8 Penurunan yang terjadi pada nilai skid resistance disebabkan oleh beberapa
faktor yang mempengaruhinya. Nilai skid resistance pada perkerasan di pengaruhi oleh beberapa hal seperti tekstur makro dan mikro perkerasan, properti ban,
kecepatan dan lingkungan.
2.2. Skid Resistance Pada Permukaan Perkerasan
Dalam menjalankan fungsinya perkerasan harus memiliki beberapa kriteria yaang harus dipenuhi. Kriteria-kriteria tersebut ditinjau baik dari segi fungsional
maupun struktural. Salah satu kriteria fungsional pada perkerasan yang harus di perhatikan adalah tahanan gesek permukaan. Tahanan gesek pada permukaan
perkerasan biasa disebut dengan gesekan perkerasan atau pavement friction. Pavement friction merupakan gaya yang menahan gerak relatif antara roda
kendaraan dan permukaan perkerasan. Gaya penahan ini dihasilkan melalui putaran roda atau luncuran di atas permukaan perkerasan. Hall, J. W., et al, 2009 Seperti di
ilustrasikan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Diagram gaya yang terjadi pada rotasi ban kendaraan
Sumber: Hall, J . W., et al. 2009
9 Gesekan pada perkerasan pavement friction dipengaruhi beberapa faktor.
Menurut Hall, J. W., et al, 2009 faktor-faktor ini dibagi menjadi empat kategori yaitu: karakteristik permukaan perkerasan, parameter pengoperasian kendaraan,
properti ban, dan lingkungan. Pada Tabel 2.1 Faktor-faktor tersebut dijabarkan dengan faktor yang paling berpengaruh diberi cetak tebal.
Tabel 2.1 Faktor yang mempengaruhi gesekan perkerasan pavement friction Karakteristik
Permukaan Perkerasan
Parameter Pengoperasian
Kendaraan Properti Ban
Lingkungan
Tekstur mikro
Tekstur makro
Tekstur mega
atau unevenness
Properti material
Temperatur
Slip speed
Kecepatan
kendaraan
Gerak pengereman
Driving Maneuver
Foot Print
Desain tapak dan kondisinya
Komposisi karet
dan kekerasannya
Tekanan udara
Beban
Temperatur
Iklim
Angin
Temperatur
Air hujan, kondensasi
Salju dan es
Kontaminan
Anti skid
material garam, pasir
Tanah, pasir,
runtuhan
Sumber: Modifikasi dari Wallman dan Astrom 2001 dalam Hall, J .L., et al. 2009
Pavement friction paling lemah berada pada saat pekerasan basah. Menurut Henry, J. J. 2000 gesekan pada perkerasan basah wet pavement friction
merupakan gaya yang dihasilkan ketika ban meluncur pada permukaan perkerasan yang basah. Gesekan pada perkerasan basah wet pavement friction biasa disebut
sebagai tahanan gelincir skid resistance. Skid Resistance tahanan gelincir adalah gaya yang dihasilkan antara muka
jalan dan ban untuk mengimbangi majunya gerak kendaraan jika dilakukan pengereman. Sukirman, S. , 1999.
10 Skid resistance merupakan nilai gesekan yang terjadi antara permukaan
perkerasan dan roda kendaraan. Nilai gesekan ini tergantung pada: tekstur mikro dan makro permukaan jalan, properti dari ban, kecepatan kendaraan dan kondisi cuaca.
Beaven and Tubey, L.W., 1978 pada Yero, S., et al, 2012. Menurut Hardiyatmo, H. C. 2011 Tahanan gelincir skid resitance
berfungsi untuk mengakomodasi pengereman dan gerakan membelok kendaraan. Oleh sebab itu, skid resistance merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan
dalam menciptakan keamanan berkendara Skid resistance pada pemukaan perkerasan dapat diukur melalui beberapa
cara dengan meninjau parameter tertentu. Dalam penelitiannya Rahman, H. 1998 mengukur skid resistance permukaan perkerasan dengan meninjau dua parameter
dari sudut pandang perkerasan, parameter tersebut yaitu: a.
Parameter Skid Resistance Permukaan Langsung Parameter skid resistance permukaan berikut diperoleh langsung dari hasil
pengukuran lapangan yang disesuaikan dengan prinsip dasar terjadinya gaya gesek antara ban dan permukaan perkerasan. Beberapa parameter hasil pengukuran
langsung yang umum dipergunakan antara lain: 1
Sideway Force Coefficient SFC, diukur dengan menggunakan kombinasi sepeda motor sidecar, dimana roda sampingnya dikunci dengan
sudut 20 derajat dari arah perjalanan. Gaya antara ban dan lapisan permukaan perkerasan kemudian diukur didefenisikan sebagai SFC.
2 Braking Force Coefficient BFC, diukur dengan mengunci roda
kendaraan yang bergerak dan mengukur torsi pengreman pada saat slip terjadi. Dari pengukuran torsi tersebut, gaya antara ban dan lapisan
11 permukaan perkerasan diukur didefinisikan sebagai BFC. Croney, 1992
dalam Rahman, H., 1998 b.
Parameter Skid Resistance Permukaan Tak Langsung Pada pengukuran skid resistance menggunakan parameter tak langsung nilai
skid resistance dicari dengan menggunakan persamaan baku yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu mengenai korelasi antara parameter langsung dan tak
langsung. Parameter tak langsung ini terdiri dari: 1
Tekstur Mikro Microtexture Microtexture adalah karakteristik permukaan dalam skala kecil dari
agregat dan mortar, biasanya digambarkan dengan dua kondisi ekstrim sesuai Tabel 2.2, yaitu kesat dan licin. Jenis klasifikasi tekstur ini
sesungguhnya merupakan faktor utama dalam menciptakan kekuatan adhesi antara ban karet dan permukaan perkerasan.
Tabel 2.2 Kondisi Tekstur dan Kategori Kecepatan No.
Ilustrasi Skala Tekstur
Kecepatan Makro
Mikro Tinggi
Rendah
1. Kasar
Kesat Baik
Sedang 2.
Kasar Kesat
Buruk Buruk
3. Halus
Kesat Sedang
Baik 4.
Halus Licin
Buruk Buruk
Sumber: Rahman, H. 1998
2 Tekstur makro Macrotexture
Macrotexture adalah profil permukaan yang terlihat oleh mata dan biasanya dibagi menjadi dua kondisi ekstim sesuai Tabel 2.2 yaitu halus
dan kasar. Macrotexture memegang peranan penting pada jalan dengan
12 kecepatan tinggi dalam menciptakan kekesatan yang baik antara ban karet
dan permukaan perkerasan, akibat tersedianya saluran drainase yang baik, Sehingga ban karet selalu berhubungan dengan permukaan perkerasan.
3 Polished Stone Value PSV
Polished Stone Value menggambarkan presentase batuan yang terpoles dari batuan induk pada pemolesan tertentu. Di lapangan, nilai ini
akan menggambarkan kekuatan dari agregat melawan efek pemolesan dari arus lalu lintas. Pada pelaksanaanya, uji PSV dilakukan dengan memoles
agregat dengan roda karet yang berputar dengan tambahan air dan bahan pemoles. Dalam hal ini PSV mensimulasikan kondisi agregat pada
permukaan perkerasan setelah terekspos dan terpoles oleh arus lalu lintas. Dalam mengukur skid resistance terdapat beberapa alat yang biasa
digunakan. Alat-alat tersebut memiliki metode operasi dan kecepatan yang berbeda- beda seperti Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Alat-alat Pengukur Skid Resistance Alat
Mode Operasional
Slip yaw
angle Kecepatan
kmjam Negara
Manufaktur
ASTM E-274 Trailer British Portable Tester
Dagonal Braked Vehicle DBV
DFTester DWW Trailer
Griptester IMAG
Japanese Skid Tester Komatsu Skid Tester
Locked wheel Slider
Locked wheel Slider
Fixed slip Fíxed slip
Variable fixed slip
Locked wheel Variable fixed
slip 100
100 100
100 86
14.5 0-100
100 10-30
30-90 10
65 0-90
30-90 30-90
30-90 30-90
30-60 United States
United Kingdom U.S.NASA
Japan The Netherlands
Scotland France
Japan Japan
Sumber: Hendry, J. J. 2000
13
Tabel 2.3 Alat-alat Pengukur Skid Resistance Lanjutan
Alat Mode
Operasional Slip
yaw angle
Kecepatan kmjam
Negara Manufaktur
LCPC MuMeter
Norsemeter Oscar Norsemetel ROAR
Norsemeter SALTAR Odoliograph
Polish SRT-3 Runway FïctionIèster
Saab Friction Tester SFT SCRIM
Skiddometer BV-8 Skiddometer BV-l I
Stradograph StuttgarterReibungsmesser
SRM Locked Wheel
Side force Variable slip,
fixed slip Variable slip,
fixed slip Variable slip
Side force Locked wheel
Fixed slip Fixed slip
Side force Locked wheel
Fixed.slip Sidc force
Locked wheel, fixed slip
100 137.5
o
0-90 0-90
0-90 34 20
O
100 15
15 34 20
o
100 20
21 12
o
100,20 40-90
20-80 30-90
30-90 30-60
30-90 30-90
30-90 30-90
30-90 30-90
30-90 30-90
30-90 France
United Kingdom Norwey
Norwey Norwey
Belgium Japan
United State Sweden
United Kingdom Sweden
Sweden Denmark
Germany
Sumber: Hendry, J. J. 2000
2.3. British Pendulum Tester