Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan  Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009.
USU Repository © 2009
jaringan lunak dibawah gigitiruan,  oleh sebab itu dibutuhkan GTP  yang  tidak menimbulkan  masalah tersebut.
17,19
Penatalaksanaan  GTP  pada pasien xerostomia tergantung jenis xerostomia  yang diderita oleh pasien, apakah xerostomia  reversibel
atau ireversibel .
10,17
3.2.1  Penatalaksanaan  Gigitiruan  Penuh pada Pasien Xerostomia Reversibel
Penatalaksanaan  GTP  pada pasien xerostomia  reversibel sama seperti pembuatan  GTP  konvensional, dimana pasien harus mengikuti edukasi  yang
diberikan sebagai upaya untuk mengontrol xerostomianya, seperti menghilangkan kebiasaan merokok bagi perokok, mengurangi minuman berkafein, banyak minum
air putih, hindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, kering, pedas, dan biasakan pola hidup sehat agar xerostomia dapat dicegah untuk tidak terjadi lagi.
15,19
Pembuatan  GTP  dapat dimulai dengan memastikan bahwa kesehatan rongga mulut telah dicapai dan siap menerima gigitiruan.
20,21
Retensi dapat dicapai dengan membasuh gigitiruan dengan air atau  menyemprot seluruh permukaan gigitiruan
dengan saliva buatan.
20
Pasien diinstruksikan untuk melepas gigitiruannya sebelum tidur pada malam hari dan  merendamnya  dalam larutan sodium hipoklorit 1 dan
sebelum pemakaian gigitiruan hendaknya dibasuh terlebih dahulu.
17
Pada awal pemakaian pasien diinstruksikan  untuk berkunjung secara berkala setiap 3 bulan
untuk melihat kembali keadaan rongga mulut dan GTP-nya.
18
Oral lubricant, softliner denture, bahan adhesif  dan  saliva  buatan  dapat diberikan untuk menambah
lubrikasi dibawah basis gigitiruan.
10,21-23
Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan  Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009.
USU Repository © 2009
3.2.2 Penatalaksanaan  Gigitiruan Penuh pada Pasien Xerostomia
Ireversibel
Pada  pasien edentulus penderita xerostomia ireversibel dapat dibuatkan GTP dengan  reservoir.
21
Reservoir  adalah  ruangan  yang terdapat pada basis GTP  yang berguna untuk menampung saliva buatan. Reservoir dapat dibuatkan pada rahang atas
atau rahang bawah. Pada rahang atas reservoir  dibuatkan pada bagian palatal, sedangkan pada rahang bawah reservoir dibuatkan pada bagian posterior.
20,,24-27
Pembuatan  reservoir  pada rahang atas memiliki masalah seperti bertambahnya ketebalan bagian palatal dari gigitiruan, sehingga menyebabkan mulut
terasa penuh, perasaan ingin muntah, kesulitan menelan dan berbicara khususnya pasien dengan palatum yang rendah.  Pembuatan  reservoir  pada rahang bawah juga
memiliki masalah akibat besarnya gigitiruan, aplikasinya juga terbatas sebab beberapa pasien tidak mampu untuk memakai gigitiruan tersebut dan kecepatan aliran
saliva sulit untuk disesuaikan.
24-26
Masalah-masalah tersebut  menyebabkan seleksi kasus  merupakan hal yang penting, sebab dengan membuatkan reservoir  pada gigitiruan akan melemahkan
strukturnya,  jadi  pasien harus kooperatif, memiliki dimensi vertikal  yang cukup, bentuk linggir alveolar yang mendukung serta daerah gerong yang minimal.
24,25
Pada pasien xerostomia  ireversibel yang tidak memenuhi persyaratan diatas maka dibuatkan GTP  konvensional dengan anjuran seperti pembahasan sebelumnya
dan menggunakan saliva buatan secara terus menerus.
Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan  Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009.
USU Repository © 2009
Berikut ini akan dijelaskan mengenai penatalaksanaan pembuatan  GTP dengan reservoir pada rahang bawah yang disebut dengan mandibular split-denture.
25
3.2.2.1 Pencetakan
Untuk mendapatkan model anatomis, maka dilakukan pencetakan  anatomis dengan cara biasa  yaitu menggunakan bahan cetak  seperti  alginat  dan sendok cetak
untuk pasien edentulus.  Sendok cetak fisiologis dibuat pada  model anatomis,  lalu dilakukan pencetakan fisiologis menggunakan sendok cetak tersebut dan bahan cetak
elastomer  untuk mendapatkan model kerja Model no.1. Model no.1 kemudian dibuat duplikatnya dengan menggunakan bahan cetak elastomer  dan sendok cetak
biasa, model duplikat tersebut diberi nama model no.2.
25
3.2.2.2  Penentuan Hubungan Rahang
Basis  dan oklusal rim  dibuat  dengan menggunakan malam  yang dilunakkan pada model no.1, kemudian dilakukan pencatatan hubungan antar rahang : penentuan
dimensi vertikal dan relasi sentrik pada pasien.  Pada pencatatan hubungan antar rahang,    rahang bawah berada pada posisi dimundurkan  dan  freeway space  yang
dapat diterima. Puncak alveolar yang tipis dan tajam akibat resorbsi yang berlebihan dapat diatasi dengan cara mengurangi dimensi vertikal oklusal guna memperkecil
trauma dan rasa nyeri.
2,25
3.2.2.3  Pemasangan pada Artikulator dan Penyusunan Anasir Gigitiruan
Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan  Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009.
USU Repository © 2009
Model  no.1  kemudian dipasangkan  di artikulator,  dan anasir gigitiruan disusun.  Anasir gigitiruan  yang lebih pendek digunakan pada rahang bawah untuk
menyediakan tempat bagi reservoir.
25
Gigitiruan dengan basis malam  dicobakan  dan disesuaikan sampai menghasilkan nilai estetis, dimensi  vertikal dan  relasi  sentrik  yang  memuaskan baik
bagi dokter maupun pasien.
25
Model no.2 dan gigitiruan dengan basis malam dipasang di artikulator dengan relasi sentrik yang identik. Artikulator kedua ini dibuat untuk pekerjaan selanjutnya.
25
3.2.2.4  Pembuatan Reservoir
Untuk membuat bagian basis rahang bawah dengan akrilik bening dimana ditempatkan reservoir, pertama kali tinggi dari bagian basis akrilik tempat reservoir
harus ditentukan. Ini didapat dari mengukur tinggi bagian anterior dari gigitiruan dengan basis malam sampai ke sayap basis batas fornik, kemudian tinggi dari anasir
gigi anterior bawah ditentukan dan ditambahkan 3mm agar mendapat tempat yang cukup untuk reservoir  dibawahnya dan untuk menambah kekuatan.  Tinggi tersebut
kemudian dikurangi dengan tinggi keseluruhan anasir  sampai sayap  basis untuk mendapatkan tinggi basis untuk reservoir Gambar 7.
25
Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan  Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 7.  Penentuan  tinggi   dari  bagian basis yang akan dibuat reservoir c, tinggi anasir gigitiruan anterior ditambah
3mm b  dikurangi  dengan  tinggi keseluruhan bagian anterior dari anasir dan basisa. a-b = c
25
Basis  malam  yang  baru di bagian rahang bawah dibuat pada model  no.1 sesuai dengan tinggi basis  untuk  reservoir.  Basis ini dibuat dengan permukaan
oklusal serata dan sehalus mungkin dan dengan tepian oklusal yang jelas.Tiga blok double-tooth  Lego
TM
LEGO, LEGO Korea Co Ltd, Seoul, Korea kemudian ditanamkan pada basis malam. Satu di bagian anterior dan dua lagi masing-masing di
tiap bagian posterior. Blok ini ditanamkan tepat ditengah basis malam secara paralel dan hanya bagian gigi  dari blok Lego tersebut yang berada diatas  malam  Gambar
8.
25
Gambar 8. Basis malam dari  mandibular split-denture dengan blok Lego
TM
pada tempatnya
25
Kemudian  basis  malam  tersebut  di  tanam dalam kuvet.  Karena akurasi merupakan hal yang penting, maka digunakan pencampuran hampa udara dan  gip
keras.  Begitu  malam  telah meleleh keluar, blok Lego  dilepaskan  secara hati-hati.
Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan  Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009.
USU Repository © 2009
Setelah dioleskan larutan separasi, kuvet diisi dengan resin akrilik bening yang rapid- curing,  proses  kuring  sesuai petunjuk pabrik.  Setelah proses kuring  selesai, basis
akrilik bening dikeluarkan dari kuvet,  polis dengan hati-hati agar tepian oklusal tetap persegi.
25
Anasir gigitiruan rahang bawah disusun  menggunakan    artikulator dengan model no.2  yang telah disiapkan sebelumnya.  Gigitiruan rahang atas dengan basis
malam diletakkan di model atas lalu basis akrilik bening diletakkan di model bawah. Bila artikulator model no.2  tersebut memiliki relasi sentrik  yang sama dengan
artikulator pertama, maka jarak antara anasir gigitiruan rahang atas dengan basis akrilik ditambah 3mm akan sama juga dengan artikulator pertama Gambar 9.
25
Gambar 9. Anasir gigitiruan rahang atas diartikulasikan dengan   basis   akrilik   bening,  jarak antara
basis  dengan  anasir   gigitiruan  harus sama dengan jarak b pada gambar 7
25
Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan  Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009.
USU Repository © 2009
Pembuatan duplikat dari basis akrilik bening dilakukan agar anasir gigitiruan rahang bawah  dapat diproses secara terpisah dari basis akrilik bening.  Duplikat ini
didapat dengan mencetak basis akrilik bening  menggunakan bahan cetak elastomer dan di isi dengan gip keras. Sebelum pencetakan sebuah  gigitan malam dibuat antara
anasir gigitiruan   rahang    atas dan basis akrilik bening agar duplikat tersebut dapat berartikulasi dengan baik.
25
Basis akrilik bening lalu dipindahkan dan model duplikat tersebut ditempatkan pada posisinya lalu dipasang pada artikulator Gambar 10.
25
Gambar 10.  Anasir gigitiruan  rahang atas dengan model duplikat basis akrilik
25
Anasir gigitiruan  rahang bawah lalu di  susun dan di modelir  pada posisinya Gambar 11.
25
Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan  Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 11. Anasir gigitiruan mandibular split-denture, di modelir  dan  dioklusikan  dengan anasir
gigitiruan rahang atas
25
Anasir gigitiruan tersebut lalu di godok dengan menggunakan resin  akrilik merah jambu  yang  rapid-curing.  Setelah selesai penggodokan anasir gigitiruan
tersebut  disatukan  pada bagian bawah mandibular split-denture  yaitu basis akrilik bening.  Kedua bagian tersebut harus secara tepat disatukan.  Polis  dengan tetap
menyatukan kedua bagian agar diperoleh hasil yang licin, halus, dan tidak ada kerusakan pada tepinya.
25
Hasil yang diperoleh berupa GTP rahang bawah, dengan basis akrilik bening pada bagian bawahnya dan anasir gigitiruan dengan akrilik merah jambu pada bagian
atasnya Gambar 12 a-c.
25
Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan  Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 12. Mandibular split-denture   yang   akan   dibuatkan     reservoir: a disatukan, b dipisahkan, dan c dipisahkan menunjukkan
pengait dan lubangnya
25
Mandibular split-denture, masih tanpa reservoir dilakukan pasang percobaan kepada pasien untuk dipakai beberapa waktu agar pasien mampu untuk beradaptasi.
Setelah sesuai  maka  reservoir  dibuat  pada  basis akrilik  bening gigitiruan rahang bawah, oleh karena basis terbuat dari resin akrilik yang bening maka perluasan untuk
membuat ruangan reservoir dapat terlihat.
25
Permukaan dalam reservoir tidak dapat dipolis, oleh karena itu dibuat sebersih dan sehalus mungkin agar  mudah untuk dibersihkan. Reservoir  dibuat dua buah
masing-masing dibagian posterior.  Reservoir  dibuat sebesar mungkin dengan tetap memperhatikan ketebalan dinding basis gigitiruan agar tetap kuat. Ketebalan minimal
adalah 2mm Gambar 13.
25
Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan  Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 13. Mandibular split-denture dengan reservoir:  a pandangan posterior, b pandangan lateral, dan c reservoir diisi dengan cairan berwarna
25
Setelah reservoir terbentuk, dibuat 2 buah lubang masing-masing pada bagian inferior lingual basis menembus sampai ke reservoir dengan menggunakan round bur
berdiameter 0,5mm Gambar 14. Drainase dicoba dengan mengisi reservoir dengan air, kemudian  meletakkannya    diatas kertas tisu dan memeriksa bahwa secara
perlahan  dengan     adanya   daya kapilaritas air keluar dari reservoir dan  membasahi kertas tisu.
25
Gambar 14. Sepotong        kawat           untuk memperlihatkan  lubang drainase
pada   bagian  inferior  lingual.
25
3.2.3  Tahap Pemasangan
1. Gigitiruan reservoir  rahang bawah dipasangkan  kepada pasien   dan dilakukan penjelasan mengenai cara  memakai, melepaskan  dan  memisahkan
gigitiruan.
25
Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan  Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009.
USU Repository © 2009
2. Untuk membersihkan gigitiruan pasien  diinstruksikan untuk membilas reservoir seminggu sekali dengan sodium hipoklorit 1.
25
3. Sebagai tambahan, kawat ortodonti halus dapat digunakan untuk membersihkan lubang drainase bila tersumbat.
25
4. Pasien diinstruksikan untuk membersihkan GTP  setiap  hari  dengan menggunakan  sikat gigi khusus Gambar 15.
25
Gambar 15. Sikat gigi untuk GTP
23
5.  Pasien juga disarankan untuk menggunakan saliva buatan yang sama sebab bila berbeda merek maka kemungkinan berbeda juga viskositasnya dan membutuhkan
penyesuaian diameter lubang drainase kembali.
25
3.2.4  Tahap Pasca Pemasangan