lautan. Artinya, bahwa sumberdaya ini dapat dieksploitasi untuk kemaslahatan manusia namun tidak menjadikan lingkungan termasuk sumberdaya itu menjadi
rusak.
2.3. Sudut Pandang Sosiologis Kepariwisataan
Dari sudut pandang sosiologis, kegiatan pariwisata sekurang-kurangnya mencakup tiga dimensi interaksi, yaitu: kultural, politik dan bisnis. Dalam dimensi
interaksi culutural, kegiatan pariwisata memberi ajang akulturasi budaya berbagai macam etnis dan bangsa. Melalui pariwisata, kebudayaan masyarakat tradisional
agraris sedemikian rupa bertemu dan berpadu dengan kebudayaan masyarakat modern industrial. Kebudayaan-kebudayaan itu saling menyapa, saling bersentuhan,
saling beradaptasi dan tidak jarang kemudian menciptakan produk-produk kebudayaan baru.
Dalam dimensi interaksi politik, kegiatan pariwisata dapat menciptakan dua kemungkinan ekstrem, yaitu: 1 persahabatan antar etnis dan antar bangsa, dan 2
bentuk-bentuk penindasan, eksploitasi dan neokolonialisme. Di satu pihak, melalui pariwisata, masing-masing etni dan bangsa dapat mengetahui atau mengenal tabiat,
kemauan dan kepentingan etnis dan bangsa lain.
Pengetahuan demikian dapat memudahkan pembinaan persahabatan atau
memupuk rasa satu sepenanggungan. Tetapi di lain pihak, melalui pariwisata pula,
Universitas Sumatera Utara
dapat tercipta bentuk ketergantungan suatu etnis atau bangsa kepada etnis atau bangsa lain. Misalnya, meningkatnya ketergantungan pendapatan negara sedang berkembang
kepada wisatawan dari Negara maju. Sedangkan dalam dimensi interaksi bisnis, kegiatan pariwisata terlihat menawarkan bertemunya unit-unit usaha yang
menyajikan bermacam-macam keperluan wisatawan. Bentuk yang disajikan oleh unit-unit usaha ini dapar berupa barang ataupun jasa. Adapun rentangnya dapat
berskala lokal, nasional, atau internasional. Tanpa mengabaikan pentingnya dimensi interaksi cultural dan interaksi
politik, pokok bahasan tulisan ini terletak pada interaksi bisnis dan difokuskan pada rentangan skala lokal. Pokok bahasan interaksi bisnis dipilih dengan pertimbangan
bahwa pembangunan industri pariwisata kita sampai sekarang masih ditujukan untuk kepentingan ekonomi, seperti menambah kesempatan kerja, meningkatkan devisa
Negara dan income perkapita, serta menghasilkan ketergantungan pada minyak bumi. Dan sengaja difokuskan pada rentangan skala lokal karena pada saat ini masalah-
masalah krusial dalam kaitannya dengan pembangunan industri pariwisata lebih banyak terjadi di tingkat local propinsi dan kabupaten.
1.4.
Pariwisata dan Ekonomi Daerah
Pariwisata memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu wilayah. Industri ini dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi lokal.
Universitas Sumatera Utara
Kawasan sepanjang pantai yang bersih dapat menjadi daya tarik wilayah, dan kemudian berlanjut dengan menarik turis dan penduduk ke wilayah tersebut. Sebagai
salah satu lokasi rekreasi, kawasan pantai dapat merupakan tempat yang lebih komersial dibandingkan kawasan lain, tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber
alam yang terbatas, hal penting yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai haruslah menjadi aset ekonomi untuk suatu wilayah.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa pariwisata mempunyai andil yang cukup besar dalam meningkatkan perekonomian daerah. Namun hal ini
banyak dilupakan oleh daerah bahkan Negara dengan terlalu memfokuskan perkembangan sektor lain untuk meningkatkan perekonomian daerah seperti dari
sektor tambang, perkebuanan, industri, perikanan, kelautan dan sebagainya. Dalam konsep otonomi daerah telah ditekankan bahwa pertumbuhan
ekonomi suatu daerah adalah merupakan tugas pemerintah, swasta dan masyarakat. Pembangunan. Pengembangan ekonomi daerah harus berupaya untuk menciptakan
berbagai kesempatan dalam berusaha yang akan menghasilkan berbagai keuntungan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam artian keuntungan dari berbagai aspek, baik
aspek ekonomi maupun social. Dan untuk mewujudkan hal tersebut, daerah arus memiliki modal yang akan mendorong peluang dan kemampuan kompetitif atau daya
saing atas dasar keunggulan komparatif daerahnya letak geografis, SDM profesional, akses informasi dan teknologi, kompetensi kelembagaan dan manajemen,
kemampuan permodalan dan akses pasar dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih mempertajam kemampuan daerah dalam mengelola potensi kekayaan daerahnya, tentu dibutuhkan berbagai sarana dan prasarana serta
keunggulan kompetitif dari daerah tersebut. Apa yang dapat dilakukan daerah agar dapat memenangkan persaingan dan menjadi pemenang dalam berbagai persaingan,
semuanya harus diatur dalam sebuah konseop strategi yang matang. Namun, untuk menyusun sebuah rencana yang memiliki kekuatan juga dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan memiliki kreatifitas untuk membaca berbagai peluang dan ancaman yang ada. Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan dari pemberian
otonomi daerah adalah : 1.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat 2.
Pelayanan umum 3.
Daya saing daerah. Mardiasmo, 2002: 12 Ekonomi wilayah sebaiknya tidak berbasis pada satu sektor tertentu.
Keanekaragaman ekonomi diperlukan untuk mempertahankan lapangan pekerjaan dan untuk menstabilkan ekonomi wilayah. Ekonomi yang beragam lebih mampu
bertahan terhadap konjungtur ekonomi. Pemerintah daerah dan pengusaha adalah dua kelompok yang paling
berpengaruh dalam menentukan corak pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah daerah, mempunyai kelebihan dalam satu hal, dan tentu saja keterbatasan dalam hal
lain, demikian juga pengusaha. Sinergi antara keduanya untuk merencanakan bagaimana ekonomi daerah akan diarahkan perlu menjadi pemahaman bersama.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah daerah mempunyai kesempatan membuat berbagai peraturan, menyediakan berbagai sarana dan peluang, serta membentuk wawasan orang banyak.
Tetapi pemerintah daerah tidak mengetahui banyak bagaimana proses kegiatan ekonomi sebenarnya berlangsung. Pengusaha mempunyai kemampuan mengenali
kebutuhan orang banyak dan dengan berbagai insiatifnya, memenuhi kebutuhan itu. Aktivitas memenuhi kebutuhan itu membuat roda perekonomian berputar,
menghasilkan gaji dan upah bagi pekerja dan pajak bagi pemerintah. Dengan pajak, pemerintah daerah berkesempatan membentuk kondisi agar perekonomian daerah
berkembang lebih lanjut. Maka kepada daerah diberi hak untuk menggali dan mengembangkan
potensi daerahnya. Misalnya meningkatkan sector industry, sektor pelayanan jasa, mendorong laju penanaman modal melalui promosi dan peningkatan pelayanan
perijinan, membangun dan meningkatkan kualitas sarana prasarana penunjang kegiatan investasi, mengembangkan sentra-sentra produksi potensial, melakukan
berbagai inovasi manajemen pembangunan dan meningkatkan kualitas SDM dan lain- lain.
Dalam konteks desentralisasi ekonomi, pendayagunaan potensi daerah untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal, hal ini dapat dilakukan melalui strategi
kombinasi yaitu kewenangan daerah untuk dapat berdiri sendiri, dengan basis sumber daya yang dimiliki dengan kemampuan menciptakan interaksi dan keterkaitan secara
ekonomi dengan daerah sekitarnya, atau dengan wilayah ekonomi yang lebih luas
Universitas Sumatera Utara
Bappenas, 2003. Dengan demikian ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian yakni pengembangan ekonomi lokal dan kemitraan.
Pengembangan ekonomi lokal yaitu pembangunan lokal dilakukan dengan menggunakan sumberdaya lokal misalnya sumber daya manusia, sumber daya alam
maupun sumber daya kelembagaan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan sumberdaya lokal memiliki keuntungan tersendiri, misalnya
pengurangan angka pengangguran, lebih mudah menumbuhkan partisipasi masyarakat dan semakin kecil kemungkinan terjadi penyimpangan antara
pembangunan dengan kebutuhan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil
inisiatif dalam pengembangan ekonomi lokal yang dapat dilakukan melalui suatu forum kemitraan. Sedangkan kemitraan itu sendiri mempunyai makna bahwa dalam
tataran proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program ada kebersamaan yang sinergis antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Dengan demikian
diharapkan kemitraan ini dapat menjadi katalis bagi penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik good governance melalui berbagai proses pengambilan
keputusan yang terkait dengan pengembangan ekonomi lokal. Salah satu sektor sumberdaya lokal yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan untuk mengisi kas daerah adalah dari sektor pariwisata. Bagi daerah yang memiliki potensi panorama alam, maka pengembangan sektor ini akan lebih
mengarah pada sektor wisata alam. Namun, bagi daerah yang tidak memilih panorama alam yang mendukung, maka pengembangan wisatanya dapat berupa
Universitas Sumatera Utara
wisata jasa, teknologi dan sebagainya. Contohnya adalah Negara Singapura, mereka menjadikan Negara mereka sebagai tempat wisata yang banyak diminati wisatawan
mancanegara karena mereka mampu menyuguhkan berbagai sarana hiburan sebagai obyek wisata dari sektor jasa, teknologi, dan sebagainya.
Indonesia sebagai Negara yang dikenal dengan panorama alam yang indah, sudah sepantasnya bila mengembangkan sektor wisata sebagai sumber penerimaan
Negara. Perhatian terhadap pariwisata sudah sangat mulus tersebar karena sadar akan manfaat-manfaat yang didatangkan bagi negara-negara penerima wisatawan:
a. Bahwa pariwisata menjadi sumber pendapatan valuta asing dengan menjual
jasa-jasa dan barang-barang yang berkaitan dengan pariwisata. b.
Bahwa pendapatan ini mengalir cepat dan langsung terbagi-bagi secara meluas kepariwisataan dalam perekonomian nasional, sehingga mampu
membagi-bagi laju pendapatan secara meluas, bertambah banyak dan berputar-putar ke segala lapisan pedagang besar dan pengecer, transportasi,
beragam komponen sektor pariwisata, kebutuhan-kebutuhan dan usaha yang berdasarkan tingkat pengeluaran konsumen.
c. Bahwa pariwisata adalah suatu pasaran lanjutan searah dengan meningkatnya
yang begitu pesat tingkat pendapatan keluarga yang tidak habis terpakai, khususnya pada Negara-negara yang industrinya sudah maju.
d. Bahwa industri pariwisata jika dibanding dengan industri lain termasuk
industri yang investasi modalnya kecil sebanding dengan arus pendapatan yang mungkin.
Universitas Sumatera Utara
e. Bahwa pariwisata menyediakan suatu pasaran ekspor tempat konsumen
datang untuk meneliti produk-produk tersebut. f.
Bahwa produk yang dijual terutama berupa jasa-jasa dan tidak dapat dijamah karena udara yang sejuk, alam yang indah terdapat tempat-tempat yang
bersejarah, yang kelihatannya secaar potensial tidak akan habis-habisnya, dan hanya tunduk pada keterbatasan upaya promosi dan penjualan.
g. Bahwa pariwisata adalah sarana yang ampuh dan efektif bagi kebijakan umum
untuk menciptakan perpaduan sosial dan budaya pada tingkat nasional maupun internasional, untuk mengembangkan industri-industri lain dan sarana
pemupukan tenggang rasa dan saling pengertian dengan Negara-negara tetangga dan dunia umumnya.
Jika pemikiran tersebut pada dasarnya membuktikan tentang perluasan akibat pariwisata pada ekonomi Negara penerima dan apakah ada dasarnya atau tidak untuk
memberi sektor pariwisata prioritas utama dalam perencanaan pengembangan ekonomi negara itu, maka hal-hal ini akan berbeda pada suatu negara dengan negara
lainnya. Hal ini sangat bergantung pada keadilan ekonomi Negara itu. Apakah ada pilihan-pilihan untuk pengembangan, juga pada tingkat perkembangan Negara itu
dalam bidang prasarana dan pada bobot atraksi wisata yang dimiliki Negara itu. Unsur lain seperti jarak dan pasaran sumber wisatawan dan biaya fasilitas wisata
memainkan peranan yang penting juga.
Universitas Sumatera Utara
Karena itu dalam perekonomian tidak ada pengkotak-kotakan, melainkan yang ada adalah ketergantungan pada berbagai bagian ekonomi yang menciptakan
masalah-masalah konseptual dan tolak ukurnya dalam analisa ekonomi. Karena pariwisata mempengarui dan sekaligus juga dipengaruhi oleh sektor-sektor produksi
ekonomi daerah, maka banyaknya kekuatan penghambat yang terjadi didalam ekonomi akan lebih mempersulit pengukuran kerugian yang timbul dan perhitungan
dalam rangka mendapatkan keuntungan.
2.5. Peranan Obyek Pariwisata