22 e
Jika kedudukan alat uji bergeser dan tidak mendatar akibat pengaturan tersebut di atas, maka ulangi sesuai dengan Butir 1 dan 2.
f Angkat batang pendulum pada posisi siap diluncurkan, putar jarum
penunjuk pada posisi menyentuh sekrup pembatas batang pendulum, dan alat siap untuk digunakan. Skema alat pendulum dan bidang
kontak karet peluncur ditunjukan pada Gambar 2.7.
2.3.3 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian menggunakan British Pendulum Tester antara lain: a.
Basahi permukaan uji dengan air yang cukup dan ratakan dengan kuas. Lakukan beberapa kali peluncuran bandul sampai mendapatkan hasil yang
konsisten, tetapi tidak perlu dicatat. b.
Ukur temperatur pada permukaan yang berdekatan dengan benda uji, dengan cara memberi air atau membasahi permukaan agar kontak penuh dengan
dasar termometer, kemudian catat termperaturnya. Bila sudah menunjukkan angka yang tetap, lakukan pengujian.
c. Basahi kembali permukaan uji dan lakukan peluncuran batang pendulum
sebanyak 4 kali. Basahi kembali setiap kali sebelum peluncuran dan catat hasilnya.
2.4. Tekstur Pada Permukaan Perkerasan
Tekstur pada suatu permukaan perkerasan didefinisikan sebagai deviasi dari permukaan perkerasan pada sebuah permukaan datar. Hall, J. W., et al, 2009.
Deviasi ini terjadi pada tiga tingkat skala yang jelas. Setiap tingkat dibedakan
23 melalui panjang gelombang
dan jarak dari puncak ke puncak amplitudo A dari komponennya. Ketiga tingkatan tekstur ditetapkan tahun 1987 oleh Permanent
International Association of Road Congresses PIARC dan dibagi menjadi: a.
Microtexture { 0,02 in 0,5mm, A= 0,04-20mils 1-500m}. Kualitas
kekasaran permukaannya terletak pada sub-visible atau tingkatan mikroskopik. Microtexture merupakan fungsi dari properti permukaan dari
partikel agregat yang tekandung dalam perkerasan aspal atau beton semen. b.
Macrotexture { =0,02-2 in 0,5-50mm, A= 0,005-0,8 in 0,1-
20mm}.Kualitas kekasaran permukaan didefiniskan sebagai properti campuran dan metode finishingtexturing dragging, tinnig, grooving, depth,
width, spacing dan orientation pada permukaan perkerasan beton semen. c.
Megatexture { =2-20 in50-500mm, A= 0,0005-2 in 0,1-50mm}. Tekstur
dengan panjang gelombang sama dengan pertemuan perkerasan dan ban. Megatexture biasanya didefinisikan sebagai distress, deflects, atau waviness
pada permukaan perkerasan Panjang gelombang lebih dari batas tertinggi {20in 500 mm} dari
megatexture didefinisikan sebagai roughness atau uneveness Henry, J. J., 2000. Gambar 2.8 mengilustrasikan ketiga tekstur dan juga roughness yang panjang
gelombangnya lebih dari megatexture.
24
Gambar 2.8 Ilustrasi dari berbagai jenis tekstur yang ada pada permukaan perkerasan Sumber: Hall, J. W. et. al, 2009
Setiap jenis tekstur pada permukaan perkerasan memberikan efek pada interaksi perkerasan dan ban. Efek-efek tersebut diilustrasikan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Pengaruh panjang gelombang tekstur
terhadap interaksi perkerasan dan ban
Sumber: Loprencipe, Giuseppe dan Giuseppe Cantisani, 2013.
Tekstur pada perkerasan yang memberikan efek pada interaksi perkerasan dan ban, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mana faktor-faktor tersebut terkait
dengan agregat, pengikat, properti campuran pada permukaan perkerasan dan
25 penteksturan yang dilakukan setelah penghamparan atau pengecoran. Faktor-faktor
tersebut antara lain: a.
Dimensi Agregat Maksimum. Ukuran terbesar dari agregat pada Asphalt Concrete atau agregat yang terekspos pada perkerasan PCC akan
mendominasi panjang gelombang macrotexture, jika berjarak rapat atau jarang.
b. Tipe Agregat Kasar. Pemilihan tiper agregat kasar akan mengontrol material
berbatu, angularitas, faktor bentuk dan durabilitasnya. Tipe agragat kasar sangat berpengaruh pada asphalt concrete dan agragat yang terekspos pada
perkerasan PCC. c.
Tipe Agregat Halus. Angularitas dan durabilitas dari agregat terpilih akan dipengaruhi oleh material terpilih ataupun material yang dihancurkan.
d. Viskositas dan Kandungan Bahan Pengikat. Bahan pengikat dengan
viskositas rendah cenderung mengakibatkan bleeding dibandingkan dengan bahan pengikat dengan viskositas tinggi. Selain itu kelebihan bahan pengikat
dapat menyebabkan bleeding. Bleeding mengkibatkan pengurangan atau total lepas microtexture dan macrotexture pada permukaan perkerasan. Karena
bahan pengikat juga menahan partikel agregat pada posisinya, bahan pengikat dengan ketahanan yang baik terhadap pengaruh cuaca sangat dibutuhkan.
e. Gradasi Campuran. Gradasi campuran terutama pada perkerasan berpori akan
mempengaruhi stabilitas dan rongga udara pada perkerasan. f.
Rongga Udara pada Campuran. Penambahan kandungan udara menghasilkan penambahan saluaran air pada perkerasan yang berakibat pada peningkatan
gesekan dan peningkatan saluran udara mengurangi noise.
26 g.
Ketebalan Lapisan. Penambahan tebal lapisan pada perkerasan berpori menghasilkan volume besar untuk pembuangan air. Dilain hal penambahan
ketebalan berakibat pada berkurangnya frekuensi dari penyerapan suara puncak.
h. Dimensi Teksture. Dimensi dari tining, grooving, grinding dan turf dragging
perkerasan PCC memberi pengaruh pada macrotexture dan terlebih lagi gesekan dan noise
i. Spasi pada Tekstur. Jarak tranversal tining dan grooving pada perkerasan
PCC tidak hanya penambah amplitude pada panjang gelombang macrotexture tetapi juga memberi pengaruh pada frekuensi spektrum dari
noise. j.
Orientasi Tekstur. Penteksturan pada perkerasan PCC bisa diorientasikan secara tranversal, longitudinal dan diagonal dari arah lalu lintas. Orientasi ini
memberi pengaruh pada getaran dan noise. k.
Isotropik atau anisotropik. Konsistensi pada tekstur permukaan pada setiap arah isotropik akan meminimalisir panjang gelombang yang lebih panjang,
dengan demikian mengurangi noise. l.
Kemiringan Tekstur. Kemiringan positif mengasilkan mayoritas pada puncak profil macrotexture sedangakan kemiringan negarif mengasilkan mayoritas
pada lembah profil macrotexture. Hall, J. W., et al, 2009 Dari beberapa hal yang mempengaruhi tekstur diatas terdapat beberapa faktor
yang juga mempengaruhi gesekan pada permukaan perkerasan terlebih lagi skid resistance.
27 Berdasakan beberapa pernyataan diatas dapat disimpulakan bahwa tekstur
yang mempengaruhi skid resistance adalah microtexture dan macrotexture. Dalam pengukurannya belum ada alat yang pasti untuk mengukur microtexture di lapangan
namun nilai dari British Pendulum Number dapat mewakili microtexture. Untuk pengukuran macrotextur terdapat berbagai alat yang biasa digunakan.
Alat-alat tersebut antara lain: a.
Electro Optic laser Method EOM b.
Outflow Meter OFM c.
Circular Texture Meter CTM d.
Sand Patch Method SPM Dalam pengukuran, macrotexture diukur melaui kedalaman tektur yang biasa
dinamakan Mean Texture depth dengan satuan mm. Namun, tidak semua peraturan yanga menetapkan nilai minimum kedalaman tesktur. Salah satu negara yang
mengatur nilai minimum kedalaman tekstur adalah United Kingdom. Adapun menurut Manual Of Contract Documents For Highway Works yang digunakan
United Kingdom nilai minimum dari kedalaman tekstur adalah sebagai berikut:
28
Tabel 2.5 Nilai Minimum untuk Kedalaman Tekstur
Tipe Jalan Tipe Permukaan
Rata-rata per 1000
mmm Rata-rata untuk
10 pengukuran mm
Jalan Berkecepatan Tinggi
Larangan batas kecepatan 50 miljam 80 kmjam
Permukaan tipis dengan
ketentuan 942 dengan
ukuran atas agregat
D mm
1,3
1
Chipped hot rolled asphalt,
surface dressing dan lain-lain
1,5
1,2
Jalan Berkecepatan Rendah
Larangan batas kecepatan 40 miljam 65 kmjam
Permukaan tipis dengan
ketentuan 942 dengan
ukuran atas agregat
D mm
1
0,9
Chipped hot rolled asphalt,
surface dressing dan lain-lain
1,2
1
Bundaran pada Jalan Berkecepatan Tinggi
Larangan batas kecepatan 50 miljam 80 kmjam
Semua material kasar untuk permukaan
1,2
1
Bundaran pada Jalan Berkecepatan Rendah
Larangan batas kecepatan 40 miljam 65 kmjam
Semua material kasar untuk permukaan
1
0,9
Sumber: Manual Of Contract Documents For Highway Works, 2008
2.5. Sand Patch Method