dengan tarap kemampuan anak, tetapi dengan cara serta gaya yang menarik.4

Di dalam metodologi belajar mengajar akan lebih efektif dan selain itu juga dapat merangsang kognitif siswa dalam membangkitkan belajar Verbal Intelectual adalah diskusi. Dengan metode ini dapat diambil pula positive value, bahwa siswa belajar menghargai pendapat orang lain, dan membiasakan anak didik bicara logis dan sistematis, selain itu pula siswa dapat membangkitkan keterampilan dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapat. Sehingga dapat meningkatkan aktifitas dan kecakapan mereka dalam belajar.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memilih Judul skripsi "Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Menggunakan Metode Diskusi". (Studi kasus di SMA Daarul – Ma'arif Jakarta Selatan).

4

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia ,1998), cet ke-2, h. 124


(16)

Alasan pemilihan judul diatas adalah :

1. Adanya anggapan bahwa metode diskusi biasanya hanya dimonopli oleh beberapa orang siswa yang biasa aktif atau pandai berbicara saja, sedangkan siswa yang lainnya mendapat kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab dalam belajar.

2. Adanya anggapan bahwa metode diskusi kegiatan belajar dan mengajar akan menggunakan waktu yang cukup panjang, sehingga terjadi kesulitan untuk menduga hasil yang dicapai dalam kegiatan belajar dan mengajar. 3. Penulis ingin mengetahui efektivitas metode diskusi dalam kegiatan belajar

dan mengajar pendidikan agama Islam di SMA Daarul Ma'arif Cilandak Jakarta Selatan.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Dari Identifikasi masalah tersebut di atas, disebutkan ada beberapa hal yang memungkinkan berhubungan dengan hasil belajar siswa SMA Daarul Ma’arif Cilandak Jakarta Selatan kelas II Tahun ajaran 2005-2006 pada bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Untuk menghindari melebarnya pembahasan dan penelitian yang dilakukan, maka penulis memandang perlu memberikan batasan masalah yang akan dijadikan bahan penelitian.


(17)

Oleh karena itu, maka masalah yang diteliti dibatasi oleh penulis dalam skripsi ini adalah: “Efektivitas pembelajaran pendidikan agama Islam dengan metode diskusi pada kelas II tahun ajaran 2005-2006 SMA Daarul Ma'arif Cilandak Jakarta Selatan.”

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah tersebut, maka penulis membuat rumusan masalah adalah sebagai berikut:

Bagaimanakah Tingkat Efektivitas Metode Diskusi dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Daarul Ma'arif Cilandak Jakarta Selatan.?

C. Metodologi Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Yaitu pengumpulan data yang faktual tentang data yang berhubungan dengan judul skripsi yang penulis bahas. Datum yang diperoleh melalui penelitian perpustakaan dan lapangan. Penelitian perpustakan (Library Research) yaitu menghimpun, mengolah, menganalisis, membandingkan dan merangkumkan datum yang terdapat pada buku artikel serta literatur yang berhubungan dengan masalah pada skripsi ini. Sementara penelitian lapangan (Field Research) dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke objek yang diteliti yaitu SMA Daarul Ma'arif Cilandak Jakarta Selatan.


(18)

Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah : Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis,dan Disertasi: UIN Syarif Hidayatullah jakarta, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta press,cetakan ke-2 tahun 2002.

D. Sistematika Penelitian

Hasil penelitian dengan menggunakan lima Bab dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari; latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Pembatasan dan perumusan Masalah, Metode Pembahasan dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Kerangka teori, yang terdiri dari ; Efektivitas pendidikan agama Islam, Pengertian Efektivitas, Pengertian Pendidikan Agama Islam, Ruang lingkup Pendidikan Islam, Dasar-dasar Pendidikan agama Islam, Tujuan Pendidikan agama Islam. Pengertian Metode Diskusi, Fungsi Metode Diskusi, Cara mempersiapkan Metode Diskusi yang Efektif, langkah-langkah dalam Penggunaan Metode Diskusi, Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi,.


(19)

Bab III : Metodologi Penelitian, yang terdiri dari ; Tujuan Penelitian, waktu dan tempat penelitian. Populasi dan Sample Penelitian, Pengumpulan data dan Tehnik Analisis Data.

Bab IV : Hasil Penelitian, yang terdiri dari ; Gambaran umum SMA Daarul Ma'arif Cilandak Jakarta Selatan, Deskripsi data , Analisis dan Interpretasi data.

Bab V : Penutup, pada bab ini penulis mengambil kesimpulan dari hasil penelitian dan beberapa saran.


(20)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Efektivitas Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Efektivitas

Dalam kamus umum bahasa Indonesia karangan WJS Poerwadarnita, "Efektvitas adalah pengaruhnya, akibatnya atau kesannya".5 Sementara dalam kamus Kata-kata serapan Asing dalam Bahasa Indonesia J.S. Badudu, efektif diartikan, (1)mempunyai efek, pengaruh atau akibat, (2)memberikan hasil yang memuaskan, dan (3) memanfaatkan waktu dan cara dengan sebaik-baiknya; bekerja sangat menguntungkan.6

Menurut etimologi adalah bentuk kata benda (naon) dari kata sifat (adjektiv ) efektif. Sedangkan menurut terminologi efektivitas berarti dapat membawa hasil, sedangkan dalam kegiatan belajar dan mengajar tercapainya tujuan instruksional sesuai standar yang telah ditentukan dengan jumlah siswa.7

Sedangkan Prof. Dr. Oteng Sutisna Mengemukakan dalam bukunya "Administrasi Pendidikan" pengertian efektivitas adalah Merupakan perbandingan hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan, jadi pengertian efektif dalam suatu

5

WJS Purwadarmita, kamus umum bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1999), hal 266

6

J.S Badudu , Kamus Kata-kata serapan Bahasa Indonesia, (Jakarta : Kompas , 2003), cet ke -I h. 7

7

GB Yuwono, Pedoman Umum Ejaan Indonesia yang telah disempurnakan, (Surabaya : Indah, 1990), h 39


(21)

kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau yang diinginkan dan terlaksana atau tercapai.

Dalam dunia pendidikan efektivitas dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu dari segi efektivitas dari mengajar guru dan segi efekivitas belajar murid. Efektivitas mengajar guru terutama menyangkut kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid terutama menyangkut tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan mengajar dan belajar yang ditempuh.8

Ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran ini dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori, yaitu: istimewa/maksimal, baik sekali /optimal, baik/minimal, dan kurang.9

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Mendidik mempunyai arti menanamkan tabiat yang baik, agar murid mempunyai sifat yang baik dan pribadi yang utama dan lebih ditekankan kepada segi pembentukan pribadi mereka. Dalam UUSPN NO. 20/2003 Pendidikan dijadikan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

8

Madyo,et.al, Dasar-dasar pendidikan , ( Semarang :Efftah Offset, 1990), cet ke-I, h. 63

9

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), h. 121


(22)

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 10

Istilah pendidikan ialah terjamah dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata paedagogis yang berasal dari kata "pais" yang artinya "anak "dan "again " yang artinya "membimbing "sehingga dari arti kata paedagogis adalah bimbingan yang diarahkan kepada anak. 11

Kata pendidikan juga yang pada umumnya digunakan sekarang dalam bahasa Arab disebut "tarbiyah " yang berasal dari kata "rabba" yang berarti" mengasuh, mendidik dan memelihara." Menurut Abdurahman an Nahlawi yang dikutip dari Al Baidhawi mengartikan tarbiyah dengan menyampaikan sesuatu hingga mencapai batasan kesempurnaan", sedangkan Ar Ragib al Ash Fahani mengartikan kata tarbiyah dengan menumbuhkan prilaku demi prilaku secara bertahap hingga mencapai batasan kesempurnaan.12

Mengenai arti pendidikan secara istilah, para ahli berbeda pendapat dalam mendefinisikannya, menurut Prof. Soegarda Poebakawatja, pendidikan adalah" segala urusan dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, serta keterampilannya, kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama

10

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: PT. CV.Tamika Utama, 2004) hal 204

11

Sudirman. N, Ilmu pendidikan, (Bandung : Remaja Karya ,1988), cet ke-2, h 4.

12

Abdurahman An Nahlawi, pendidikan Islam di Rumah, Sekolah,dan Masyarakat, tarjamah oleh Shihabidin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995.) , cet I, hal


(23)

baiknya ".13 Pendidikan menurut Drs. M Ngalim Purawanto adalah "Pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anaknya dalam masa pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.14 Sementara pendidikan menurut Ahmad D. Marimba bahwa "Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh Pendidik terhadap perkembangan secara jasmani maupun rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama".15

Ketika kata Islam dimasukan dalam pendidikan (pendidikan Islam), ia memiliki arti pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang didasarkan kepada ajaran Islam yaitu Al -quran dan Al- hadits.

Kata Islam berasal dari bahasa Arab ; aslama, yuslimu, islaman, yang berarti berserah diri, patuh dan tunduk.16 Dan dalam kamus populer diartikan damai, tentram; agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, dengan kitab suci Alquran.17

أ

نﻮ

ْ ﻜ

ْ ﻜ ْ

ﺬ او

ْ ﻜ ﺧ

يﺬ ا

ﻜ ر

ْاوﺪ ْ ا

سﺎ ا

ﺎﻬ

Artinya:

Hai Manusia, mengabdilah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan

kalian dan Orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.” (QS Al-Baqarah ayat 21)

Dalam hadist dikatakan:

13

H. Handani Ali Filsafat Pendidikan ( yogyakarta :kota kembang, 1987),cet I, hal 8

14

.Drs. M. Ngalim Purwanto Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung, PT Ramaja Rosda Karya, 1992), cet 5 hal 11

15

Ahmad, D Marimba Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: PT Al-Ma'arif. 1980) cet. 4 hal 9.

16

Zaid Husein Al hamid Kamus Al-Muyassar, (Pekalongan : PT Raja Murah, tth.) hal 4

17

Pius A partanto dan m. Dahlan Al Barry, kamus ilmiah populer, (Surabaya:Arloka , 1994) hal 274


(24)

أ

ْ

ْا

ْ

ْا

ْﻬ

ﻰ إ

ْﻬ

Artinya: Carilah ilmu dari ayunan sampai liang lahat 18

3. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan agama Islam sangat luas, karena ajaran Islam memuat ajaran tentang tata hidup manusia dan dunia dan akhirat, dan berisi pedoman manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan untuk menyiapkan kehidupan sejahtera di akhirat nanti.

Inti dari ajaran Islam terdiri dari tiga aspek yaitu Aqidah (keimanan), KeIslaman (Syariah) dan Ihsan (Akhlak). Ketiga ajaran ini dijabarkan dalam rukun Islam, Iman dan Akhlak dari ketiganya lahirlah keilmuan agama, yaitu ilmu tauhid, fiqih dan akhlak. Ketiga ilmu agama ini berdasarkan kepada Al quran dan hadits.

Dalam buku Ilmu Pendidikan Islam, H.M. Arifin mengatakan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam itu mencakup:

Segala bidang kehidupan manusia di dunia dimana manusia mampu memanfaatkannya sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan nilai dan sikap amaliah islamiyah dalam pribadi manusia baru akan tercapai dengan efektif bilamana dilakukan dengan proses kependidikan yang berjalan di atas kaidah kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.19

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau madrasah meliputi :

18

Dra Hj, Nur Uhbiyati Op. Cit hal 67

19


(25)

a. Hubungan Manusia dengan Allah

Hubungan manusia dengan Allah merupakan hubungan vertikal antara mahkluk dengan khalik, menempati prioritas pertama dalam pendidkan Islam, Ruang lingkup program pengajaranya meliputi : Segalai Iman, Islam, dan Ihsan.

b. Hubungan Manusia dengan Sesama

Hubungan manusia dengan sesamanya merupakan hubungan horizontal antara manusia dengan manusia dalam kehidupan. Ruang lingkup pegajaranya berkisar pada pengaturan hak dan kewajiban antara manusia dengan manusia dalam hidup bermasyarakat.

c. Hubungan Manusia dengan Alam

Aspek hubungan manusia dengan alam sekurang-kurangnya memiliki tiga arti bagi kehidupan anak didik, yaitu :

1) Mendorong anak didik mengenal dan memahami alam, sehingga menyadari kedudukannya sebagai manusia, yang memiliki akal dan berbagai kemampuan untuk mengambil sebanyak-banyaknya dari alam sekitar.

2). Dari pengenalan itu tumbuh rasa cinta alam yang melahirkan kekaguman baik karena keindahan, kekuatan maupun bentuk keanekaragaman kehidupan yang terdapat di dalamnya.

3). Pengenalan, pemahaman dan cinta alam ini mendorong anak melakukan penelitian dan eksperimen dalam mengeksplorasi alam, sehingga menyadari dirinya


(26)

akan sunatullah dan kemampuan menciptakan sesuatu bentuk baru dan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.20

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi tiga aspek, yaitu: aqidah, syariah dan akhlak. Ketiga aspek ini dikembangkan dalam materi pelajaran yang beragam sesuai dengan kebutuhan lembaga yang bersangkutan.

4. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam

Bangunan yang kokoh terbentuk memerlukan pondasi yang kuat, pondasi tersebut pada gilirannya dapat menopang dan memperhatikan dan mempertahankan bangunan tersebut sesuai dengan cita-cita yang diharapakan, begitu pula pendidikan agama Islam, sesuatu yang sangat fundamental, karena dari sanalah manusia berharap berkembangnya peradaban manusia yang mempunyai akhlak baik dan tentunya bernapaskan agama.

Setidaknya dasar-dasar pendidikan agama Islam dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu:21

a. Dasar Yuridis

Indonesia yang telah memberikan landasan bagi pendidikan terkecuali pendidikan agama Islam, secara yuridis pendidikan agama Islam memiliki tiga dasar yaitu :

20

Ibid., h.30

21


(27)

1) Dasar Ideal, pancasila sila pertama : “Ketuhanan Yang Maha Esa” 2) Dasar struktural/konsitusi,

Dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang telah diamandemenkan, BAB XIII, tentang pendidikan pasal 31, ayat 1-5 dikatakan:

a) Tiap-tiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan

b) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

c) Pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang d) Negara memprioritasakan pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari

anggaran belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional .

e) Pemerintahan mengajukan ilmu pengetahuan tekhnologi dengan menjunjung tinggi nilai – nilai agama dan pesatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahtran umat manusia.

b. Dasar Religius 1) Al-Quran

Al-Quran merupakan kalam Allah yang telah diwahyukan kepada nabi Muhammad bagi seluruh umat manusia. Al Quran merupakan petunjuk yang lengkap,


(28)

pedoman bagi manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia termasuk pendidikan.22

Beberapa ayat al-Quran yang dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan agama Islam : surat Al alaq :1-5

يﺬ ا

ﻚ ر

ْ ﺎ

ْأﺮْا

.

ْ

نﺎ ﺈْا

.

ﺄْا

ﻚ رو

ْأﺮْا

مﺮْآ

.

يﺬ ا

ْﺎ

.

ْ ْ

ْ

نﺎ ﺈْا

Artinya :

Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar dengan perantara kalam , Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Al-Quran adalah sebagai kitab petunjuk, hal ini sebagaimana firman Allah (QS. Al-Isra 17:9)

نإ

اﺬه

ناءْﺮ ْا

يﺪْﻬ

ه

مﻮْأ

ﺸ و

ْﺆ ْا

ﺬ ا

نﻮ ْ

تﺎ ﺎ ا

نأ

ْ ﻬ

اﺮْ أ

اﺮ آ

Artinya :

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk ke(jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka adalah pahala yang besar.” (QS. Al Isra 17:9)

Kedudukan Al-Quran sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat al Quran itu sendiri. QS.An Nahl :64

ﺎ و

ﺎ ْﺰْأ

ﻚْ

بﺎ ﻜْا

ﺎ إ

يﺬ ا

اﻮ ْﺧا

ىﺪهو

ﺔ ْ رو

مْﻮ

ﻮ ْﺆ

ن

Artinya : 22

Syamsul Nizar, pengantar dasar-dasar pemikiran pendidikan Islam, (Jakarta :Gaya Media Pratama, 2001), cet I hal 95


(29)

Dan kami tidak menurunkan kepada kamu(Muhammad) Al kitab (Al-Quran) ini melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman (Q.S. An- Nahl :64)

Selanjutnya Firman Allah swt.

بﺎ آ

ﺰْأ

ﺎ ْ

ﻚْ إ

كرﺎ

اوﺮ ﺪ

ﺎ اء

ﺮآﺬ و

ﻮ وأ

بﺎ ْﺄْا

Artinya:

Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (Q.S. As-Shad:29)

2) As-Sunah

As-sunah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rasulallah SWT. Yang dimaksud pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulallah dan beliau membiarkan saja kejadian tersebut dan perbuatan itu berjalan. Sunah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al quran, sunah juga berisi aqidah dan syariah. Sunah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa. Untuk itu Rasulallah menjadi guru atau pendidik yang utama.23

Rasulallah SAW bersabda:

ْ

ْا

ْﺮ

ْ

ْ

أ

ْ

لﺎ

:

لﺎ

ر

ل

ﷲا

ا

ْ

و

:

)

ْا

ْ

ْ

آ

ْ

……

(

Artinya :

Dari Muhammad bin sirin dari anas bin malik ra. Berkata : telah bersabda rasullah SAW :menuntut ilmu itu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim (HR. Ibnu Majah .)

23


(30)

ا

ْهﺰ

ي

ْ

أ

ْ

ْ

ْ

ْﺪ

ﺮ ا

ْ

ْ

أ

ه

ْﺮ

ة

ر

ﷲا

ْ

لﺎ

:

لﺎ

ا

ﷲا

ْ

و

) :

آ

ْﻮ

ْﻮ

د

ْﻮ

ْا

ْﺮ

ة

ﻮا

ْﻮ

دا

أْو

ا

أْو

...

Artinya :

Dari Al zuhri dari Abi Salamah bin Abdurahman dari Abi Hurairah ra. Berkata :telah bersabda Nabi SAW : setiap manusia terlahir dalam keadaan Fitrah (suci), maka ibu bapaknyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama Yahudi, Nashrani, Majusi

3) Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqaha,yaitu berpikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syariat Islam untuk menetapkan / menentukan sesuatu hukum syariat Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh al-Quran dan sunah. Ijtihad dalam hal ini meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman kepada Al-Quran dan sunah.24

c. Dasar Sosial Psikologis

Seluruh manusia dalam kehidupan ini selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama, disadari atau tidak setiap manusia membutuhkan kepercayaan pada tuhan yang akan menolongnya menghadapi kekurangan atau kegelisahannya, akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dalam hidup, terutama kebutuhan-kebutuhan yang psikis utama dan pokok.25

Setiap manusia mengalami perubahan karena terus tumbuh dan berkembang, pertumbuhan tersebut bersifat jasmani maupun kejiwaan, dan salah satu tugas

24

Ibid.,.21

25

Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental dalam Keluarga, (Jakarta: Pustaka Antara, 1993), cet. Ke-3 h. 28


(31)

pendidikan ialah memberikan pendidikan agar pertumbuhan anak dapat berlangsung secaran wajar dan optimal.

5. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagimanpun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat menentukan.

Oleh karena itu, cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai harus dinyatakan dengan jelas, sehingga semua pelaksana dan sasaran pendidian memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan seperti pendidikan. Bila tidak mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai, maka prosesnya akan mengabur.

Indonesia telah merumuskan tujuan pendidikan Nasional, disebutkan dalam undang-undang republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional disebutkan :

Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Adapun tentang tujuan pendidikan agama Islam dikemukakan beberapa pendapat di bawah ini. Antara lain:


(32)

a. Menurut Imam al-Ghazali, sebagai mana dikutip oleh Abuddin Nata, tujuan pendidikan agama Islam adalah :

1) Tercapainya insan yang bermuara kepada pendekatan diri kepada Allah SWT 2) Tercapainya insan yang bermuara kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.26 b. Menurut Zakiah Daradjat yang terdapat dalam buku Pendidikan Agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam adalah: terwujudnya kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola taqwa.

Berbicara mengenai tujuan pendidikan agama Islam tidak terlepas dari berbicara mengenai tujuan hidup kita sebagai seorang muslim. Tujuan kita sebagai muslim yaitu menyembah dan mengabdi kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah :

و

ْ

ْا

وْا

ْ

إ

ْ

ْو

ن

Artinya:

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (QS. Adz-Dzariat: 56).

B. Metode Diskusi Pendidikan Agama 1. Pengertian Metode Diskusi

Pendidikan Islam dalam pelaksaannya membutuhkan metode yang tepat guna mentransformasikan materi ajar untuk mencapai tujuan. Bagaimanapun baik dan sempurnanya kurikulum pendidikan Islam, tidak berarti apa-apa manakala tidak disajikan dengan metode yang tepat terhadap siswa.

Ada dua pandangan mengenai pengertian metode secara bahasa, pendapat yang pertama : bahwa metode itu berasal dari bahasa Greek atau yunani yang terdiri

26

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-2, h. 860


(33)

dari dua kata yaitu "metha" dan" hodos" berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui. Dengan kata lain metode adalah cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja. Ada juga yang mengartikan bahwa metode adalah “cara yang teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanan suatu kegiatan guna mencapai tujuan.27

Sedangkan kata diskusi berasal dari bahasa latin, yaitu “discussus” yang berarti “to examine”,”investigasi” (memeriksa , menyelidiki).”Discuture” berasal dari akar kata “dis” dan “cuture”. Dis artinya terpisah sedangkan cuture menggoncang atau memukul, dengan kata lain diskusi adalah membuat sesuatu menjadi jelas dengan cara memecahkan atau menguraikan. Diskusi secara umum suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling mempertahankan pendapat dalam memecahkan sebuah masalah tertentu.28

Sedangkan metode diskusi dalam proses belajar dan mengajar adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau menyampaikan materi dengan jalan mendiskusikan, dengan tujuan dapat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa.29

27

Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, Dep dik bud, kamus besar bahasa Indonesia, (jakarta :Balai pustaka,1991), cet III h.580-581

28

Ramayulis,Op.Cit,h.145

29

Zuhairini, et al Metodik khusus pendidikan agama, (Surabaya : Usaha Nasional,1983), cet ke-8 h.89


(34)

2. Fungsi Metode Diskusi

Adapun fungsi metode diskusi antara lain:

a. Untuk merangsang murid-murid berfikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran-pikiran dalam masalah bersama.

b. Untuk mengambil satu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas pertimbangan yang seksama.

c. Untuk mengembangkan pikiran-pikiran dalam masalah bersama dan kesanggupan untuk mendapatkan jawaban atau rangkaian jawaban yang didasarkan atas pertimbangan yang seksama, maka diskusi itu hendaklah dilaksanakan dengan baik dan obyektif.30

3. Langkah-langkah Penggunan Metode Diskusi

Di antara langkah-langkah menggunakan metode diskusi adalah sebagai berikut:

a. Mengemukakan masalah yang akan didiskusikan. Sesuatu masalah hendaknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang memungkinkan dapat merangsang anak didik berfikir dan macam-macam jawaban.

b. Mengemukakan beberapa alasan mengapa masalah itu perlu didiskusikan.

c. Memberikan kesempatan anak-anak untuk mengemukakan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan terhadap pendapat orang lain atau terhadap persoalan yang dikemukakan oleh guru.

d. Menyimpulkan perbedaan pendapat.31

4. Cara Mempersiapkan Metode Diskusi yang efektif

Adapun cara-cara untuk mempersiapkan metode diskusi yang efektif adalah sebagai berikut:

a. Rumuskan tujuan khusus yang akan didiskusikan.

b. Selidiki dan pertimbangkan apakah metode ini tepat untuk dipakai.

30

Dr Zakiah Dradjat, dkk. Metode khusus Pengajaran pendidikan agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1995),cet ke-1 h.293

31

Engkosworo, Dasar-dasar metodologi pengajaran dalam Islam,(Jakarta :Bina Karya ,1988), cet ke-2, h.50-51


(35)

c. Persiapkan bahan-bahan sesuai dengan tujuan khusus yang hendak dicapai dalam diskusi

d. Guru hendaknya mempersiapkan diri sebagi pimpinan diskusi dari segala kemungkinan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

e. Usahakan agar setiap murid mendapat giliran berbicara dan mengemukakan pendapatnya. untuk itu guru harus mempunyai catatan penting tentang pribadi masing-masing murid yang diikutsertakan dalam diskusi

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

Di antara kelebihan metode diskusi adalah sebagai berikut :

a. Suasana kelas menjadi bergairah, dimana para siswa mencurahkan perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang mereka bicarakan.

b. Dapat menjalin hubungan sosial antara individu siswa sehingga menimbulkan harga diri, toleransi, demokrasi, berfikir kritis dan sistematis.

c. Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara aktif mengikuti perdebatan yang berlangsung dalam diskusi

d. Adanya kesadaran para siswa dalam mengikuti dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan sikap mereka untuk berdisiplin dan menghargai pendapat orang lain.

Adapun diantara kekurangan-kekurangan metode diskusi adalah sebagai berikut:


(36)

a. Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dan diskusi dapat menimbukan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap hasil diskusi.

b. Sulit meramalkan hasil yang dicapai karena penggunaan waktu yang cukup panjang.

c. Para siswa mengalami kesulitan untuk mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau sistematis.32

32

M.Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press 2002), h.37-38.


(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan di atas bahwa tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui sejauhmana efektifitas kegiatan belajar dan mengajar pendidikan agama Islam dengan menggunakan metode diskusi dapat mencapai tujuan yang dicita-citakan.

B.

Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian tersebut dimulai dari tanggal 24 April sampai 10 Juni 2006. Adapun tempat penelitian berlokasi di SMA Daarul Ma’arif Cilandak Jakarta Selatan.

C.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas II SMA Daarul Ma’arif Cilandak Jakarta Selatan Semester genap berjumlah 160 orang

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Maka penulis mengambil sampel sebanyak 25% dari keseluruhan siswa tersebut, yaitu 40 orang.


(38)

D. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan kepala sekolah yaitu Sutarjo S.Pd yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang sejarah SMA Darul Ma’arif Cilandak Jakarta Selatan, keadan guru dan siswanya .

Wawancara juga dilakukan dengan guru pendidikan agama Islam kelas II yaitu Firmansyah S.Ag untuk mendapatkan data mengenai pelaksanaan pelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan metode diskusi, dan fasilitas yang mendukung pembelajaran tersebut.

2. Angket

Menurut Muhamad Ali, angket merupakan tehnik penelitian yang banyak memiliki kesamaan dengan tehnik wawancara, kecuali dalam pelaksanaan.33 Angket dilakukan secara tertulis, diberikan kepada siswa SMA Darul Ma’arif sebanyak 40 orang dari populasinya sebanyak 160 orang. Sedangkan wawancara dilakukan secara lisan, pada penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan dengan cara daftar pertanyaan dalam bentuk tertutup atau terstruktur yang berkaitan dengan pelaksanaan

33

Muhammad Ali, Penelitian Pendidikan, Prosedur dan strategi,( Bandung : Aksara,1992), hal 27


(39)

dan tingkat keberhasilan metode diskusi yang sebelumnya telah disusun oleh peneliti dan kemudian responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

3. Tes Tertulis.

Untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pendidikan agama Islam, maka penulis memberikan tes tertulis berbentuk PG dari materi-materi pelajaran cawu II kepada siswa kelas II yang dijadikan sampel.

E. Variabel

Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu : Variabel bebas dan Variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penerapan metode diskusi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, sedangkan Variabel terikat hasil belajar pendidikan agama Islam dengan diskusi

F. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua rumus yaitu : 1. Rumus persentase :

P = F X 100 % N

P = angka prosentasi yang akan dicari

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya

N = Number of case (jumlah prekuensi atau banyaknya individu)34

34

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PTRaja Grafindo Persada, 1999), cet ke-9 , h 40.


(40)

2. Rumus prodact moment

Untuk menganalisis hubungan kedua variabel digunakan tehnik analisis korelasi prodect moment dengan rumus:35

N∑ XY - ( ∑ X )( ∑ Y )

r

xy =

[N∑ X2- (∑X)2] [N∑ Y2 -(∑Y )2] Ket:

r

xy : Angka indek korelasi "

r

" product moment N : Subyek penelitian

∑X : Jumlah seluruh skor X ( kemampuan berpikir logis)

∑Y : Jumlah skor Y ( hasil belajar matematika)

∑XY : Jumlah hasil penelitian antara skor X dengan skor Y. Adapun kriteria perhitungan tingkat efektivitas sebagai berikut:

• Jika r (hitung ) < r (tabel), maka Ho di terima • Jika r (hitung) > r (tabel), maka Ho di tolak

Koefisien tingkat efektivitas yang diperoleh kemudian uji t, dengan tarap signifikan 0,05 adapun rumusnya sebagai berikut:36

Thitung = r

2 1

2 r N

− −

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

ρ =0, terima Ho

ρ >0, tolak Ho

35

Ali Maulidi AC, MA, Stataistik I : Penelitian Ekonomi dan Sosial,( Jakrta :PT Prima Heza Lestari, 2006), edisi I, h 98

36


(41)

untuk mengetahui hipotesa nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel maka terlebih dahulu

dicari derajat bebasnya, dengan rumus Df sebagai berikut: Df = N-nr.

Df = degree of freedom N = Number of cases Nr = Jumlah Variabel.


(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Daarul Ma'arif Cilandak Jakarta Selatan 1. Latar belakang dan sejarahnya

SMA Daarul Ma'arif adalah sekolah menengah umum di bawah naungan Yayasan Daarul Ma'arif yang didirikan oleh KH, DR. Idham Khalid. Pendiriannya tanggal 1 Maret 1979 dengan SK. Yayasan Daarul Ma'arif No: 020/ KPTS/Y-DM/79. Saat ini berstatus DISAMAKAN berdasarkan keputusan Dirjen Pendidan Dasar dan Menegah No: 79/C.C7/Kep/PP/2000 tanggal 3 Mei 2000, dengan nomor data sekolah 3001040051.

SMA Daarul Ma'Arif sebagai penyelenggara pendidikan yang bernuansa Islami. Dari tokoh-tokoh pendirinya, tujuan dan maksud didirikanya yayasan ini menggambarkan kepeduliannya terhadap pembelajaran dan pendidikan anak bangsa . imbasnya tentu kepada tenaga pengajar serta karyawan yang tidak sedikit jumlahnya. Yang semua itu masih dengan amanat pendirinya

" HIDUPKANLAH DAARUL MA'ARIF ” ,


(43)

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah a. Visi Sekolah

SMA Daarul Ma’arif menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang :

“Unggul dalam prestasi berdasarkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT, Ilmu Pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK ) dan budaya 7 k”

Indikator Visi :

a. SDM yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT

a.1. Melaksanakan dan mengamalkan ajatan Islam dengan Istikomah a.2. Mampu membaca dan menulis Al Qur’an dengan benar dan baik a.3. Menjunjung tinggi dan mengamalkan akhlak dan mulia

b. SDM yang berilmu pengetahuan dan tekhnologi .

b.1. Adanya peningkatan prestasi dalam bidang akademik. b.2. Adanya peningkatan kegiatan penunjang prestasi

b.3. Adanya peningkatan kegiatan Ekstra kurikuler khususnya olahraga dan seni c. SDM yang melaksanakan budaya 7 k

c.1. Adanya peningkatan kedisiplinan warga sekolah dan semakin berkurangnya pelanggarantata tertib sekolah

c.2. Semakin meningkatnya budaya tepat waktu dan budaya bersih, rapi dan indah.

c.3 Adanya peningkatan peran serta masyarakat dalam proses memajukan kegiatan pendidikan di sekolah


(44)

b. Misi Sekolah

1. Menunbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama Islam sehingga mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari

2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, ehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimilkinya

3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk menggali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.

4. Mendorong dan menumbuhkan semangat siswa untuk menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

5. Menerapkan menejemen partisipasi dengan melibatkan warga sekolah dan penentu kebijakan sekolah.

c. Tujuan Sekolah

1. Meningkatkan proses KBM dan kegiatan keagamaan yang menumbuhkan penghayatan terhadap keimanan, keislaman dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

2. Mengupayakan peningkatan proses belajar dan mengajar yang mengarah kepada program pembelajaran berbasis kompetensi dengan menerapkan kurikulum 2004.

3. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk mendukung KBM dan meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler unggulan yang sesuai dengan potensi dan minat siswa.


(45)

5. Menjalin kerja sama dengan lembaga/instansi terkait, masyarakat dan dunia usaha/industri dalam rangka pengembangan program pendidikan yang berakar pada budaya bangsa

3. Guru dan Murid

Dalam proses belaja mengajar tentu akan melibatkan guru sebagai pendidik dan murid sebagai obyek yang didik. tentu hal ini adalah satu eratan yang kuat, dimana keduanya saling memberikan (Feed Back). SMA Darul Ma’arif memiliki tenaga pengajar berjumlah 42 sedangkan murid berjumlah 432 an.

Keadaan guru di SMA Darul Maarif Sebagai berikut

Tabel I

Personal Laki-laki Perempuan Jumlah

Guru Tetap Guru Tidak Tetap

3 Orang

21Orang 18 Orang

3 Orang 39 Orang

Jumlah 24 Orang 42 Orang

Sedangkan Keadaan Siswa Darul Ma’arif berjumlah 432 Orang . kelas satu:199, kelas dua :147 orang dan kelas tiga :86 orang

Tabel 2

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

I II III

121 orang 98 orang 70 orang

78 orang 49 orang 16 orang

199 Orang 147 Orang 86 Orang


(46)

4. Sarana dan Prasrana

SMA Daarul Ma’arif yang bertempat dilantai dua dan tiga memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap antralain:

1. Kelas 12 ruang

2. Ruang kepala sekolah 1 3. Ruang kesiswaan 1

4. Ruang Bidang kurikulum 1 5. BK 1

6. Tata Usaha (TU)1 7. Laboratorium 1 8. Lab Bahasa 1 9. Lab Komputer 1 10.Ruang Guru 1 11.Dapur 1 12.Toilet (WC) 3 13.Masjid 1

14.Lapangan Olah Raga 1 15.Perpustakaan 1


(47)

5. Sruktur Organisasi

Kepala Sekolah

Tata Usaha Wakil Sekolah

Komite Sekolah

Bid. Kurikulum

Koor. MP&Eskul Wali Kelas

OSIS

BK/BP P. OSIS

Siswa

Bid. Kesiswaan


(48)

B. Deskriptif Data

1. pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Darul Ma’arif Cilandak Jakarta Selatan

Perlu diketahui bahwasanya pembelajaran pendudidikan agama Islam di SMA Darul Ma’arif mempunyai ciri khas tersendiri dan ini yang membedakan dengan sekolah umum lainya, karena itu di SMA tesebut meskipun umum pendidikan agama Islam dipisah menjadi beberapa mata pelajaran di antaranya: fiqh, Aqidah Akhlak, Al quran dan Bahasa Arab.

Dan untuk materi kelas X di sana siswa mempelajari pendidikan agama Islam sebagai berikut : Bahasa Arab, Fiqh,al quran, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, dan untuk kelas XI mempelajari Bahasa Arab, Al quran , Pendidikan Agama Islam, dan pelajaran bebas yang ada kaitannya dengan akhlak atau masalah sekarang yang ramai dibicarakan. Kemudian untuk kelas XII hanya mempelajari Bahasa Arab, Pendidikan agama Islam saja. Jadi jelas di SMA ini penuh dengan materi pelajaran yang berkaitan denga agama Islam.

Adapun tenga pengajar mengenai pembelajaan agama tersebut yaitu: K.H. Drs Lambery Dedy, Drs. H. Markani, Firmansyah SAg, Bahriadi SAg, dan Muhamad Hasan SAg.

Sedangkan metode yang diajarkan dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas X dengan ceramah dan cerita-cerita dan untuk kelas XI dan XII dengan diskusi bebas, jadi siswa dibagi beberapa kelompok menurut materi pelajaran yang diajarkan masing-masing kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Oleh karena itu


(49)

dengan metode ini diharapkan siswa mampu belajar aktif di dalam kelas dan mengasah potensi masing-masing yang ada pada diri siswa .

2. Hasil Angket

Setelah penulis memberikan angket kepada siswa, maka penulis mendapatkan datum sebagai berikut:

Tabel 3

Apakah proses kegiataan pembelajaran di kelas menggunakan metode diskusi

Option F %

Selalu sering Kadang-kadang

Tidak pernah

9 16 15 0

22,5 40 37,5

0

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa proses kegiatan belajar dikelas dengan menggunakan metode diskusi sering ada 40%, kadang-kadang 37,5% selalu 22,5%, dan tidak pernah 0%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden 40% menyatakan bahwa proses pembelajaran di kelas sering menggunakan metode diskusi.


(50)

Tabel 4

Sikap siswa terhadap proses pembelajaraan menggunakan metode diskusi

Option F %

Sangat menyenangkan Menyenangkan Kurang menyenangkan

Tidak menyenangkan

27 9 3 1

67,5 22,5 7,5 2,5

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran siswa terhadap pembelajaran dengan metode diskusi sangat menyenangkan ada 67,5%, menyenangkan 22,5%, kurang menyenangkan 7,5% dan 2,5% tidak menyenagkan. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden 67,5% menyatakan bahwa sikap siswa terhadap metode diskusi sangat menyenagkan.

Tabel 5

Kesiapan siswa dalam menggunakan metode diskusi

Option F %

Sangat siap Siap Kurang siap

Tidak siap

4 29

6 1

10 72,5

15 2,5


(51)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kesiapan siswa dalam menggunakan metode diskusi dalam belajar siap ada 72,5%, kurang siap 45%, sangat siap 10%, dan tidak siap 2,5%. Hal ini menujukan bahwa mayoritas responden 72,5% menyatakan siap dengan menggunakan metode diskusi.

Tabel 6

Setiap mata pelajaran yang menggunakan metode diskusi sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu pemecahan masalah

Option F %

Sangat sesuai Sesuai Kurang sesuai

Tidak sesuai

5 30

4 1

12,5 75 10 2,5

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tujuan pembelajaran sesuai dengan menggunakan metode diskusi dapat memecahkan masalah sesuai ada 75%, sangat sesuai 12,5%, kurang sesuai 10% dan tidak sesaui 2,5%. Hal ini menunjukan bahwa mayorotas responden 75% menyatakan sesuai dengan tujuan pembelajaran

Tabel 7

Pelaksanan diskusi di kelas berlangsung demokratis

Option F %

Sangat demokratis Demokratis Kurang demokratis

Tidak demokratis

3 20 15 2

7,5 50 37,5

5


(52)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pelaksanan metode diskusi dikelas berlangsung demokratis ada 50%, kurang demoratis 37,5%, sangat demokratis 7,5% dan tidak demokratis 5%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden 50% menyatakan bahwa pelaksanaan diskusi di kelas berlangsung demokratis.

Tabel 8

Kesiapan guru dalam menyajikan mata pelajaran dengan menggunakan metode diskusi

Option F %

Sangat siap Siap Kurang siap

Tidak siap

2 30

7 1

5 75 17,5

2,5

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kesiapan guru dalam menyajikan pelajaran dengan menggunakan metode diskusi siap 75%, kurang siap 17,5%, sangat siap 5% dan tidak siap 2,5%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden 75% menyatakan bahwa guru dalam menyajikan pelajaran dengan metode diskusi siap.

Tabel 9

Perhatian guru saat berlangsungnya pembelajaran dengan metode diskusi


(53)

Option F % Sangat memperhatikan

Memperhatikan

Kurang memperhatikan Tidak memperhatikan

12 24 4 0

30 60 10 0

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa perhataian guru saat berlangsung diskusi memperhatikan ada 60%, sangat memperhatikan 30%, kurang memperhatikan 10% dan tidak memperhatikan 0%. Hal ini menujukan moyoritas responden 60% menyatakan bahwa guru memperhatikan saat berlangsung pembelajaran dengan metode diskusi.

Tabel 10

Pelaksanan diskusi di kelas berlangsung hidup

Option F %

Sangat hidup Hidup Kurang hidup

Tidak hidup

5 19 15 1

12,5 47,5 37,5 2,5

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan metode diskusi dikelas hidup ada 47,5%, kurang hidup 37,5%, sangat hidup 12,5% dan tidak


(54)

hidup2,5%. Hal ini menujukan bahwa mayoritas responden 47,5% menyatakan bahwa pelaksanaan metode diskusi dikelas hidup.

Tabel 11

Sebelum metode diskusi dilaksanakan siswa terlebih dahulu membaca buku tentang masalah yang akan didiskusikan

Option F %

Selalu Pernah Kadang-kadang

Tidak pernah

16 14 10 0

40 35 25 0

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa siswa dalam berdiskusi terlebih dahulu membaca buku ada selalu 40%, sering 35%, kadang-kadang 25% dan tidak pernah 0%. Hal ini menunjukan mayoritas responden 40% menyatakan bahwa siswa dalam berdiskusi baca buku terlebih dahulu.

Tabel 12

Dalam pelaksanaan diskusi siswa aktif

Option F %

Sangat aktif Aktif Kurang aktif

Tidak aktif

8 26

5 1

20 65 12,5

2,5


(55)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa siawa dalam pelaksanaan diskusi aktif ada 65%, sangat aktif 20%, kurang aktif 12,5% dan tidak aktif 2,5%. Hal ini menunjukan mayoritas responden 65% menyatakan bahwa siswa dalam pelaksaan diskusi aktif.

Tabel 13

Setelah pelaksanaan metode diskusi siswa menjadi kritis

Option F %

Sangat kritis Kritis Kurang kritis

Tidak kritis

0 26 10 4

0 65 25 10

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa siswa setelah mengadakan diskusi menjadi kritis 65%, kurang kritis 25%, tidak kritis 10%. Hal ini menunjukan mayoritas responden 65% menyatakan bahwa setelah pelaksanaan metode diskusi siswa menjadi aktif.

Tabel 14

Penilaian siswa terhadap pelaksanaan metode diskusi

Option F %

Sangat baik Baik Kurang baik

Tidak baik

4 30

5 1

10 75 12,5

2,5


(56)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa penilaian siswa terhadap metode diskusi baik 75%, kurang baik 12,5%, sangat baik 10% dan tidak baik 2,5%. Hal ini menunjukan manyoritas responden 75% menyatakan bahwa penilaian siswa terhadap metode diskusi baik

Tabel 15

Setelah pelaksanaan diskusi apakah menjadi lebih paham masalah yang didiskusikan

Option F %

Sangat paham Paham Kurang paham

Tidak paham

3 32

4 1

7,5 80 10 2,5

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa setelah pelaksanaan metode diskusi siswa menjadi paham 80%, kurang paham 10%, sangat paham 7,5% dan tidak paham 2,5%. Ahal ini menunjukan mayoritas responden 80% menyatakan bahwa siswa setelah pelaksanaan diskusi menjadi lebih paham.

Tabel 16

Dalam pelaksanaan diskusi siswa-siswi banyak mengemukakan pendapat

Option F %

Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak pernah

6 19 11 4

15 47,5 27,5 10


(57)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa siswa dalam pelaksanaan diskusi berpendapat sering 47,5%, kadang-kadang 27,5%, selalu 15% dan tidak pernah 10%. Hal ini menunjukan mayoritas responden 47,5% menyatakan bahwa siswa-siswi dalam diskusi banyak mengemukakan pendapat.

Tabel 17

Setelah pelaksanaan diskusi siswa menjadi lebih luas pemahamannya

Option F %

Sangat luas Luas Kurang luas

Tidak luas

7 29

4 0

17,5 72,5 10

0

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa siswa setelah pelaksanaan diskusi menjadi pemahamanya luas ada 72,5%, sangat luas17,5% kurang luas 10% dan tidak luas 0%. Hal ini menunjukan mayoritas responden 72,5% menyatakan bahwa setelah pelaksanaan diskusi pemahaman siswa menjadi luas.

Tabel 18

Kepuasan siswa terhadap pelayanan guru dalam diskusi

Option F %

Sangat puas Puas Kurang puas

Tidak puas

3 31

6 0

7,5 77,5

15 0


(58)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kepuasan siswa terhadap pelayanan guru dalam berdiskusi puas, hal ini terlihat 77,5% atau 31 orang yang menyatakan puas terhadap pelayanan guru.

Tabel 19

Kepuasan siswa terhadap para penyaji dalam diskusi

Option F %

Sangat puas Puas Kurang puas

Tidak puas

1 23 12 4

2,5 57,5

30 10

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kepuasan siswa terhadap para penyaji yaitu puas, hal ini terlihat 57,5% atau 23 orang yang menyatakan bahwa penyajian para penyaji puas.

Tabel 20

Tanggapan siswa mengenai diskusi dilaksanakan dengan jumlah yang siswa banyak

Option F %

Sangat baik Baik Kurang baik

Tidak baik

8 17 12 3

20 42,5

30 7,5


(59)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pelakasanaan diskusi dengan jumlah banyak baik, hal ini terlihat 42,5% atau17 orang yang mernyatakan bahwa diskusi dengan jumlah banyak baik

Tabel 21

Pembelajaran dengan metode diskusi hasilnya memuaskan

Option F %

Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan

Tidak memuaskan

5 25

8 2

12,5 62,5

20 5

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pembeljaran dengan diskusi hasilnya memuaskan, hal ini terlihat 62,5% atau 25 orang yang menyatakan

pembelajaran diskusi hasilnya memuaskan

Tabel 22

Kesetujuan siswa jika metode diskusi ditiadakan

Option F %

Sangat setuju

Setuju Kurang setuju

Tidak setuju

2 9 10 19

5 22,5

25 47,5


(60)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa siswa tidak setuju metode diskusi ditiadakan, hal ini terlihat 47,5% atau 19 orang yang menyataka bahwa siswa tidak setuju diskusi di tiadakan

Untuk mengetahui sejauhmana tingkat keefektifitasannya instrumen dapat ditentukan berdasarkan kreteria yang ada pada tabel efektivitas. Adapun besarnya tingkat efektivitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 23

Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Korelasi

Kurang dari 0,20 Sangat rendah

0,20 – 0,40 Rendah / lemah

0,40 – 0,70 Sedang

0,70 – 0,90 Tinggi/ kuat

0,90 – 1,00 Sangat tinggi / sangat kuat

3. Hasil Tes Tulis

Setelah soal soal dibagikan kepada siswa kemudian diberi penilaian dengan kategori untuk jawaban yang benar 1 dan jawaban yang salah 0 dikelompkan menjadi sebagai berikut ini.

Tabel 24

NO Nilai 1

2 3 4 5

6 7 6 7 6


(61)

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 7 9 8 8 9 7 9 8 9 8 7 8 8 7 7 7 6 8 8 8 9 7 8 7 6 7 8 6 7 9 6 8 7 6 7


(62)

C. Analisis dan Interpretasi Data 1. Analisa Data

Setelah angket diberikan kepada siswa kemudian diberikan penilaian dengan kriteria sebagai berikut :

1. jawaban A bobot nilainya 4 2. Jawaban B bobot nilainya 3 3. Jawaban C bobot nilainya 2 4. dan jawaban D bobot nilainya 1

Setelah itu penulis menghitung nilai angket dari tiap-tiap responden dan menghimpun data tersebut t pada tabel di bawah ini :

Tabel 25 No Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 60 47 72 66 45 55 66 60 52 51 50 46 60 57 61 56 56 45 55


(63)

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 58 50 45 53 57 51 54 60 65 60 52 57 73 57 52 54 53 60 60 65 68

Setelah menguraikan presentase hasil penilaian angket, langkah selanjutnya menghitung efektivitas korelasi dibawah ini sebagai berikut.

Efektivitas pembelajaran metode diskusi ( variabel X) dan hasil belajar pendidikan agama Islam (variabel Y)

Tabel 26

Subyek X Y XX YY XY

1 60 6 3600 36 360 2 47 7 2209 49 329 3 72 6 5184 36 432 4 66 7 4356 49 462 5 45 6 2025 36 270 6 55 7 3025 49 385 7 66 9 4356 81 594 8 52 8 2704 64 416


(64)

9 50 8 2500 64 400 10 46 9 2116 81 514 11 60 7 3600 49 420 12 57 9 3249 81 513 13 61 8 3721 64 488 14 56 7 3136 49 392 15 45 8 2025 64 340 16 55 8 3025 64 440 17 58 7 3364 49 406 18 60 7 3600 49 420 19 42 8 1764 64 336 20 53 6 2809 36 318 21 57 8 3249 64 456 22 57 6 3249 36 342 23 51 8 2601 64 408 24 54 9 2916 81 486 25 60 7 3600 49 420 26 65 7 4225 49 455 27 60 7 3600 49 420 28 52 6 2704 36 312 29 57 7 3249 49 394 30 73 6 5329 36 438 31 57 6 3249 36 342 32 52 7 2704 49 364 33 57 6 3249 36 342 34 60 6 3600 36 360 35 54 9 2916 81 486 36 53 8 2809 64 424 37 60 6 3600 36 360 38 60 7 3600 49 420 39 65 6 4225 36 390 40 68 7 4624 49 496


(65)

Hasil perhitungan diatas akan diuji keabsahanya dengan menggunakan rumus prudect moment,untuk mengetahui tingkat korelasi variabel, yaitu:

2] 2 2 2 xy Y) ( Y ][N X) ( x [N Y) X)( ( XY N r ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = ] 287 2099 . 40 ][ 2278 131666 . 40 [ 2278.287 -40.16350 2 2 − − = ] 82369 83960 ][ 5189284 5266640 [ 653786 -654.000 − − = 1591 77356 214 − = 75765 214 = 25 . 275 214 = = 0.78

Dari perhitungan di atas didapat rhitung = 0,78. langkah selanjutnya adalah mencari besar r tabel pada tabel prodet moment dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (df) =38, kemudian didapat 0,33. hasil di atas menunjukan bahwa r hitung > r tabel dan ini menyatakan bahwa adanya efektivitas antara pembelajaran pendidikan agama Islam dengan metode diskusi. Kemudian untuk melihat seberapa besar efektivitasnya metode diskusi dengan hasil belajar pendidikan agama Islam, dapat dicari koefisien determinasi yaitu = r2 x 100% =(0,78)2 x 100% =60,84%.


(66)

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai KD = 60,84% maka dapat diketahui bahwa efektivitas metode diskusi mempengharui hasil belajar pendidikan agama Islam sebesar 60,84% dan 39,16% lagi dipengharui oleh faktor lain seperti halnya kehadiran, kerajinan dan sikap.

Kemudian dilakukan pengujian hipotesis populasi dengan menggunakan uji “t” karena nilai rxy yang dipilih adalah 5% maka harga t0,95 dengan df=38, didapat harga t tabel 1,6.

Berikutnya dilakukan uji “t” adapun perhitungannya sebagai berikut: thitung = r

2 1

2 r N

− −

t hitung = 0,78

2 ) 78 , 0 ( 1

2 40 −

t hitung = 0,78 39 , 0

38

t hitung = 0,78 x 9,87 t hitung = 7, 69

2. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan peneliti, menunjukan bahwa nilai t hitung sebesar 7,69, yang berarti berada pada penerimaan Ho sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis data tersebut memberikan


(67)

kesimpulan adana efektivitas yang signifikan antara metode diskusi dengan hasil belajar pendidikan agama Islam.

Dari perhitungan efektivitas, dapat dipahami bahwa tingkat konstribusi metode diskusi dengan hasil belajar pendidikan agama Islam sebesar 60,84%, sementara sekitar 39,16% lainnya, hasil belajar siswa dipengharui oleh faktor lain yang berkaitan dengan proses belajar mengajar pendidkan agama Islam

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode diskusi mempunyai peranan yang sangat besar dan berarti dalam keberhasilan siswa mempelajari pendidikan agama Islam.


(68)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis menjelaskan bab demi bab sebelumya, tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode diskusi di SMA Daarul Ma’arif Cilandak Jakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pelaksanana metode diskusi di SMA Daarul Ma’arif Cilandak Jakarta Selatan efektif setelah diadakan pemberian angket kepada 40 orang. dikatakan efektif karena hasilnya cukup memuaskan, karena terbukti nilai dari beberapa orang 7-8 pada prestasi belajarnya.

2. Efektivitas metode diskusi terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam di SMA Darul Ma’arif dapat dikatakan cukup tinggi, hal ini berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus koefisien korelasi diperoleh nilai 0,78, berdasarkan kriteria tersebut di atas, nilai 0,78 berada diantara 0,70 - 0,90, nilai tersebut mempunyai nilai koefisen korelasi tinggi.

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ternyata Ha diterima, karena r hitung =0,78 > r tabel =0,33 pada tarap signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Hal ini menunjukan bhawa ada hubungan yang berarti antara pelaksananan metode diskusi dengan pendidikan agama Islam

4. Berdasarkan hasil penelitian di atas antara pelaksanaan metode diskusi dengan tingkat keberhasilnya, maka metode diskusi yang diadakan di SMA Darul Ma’arif efektif digunakan dalam proses pembelajaranya.


(69)

B. Saran-Saran

Agar pelaksanan metode diskusi efektif ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi para pengguna baik guru maupun siswa, yaitu:

a. Keaktifan dari pihak guru maupun siswa maksudnya seorang guru harus benar-benar memperhatikan berjalannya diskusi karena ditakutkan terjadi salah arah pada masalah yang didiskusikan.

b. Seorang guru harus mengetahui model-model diskusi yang ada, agar dalam pelaksanaan metode diskusi tidak menjadi bosan

c. Jika seorang guru ingin mendapat kepuasan dalam tingkat keberhasilan metode diskusi yang dinyatakan dengan nilai, maka dalam ujian pertanyaan-pertanyaan harus sesuai dengan apa yang telah didiskusikan

d. Seorang guru harus bisa memberikan motivasi atau rangsangan kepada siswa agar dalam pelaksanaan metode diskusinya tidak pasif, jadi siswa menjadi aktif dengan sendirinya


(70)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H. M, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, cet ke-3

, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991,cet ke-1

Ali, Hamdani, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta: Kota Kembang, 1987, cet ke-1 Badudu, J. S, Kamus Kata-kata Serapan Bahasa Indonesia, Jakarta: Kompas, 2003,

cet ke-1

Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet ke-3 , Kesehatan Mental Dalam Keluarga, Jakarta: Pustaka Antara,

1993, cet ke-3

Djamarah, Bahri. Syaiful, Strategi Belajar dan Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002

Hamid, Husein. Zaid, Kamus Al Muyassar, Pekalongan : PT Raja Murah tth

Jalaludin, H, Filsafat Pendidikan Manusia Filsafat dan Pendidikan, Jakarta: PT Gaya Media Pratama, cet ke-2

Madyo, Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang : Efftah,1990, cet ke-1

Marimba, D. Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : PT Al Ma’arif,1980, cet ke-4

Nahlawi, An Abdurahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat. Terjamaah oleh Sihabudin, Jakarta : Gema Insani Press, 1995, cet ke-1 Nizar, Syamsur, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Islam, Jakarta: Gaya Media


(71)

N, Sudiman, Ilmu Pendidikan, Bandung : Remaja Karya, 1988,cet ke-2

Purwadarnita, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1999 Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT.Remaja

Rosda Karya, 1992, cet ke-5

Rohami, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2004, cet ke-2 Sujiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,

1999, cet ke-9.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1990, cet ke-1

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia, 1998, cet ke-2

Zuhairini, Metodik Khusus Agama Islam, Surabaya : Usaha Nasional, 1983, cet ke-8


(1)

Lampiran. 4

Jawablah Pertanyaan Dengan Memilih Salah Satu Jawaban

Yang Dianggap Benar Yaitu : A, B, C dan D

Pada Pertanyaan Di Bawah Ini.

Nama :

Kelas : XI

Sekolah : SMA Darul Ma'arif

1. Surat Ar- Rum ayat :41 menjelaskan tentang …….

a. Perintah mengeluarkan zakat c. Akibat dari perbuatan manusia b. Pentingnya menjaga lingkungan d. Perlunya kembali kejalan yang benar 2. Telah tampak adanya kerusakan di darat maupun di laut disebabkan oleh

a. Banyaknya umat manusia c. Adanya kesenjangan manusia

b. Ulah tangan manusia d. Budaya manusia yang semakin komplek 3. Menurut al-Qur’an surat ar-Rum ayat 41, Allah SWT menurunkan musibah kepada

umat manusia bertujuan agar manusia……

a. Menjadi sengasara c. Mengetahui tujuan hidupnya b. Kemabali kepada jalan yang benar d. Menjadi binasa

4. Semua kitab Allah SWT mengandung seruan bahwa Allah itu Esa. Hal ini berarti bahwa kitab Allah tersebut mengajarkan tentang ….

a. Ibadah c. Wa’ad dan wa’id

b. Akidah d. Mu’amalah

5. Hukum beriman kepada kitab-kitab Allah adaalah…….

a. Fardu ‘ain c. Mubah

b. Sunnah mu’akad d. Fardu kifayah

6. Orang mukmin diwajibkan mengimani semua kitab Allah. Adapun arti iman adalah……..

a. Melanggar c. Berserah diri

b. Membenarkan d. Melaksanakan

7. Meyakini akan kebenaran isi al-Qur’an dan mengamalkan kehidupan sehari-hari disebut beriman secara……

a. Kaffah c. Naqliyah

b. Ijmali d. Tafshili

8. Dibawah ini beberapa aturan yang dituangkan dalam al-Qur’an dan Hadits kecuali….. a. Air itu dapat membasahi c. Perintah berjihad

b. Perintah berzakat d. Perintah sholat

9. Kedudukan al-Qur’an menurut surat al-Baqarah ayat 2 adalah sebagai…. a. Pandangan hidup manusia

b. Petunjuk jalan yang lurus

c. Pembenar terhadap kitab-kitab sebelumnya d. Petunjuk bagi orang yang bertakwa


(2)

10. Berdasarkan Qur’an surat al-Maidah ayat 2, bahwa prinsip dasar ajaran Islam tentang hubungan manusia dengan sesamanya adalah….

a. Memberi bantuan harta c. Tolong menolong dalam kebaikan b. Kerjasama dalam kesepakatan d. Sama-sama kerja dalam kebaikan 11. Sebagai mana kitab Allah yang terakhir, al-Qur’an merupakan…..

a. Penutup kitab-kitab terdahulu c.Penyempurnaan kitab-kitab sebelumnya b. Bahagian dari kitab sebelumnya d. Pelengkap kitab-kitab terdahulu

12. Kewajiban kaum Muslimin terhadap jenazah meliputi hal-hal dibawah ini kecuali…….

a. Menguburkan c. Mensholatkan

b. Mendo’akan d. Memandikan

13. Mensolatkan jenazah kaum Muslimin itu hukumnya……

a. Sunnah mu’akad c. Sunnah

b. Fardu kifayah d. Fardu ‘ain 14. Sholat jenazah itu dilakukan dengan membaca takbir…….

a. Tujuh kali c. Lima kali

b. Tiga kali d. Empat kali

15. Dalam sholat jenazah, setelah takbir kedua membaca……

a. Do’a c. Do’a mayat

b. Al-Fatihah d. Shalawat Nabi SAW

16. Apabila jenazah laki-laki, posisi imam pada waktu itu adalah searah dengan….

a. Dadanya c. Kepalanya

b. Badannya d. Perutnya

17. Menguburkan jenazah dengan segera hukumnya………

a. Sunnah c. Fardu ‘ain

b. Fardu kifayah d. Sunnah mu’kad

18. Perintah Allah SWT untuk menunaikan ibadah sholat jum’at terdapat dalam surat……

a. Al-Hujrat: 10 c. Al-Jum’ah: 10

b. Al-Hujrat: 13 d. Al-Jum’ah: 9

19. Hukum mengerjakan sholat jum’at bagi setiap muslim yang sudah baligh adalah….

a. Wajib ‘ain c. Mubah

b. Wajib kifayah d. Sunnah mu’akad

20. Shlat jum’at adalah sholat yang dikerjakan dihari juma’aat pada waktu zuhur dan… a. Sesudah khutbah c. Sebelum ceramah

b. Sesudah ceramah d. Sebelum khutbah 21. Orang yang menyampaikan khutbah jum’at disebut……….

a. Ustadz c. Khatib

b. Muballigh d. Hakim

22. Mengetahui syarat, rukun, dan sunah khutbah jum’at merupakan ketentuan bagi…….

a. Muballigh c. Khatib

b. Naib d. Hakim

23. Sesuatu yang harus dipenuhi pada waktu melaksanakan pekerjaan disebut……

a. Rukun c. Pelengkap

b. Syarat d. Sunnah

24. Orang harus suci dari hadats dan najis. Hal ini termasuk…….


(3)

b. Rukun khutbah d. Ketentuan khutbah

25. dalam khutbah jum’at khatib mengingatkan jamaah agar melakukan hal-hal berikut, kecuali….

a. Bershalawat atas Nabi c. Lebih banyak beribadah b. Mengingatkan takwa d. Merenggangkan silaturrahmi

26. Mengigatkan kaum Muslimin agar lebih meningkatkan iman dan takwa kepada Allah merupakan…. Dalam khutbah jum’at.

a. Syarat c. Uraian

b. Rukun d. Fungsi

27. Pada khutbah jum’at Rasulullah SAW memberikan nasehat yang…… a. Panjang dan padat isinya c. Panjang dan banyak selingan b. Pendek dan ringkas d. Pendek tetapi banyak humor 28. Ajakan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah termasuk….

a. Sunah khutbah c. Syarat khutbah b. Rukun khutbah d. Ketentuan khutbah 29. Membaca dua kalimat syahadat temasuk ……khutbah.

a. Rukun c. Kesempurnaan

b. Sunnah d. Keutamaan

30. Berdoa untuk kaum Muslimin dan Muslimat dilakukan pada……. a. Awal khutbah c. Akhir khutbah b. Pertengahan khutbah d. Akhir sholat

Terima kasih atas waktunya untuk mengisi angket ini. Frends Semoga mendapat

balasan disi Allah SWT. Amiin

Karna apa yang anda lakukan atau anda perbuat itu sebenarnya untuk

kebaikan anda sendiri dan itu pasti akan ada balasannya baik langsung maupun tidak

langsung


(4)

Lampiran 5

Kunci jawaban pada soal yang telah diberikan kepada siswa-siswi SMA Darul

Ma'arif Cilandak Jakarta

1.

B

2.

B

3.

B

4.

B

5.

A

6.

B

7.

A

8.

A

9.

D

10.

C

11.

C

12.

B

13.

B

14.

D

15.

D

16.

C

17.

D

18.

D

19.

A

20.

A

21.

C.

22.

C

23.

B

24.

A

25.

D

26.

B

27.

B

28.

B

29.

A

30.

C


(5)

(6)