9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembinaan Sikap Kepemimpinan
1. Pengertian Pembinaan
Dalam mengartikan definisi pembinaan secara bahasa, penulis mengambil dari beberapa sumber yang berbeda-beda antara lain :
Menurut Ma hmud Yunus, “Pembinaan berasal dari bahasa arab banaa,
yabnaa, banaa’un, yang artinya membangun, membina, memperbaiki, mendirikan
”.
1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Pembinaan”
memiliki arti usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang baik.
2
Sed angkan menurut Zakiah Drajat, “Pembinaan adalah upaya
pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka
memperkenalkan, menumbuhkan, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
bakat, keinginan, prakarsa sendiri, menambah, meningkatkan, dan mengembangkan ke arah tercapainya martabat, mutu, dan kemampuan
manusia yang optimal dan pribadi yang mandiri.
3
Dari beberapa pengertian tersebut dapat penulis ambil kesimpulan bahwa pembinaan adalah sebuah usaha atau kegiatan memberikan bimbingan,
arahan yang terencana untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka memperoleh hasil yang lebih baik.
1
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung,1972, Cet. Ke I, h. 73.
2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, h. 152.
3
Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Ilmu Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1976, cet. Ke 15, h. 36.
2. Pengertian Sikap
Secara etimologi sikap dalam bahasa Inggris di sebut attitude.
Sedangkan pengertian sikap secara istilah menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut: Menurut
definisi sederhana
Sikap attitude
adalah suatu
kecenderungan untuk bertingkah laku atau berfikir di dalam suatu cara tertentu.
4
Sedangkan menurut Akyas Azhari, “Sikap attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Bagaimana reaksi seseorang jika
ia terkena suatu rangsangan baik dari orang, benda-benda, ataupun situasi mengenai dirinya.
5
Dari berbagai macam pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwasannya sikap adalah suatu tindakan sseseorang atau kecenderungannya
untuk mereaksi terhadap suatu objek. Adapun objeknya tersebut bisa orang atau benda dengan cara tertentu yang dipilihnya. Dengan demikian
mengindikasikan bahwa sikap selalu diarahkan kepada suatu objek, tanpa objek maka tidak akan ada sikap.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian sikap yang dirumuskan oleh Sarlito Wirawan yang mengatakan bahwa sikap
adalah “kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-
hal tertentu.”
6
Selanjutnya, sikap itu merupakan konsep yang dibentuk oleh tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan perilaku.
a. Komponen kognitif berisi semua pemikiran serta ide-ide yang
berkenan dengan objek sikap. Isi pemikiran seseorang meliputi hal-hal yang diketahuinya sekitar objek sikap, dapat berupa tanggapan atau
keyakinan, kesan, atribusi, dan penilaian tentang objek sikap tadi.
4
A Budiarjo dkk, Kamus Psikologi, Semarang: Dahara Prize, 1991, h. 42.
5
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: PT. Teraju, 2004, cet. I, h. 161.
6
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000, Cet. VIII, h. 94.
b. Komponen afektif dari sikap meliputi perasaan atau emosi seseorang
terhadap objek sikap. Adanya komponen afeksi dari sikap, dapat diketahui melalui perasaan suka atau tidak suka, senang atau tidak
senang terhadap objek sikap. c.
Komponen perilaku dapat diketahui melalui respons subjek yang berkenaan dengan objek sikap. Respons yang dimaksud dapat berupa
tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan dapat berupa intensi atau niat untuk melakukan perbuatan tertentu sehubungan dengan
objek sikap.
7
Selanjutnya Sikap tidak dapat terbentuk dengan sendirinya atau terjadi begitu saja. Pembentukannya selalu berhubungan dengan interaksi sosial baik
yang terjadi di dalam kelompok maupun diluar kelompok, baik berjalan secara alamiah maupun dengan bantuan teknologi informasi. Secara Umum
pembentukan dan perubahan sikap dapat terjadi melalui empat cara, masing- masing:
1 Adaptasi, yaitu kejadian yang terjadi berulang-ulang.
2 Diferensiasi, yaitu sikap yang terbentuk karena perkembangan
Intelegensi, bertambahnya pengalaman dan lain-lain. 3
Integrasi, dimana pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu
hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut. 4
Trauma, yakni pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan dan biasanya meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan,
sehingga pada akhirnya membentuk sikap tertentu.
8
3. Pengertian Kepemimpinan