Pemeriksaan Kekuatan Poros Pemilihan Bahan

Dalam perencanaan poros ini dipilih bahan jenis S30C yang dalam perencanaannya diambil kekuatan tarik sebesar 2 48 mm kg b = σ . Maka tegangan puntir izin dari bahan dapat diperoleh dari rumus : 2 1 .sf sf b a σ τ = ...…………………………………………...………..[4, hal. 8] Dimana : a τ = tegangan geser izin kgmm 2 b σ = kekuatan tarik bahan kgmm 2 S f1 = faktor keamanan yang bergantung kepada jenis bahan. S f2 = faktor keamanan yang bergantung pada bentuk poros harga 1,3-3,0 Sesuai dengan standar ASME, batas kelelahan puntir adalah 18 dari kekuatan tarik b σ , dimana untuk harga ini faktor keamanan diambil sebesar 1 0,18 =5,6. Harga 5,6 diambil untuk bahan SF dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh massa dan baja paduan. Harga S f1 diambil 6 karena dalam perencanaan pemilihan bahan diambil jenis S30C. Sedangakan nilai S f2 , karena poros yang dirancang merupakan poros bertingkat, sehingga dalam perencanaannya faktor keamanan diambil 1,4.

2.6. Pemeriksaan Kekuatan Poros

Ukuran poros yang telah direncanakan harus diuji kekuatannya. Pengujian dilakukan dilakukan dengan memeriksa tegangan geser yang terjadi akibat momen puntir yang bekerja pada poros. Apabila tegangan geser ini melampaui Universitas Sumatera Utara tegangan geser izin yang dapat ditahan oleh bahan maka poros mengalami kegagalan. Besar tegangan geser akibat momen puntir yang bekerja pada poros diperoleh dari: 3 16 p s T d τ π = …...………………………………………….[2, hal. 263] dimana: = τ p tegangan geser akibat momen puntir kgmm 2 T = momen puntir yang terjadi direncanakan kg.mm d s = diameter poros mm

2.7 Pemilihan Bahan

a. Impeller Dalam penelitian ini bahan impeler centrifugal fan terbuat dari pelat ferritic stainless steel buatan Durinox grade F12N [8], seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4. Model Skala Impeler Centrifugal Fan Universitas Sumatera Utara Komposisi kimia ferritic stainless stell plate Durinox F12N antara lain: • Carbon : 0.01 • Chromium : 11.5 • Ni : 0.4 • PRE : 11,5 Stainless steel grade PRE pitting resistance equivalent adalah petunjuk tingkat ketahanan stainless steel terhadap korosi, semakin tinggi nilainya maka semakin baik ketahanannya terhadap korosi. b. Bantalan Dalam penelitian ini Bantalan yang digunakan adalah bantalan bola unit terpadu ball bearing units model square four bolt flanged UKF 206 J merk FYH, seperti pada Tabel 2.3. Tabel.2.3. Spesifikasi Bantalan Bola Unit Terpadu Model Square Four Bolt Flanged Bantalan bola unit terpadu FYH dibuat dengan bentuk yang bervariasi untuk memenuhi standar bantalan bola deep groove dan housing yang lubrikasinya terlindungi. Bantalan ini memiliki keunggulan self-aligning hingga 3 o untuk yang tipe standar dan 1 o untuk yang dilengkapi dengan penutup cover, Universitas Sumatera Utara yang memudahkan dalam pemasangan serta dilengkapi dengan nipples lubrikasi gemuk agarmemudahkan dalam pelaksanaan lubrikasi kembali, seperti pada gambar 2.5. Gambar .2.5. Bantalan c. Poros Dalam penelitian ini bahan Poros yang digunakan adalah baja karbon konstruksi mesin disebut bahan S-C yang dihasilkan dari ingot yang dikil baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilikon dan di cor, kadar karbon terjamin. Meskipun demikian , bahan ini agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya bila diberi alur pasak karena ada tegangan sisa di dalam terasnya, seperti yang dapat di lihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6. Poros Universitas Sumatera Utara d. Pulley Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat diterapkan, dimana sebuah sabuk-V dibelitkan sekelilig puli. Puli ini berpenampang bulat dengan diameter 4 in bertujuan untuk menghubungkan antara poros penggerak dengan poros motor, seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.7.

2.8. Kondisi Pembebanan Poros