Komunikasi Antara suatu Subkultur dengan Kultur yang Dominan

87 Paska penyerangan AS ke Irak banyak warga AS mulai sadar bahwa perjuangan ini sudah bukan lagi peperangan terhadap teroris, mereka mulai sadar bahwa perang bukanlah solusi terbaik. Ini terutama karena banyak warga AS mulai bosan dengan tema terorisme setelah banyaknya korban yang jatuh akibat peperangan. Kemudian mereka mulai lebih terbuka untuk mengenal Islam. Pada tayangan ini juga, tergambar realitas yang terjadi pada saat itu, yaitu kampanye untuk menghentikan perang, karena beban yang ditanggung AS sangatlah besar mulai dari anggaran perang Presiden Bush yang membengkak, juga karena banyaknya korban jatuh dari tentara AS.

2. Komunikasi Antara suatu Subkultur dengan Kultur yang Dominan

10 Komunikasi antara suatu subkultur dengan kultur yang dominan misalnya adalah komunikasi yang terjadi antara kaum manula dengan kaum muda. Dalam film My Name Is Khan di alur tengah terjadi komunikasi antara suatu subkultur dengan kultur yang dominan digambarkan dengan adanya komunikasi antara Rizvan dan Ibunya, komunikasi antara Mandira dengan teman seprofesinya yang lebih tua umurnya, komunikasi antara Rizvan dengan Mama Jenny, dan antara Mandira dengan putranya Sameer, juga Faisal Rahman yang sudah dengan para jamaah yang lainnya yang masih muda. 10 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, h. 131. 88 Contoh percakapan: Rizvan young man dengan Faisal Rahman old man Faisal Rahman: “I have said it before... neither I got problem with Christians notjews I got no problem with my Hindu brothers... Some patients of mine are being treated in my hospital I got furious when, Muslims can ’t gain this vitue...” “My blood goes boiled... When Israels Jews, brutly... savage on our Palestine brothers... or Indias cruel Hindu, kills our Muslim women and child. Then my blood boils... Dont your blood boils. so do something... I... dr. Faisal Rahman... taking the oath that Im ready... are you ready?” Rizvan: “Youre lying.” Faisal Rahman: “Why? dont you belive that God asked for Ismails sacrification. ” Rizvan: “My mother also told me that, the moral of the story is... The way of God is... the way of love... ”  Scene 15: 01.47.39 – 01.51.50 Adegan ini menceritakan tentang pertemuan Rizvan dengan sekelompok Muslim yang berbicara tentang pembalasan kepada pihak AS dengan mengatasnamakan jihad. Terjadi debat adu pendapat tentang kisah Ismail AS kepada Allah SWT. Dalam adegan ini diceritakan bahwa perbuatan Dr. Faisal Rahman merupakan bentuk terorisme, ia memengaruhi orang lain untuk membalas dendam. Hal ini bukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah, bahkan lebih buruk. Rizvan pun mencegah hal tersebut terjadi, ia menyadarkan para pemuda bahwa Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dan dendam melainkan Islam mengajarkan kasih sayang dengan cinta kasih. 89 Gambar 4.16 Gambar 4.16: Dr. Faisal Rahman melakukan sebuah propaganda terhadap beberapa pemuda Muslim yang ada di sebuah masjid. Gambar 4.16: Dr. Faisal Rahman: “Dengar saudara-saudaraku, tidak ada masa lah dengan Kristen atau Yahudi.” “Nyatanya aku juga tidak ada masalah dengan saudara-saudara Hindu.” “Aku banyak merawat pasien Hindu di Rumah sakit St. Benedict.” “Aku Cuma marah ketika kebaikan ini tidak timbal balik kepada kita, Muslim.” “Darahku mendidih ketika Yahudi Israel menindas saudara- saudaraku di Palestina atau ketika orang-orang Hindu di India membantai wanita-wanita dan anak- anak kita dengan pedang mereka.” “Ketika itulah darahku mendidih. Jadi, lakukan sesuatu. Aku Dr. Faisal Rahman bersumpah bahwa aku sudah siap.” “Apakah kalian siap??” Pemuda: “Aku siap. Aku siap..” Dr. Faisal Rahman: “Ini tuntutan Allah Ini tuntutan Islam” 90 Gambar 4.17: Gambar 4.17: Rizvan: “tidak.. tidak.. kau pendusta.” Dr. Faisal Rahman: “Kenapa saudara? Apakah saudara tidak perc aya dengan pengorbanan Ismail?” Rizvan: “Tidak, ibuku pernah menyampaikan kisah Ibrahim AS tidak pernah ragu dalam melaksanakan perintah Tuhan.” “Kisah itu adalah contoh kekuatan iman dan keyakinan.” Ibuku berkata, “Rizvan, kisah ini menunjukkan jalan Allah adalah jalan kasih sayang, bukan kebencian dan pera ng.” Pemuda: “dia benar” menunjuk kepada Rizvan. Gambar 4.18 Gambar 4.18 : Rizvan: “Syaitan Syaitan Syaitan” Ketika Rizvan sedang menunggu kedatangan Presiden George Bush, ia menuju sebuah masjid. Di situ terdapat beberapa orang laki-laki yang sedang berkumpul dan berdiskusi. 91 Pemimpin dari perkumpulan ini adalah Dr. Faisal Rahman yang lebih tua umurnya. Ia mencoba memengaruhi beberapa pemuda untuk melalukan serangan balasan terhadap AS atas nama jihad. Rizvan yang tidak sependapat dengan yang dikatakan oleh Dr. Faisal marah dan menyebutnya setan. Gambar pertama adalah gambar Dr. Faisal Rahman yang lebih tua umurnya, yang sedang memberikan ceramah kepada para pemuda dalam dialog Dr. Faisal membakar semangat pemuda akan kekejaman yang dialami umat Muslim yang terjadi Palestina dan India lalu merujuk pada perang AS, Taliban dan Irak yang sedang terjadi di mana secara tidak langsung ditafsirkan sebagai perang antara AS melawan Islam. Dr. Faisal Rahman sengaja membangkitkan semangat berjuang para pemuda untuk berjihad terlebih pada saat itu adalah tiga hari sebelum kedatangan Presiden Bush ke Universitas tersebut. Dr. Faisal menggunakan kisah Ibrahim As yang mengorbankan anaknya Ismail As sebagai acuan untuk mengorbankan diri dan meneteskan darah demi melawan ketidakadilan yang diterima umat Muslim. Hal tersebut sangat ditentang Rizvan, dia menganggap bahwa kisah Ibarahim As bukanlah kisah mengenai ajakan untuk berperang melainkan ajakan untuk berkasih sayang karena tak ada darah yang menetes dalam kisah tersebut. Dalam artian Allah SWT menyelamatkan Ismail As. Melalui tayangan ini, Rizvan menegaskan bahwa jalan Islam Millah Ibrahim bukanlah jalan kekerasan. Islam tidak pernah 92 mendahulukan kekerasan tetapi Islam adalah ajaran yang mengajarkan berkasih sayang, dimana perang hanyalah pilihan terakhir. Serangan balasan AS terhadap teroris yang diwujudkan dengan pasukan keamanan atau militer AS ke Afghanistan dan Irak memang sering dianggap sebagai serangan AS terhadap Islam. Hal tersebut menimbulkan reaksi kontroversi Negeri AS sendiri. Fakta yang terjadi adalah meningkatnya jumlah aksi terorisme selama perang tersebut berlangsung, kampanye di AS dan di seluruh dunia.

3. Komunikasi Antarkelompok Etnis yang Berbeda