Kemudian terbentuk seutas lagi hingga terjadilah dua utas DNA. DNA ini  kemudian  mengalami  translokasi  ke  dalam  inti  sel  sasaran  dan
menyisip  ke  dalam  kromosom  sel  sasaran  dengan  bantuan  enzim integrase.  Setelah  integrasi  gen  virus  ke  dalam  inti  sel  sasaran,  RNA
virus dibentuk dan selanjutnya terjadi  sintesis dan pengolahan protein virus,  termasuk  bahan-bahan  selubung  virus.  Proses  pembentukan
berbagai bahan virus ini terjadi pada selaput inti sel sasaran. Berbagai bahan tang terbentuk kemudian direkayasa menjadi bagian core virus
baru di dalam sitoplasma sel sasaran, dan bagian selubung di sebelah bawaan maupun didapat. Segera setelah infeksi primer, sebanyak 1 di
luar dinding sel sasaran Suwendra dan Purniti, 2010.
Infeksi  HIV  pada  akhirnya  mengakibatkan  kegagalan  fungsi  sistem  imun antara 100 sel T CD4 mengandung virus. Respon imun semula dapat menurunkan
jumlah virus, tetapi tidak lama virus dapat mengatasi perlawanan sistem imun dan berkembang dengan cepat dan menginfeksi banyak sel T Kresno, 2010.
2.8. Riwayat Alamiah Infeksi HIV
2.8.1.  Infeksi HIV Akut
Infeksi  HIV  akut  disebut  juga  “infeksi  HIV  primer”  atau  “sindrom serokonversi akut”. Sekitar 40 - 90 infeksi HIV baru memiliki gejala. Jangka
waktu  sejak  terpajan  sampai  timbulnya  gejala  penyakit  biasanya  sekitar  2-4 minggu.  Beberapa  orang  mengalami  gejala  seperti  mononukleosis  infeksiosa
glandular-fever:  demam,  ruam,  pegal-pegal  dan  limpadenopati.  Terkadang pasien mengalami  sindrom  saraf akut  yang sering kali sembuh  sendiri . Sindrom
ini  mencakup  meningitis  aseptik,  neuropati  perifer,  ensefalitis  dan  mielitis. Sebagian  besar  pasien  yang  memiliki  gejala  akan  berusaha  mencari  pertolongan
medis.  Meskipin  demikian,  diagnosis  jarang  dapat  ditegakkan  karena  petugas kesehatan  tidak  menyangka  gejala-gejala  tersebut  adalah  sebagai  gejala  infeksi
HIV KEMENKES, 2013.
Universitas Sumatera Utara
2.8.2.  Infeksi HIV Asimtomatis
Pada  orang  dewasa  terdapat  periode  laten  yang  berlangsung  lama  dan bervariasi dari terinfeksi HIV hingga onset gejala HIV dan AIDS. Seseorang yang
terinfeksi  bisa  tidak  memiliki  gejala  sampai  10  tahun  atau  lebih.  Sebagian  besar anak terinfeksi  HIV pada periode perinatal. Periode tanpa  gejala pada anak-anak
tidak diketahui. Beberapa bayi akan sakit di minggu-minggu pertama setelah lahir. Sebagian  besar  anak-anak  mulai  sakit  sebelum  mencapai  usia  2  tahun.  Hanya
sedikit  yang  tetap  sehat  selama  beberapa  tahun  awal  kehidupan  KEMENKES, 2013.
2.8.3.  Perjalanan Infeksi HIV Sampai Timbul Penyakit
JUKNIS  TB  Anak  KEMENKES  2013  menyebutkan  bahwa  hampir semua  orang  yang  terinfeksi  HIV  jika  tidak  diobati  akan  mengalami  penyakit
terkait  HIV  dan  AIDS.  Berapa  orang  mengalami  ini  lebih  cepat  dari  yang  lain. Laju  perkembangan  menjadi  AIDS  tergantung  pada  karakteristik  virus  maupun
orang  yang  terinfeksi.  Karakteristik  virus  adalah  tipe  dan  subtipe  HIV-1  dan beberapa  subtipe  HIV-1  bisa  menyebabkan  progresivitas  yang  lebih  cepat.
Karakteristik  orang  yang  bisa  mempercepat  progresi  ini  antara  lain  berumur kurang  dari  5  tahun,  berumur  lebih  dari  40  tahun,  terdapat  ko-infeksi  dan  faktor
genetik.
2.8.4.  Immunosupresi Lanjutan