22
D. Pemenuhan Kebutuhan Informasi dan Ilmu Pengetahuan
Pemenuhan Kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan baik perorangan maupun kelompok ahli mempunyai kebiasaan masing-masing dalam hal mencari
informasi dan ilmu pengetahuan. Pemakai-pemakai informasi dan ilmu pengetahuan adalah individu-individu yang masing-masing berbeda kebutuhannya
tergantung dari pendidikan atau faktor psikologi sosial yang unik. Arsland pada Thesisnya yang mengutip dari Zipper mendefenisikan
kebutuhan informasi merupakan suatu kondisi dimana informasi tertentu memiliki kontribusi yang besar dalam suatu pencapaian dimana mereka harus membuat
keputusan, menjawab pertanyaan, menempatkan fakta-fakta, dan memecahkan masalah atau dapat memahami sesuatu
17
. Kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan dapat dipengaruh oleh
aktivitas suatu pekerjaan yang sering menimbulkan keinginan atau kebutuhan tertentu sesuai dengan apa yang diinginkan atau dibutuhkannya.
Dalam memenuhi kebutuhan informasi ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat
terwujud secara pasti:
17
A.H. Arshland. “Studi tentang kebutuhan dan pencarian informasi anggota DPR RI dalam proses penerbitan suatu UU atas usul inisiatif”. Thesis S2 Program Studi Ilmu
Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan Bidang Budaya Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia Depok, 2001, h 70.
23
1 Visceral need, yaitu tingkatan ketika “need for information not existing
in the remembered experience of the inquirer” – atau dengan kata lain ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai
kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman- pengalaman seseorang dalam hidupnya.
2 Conscious Need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan “mental-
description of an ill-defined area of indecision” atau ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan.
3 Formalized Need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan
terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain.
4 Compromised Need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan
kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap, kondisi tertentu
18
. Luki wijayanti pada thesisnya mengatakan bahwa dalam rangka memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut, orang memerlukan informasi. Berdasarkan beberapa pendapat tentang kebutuhan informasi, maka kondisi yang menyebabkan
munculnya kebutuhan informasi adalah pada saat seseorang menemui suatu
18
Putubuku,“ Informasi: Dibutuhkan, diinginkan, diperlukan. Ilmu perpustakaan informasi : diskusi dan ulasan ringkas”. Artikel diakses pada tanggal 12 Januari 2010 dari
http:iperpin.wordpress.com20081011informasi-dibutuhkan-diinginkan-diperlukan ,
24
problem yang belum dapat dicari solusinya secara pribadi, sehingga ia memerlukan informasi dan ilmu pengetahuan dari sumber-sumber diluar dirinya
19
.
19
Luki Wijayanti, “Kebutuhan dan perilaku pencarian informasi staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Indonesia dalam rangka mengerjakan penelitian tahun 2000.” Thesis S2
Program Studi Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan Bidang Budaya Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia Depok, 2001, h. 22.
25
BAB III GAMBARAN UMUM
PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
A. Sejarah Singkat Fakultas Adab Dan Humaniora
1. Sejarah Fakultas Adab Dan Humaniora
Sejarah Fakultas Adab Dan Humaniora sebelumnya bernama Fakultas Adab, berawal dari berdirinya Akademi Dinas Ilmu Agama ADIA pada
tanggal 1 Juni 1957. Jurusan Bahasa Arab pada ADIA merupakan embrio dari Fakultas Adab. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan keputusan
Presiden RI No. 11 tahun 1960, pada tanggal 24 Agustus 1960 2 Rabi’ul Awal 1380 H ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta digabungkan dalam
satu wadah Institusi Agama Islam Negeri IAIN. AIDIA di Jakarta mengelola Fakultas Tarbiyah yang merupakan pengembangan dari Jurusan Pendidikan
Islam dan Fakultas Adab merupakan pengembangan dari Jurusan Bahasa Arab, sementara PTAIN Yogyakarta mengelola Fakultas Ushuluddin dan
Fakultas Syari’ah. Fakultas Adab selanjutnya mendapatkan legitimasi dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Agama No. 35 Tahun 1960.
Pada tahun 1963 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 5 tahun 1963, Fakultas Adab dinyatakan memiliki empat jurusan :
1. Jurusan Sastra Arab 2. Jurusan Sejarah dan Kebudyaan Islam
3. Jurusan Bahasa Urdu 4. Jurusan Bahasa Persia