Anamnesis Pemeriksaan Klinis Penegakan Diagnosis Xerostomia

Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009

3.1 Penegakan Diagnosis Xerostomia

3.1.1 Anamnesis

Kebanyakan anamnesis tidak memasukkan pertanyaan spesifik tentang xerostomia, oleh sebab itu xerostomia sering tidak terdeteksi bila pasien tidak memiliki keluhan. 11 Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengidentifikasi penderita xerostomia yang asimptomatis, tetapi beresiko terjadi komplikasi akibat penurunan sekresi saliva 11,15,16 1. Apakah jumlah saliva di mulut anda terlalu sedikit, terlalu banyak atau anda tidak memperhatikannya ? 2. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menelan ? 3. Apakah mulut anda terasa kering sewaktu makan ? 4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam memakan makanan kering seperti biskuit, keripik, kraker dan anda minum untuk membantu menelannya ? Jawaban “ya” terhadap saliva yang terlalu sedikit pada pertanyaan pertama merupakan tanda bahwa terjadi penurunan jumlah saliva yang tidak terstimulasi. Jawaban “ya” pada salah satu dari tiga pertanyaan selanjutnya merupakan tanda bahwa terjadi penurunan jumlah saliva yang terstimulasi. 11 Bagi pasien yang simptomatis yaitu mereka yang datang ke klinik dengan keluhan xerostomia, tindakan penanganan awal ialah mengetahui kapan itu mulai terjadi, frekuensi dan keparahan dari xerostomia tersebut. Berikut ini beberapa pertanyaan untuk penderita yang asimptomatis. 11,15,16 1. Apakah anda sering bangun tengah malam untuk minum ? Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009 2. Apakah anda menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi atau penyakit lainnya ? 3. Apakah anda pernah mengalami penyinaran di bagian kepala dan leher ? 4. Kapan terakhir kali anda melakukan pemeriksaan fisik lengkap ? 5. Obat-obatan apa saja yang sedang anda konsumsi ? 6. Berapa banyak anda minum dalam satu hari ? 7. Sudah berapa lama anda merasakan gejala ini ?

3.1.2 Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan keseluruhan rongga mulut merupakan bagian yang penting dalam penegakan diagnosis. 11 Pada pasien xerostomia mukosanya akan menjadi kering, lengket, atropi, berfisur, berlobul, dan berubah warna serta saliva pasien yang bertalian atau berbusa. Terdapat sedikit atau mungkin tidak ada saliva yang tergenang di dasar mulut. Mukosa rongga mulut terlihat kemerahan, dengan daerah dorsal lidah kadang-kadang menjadi atropi. Kemerahan tersebut dapat merupakan erythematous candidiasis akibat pertumbuhan jamur candida albicans yang berlebihan. 10,11,15,16 Evaluasi kelenjar saliva harus mencakup temuan-temuan seperti terjadi pembesaran kelenjar saliva, lunak saat di palpasi, tidak ada atau sedikit saliva yang keluar saat palpasi, saliva yang terkontaminasi dengan darah atau nanah dan atropi papilla duktus Stensen’s dan Wharton. 11 Tongue blade dapat dipakai untuk memperkuat inspeksi visual, dimana pasien disuruh meletakkan tongue blade pada mukosa bukal, jika tongue blade Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009 tersebut lengket ke mukosa sewaktu akan di angkat, maka ini pertanda adanya kekeringan mukosa dan penurunan sekresi saliva Gambar 4. 11 Gambar 4. Tongue blade lengket ke mukosa bukal 11 3.1.3 Pemeriksaan Lanjutan Beberapa tes dan teknik dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi kelenjar saliva. Biasanya dilakukan tes tunggal atau kombinasi dari beberapa tes diagnostik seperti sialometri, mikrobial, serologi, tes histologi biopsi dan sialografi. 10,12 Sialometri dan tes histologi biopsi adalah tes yang sering dilakukan oleh dokter gigi dalam praktek sehari-hari. 11 Sialometri adalah pengukuran aliran saliva dengan mengumpulkan saliva keseluruhan, yaitu saliva istirahat dan saliva terstimulasi. 11,12 Pada sialometri, untuk mengukur aliran saliva istirahat, pasien diinstruksikan untuk tidak makan, minum, merokok, menyikat gigi, atau meletakkan apapun di mulut mereka selama 90 menit sebelum waktu pengukuran. Dokter gigi atau stafnya mengumpulkan saliva dalam suasana yang tenang, pasien berada dalam posisi berdiri, kepala dimiringkan ke depan, mata terbuka dengan pergerakan tubuh dan orofasial yang minimal. Pasien Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009 diperintahkan untuk menelan saliva terlebih dahulu, jangan banyak bergerak dan biarkan saliva mangalir sendiri selama ± 5 menit melalui bibir bawah ke tabung dengan cerobong pada bagian atasnya. Setelah 5 menit dokter gigi memerintahkan pasien untuk mengosongkan mulut dari saliva dengan cara meludahkannya ke tabung Gambar 5. 11 Gambar 5. Saliva dikumpulkan dari pasien 11 Untuk mengukur aliran saliva terstimulasi, pasien disuruh mengunyah permen karet dengan ± 45 kali kunyahanmenit. Pasien akan mengosongkan mulutnya dari saliva dengan meludahkannya ke tabung tiap menit dan begitu selanjutnya selama 5 menit. 11 Dokter gigi lalu menghitung nilai aliran saliva dengan membagi jumlah berat atau volume saliva yang dikumpulkan dengan durasi pengumpulan 5 menit. 11 Aliran normal saliva istirahat diperkirakan berkisar 0,3-0,5 mLmin dan untuk aliran saliva terstimulasi berkisar 1-2 mLmin. 11,15 Hubban Nasution : Penegakan Diagnosis Dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigitiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia, 2009. USU Repository © 2009 Biopsi kelenjar saliva minor biasanya dilakukan untuk mendiagnosis adanya sindroma Sjogren, HIVAIDS, sarkoidosis, amyloidosis. Biopsi kelenjar saliva mayor merupakan pilihan bila dicurigai adanya malignansi Gambar 6. 15,17 Gambar 6. Biopsi kelenjar saliva minor tanda panah 11 Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan diatas maka dapat ditegakkan diagnosis apakah pasien tersebut menderita xerostomia atau tidak, dan apakah xerostomia yang diderita pasien termasuk kedalam kelompok reversibel atau ireversibel.

3.1.4 Perawatan Xerostomia