Alat Penelitian Prosedur Penelitian

4.5 Metode Pengumpulan Data

4.5.1 Alat Penelitian

 Masker Multisafe mask  Handscund Everglove, USA  Kaliper untuk pengukuran outline form Triceband, China  LED light curing unit DB-686 Deli, China  Cotton pellet  Wadah plastik  High speed dental handpiece MK Dent, Germany  Pot akrilik  Spuit 5 ml untuk irigasi  Mikromotor Strong 207B, Korea  Diamond bur Dia bur  Pinset, spatula semen, instrument plastis, sonde lurus, semen stopper Dentica  Mata bur polish Dia bur  Kompul dan gun densply untuk memasukkan SDR ke dalam kavitas  Bonding aplikator Prime Bond, Dentsply  Alat uji ketahanan fraktur Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine  Tabung baja alat bantu uji tarik  Beaker glass Pyreex, Germany  Termometer Fisher, Germany  Waterbath Memmert, Germany  Stopwatch Diamond, Germany  Penggaris  Jangka Universitas Sumatera Utara Gambar 12. A. Kaliper, B. LED light cure , C. Pot Akrilik, D. Mikromotor, E. Diamond bur, F. Kompul dan Gun SDR, G. Bonding aplikator, H. Spuit 5 ml, I. Waterbath Gambar 13. Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine Universitas Sumatera Utara 4.5.2 Bahan Penelitian  30 gigi premolar rahang bawah yang telah dicabut untuk perawatan ortodonti  Saline untuk penyimpanan sampel penilitian  Resin komposit flowable Stress Decreasing Resin Dentsply  Resin komposit flowable Esthe X Flow Dentsply  Resin komposit packable 3M ESPE Filtek TM Z250 XT  Bahan adhesif total-etch two-step Prime Bond ™ Dentsply  Self curing acrylic Vertex  Vaseline  Aquadest  Gips untuk penanaman gigi Super gips Gambar 14. A. Resin Komposit flowable, B. Resin komposit SDR, C. Bahan adhesif total-etch two-step, D. Resin Komposit Packable

4.5.3 Prosedur Penelitian

a. Persiapan sampel Sampel yang digunakan sebanyak 30 buah gigi premolar rahang bawah yang telah diekstraksi untuk keperluan ortodonti yang dibersihkan dengan scaler kemudian direndam dalam larutan saline. Kemudian sampel dikelompokkan menjadi tiga kelompok secara acak , masing – masing berjumlah 10 sampel dan ditanam dalam balok gips untuk memudahkan preparasi dan restorasi sampel. Universitas Sumatera Utara Gambar 15. Penanaman sampel pada balok gips b. Perlakuan Sampel 1. Preparasi Sampel Bentuk Outline Form kavitas pada gigi premolar menggunakan pensil kayu dan dengan bantuan kaliper desain restorasi klas I dengan panjang mesiodistal 4 mm dan lebar bukolingual 3 m dan mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, serta kedalaman kavitas 4mm. 11 Gambar 16. Desain preparasi klas I : A. 4 mm, B. 3mm, C. 4mm Universitas Sumatera Utara Preparasi kavitas menggunakan high speed handpiece dan akses ke jaringan karies di enamel dan dentin menggunakan pear shape bur dan preparasi dimulai pada enamel permukaan oklusal. Selanjutnya kavitas diperdalam dengan memasukkan bur perlahan-lahan dengan kecepatan sedang sehingga mencapai kedalaman seluruh kepala bur 1,5 mm. Kemudian kavitas diperluas sampai seluruh fisur di permukaan oklusal terlihat dengan menggunakan pear shape bur dan setiap sudut kavitas dibuat tumpul. Kedalaman kavitas yang dibentuk adalah 4 mm dengan pembagiannya 2 mm untuk intermediate layer , yaitu Stress Decreasing Resin dan 2 mm untuk lapisan penutup, yaitu resin komposit packable . Hal ini dipertimbangkan juga dari ketebalan enamel gigi premolar sekitar 2,3-2,5 mm dan ketebalan dentin sekitar 3-3,5 mm. Setelah preparasi selesai, kavitas dicuci dengan air dan dikeringkan. 2. Restorasi Sampel Kelompok I : Aplikasi etsa dengan menggunakan bonding aplikator selama 15 detik, kemudian bilas dengan air dan struktur gigi dijaga dan pertahankan tetap lembab moist . Selanjutnya aplikasikan bonding ke dalam gigi yang sudah dipreparasi sehingga akan berpenetrasi ke dalam struktur yang ireguler dan sinari selama 20 detik untuk proses polimerisasi. Aplikasikan Stress Decreasing Resin sebagai intermediate layer dengan teknik Bulk dan sinari selama 20 detik. Selanjutnya, untuk tahap akhir, aplikasikan resin komposit packable dan kemudian sinari selama 20 detik. Kelompok II : Aplikasi etsa dengan menggunakan bonding aplikator selama 15 detik, kemudian bilas dengan air dan struktur gigi dijaga dan pertahankan tetap lembab moist . Selanjutnya aplikasikan bonding ke dalam gigi yang sudah dipreparasi sehingga akan berpenetrasi ke dalam struktur yang ireguler dan sinari selama 20 detik untuk proses polimerisasi. Aplikasikan resin komposit flowable sebagai intermediate layer dengan teknik Bulk dan sinari selama 20 detik. Selanjutnya, untuk tahap akhir, aplikasikan resin komposit packable dan kemudian sinari selama 20 detik. Universitas Sumatera Utara Kelompok III : Aplikasi etsa dengan menggunakan bonding aplikator selama 15 detik, kemudian bilas dengan air dan struktur gigi dijaga dan pertahankan tetap lembab moist . Selanjutnya aplikasikan bonding ke dalam gigi yang sudah dipreparasi sehingga akan berpenetrasi ke dalam struktur yang ireguler dan sinari selama 20 detik untuk proses polimerisasi. Aplikasikan resin komposit packable dengan teknik bulk dan kemudian sinari selama 20 detik. Gambar 17. A. Aplikasi sistem etsa 15 detik, B. Aplikasi bonding, C. Penyinaran 20 detik, D. 1. Aplikasi SDR, 2. Aplikasi Flowable komposit, 3. Aplikasi packable, E. Penyinaran 20 detik, F. Tahap Finishing 3. Finishing Polishing Pemolisan restorasi dilakukan menggunakan fine finishing bur untuk membuang restorasi resin komposit yang berlebihan kemudian lakukan pemolisan dengan menggunakan white stone setelah itu gunakan bur enhance pada seluruh permukaan restorasi. Universitas Sumatera Utara 4. Water Storage dan thermocycling Seluruh sampel yang telah direstorasi dimasukkan kedalam wadah dengan larutan saline dan direndam selama 24 jam. Kemudian, lakukan proses thermocycling dengan memasukan sampel ke dalam beaker glass yang berisi air es selama 30 detik dengan temperatur 5 o C lalu pindahkan dengan waktu transfer 10 detik ke waterbath bertemperatur 55°C diamkan selama 30 detik dan lakukan berulang sebanyak 200 kali. Gambar 18. Proses thermocycling 5. Penanaman Sampel ke dalam Cetakan Akrilik Gigi ditanam pada balok self curing acrylic yang dicetak dengan menggunakan spuit 10 ml yang telah diolesi dengan vaselin terlebih dahulu. Gigi ditanam 90° dan 2mm di bawah cemento enamel junction untuk menyerupai kedudukan gigi pada tulang alveolar. Setelah akrilik hampir mengeras, akrilik dilepas dari potongan spuit. Setelah itu dilakukan pembuatan balok basis akrilik dengan ukuran 7,2 x 3 x 3 cm yang terbuat dari kaca. Universitas Sumatera Utara Gambar 19. A. Balok basis akrilik, B. Sampel SDR , C. Sampel Flowable komposit, D. Sampel packable komposit 6. Proses Uji Ketahanan Fraktur Proses uji tekan dilakukan dilaboratorium pusat Fakultas MIPA USU untuk mengetahui kekuatan load-bearing capacity dari sampel. Sampel diletakkan pada balok basis akrilik kemudian dilakukan uji tekan Torsee’s Universal Testing Machine . Sampel ditekan dari arah oklusal dengan kecepatan 0,5 mmmenit sampai terjadi fraktur. Load yang terjadi dicatat segera setelah terjadi fraktur pada sampel. Data yang diperoleh berupa load atau gaya tarik dalam satuan kgf dan kemudian satuan diubah ke Newton N. Universitas Sumatera Utara Gambar 20. Proses uji tekan

4.6 Pengolahan dan Analisis Data