Pengertian Cerai, Perbedaan Antara Cerai dan Fasakh

3. Syarat dan Rukun Nikah Syarat-syarat nikah merupakan dasar bagi sahnya pernikahan. Pada garis besarnya, syarat-syarat sahnya pernikahan itu ada dua: a. Calom mempelai perempuannya halal dikawin oleh laki-laki yang ingin menjadikannya istri. b. Akad nikahnya dihadiri para saksi. Sedangkan rukun-rukun nikah itu terdiri dari: a. Pihak Laki-Laki b. Pihak Perempuan c. Wali atau Wali Hakim d. Dua Orang Saksi e. Ijab Dan Qabul 19

B. Pengertian Cerai, Perbedaan Antara Cerai dan Fasakh

Cerai berarti “pisah”, “putus hubungan” sebagai suami istri , talak. 20 Cerai atau lebih dikenal dalam Islam talak, dari kata “ithlaq” artinya “melepaskan atau meninggalkan” dalam istilah agama “talak artinya melepaskan ikatan perkawinan atau putusnya hubungan perkawinan. 21 18 Ibid, h. 62 19 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat Jakarta: Kencana, 2006, h.46-49. 20 Departeman Pendidikan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.163. 21 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Bandung: Al Maarif, 1980, Jilid 8, h.1. Sebuah hubungan perkawinan sejatinya menjadi utuh, langgeng bagi kedua pasangan dari itulah tujuan dari perkawinan. Dan keduanya diharapkan dapat mewujudkan rumah tangga yang menjadi fungsi keluarga itu sendiri yaitu : a. Fungsi Biologis b. Fungsi pendidikan sosial bagi anak c. Fungsi afeksi d. Fungsi edukatif e. Fungsi religius f. Fungsi protektif g. Fungsi kreatif h. Fungsi ekonomis i. Fungsi penentuan status 22 Dan dikatakan bahwa ikatan antara keduanya merupakan ikatan yang paling suci dan kokoh dan Allah menamakan ikatan suci antara suami istri tersebut dengan kalimat “perjanjian yang kokoh” 23 sebagaimana disebutkan Allah SWT dalam firmannya : 0J K 05 B ﻥ L 8 ﻝ + Artinya: “Dan mereka istri-istrimu telah memberi dari kamu perjanjian yang kuat”. Q.S. 4 Al-Nisa’: 154 Walaupun sebenarnya pekerjaan halal yang sangat dibenci adalah bercerai, dan memang tidak dianjurkan untuk bercerai. Sebagaimana sabda Rasulullah saw dalam sebuah hadis yang berbunyi: 22 H.A. Sutarmadi dan Mesrani, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2006, h.11-12. 23 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat Jakarta: Mizan, 1998, h.9-10. M N , C O 7 ﻝ N PN 1 N Q 5 ﺱ : L1 S T ﻝ 9 Q Uﻝ , C N V 6ﻝ W 8 M99O X XX D1L Y + Artinya: Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW berkata “Perbuatan halal yang sangat dibenci Allah ialah talak Hr. Abu Daud Hakim dan disahkan olehnya 24 Tetapi jika terdapat darurat yang membolehkan cerai yaitu bila suami meragukan kebersihan tingkah laku istrinya atau sudah tidak mencintainya. Tetapi jika tidak terdapat alasan apapun, maka bercerai yang demikian berarti kufur terhadap nikmat Allah SWT. Talak juga mempunyai hukum yaitu : wajib, haram, dan sunnah. Talak wajib yaitu talak yang dijatuhkan oleh pihak pengadilan sebagai penengah, karena perpecahan antara suami istri yang sudah berat dan tidak ada jalan lain selain perpisahan. Talak haram yaitu thalak tanpa alasan, diharamkan karena merugikan bagi kedua belah pihak, tidak ada kemaslahatan yang mau dicapai dengan perbuatan talak. Talak sunnah yaitu karena istri mengabaikan kewajibannya kepada Allah SWT, seperti salat dan sebagainya. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa hukum talak ada lima, yang menjadi wajib jika terjadi perseteruan yang tak kunjung ada pemecahannya, dan kedua belah pihak tidak dapat lagi bersatu, dua wakil dari kedua belah pihak tidak dapat mendamaikan kedua belah pihak dengan tujuan menyelamatkan rumah tangga 24 Sulaimân bin al-Asy’ab Abu Dâwûd al-Sajastânî al-Azdî, Sunan Abî Dâwûd Beirut: Dâr al-Fikr, t.th, Juz 1, h.661. mereka, pihak hakim berpendapat bahwa talak adalah lebih baik, tidak terjadi perceraian maka berdosalah sang suami. Menjadi haram jika menceraikan istri ketika haid atau nifas, ketika keadaan suci yang telah disetubuhi, menceraikan istrinya dengan talak tiga sekaligus atau thalak satu tetapi disebut berulang kali sehingga cukup tiga kali atau lebih. Sunnat ketika suami tidak mampu menanggung nafkah istrinya dan istrinya tidak menjaga kehormatan dirinya. Makruh ketika suami menjatuhkan talak kepada istrinya yang baik dan berakhlak mulia dan mempunyai pengetahuan agama. Menjadi Mubah ketika suami yang lemah keinginan nafsunya atau istrinya belum datang haid atau telah putus haidnya. 25 Dalam kitabnya As-Syifa, Ibnu Sina mengatakan bahwa seharusnya jalan untuk cerai itu diberikan dan jangan ditutup sama sekali, karena dikhawatirkan dapat berakibat bahaya yang lebih besar dari pada disatukan, dan jika terus-terusan dipaksa justru tidak baik, pecah, dan kehidupan mereka akan menjadi kacau-balau. 26 Allah SWT berfirman : 888 ZZZZﻝ ZZZZ [ D \ ﻝ ZZZZF \ 7 D ZZZZ1 7 T ZZZZ F P D \ ZZZZﻝ ZZZZی ] 1. ZZZZ2 _ 1 _ 888 ﻝ 8+ Artinya: “Dan janganlah kamu suami menghalangi mereka istri-istri karena kamu ingin mengambil kembali apa yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau mereka berbuat keji dengan terang-terangan.” Q.S. 4 Al- Nisa’: 49 25 Wahbah Zuhaili, Fiqh al-Islâmî Wa Adillatuhu Beirut: Dâr al-Fikr, t.th, h. 6864 26 Ibid

C. Perbedaan Antara Cerai Dan Fasakh