Perancangan Dodos Ergonomis Sebagai Alat Panen Kelapa Sawit Menggunakan Kansei Engineering dan Quality Function Deployment di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan

(1)

PERANCANGAN DODOS ERGONOMIS SEBAGAI ALAT

PANEN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN KANSEI

ENGINEERING DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III KEBUN RAMBUTAN

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

oleh

RIDHAUL FUADI

100403021

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik.

Penulisan Tugas Sarjana ini adalah bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Tugas Sarjana ini berjudul “Perancangan Dodos Ergonomis Sebagai Alat Panen kelapa Sawit Menggunakan Kansei Engineering dan Quality Function

Deployment di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan”.

Penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini. Akhir kata, penulis berharap agar Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS. Juli 2015


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Tugas Sarjana yang ditulis ini telah mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT. selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT, selaku Dosen Pembimbing II sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan nasehat selama penyusunan Tugas Sarjana ini.

5. Bapak Sugiharto selaku asisten afdeling I Kebun Rambutan yang telah memberikan bimbingan selama penelitian di PTPN III dan Seluruh staf pegawai afdeling I Kebun Rambutan yang telah memberikan bantuan selama penulis melakukan penelitian.

6. Kedua orang tua Penulis, Iriandi dan Asdelia yang senantiasa memberikan doa dan nasehat, saudara penulis Yasir, serta seluruh keluarga besar yang telah memberi motivasi dalam penulisan penelitian ini.


(7)

7. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan sebagai bekal untuk penulisan Tugas Sarjana ini.

8. Sahabat terbaik penulis selama mengikuti perkuliahan di Departemen Teknik Industri USU, Rahmadan, Zul, Reza Adhi, Syahreza Aulia, Danu, Liyana, Syally, Gemadana, M. Zain, Chandra, Fauzi, Sofyan, Aliyefi, M. Sadri, Azhar, dan Sheihan.

9. Rekan Asisten di Laboratorium Studio Audio Visual dan Menggambar Teknik (Shelvy Riry, Uni Pratama, Amanda Kwayyis, Yessi Claudia, Mahmud Fauzi, Yusuf Hanifiah, M. Arif, T. Henny, Ridho Saputra, Arnita, Ulfa, Ananda, Aji, Agastiya dan Wawan) atas masukan dan dukungan yang membantu penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

10. Semua teman angkatan 2010 (TITEN) serta abang kakak senior dan junior di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

11. Bang Nurmansyah, Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani, dan Bang Ridho atas bantuan dan tenaga yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian Tugas Sarjana ini.

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaian laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS. Juli 2015


(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

ABSTRAK ... xxiii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Rumusan Masalah ... I-6 1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... I-6 1.4 Tujuan Penelitian ... I-7 1.5 Asumsi dan Batasan Masalah ... I-7 1.6 Manfaat Penelitian ... I-8 1.7 Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-9


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan... II-1 2.2 Visi dan Misi ... II-2 2.3 Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.4 Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-3 2.5 Proses Pemanenan ... II-4

III LANDASAN TEORI

3.1 Pemanenan Kelapa Sawit ... III-1 3.2 Alat Panen Kelapa Sawit ... III-2 3.2.1 Alat Panen Kelapa Sawit Manual ... III-2 3.2.2 Alat Panen Kelapa Sawit Semi Otomatis ... III-4 3.3 Antropometri ... III-6 3.3.1 Prinsip-prinsip Penggunaan Data Antropometri ... III-7 3.3.2 Dimensi Antropometri ... III-9 3.3.3 Dimensi Tubuh Pengukuran Data Antropometri ... III-11 3.4 Definisi Kansei engineering ... III-12 3.5 Conjoint Anlysis ... III-19


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.6 Quality Function Deployment ... III-21 3.6.1 House of Quality (HoQ) ... III-22 3.6.2 QFD Fase II ... III-24 3.7 Pembuatan Kuesioner... III-26 3.8 Validitas Data ... III-28 3.9 Reliabilitas ... III-29

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2 Jenis Penelitian ... IV-1 4.3 Subjek Penelitian ... IV-2 4.4 Variabel Penelitian ... IV-2 4.5 Instrumen Penelitian... IV-3 4.6 Kerangka Konseptual ... IV-4 4.7 Metode Pengumpulan Data ... IV-6 4.7.1 Data Primer ... IV-6 4.7.2 Data Sekunder ... IV-7 4.7.3 Ukuran dan Teknik Sampling ... IV-7 4.8 Metode Pengolahan Data ... IV-9 4.9 Analisis Pemecahan Masalah ... IV-13


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.10 Kesimpulan dan Saran... IV-13

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Ketidaksesuaian Alat dengan Pekerja Berdasarkan Dimensi

Tubuh ... V-1 5.1.1 Identifikasi Keluhan Menggunakan Standard Nordic

Quistionare (SNQ) ... V-1 5.1.2 Identifikasi Keluhan Menggunakan Kuesioner

Pendahuluan ... V-7 5.2 Ketidaksesuaian Alat dengan Pekerja Berdasarkan Spesifikasi

Alat ... V-9 5.2.1 Desain dan Atribut Dodos Aktual ... V-9 5.2.2 Analisis Atribut Menggunakan Metode Kansei

Engineering ... V-9 5.2.2.1 Penetapan Tujuan ... V-10 5.2.2.2 Pengumpulan Kansei Word ... V-10 5.2.2.3 Penetapan Skala Semantic Differential ... V-12 5.2.2.4 Pengumpulan Sampel Produk ... V-13 5.2.2.5 Pengurutan Spesifikasi Kategori ... V-13 5.2.2.6 Evaluasi Eksperimen ... V-14


(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.2.6.1 Rekapitulasi Kuesioner Simantic Differential ... V-14 5.2.2.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Hasil Kuesioner Simantic Differential ... V-21 5.2.2.7 Analisis Statistik Kuesioner Simantic

Differential ... V-25 5.2.2.8 Interpretasi dari Data yang Dianalisis ... V-27 5.3 Ketidaksesuaian Alat dengan Pekerja Berdasarkan Dimensi

Teknis ... V-30 5.3.1 Rekapitulasi Kuesioner Tertutup... V-30 5.3.2 Rekapitulasi Kuesioner Karakteristik Teknis... V-31 5.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Data Hasil Kuesioner

Tertutup ... V-31 5.3.4 Membangun Matriks Quality Function Deployment

(QFD) Fase I ... V-35 5.3.4.1 Identifikasi Kebutuhan Pekerja Panen ... V-35 5.3.4.2 Menyusun Matriks Perencanaan ... V-35 5.3.4.3 Menetapkan Karakteristik Teknik Terhadap


(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.3.4.4 Menetapkan Hubungan Antara Karakteristik

Teknis ... V-43 5.3.4.5 Menetapkan Tingkat Hubungan Antara

Karakteristik Teknis Produk Dengan

Keinginan Pekerja Panen ... V-44 5.3.4.6 Membangun Matriks House of Quality (HOQ)

Desain Fasilitas Kerja Pendukung... V-45 5.3.5 Membangun Quality Function Deployment (QFD) Fase

II ... V-48 5.3.5.1 Menetapkan Katakteristik Teknis Prioritas

Berdasarkan QFD Fase I ... V-48 5.3.5.2 Menetapkan Part Kritis ... V-49 5.3.5.3 Menetapkan Hubungan Antara Part Kritis ... V-49 5.3.5.4 Menetapkan Hubungan Antara Karakteristik

Teknis dengan Part Kritis ... V-50 5.3.5.5 Membangun Matriks House of Quality (HOQ)

Desain Dodos ... V-51 5.4 Re-Desain Dodos ... V-55 5.4.1 Data Dimensi Tubuh Pekerja ... V-55


(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.4.2 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai

Maksimum dan Minimum ... V-57 5.4.3 Uji Keseragaman Data ... V-58 5.4.4 Uji Kecukupan Data ... V-61 5.4.5 Uji Kenormalan Data ... V-62 5.4.6 Penetapan Data Antropmetri ... V-64 5.4.7 Penetapan Data Antropmetri dengan Prinsip Ekstrim .... V-66

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1 Analisis Identifikasi Keluhan ... VI-1 6.2 Analisis Indentifikasi Kebutuhan ... VI-2 6.2.1 Analisis Metode Kansei Engineering ... VI-2

6.2.1.1 Analisis Data Kuesioner Kansei (Simantic

Differential) ... V-2 6.2.1.2 Analisis Statistik Conjoint Analysis ... V-4 6.3 Analisis Identifikasi Teknis ... VI-5

6.3.1 Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD)

Fase I ... VI-5 6.3.2 Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD)


(15)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.4 Analisis Perancangan Fasilitas Kerja ... VI-9 6.5 Analisis Perbandingan Fasilitas Kerja ... VI-12 6.6 Analisis Proses Pemanenan ... VI-14 6.6.1 Analisis Proses Pemanenan Dodos Aktual ... VI-14 6.6.2 Analisis Proses Pemanenan Dodos Usulan ... VI-14

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... VII-1 7.2 Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1 Jumlah Tenaga Kerja PTPTN III Kebun Rambutan ... II-3 3.1 Alat Panen Kelapa Sawit dan Pemakaiannya ... III-2 3.2 Alat Panen Kelapa Sawit Semi Otomatis ... III-5 3.3 Kelebihan dan Kekurangan Alat Panen Manual dan Semi

Otomatis ... III-5 3.4 Data Dimensi Tubuh ... III-9 3.5 Contoh Kansei Words ... III-15 4.1 Definisi Operasional... IV-5 5.1 Rekapitulasi Data SNQ Buruh Panen Dodos Kelapa Sawit... V-3 5.2 Persentase Keluhan Masing-masing Dimensi Tubuh Pekerja

Panen ... V-4 5.3 Rekapitulasi Keluhan Penggunaan Dodos ... V-7 5.4 Pengelompokan Keluhan Pekerja Panen Kelapa Sawit ... V-8 5.5 Desain dan Atribut Dodos Aktual ... V-9 5.6 Kansei Word ... V-10 5.7 Pengelompokan Kata Kansei ... V-12 5.8 Kansei Word Terpilih ... V-12 5.9 Skala Simantic Differential ... V-12


(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.10 Pengumpulan Sampel Produk ... V-13 5.11 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain I (Panjang Batang 1) . V-15 5.12 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain II (Panjang Batang 2) V-15 5.13 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain III

(Panjang Batang 3) ... V-16 5.14 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain IV (Bahan Batang 1) V-16 5.15 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain V (Bahan Batang 2) .. V-17 5.16 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain VI (Bahan Batang 3) V-17 5.17 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain VII (Bahan Pisau 1) .. V-18 5.18 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain VIII (Bahan Pisau 2). V-18 5.19 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain IX (Panjang Mata

Pisau 1) ... V-19 5.20 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain X (Panjang Mata

Pisau 2) ... V-19 5.21 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain XI (Panjang Mata

Pisau 3) ... V-20 5.22 Rekapitulasi Kuesioner SD untuk Desain XII (Panjang Mata

Pisau 4) ... V-20 5.23 Rekapitulasi Nilai X dan Y Item Panjang Batang Kategori I ... V-21 5.24 Rekapitulasi Validitas Setiap Item Kuesioner SD ... V-22


(18)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.25 Varians untuk Setiap Desain ... V-24 5.26 Rekapitulasi Rata-rata Item dan Kategori ... V-26 5.27 Rekapitulasi Utilitas Item dan Kategori ... V-27 5.28 Nilai Utilitas Tertinggi untuk Setiap Kategori ... V-28 5.29 Kategori Terpilih dari Setiap Item ... V-29 5.30 Rekapitulasi Kuesioner Tertutup... V-31 5.31 Karakteristik Teknis Dodos... V-31 5.32 Rekapitulasi Nilai X dan Y ... V-32 5.33 Rekapitulasi Validitas Setiap Pertanyaan Kuesioner Tertutup ... V-33 5.34 Varians Setiap Pertanyaan... V-34 5.35 Kebutuhan Pekerja Panen ... V-35 5.36 Custumer Importance (CI) ... V-36 5.37 Tingkat Kepuasan Pekerja Panen untuk Setiap Variabel ... V-36 5.38 Keterangan Nilai Sales Point ... V-37 5.39 Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Pekerja Panen ... V-37 5.40 Rasio Perbaikan Setiap Variabel Kebutuhan ... V-38 5.41 Bobot Absolut Setiap Variabel kebutuhan ... V-39 5.42 Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-40 5.43 Karakteristik Teknis yang Dibutuhkan untuk Memenuhi


(19)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.44 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan

Perkiraan Biaya ... V-46 5.45 Karakteristik Teknis Desain Dodos ... V-48 5.46 Part Kritis Desain Dodos ... V-49 5.47 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan

Perkiraan Biaya ... V-54 5.48 Dimensi Tubuh Pekerja pada PTPN III Kebun Rambutan ... V-56 5.49 Hasil Pengukuran Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai

Maksimum dan Nilai Minimum Dodos ... V-58 5.50 Uji Keseragaman Data Antropometri untuk Dodos ... V-59 5.51 Uji Kecukupan Data ... V-62 5.52 Dimensi Diameter Genggaman Tangan ... V-64 5.53 Dimensi Lebar Telapak Tangan ... V-65 5.54 Perhitungan Persentil Seluruh Dimensi Tubuh ... V-65 6.1 Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner Kansei ... VI-3 6.2 Nilai Utilitas Kansei Word Setiap Kategori Desain ... VI-4 6.3 Kategori Terpilih dari Setiap Desain ... VI-5 6.4 Atribut Produk Kategori Awal dengan Atribut Produk Terpilih VI-5 6.5 Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner Tertutup ... VI-6 6.6 Nilai Net Sales, Importance Weight dan Relatife Weight ... VI-6


(20)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.7 Spesifikasi Dodos Aktual dan Usulan ... VI-9 6.8 Spesifikasi Dodos Aktual, Penelitian Sebelumnya dan Usulan .. VI-12


(21)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1 Pekerja Panen dan Dodos Aktual ... I-2 1.2 Proses Pemanenan Menggunakan Dodos Aktual ... I-3 1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... I-6 2.1 Block Diagram Tahapan Proses Pemanenan Kelapa Sawit ... II-5 3.1 Antropometri Tubuh Diameter Genggaman Tangan ... III-11 3.2 Antropometri Tubuh Lebar Telapak Tangan ... III-12 3.3 Langkah-langkah dalam Kansei Engineering ... III-14 3.4 Skala Simantic Differential 5 Titik, 7 Titik dan 9 Titik ... III-16 3.5 House of Quality ... III-23 3.6 Four-Phase QFD Model ... III-25 3.7 Part Characteristics Deployment ... III-26 4.1 Peta Lokasi Penelitian PTPN III Kebun Rambutan ... IV-1 4.2 Antropolometer ... IV-4 4.3 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-5 4.4 Input-Output Kansei Engineering ... IV-10 4.5 Block Diagram Pembangunan House of Quality Fase I... IV-11 4.6 Diagram Alir Pembangunan House of Quality QFD Phase II .... IV-12 4.7 Diagram Alir Pengolahan Antropometri ... IV-13 4.8 Langkah-langkah Penelitian ... IV-14 5.1 Histogram Keluhan Sakit Pekerja Panen ... V-5


(22)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.2 Histogram Keluhan Sangat Sakit Pekerja Panen ... V-5 5.3 Brosur Alat Panen Kelapa Sawit ... V-11 5.4 Besar Sales Point... V-38 5.5 Besar Bobot Absolut ... V-39 5.6 Besar Bobot Relatif ... V-40 5.7 Hubungan Antar Karakteristik Teknik Desain Dodos ... V-43 5.8 Matriks Antara CR dengan Karakteristik Teknis Desain Dodos V-44 5.9 QFD Fase I Desain Alat Dodos ... V-47 5.10 Hubungan Antar Part Kritis Desain Dodos ... V-50 5.11 Hubungan Antar Karakteristik Teknis dan Part Kritis Desain

Dodos ... V-51 5.12 QFD Fase II Desain Dodos ... V-54 5.13 Peta Kontrol Diameter Genggaman Tangan (DGT) ... V-60 5.14 Peta Kontrol Lebar Telapak Tangan ... V-60 5.15 Tampilan Output Uji Kenormalan Data dengan Software

SPSS 19.0 ... V-63 6.1 Persentase Penyebaran Kuisioner SNQ ... VI-1 6.2 Ukuran Kinerja QFD Fase I ... VI-7 6.3 Ukuran Kinerja QFD Fase II ... VI-8 6.4 Desain Batang Dodos ... VI-10


(23)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

6.5 Panjang Mata Pisau Dodos ... VI-11 6.6 Fungsi Tambahan Dodos ... VI-11 6.7 Rancangan Dodos Usulan ... VI-12 6.8 Perbandingan Rancangan Dodos Aktual, Dodos Penelitian

Sebelumnya dan Dodos Usulan ... VI-13 6.9 Ilustrasi Proses Pemanenan dengan Dodos Aktual ... VI-14 6.10 Ilustrasi Proses Pemanenan dengan Dodos Usulan ... VI-15


(24)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner SNQ ... L-1 2. Kuesioner Terbuka ... L-2 3. Kuesioner Semantic Differential ... L-3 4. Kuesioner Tertutup ... L-4 5. Kuesioner Karakteristik Teknik dan Hubungannya ... L-5 6. Kuesioner Part Critis ... L-6 7. Tabel R Product Moment ... L-7 8. Form Tugas Akhir... L-8 9. Surat Penjajakan... L-9 10. Surat Balasan Perusahaan ... L-10 11. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-11 12. Lembar Asistensi Dosen ... L-12


(25)

ABSTRAK

Proses panen kelapa sawit di Indonesia menggunakan dodos masih dilakukan secara tradisional dan sederhana. Pemanenan di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan dilakukan manual menggunakan tenaga manusia. Dodos yang digunakan tidak ergonomis dan berpotensi menimbulkan keluhan terhadap perkeja panen. Keluhan tersebut antara lain ketidak cocokan alat dengan pekerja karena alat tidak sesuai dengan antropometri pekerja serta ketidaknyamanan alat yang digunakan. Tujuan penelitian ini yaitu memberikan usulan perbaikan rancangan alat bantu kerja pemanen kelapa sawit yang sesuai dengan pekerja panen. Kebutuhan perancangan produk dapat dilakukan dengan mengetahui emotional needs konsumen yang dapat diketahui dengan metode Kansei Engineering. Hasil analisis dengan metode Kansei Engineering terpilih nilai utilitas tertinggi untuk setiap kategori item, sehingga didapat 4 variabel atribut rancangan sesuai keinginan konsumen yaitu Panjang Batang 2 Meter, Bahan Batang Besi, Bahan Pisau High Spring Steel dan Panjang Mata Pisau 4 Inch. Variabel Kansei Engineering digunakan sebagai Customer Requirement pada QFD Fase I dan dilanjutkan dengan penentuan Karakteristik teknik sehingga didapat 5 karakteristik teknik yaitu komposisi bahan, proses pemanasan, proses pencetakan, akurasi dimensi dan lama pengasahan pisau. Karakteristik teknik dengan 2 nilai tertinggi yaitu proses pemanasan dan proses pencetakan yang akan dilanjutkan dengan QFD Fase II sehingga diperoleh karakteristik teknik tertinggi yaitu titik lebur bahan. Setelah itu spesifikasi dodos terpilih disesuaiakan dengan dimensi tubuh yang telah ditentukan persentilnya yaitu 5% untuk diameter genggaman tangan dan persentil 95% untuk lebar telapak tangan.. Rekomendasi dimensi tubuh adalah 8,2 cm untuk lebar telapak tangan dan 3,4 cm untuk diameter genggaman tangan. Perancangan dodos usulan pada penelitian ini diharapkan dapat membantu mengurangi keluhan dan ketidaknyamanan pekerja panen dalam bekerja.


(26)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dodos merupakan salah satu alat pertanian yang digunakan untuk memanen kelapa sawit. Dodos berfungsi untuk memanen buah kelapa sawit yang berumur di bawah 8 tahun dengan ketinggian pohon sawit maksimal 5 meter. Bentuk mata pisau dodos menyerupai kapak. Dodos merupakan alat yang penting untuk menunjang proses pemanenan kelapa sawit. Hal ini menunjukkan dodos penting untuk diamati lebih agar dapat meningkatkan produktivitas kerja pada proses pemanenan.

Pemanenan kelapa sawit di Indonesia menggunakan dodos masih dilakukan secara tradisional dan sederhana. Begitu juga dengan pemanenan yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara III yang dilakukan manual menggunakan tenaga manusia. Akhir-akhir ini, dalam perkembangannya sudah ada inovasi alat dodos semi otomatis. Namun terdapat kendala dimana dodos semi otomatis hanya dapat melakukan pemanenan pada tanaman kalapa sawit dengan tinggi maksimum 2,1 meter. Kendala lainnya adalah suara bising yang ditimbulkan oleh dodos semi otomatis, sehingga jika digunakan dapat menimbulkan keluhan lain pada pekerja. Kekurangan dodos semi otomatis membuat beberapa perkebunan kelapa sawit tetap menggunakan dodos manual yang bisa memanen tanaman sawit dengan ketinggian maksimal 5 meter. Akan tetapi, dodos manual yang digunakan oleh perkebunan sawit di Indonesia belum


(27)

sesuai dengan kebutuhan sehingga menimbulkan keluhan terhadap pekerja panen. Berdasarkan wawancara yang dilkakukan, dapat diketahui adanya keluhan fisik yang dialami pekerja panen yaitu rasa nyeri pada leher, bahu dan pinggang.

Keluhan fisik pada pekerja akibat fasilitas kerja yang tidak ergonomis ditujukkan pada riset ”Palm Workers: Designing Ergonomics Harvesting Tool Using User Centered Design Approach to Reducing awkward Body Posture by Catia Simulation”, yaitu desain peralatan manual yang tidak ergonomis berkontribusi terhadap tekanan biomekanik dan meningkatkan risiko trauma secara kumulatif dan gangguan sindrom karpal yang menjadi faktor risiko cedera dan terjadinya keluhan fisik pada pekerja1.

Gambar 1.1 Pekerja Panen dan Dodos Aktual

Proses pemanenan yang dilakukan di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan ada tiga tahap. Pertama, pekerja mendodos tandan buah segar yang sudah memenuhi kriteria untuk dipanen. Kedua, pekerja mengambil gancu yang

1

Irwan, Syah. 2014. Palm Workers: Designing Ergonomics Harvesting Tool Using User Centered Design Approach to Reducing awkward Body Posture by Catia Simulation. Malaysia: University Putra Malaysia.


(28)

terletak di tanah disamping pohon sawit. Ketiga, pekerja mengaitkan gancu ke tandan buah segar untuk dibawa ke bagian pinggir. Proses pemanenan dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Proses Pemanenan Menggunakan Dodos Aktual

Berdasarkan studi awal yang dilakukan terhadap pekerja panen, terdapat beberapa kekurangan teknis pada dodos aktual yaitu mata pisau cepat tumpul, diameter batang terlalu besar dan batang dodos terlalu berat. Kekurangan teknis tersebut membuktikan bahwa desain dodos yang digunakan belum sesuai dengan kebutuhan pekerja panen. Ketidaksesuaian desain dodos dengan pekerja akan menimbulkan keluhan fisik.

Aktivitas pemanenan kelapa sawit yang dilakukan secara manual dan berulang-ulang dapat menimbulkan keluhan sakit pada pekerja panen seperti dijelaskan oleh riset, “Anthropometric And Grip Strength Data Of Agricultural Workers For Marathwada Region Of Maharashtra (India)”, yaitu rancangan alat


(29)

pertanian yang dioperasikan secara manual adalah faktor utama penyebab risiko keluhan terhadap pekerja. Kurang baiknya mesin dan peralatan yang dirancang menyebabkan produktivitas pekerja rendah dan risiko kerja lebih tinggi. Dengan demikian, perlu dirancangan ulang alat pertanian yang memperhatikan kenyamanan pekerja saat menggunakan peralatan agar produktivitas pekerja dapat ditingkatkan2. Berdasarkan jam kerja yang tersedia dari jam 07.00-14.00 WIB ditambah lagi ketidaknyaman yang dialami pekerja dalam menggunakan dodos, tentunya akan mengurangi efektifitas pekerja. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dirancang fasilitas kerja (dodos) yang ergonomis dengan memperhatikan antropometri tubuh dari pekerja pemanen kelapa sawit.

Dodos sebelumnya juga pernah diteliti oleh Gigih Wicaksono Adhi pada tahun 2012. Dari penelitiannya dihasilkan spesifikasi dodos yaitu panjang batang 2 meter, panjang mata pisau 5 Inch, diameter batang 3,83 cm dan fungsi tambahan pisau dodos mempunyai ulir serta batang gagang memiliki lapisan karet berulir.3 Namun rancangan ini masih memiliki kekurangan yaitu gagang kayu dodos bagian ujung yang menopang dodos mudah patah. Ini dikarenakan adanya lobang yang berfungsi untuk meletakkan dodos. Sehingga perlu diteliti lebih lanjut untuk perancangan ulang dodos baru.

Berdasarkan penelitian Ilham Rizki Arisandy, “faktor yang dapat mempengaruhi manusia untuk mencapai keberhasilan suatu pekerjaan secara umum dapat dibagi dua, yaitu faktor individual dan faktor situasional. Faktor

2

More, S.H. and R. T. Vyavahare. 2014. Anthropometric And Grip Strength Data Of Agricultural Workers For Marathwada Region Of Maharashtra (India), India: Walchand Institute of

Technology.

3

Gigih Wicaksono Adhi. 2012. Rancangan Perbaikan Fasilitas Kerja Bagian Pemanenan Kelapa Sawit. Medan: Universitas Sumatera Utara.


(30)

individual dapat berasal dari dalam diri orang itu sendiri seperti usia, pendidikan, pengalaman, motivasi. Sedangkan faktor situasional seperti tata letak ruang kerja, kondisi pekerjaan, kondisi mesin, karakteristik lingkungan. Faktor situasional ini dapat dirubah untuk mencapai keberhasilan dalam pekerjaan”4. Agar tercapai keberhasilan dalam pekerjaan, dodos yang digunakan harus sesuai dengan pekerja, maka perlu dirancang ulang sebuah alat pemanen sawit berdasarkan keinginan dari pekerja itu sendiri. Selama ini, PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan belum melakukan upaya dalam menelusuri emotional need (tingkat kepuasan) pekerja terhadap dodos yang disediakan pabrik. Sehingga digunakan metode Kansei Engineering untuk memperoleh fasilitas kerja sesuai kebutuhan dan keinginan pekerja. Metode ini diintegrasikan dengan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk menerjemahkan kebutuhan pekerja ke dalam karakteristik teknis. Penyesuaian fasiltas kerja dengan pekerja juga didukung dengan perancangan sebuah alat pemanen sawit sesuai dengan dimensi tubuh pekerja menggunakan prinsip antropometri. Dimensi tubuh pekerja yang diukur untuk merancang alat panen sawit adalah diameter genggaman tangan dan lebar telapak tangan.

Dodos ergonomis yang dirancang diharapkan dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dialami perkeja, sehingga hasil panen yang didapat jadi optimal.

4

Arisandy, Ilham Rizki. 2013. Studi antropometri dan gerak kerja Pemanenkelapa sawit serta aplikasinya untuk penyempurnaan desain alat panen sawit (dodos dan dodos). Bogor: Institut Pertanian Bogor.


(31)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, permasalahan yang dikaji pada penelitian ini tentang keluhan pekerja panen kelapa sawit menggunakan dodos yang tidak sesuai kebutuhan pekerja panen. Sehingga perlu dilakukan studi perancangan ulang dodos sawit ergonomis yang sesuai keinginan dan dimensi tubuh pekerja panen.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini merupakan road map penelitian dengan topik ergonomi kelapa sawit. Road map penelitian ini merancang alat bantu pekerja dalam proses pemanenan tandan buah segar dengan menggunakan dodos di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan Sumatera Utara. Ruang lingkup penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.3.

Ergonomi Kelapa Sawit

Postur Kerja Pekerja

Analisis Biomekanika

Pekerja

Alat Bantu Pekerja (Dodos)

Layout

Peta Kerja

Waktu Standar

Ruang Lingkup yang diteliti di Tugas Akhir ini

Ergonomi Pabrik kelapa Sawit Ergonomi Kebun kelapa Sawit


(32)

Ruang lingkup penelitian pada tugas akhir ini merupakan perancangan alat bantu pekerja yang ergonomis sesuai keinginan operator. Perancangan alat bantu pekerja (dodos) dilakukan untuk mengurangi resiko kerja yang diakibatkan sikap kerja yang tidak ergonomis. Selain mempermudah pekerja dalam memanen tandan buah segar, usulan alat bantu ini diharapkan mampu meningkatkan produktifitas pekerja.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah melakukan perancangan ulang dodos sawit dengan metode Kansei Engineering dan Quality Function Deployment serta pendekatan antropometri.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi tingkat kebutuhan pekerja panen dengan menggunakan Kansei Engineering.

2. Mengidentifikasi karakteristik teknis produk dodos dalam upaya peningkatan kualitas dan kinerja pekerja panen ataupun pengembangan produk dengan menggunakan Quality Function Deployment.

3. Mengidentifikasi dimensi antropometri tangan yang ergonomis untuk merancang alat pemanen kelapa sawit.

1.5 Asumsi dan Batasan Masalah

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pekerja yang diteliti bekerja dalam keadaan normal.


(33)

2. Responden tidak dipengaruhi oleh pihak lain saat memberikan jawaban pada kuesioner.

3. Operator yang akan diamati sudah berpengalaman dan telah terbiasa dalam pekerjaanya.

4. Interpretasi responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner adalah sama dengan yang dimaksud peneliti.

5. Instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini dalam kondisi baik dan sesuai standar.

Batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian dilakukan pada lahan kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan

2. Pekerja yang diteliti adalah operator bagian pemanen kelapa sawit yang menggunakan dodos pada PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan. 3. Produk yang dirancang adalah alat pemanen sawit (dodos) .

4. Teknik Kansei Engineering yang digunakan adalah teknik Kansei Engineering type I.

5. Langkah-langkah pengolahan data menggunakan metode QFD dibatasi sampai fase II.

6. Penelitian dilakukan tanpa mempertimbangkan biaya produksi.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian, antara lain: 1. Manfaat bagi mahasiswa


(34)

Meningkatkan kompetensi mahasiswa mengobservasi, menganalisis dan evaluasi terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan displin ilmu khususnya ilmu teknik industri di dalam perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang ada.

2. Manfaat bagi perusahaan

Memberikan alternatif perbaikan guna meningkatkan daya saing perusahaan. 3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Menjalin hubungan kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, USU.

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan. Rumusan masalah yang merupakan permasalahan pokok yang akan dicari solusinya. Tujuan penelitian yang menjelaskan tujuan penelitian secara umum dan secara khusus. Batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian. Batasan dan asumsi ini digunakan untuk menghindari supaya cakupan penelitian tidak meluas, dengan demikian inti pokok permasalahan penelitian dapat dicari. Manfaat dilakukannya penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir dijelaskan dalam bab ini.


(35)

Bab II Gambaran umum perusahaan berisi mengenai sejarah perusahaan, kegiatan operasional perusahaan, visi misi perusahaan, jumlah tenaga kerja dan jam kerja perusahaan

Bab III Landasan Teori menguraikan teori-teori yang berkenaan dengan alat pemanen kelapa sawit, antropometri, kansei engineering, quality function deployment, pembuatan kuesioner, validitas dan realibilitas data.

Bab IV metodologi penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, rancangan penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, variabel penelitian, instrumen pengumpulan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.

Bab V Pengumpulan dan pengolahan data berisi data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Data primer terdiri dari data pengukuran dimensi tubuh pekerja panen, pengumpulan data kuesioner, yang kemudian diolah validitas dan realibilitas data, dikategorikan atribut, serta dikembangkan matriks house of quality. Sedangkan data sekunder didapat dari hasil wawancara dan dokumentasi perusahaan.

Bab VI Analisis pemecahan masalah memuat analisis dan pembahasan hasil dari pengolahan data kuesioner, analisis atribut, dan analisis matriks house of quality.

Bab VII Kesimpulan dan Saran berisi hasil yang didapat dari penelitian dan saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan.


(36)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Kebun Rambutan berasal dari Perkebunan milik Matskappay Hindia belanda dibawah naungan NV RCMA (Rubber Culture Maatskappy Amsterdam) yang pada tahun 1958 dinasionalisasi menjadi PPN Baru Cabang Sumatera Utara.

Perkebunan ini dalam perkembangannya mengalami beberapa kali restrukturisasi, yaitu pada tahun 1961 menjadi PPN SUMUT IV, selanjutnya pada tahun 1976 dirubah menjadi unit Kebun PTP V (Persero).

Bulan April 1994 terjadi penggabungan antara PTP III, IV dan V menjadi satu perusahaan yang diberi nama PT. Perkebunan Nusantara III yang berkantor pusat di Jalan Sei Batang Hari Medan, dimana Kebun Rambutan menjadi salah satu unitnya.

PT. PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan terdapat 8 wilayah kerja yang di bagi berdasarkan afdeling, luas dari ke delapan afdeling tersebut berjumlah 4.329,75 Ha lahan kelapa sawit dan 1.372,5 Ha lahan dengan tanaman karet. Kebun Rambutan terletak pada lokasi yang sangat strategis di sekitar Kota Madya Tebing Tinggi. Jarak dari Kota Medan ± 70 Km dari Medan dan berlokasi dalam dua kabupaten, yaitu Serdang Bedagai dan Batu Bara. Sedangkan dari daerah Lubuk Pakam ± 31 Km, dan dari pusat Kota Tebing Tinggi ± 2 Km. Secara umum lahan Kebun Rambutan berada pada ketinggian 18 m dari permukaan laut, dan bertofografi datar yang didominasi oleh jenis tanah podsolik


(37)

merah kuning, aluvial dan hidromorfik kelabu. curah hujan per tahun 1.300 - 2.100 mm, dan bulan basah ± 8 bulan serta bulan kering ± 4 bulan.

2.2 Visi dan Misi

PTPN III memiliki visi menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kenerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik. Adapun misi dari PTPN III adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategik dan mengembangkannya secara optimal.

4. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal-hasil terbaik bagi para investor.

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan komunitas.

7. Melaksanakan seluruh aktifitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

2.3 Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan terdiri Kebun kelapa sawit dan karet dari mulai penanaman, perawatan sampai pemanenan dengan hasil: 1. Tandan Buah Segar (TBS)


(38)

2. Karet

2.4. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

Tenaga kerja pada PTPN III Kebun Rambutan berjumlah 1.211 orang, yang terdiri atas tenaga kerja pria dan wanita dengan tingkat pendidikan yang bervariasi dari SD, SLTP, SMU, dan Sarjana. Tenaga kerja pada perusahaan ini terdiri dari:

1. Tenaga kerja produktif langsung

Tenaga kerja produktif langsung adalah pekerja yang terlibat langsung dalam proses perawatan dan pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit. 2. Tenaga kerja produktif tidak langsung

Tenaga kerja produktif tidak langsung maksudnya adalah tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi. Contohnya pegawai kantor, satpam dan lain-lain.

Jumlah tenaga kerja PTPN III Kebun Rambutan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PTPN III Kebun Rambutan Uraian Pekerjann Pria (Orang) Wanita (Orang) Jumlah (Orang) Karyawan

pimpinan 16 0 16

Karyawan

Pelaksana 1.098 97 1.195

Jumlah 1.114 97 1.211

Sumber : PTPN III Kebun Rambutan

Berdasarkan peraturan Departemen Tenaga Kerja yang menyatakan bahwa jam kerja seorang karyawan adalah 7 jam per hari dan 40 jam kerja per minggu sehingga selebihnya diperkirakan merupakan jam kerja lembur atau premi. Waktu


(39)

kerja di PTPN III Kebun Rambutan terdiri atas tiga bagian yaitu waktu kerja pada karyawan bagian produksi dan waktu kerja karyawan pada bagian kantor dan kebun. Adapun pembagian waktu kerja tersebut adalah sebagai berikut:

a. Waktu kerja karyawan kantor Senin- Jumat : 07.00 – 16.00 Sabtu : 07.00 – 12.00 b. Waktu kerja karyawan produksi

Untuk karyawan produksi terbagi atas 2 shift, diamana waktu kerja efektif adalah 6 hari dengan jam kerja adalah 40 jam, yaitu:

Shift I : 07.00 – 16.00 WIB Shift II : 19.00 – 07.00 WIB c. Waktu kerja karyawan kebun

Untuk karyawan kebun waktu kerja efektif adalah dari pukul 07.00-13.00 pada Pemanen Kelapa Sawit (senin-sabtu) sedangkan untuk karyawan Penyadap Karet adalah pukul 07.00-13.00 (senin-minggu).

2.5 Proses Pemanenan

Proses pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit sampai dengan dapat dilihat pada blockdiagram Gambar 2.1.


(40)

Pemanen menerima pengarahan dari mandor panen

Memeriksa buah/TBS matang panen memberondol secara alami

Memotong pelepah yang ada di bawah TBS matang dengan bekas potong membentuk tapak kuda miring ke luar

dan rapat ke batang

Mendodos TBS yang matang panen

Memotong tangkai TBS dengan bentuk cangkep kodok/mulut ikan

TBS yang beratnya > 30 kg harus dibelah dua sehingga memudahkan

peresapan uap pada rebusan

Memotong pelepah menjadi dua bagian dan menyusun potongan pelepah ke gawang mati sejajar dengan barisan

tanaman

Pemanen menerima pengarahan dari mandor panen

Mengangkat TBS dengan gancu dan memasukkan ke dalam angkong untuk

diangkut ke TPH


(41)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pemanenan Kelapa Sawit5

Cara panen meliputi cara-cara memotong tandan buah, pengaturan pelepah, dan pengumpulan buah sampai ke TPH. Pelaksanaan panen menggunakan sistem giring atau sistem tetap. Gunakan sistem giring apabila produksi telatif tinggi. Sementara itu, gunakan sistem tetap jika pemanen diberi ancak tetap yang merupakan bagian kebun untuk pemanen dengan luas tertentu.

Sistem giring dan tetap memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelemahan sistem giring diantaranya banyak buah dan brondolan yang tertinggal, sedangkan sistem tetap kelemahannya proses panen sering terlambat sehingga buah tidak segera keluar dari kebun. Kelebihan sistem tetap lebih teliti dan tidak mempengaruhi fisiologis tanaman, sedangkan kelebihan sistem giring adalah buah cepat keluar karena pemanen digring untuk bekerja lebih cepat.

Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir hingga panen berikutnya ditempat yang sama. Rotasi panen tergantung dari cepat matangnya buah. Pada panen permulaan, rotasi panen tergantung dari cepatnya matang buah. Pada panen permulaan, rotasi panen biasanya 15 hari, selanjutnya 10 hari, dan terakhir 7 hari. Rotasi panen menggunakan simbol 5/7, artinya 5 hari memanen dengan rotasi 7 hari.

5


(42)

Sistem panen meliputi sistem panen jongkok untuk pohon setinggi 2-5 meter menggunakan alat dodos, sistem panen berdiri untuk pohon setinggi 5-10 meter menggunakan alat kapak siam, dan sistem panen egrek untuk pohon yang lebih tinggi dari 10 meter menggunakan alat egrek.

3.2 Alat Panen Kelapa Sawit

3.2.1 Alat Panen Kelapa Sawit Manual

Memotong tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dan mengangkutnya diperlukan sarana pendukung yaitu peralatan panen. Alat yang paling vital dalam kegiatan panen adalah egrek dan dodos. Egrek dan dodos manual yang digunakan dalam panen pun memiliki spesifikasi khusus sesuai dengan tinggi tanaman. Alat dan perlengkapan panen yang digunakan harus sesuai dengan kondisi dan umur tanaman.

Tabel 3.1 Alat Panen Kelapa Sawit dan Pemakaiannya

No Nama Alat Spesifikasi Pemakaian

1 Dodos Kecil Lebar mata 8 cm, lebar tengah 7 cm, tebal tengah

0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang total 18 cm

Potong buah tanaman umur 3-4

tahun


(43)

No Nama Alat Spesifikasi Pemakaian

2 Dodos Besar Lebar mata 14 cm, lebar tengah 12 cm, tebal tengah

0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang total 18 cm

Potong buah tanaman umur 5-8

tahun

3 Egrek Berat 0.5 kg, panjang

pangkal 20 cm, panjang pisau 45 cm, sudut lengkung dihitung pada

sumbu 135

Potong buah tanaman umur > 9

tahun

4 Harvesting pole

Aluminium ukuran 6 m dan 12 m

Galah pisau egrek

5 Arit kecil

Bahan material besi

dengan panjang arit 15 cm Tunas pasir

Tabel 3.1 Alat Panen Kelapa Sawit dan Pemakaiannya (Lanjutan)


(44)

6 Gancu Besi beton 3/8 inci, panjang sesuai kebiasaan

setempat

Memuat/membongkar TBS ke/dari alat

transport

7 Tombak Sesuai kebiasaan

setempat

Memuat/membongkar TBS ke/dari alat

transport Sumber : PTPN III Kebun Rambutan

3.2.2 Alat Panen Kelapa Sawit Semi Otomatis

Alat panen kelapa sawit semi otomatis telah dikembangkan dan di gunakan pada industri perkebunan kelapa sawit. Dodos dan egrek semi otomatis ini meggunakan mesin. Adapun spesifikasi dari Alat Panen Kelapa Sawit Semi Otomatis dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Alat Panen Kelapa Sawit Semi Otomatis


(45)

1 Egrek Mesin Mesin dengan bahan bakar bensin, transmisi 2 kecepatan, kekuatan 1,2 hp, kecepatan mesin maksimal 10500rpm, kecepatan kinerja mesin 3000-400 rpm, kapasitas bahan bakar 440 ml Berat : 8 Kg, Panjang : 5,2 meter, Jangkauan : 3 - 6 meter.

2 Dodos Mesin Mesin dengan bahan bakar bensin,

transmisi 2 kecepatan, kekuatan 1,2 hp, kecepatan mesin maksimal 10500rpm, kecepatan kinerja mesin 3000-400 rpm, kapasitas bahan bakar 440 ml, Berat : 6 Kg, Panjang : 2,4 meter, Jangkauan : 1,2 - 2,1 meter.

Sumber : http://www.hasilbumi.com

Tabel 3.3 Kelebihan dan Kekurangan Alat Panen Manual dan Semi Otomatis

No Nama Alat Kelebihan Kekurangan

1 Dodos Manual

-Harga Lebih Murah -Ramah Lingkungan

-Membutuhkan Tenaga -Berat

-Licin 2 Dodos Semi

Otomatis -Menggunkan tenaga mesin -Fleksibel -Mahal -Mengahasilkan Polusi -Membutuhkan Perawatan mesin

3.3 Antropometri6

6


(46)

Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dan sebagainya) berat dan yang lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Pengukuran antropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi tubuh manusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat memberikan rasa nyaman serta menyenangkan saat digunakan.

Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dan lain-lain) 2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools)

dan sebagainya.

3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer, dan lain-lain.

4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut. Perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang menggunakan produk hasil rancangan tersebut. Kemampuan penyesuaian


(47)

(adjustability) suatu produk merupakan satu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangannya.

3.3.1 Prinsip-prinsip Penggunaan Data Antropometri

Rancangan suatu produk agar nantinya bisa disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia yang mengoperasikannya, maka terdapat tiga prinsip dalam penggunaan data antropometri, yaitu:

1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran produk yaitu: a. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klarifikasi

ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata- ratanya.

b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada).

Agar bisa memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara:

a. Ukuran dimensi minimum yang harus ditetapakan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar seperti 90th, 95th, atau 99th persentil. Contoh konkrit pada kasus ini bisa dilihat pada penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat. b. Ukuran dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan

nilai persentil yang paling rendah (1th, 5th, 10th persentil) dari distribusi data antropometri yang ada.


(48)

Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5 th persentil untuk dimensi maksimum dan 95 th untuk dimensi minimumnya.

2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu. Di sini rancangan bisa dirubah- rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh stiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju/ mundur dan sudut sandarannya pun bisa berubah- rubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5 th sampai denga 95 th persentil.

3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata- rata

Rancangan produk didasarkan terhadap rata- rata ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini juga sedikit sekali mereka yang berbeda dalam ukuran rata-rata. Di dalam produk yang dirancang dan dibuat untuk mereka yang berukuran sekitar rata-rata, sedangkan bagi mereka yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri.

3.3.2 Dimensi Antropometri

Dimensi antropometri merupakan ukuran tubuh pada posisi tertentu. Data ini dapat dimanfaatkan guna menetapkan dimensi ukuran produk yang akan


(49)

dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakannya. Data antropometri tubuh yang diukur dalam panduan survei data antropometri dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Data Dimensi Tubuh Data

No Dimensi Tubuh Definisi

1 Tinggi tubuh Tinggi tubuh jarak vertikal dari lantai ke bagian paling atas kepala.

2 Tinggi mata Jarak vertikal dari lantai ke bagian luar sudut mata kanan.

3 Tinggi bahu Jarak vertikal dari lantai ke bagian atas bahu kanan atau ujung tulang bahu kanan.

4 Tinggi siku Jarak vertikal dari lantai ke titik terbawah di sudut siku bagian kanan.

5 Tinggi pinggul Jarak vertikal dari lantai ke bagian pinggul kanan. 6 Tinggi tulang

ruas

Jarak vertickal dari lantai ke bagian tulang ruas jari tangan kanan.

7 Tinggi ujung jari

Jarak vertikal dari lantai ke ujung jari tengah tangan kanan.

8 Tinggi dalam posisi duduk

Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian paling atas kepala.

9

Tinggi mata dalam posisi

duduk

Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian luar sudut mata kanan.

10

Tinggi bahu dalam posisi

duduk

Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian atas bahu kanan.

11

Tinggi siku dalam posisi

duduk

Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian bawah lengan bawah tangan kanan.

12 Tebal paha Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian paling atas dari paha kanan.

13 Panjang lutut Jarak horizontal dari bagian belakang pantat (pinggul) ke bagian depan lulut kaki kanan.

14 Panjang

popliteal

Jarak horizontal dari bagian belakang pantat (pinggul) ke bagian belakang lutut kanan.

Tabel 3.4 Data Dimensi Tubuh (Lanjutan) Data

No Dimensi Tubuh Definisi

15 Tinggi lutut Jarak vertikal dari lantai ke tempurung lutut kanan.


(50)

16 Tinggi popliteal

Jarak vertikal dari lantai ke sudut popliteal yang terletak di bawah paha, tepat di bagian belakang lutut kaki kanan.

17 Lebar sisi bahu Jarak horizontal antara sisi paling luar bahu kiri dan sisi paling luar bahu kanan.

18 Lebar bahu bagian atas

Jarak horizontal antara bahu atas kanan dan bahu atas kiri.

19 Lebar pinggul Jarak horizontal antara sisi luar pinggul kiri dan sisi luar pinggul kanan.

20 Tebal dada

Jarak horizontal dari bagian belakang tubuh ke bagian dada untuk subyek laki-laki atau ke bagian buah dada untuk subyek wanita.

21 Tebal perut Jarak horizontal dari bagian belakang tubuh ke bagian paling menonjol dibagian perut.

22 Panjang lengan atas

Jarak vertikal dari bagian bawah lengan bawah kanan ke bagian atas bahu kanan.

23 Panjang lengan bawah

Jarak horizontal dari lengan bawah diukur dari bagian belakang siku kanan kebagian ujung dari jari tengah.

24 Panjang rentang tangan ke depan

Jarak dari bagian atas bahu kanan ke ujung jari tengah tangan

25

Panjang bahu genggaman tangan ke depan

Jarak dari bagian atas bahu kanan ke pusat batang silinder yang digenggam oleh tangan kanan, dengan siku dan pergelangan tangan lurus.

26 Panjang kepala

Jarak horizontal dari bagian paling depan dahi (bagian tengah antara dua alis) ke bagian tengah kepala.

27 Lebar kepala Jarak horizontal dari sisi kepala bagian kiri ke sisi kepala bagian kanan, tepat di atas telinga.

28 Panjang tangan

Jarak dari lipatan pergelangan tangan ke ujung jari tengah tangan kanan dengan posisi tangan dan seluruh jari lurus dan terbuka.

29 Lebar tangan Jarak antara kedua sisi luar empat buku jari tangan kanan yang diposisikan lurus dan rapat.

30 Panjang kaki Jarak horizontal dari bagian belakang kaki (tumit) ke bagian paling ujung dari jari kaki kanan. 31 Lebar kaki Jarak antara kedua sisi paling luar kaki.

Tabel 3.4 Data Dimensi Tubuh (Lanjutan) Data

No Dimensi Tubuh Definisi

32

Panjang rentangan tangan ke

Jarak maksimum ujung jari tengah tangan kanan ke ujung jari tengah tangan kiri.


(51)

samping

33 Panjang

rentangan siku

Jarak yang diukur dari ujung siku tangan kanan ke ujung siku tangan kiri.

34

Tinggi genggaman tangan ke atas

dalam posisi berdiri

Jarak vertikal dari lantai ke pusat batang silinder yang digenggam oleh telapak tangan kanan.

35

Tinggi genggaman ke

atas dalam posisi duduk

Jarak vertikal dari alas duduk ke pusat batang silinder.

36

Panjang genggaman tangan ke depan

Jarak yang diukur dari bagian belakang bahu kanan (tulang belikat) ke pusat batang silinder yang digenggam oleh telapak tangan kanan.

3.3.3 Dimensi Tubuh Pengukuran Data Antropometri

Dimensi tubuh yang digunakan dalam pengukuran data antropometri adalah sebagai berikut:

1. Diameter Genggaman Tangan, cara pengukuran yaitu mengukur diameter tangan ketika sedang memegang sesuatu (maksimum), seperti Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Antropometri Tubuh Diameter Genggaman Tangan

2. Lebar Telapak Tangan, cara pengukurannya yaitu mengukur bagian sisi bawah telunjuk sampai dengan bagian terluar tangan yang berada pada sisi bawah jari kelingking. Seperti ditunjukkan Gambar 3.2.


(52)

Gambar 3.2 Antropometri Tubuh Lebar Telapak Tangan

3.4 Definisi Kansei engineering7

Kansei engineering adalah jenis teknologi yang menerjemahkan perasaan pelanggan ke dalam spesifikasi desain. Tim peneliti dan pengembangan menangkap perasaan pelanggan, yang disebut kansei, analisis data kansei menggunakan psikologis, ergonomis, medis, atau metode rekayasa, dan desain produk baru berdasarkan analisis informasi. Kansei engineering adalah proses teknologi dan rekayasa dari data kansei untuk merancang spesifikasi.

Kehidupan manusia beragam, tetapi pada dasarnya semua orang mencari kepuasan emosional yang menyenangkan dalam kualitas hidup. Kondisi tersebut menjadi penting untuk menentukan kepuasan yang ada dalam pikiran orang-orang yang akan meningkatkan kualitas hidup mereka. Orang-orang sangat menyadari ekosistem. Udara, air, dan suhu menjadi bagian yang lebih integral dari kehidupan masyarakat. Bidang kesejahteraan adalah masalah baru yang lain untuk diatasi. Kesadaran ini juga termasuk dalam kansei. Isu-isu ini harus dipertimbangkan

7


(53)

selama pengembangan produk sebagai ekosistem kansei. Proses kansei engineering harus mencakup skema berikut : Pertama, seorang kansei engineer harus berpikir, Siapa pelanggan? Kedua, Apa yang mereka inginkan dan butuhkan? apa kansei mereka? Ketiga, kansei engineer harus mempertimbangkan bagaimana cara untuk mengevaluasi kansei pelanggan. Kansei engineer harus menganalisis data kansei setelah evaluasi kansei menggunakan analisis statistik atau pengukuran psychophysiological, dan kemudian mentransfer data yang dianalisis ke domain desain.

Kansei engineering berhubungan dengan empat hal:

1. Perasaan konsumen tentang produk menurut istilah ergonomik dan estimasi psikologis. Semantic Differential (SD) yang dikembangkan oleh Osgood merupakan teknik utama untuk menangkap Kansei Konsumen.

2. Mengidentifikasi karakteristik desain produk dari Kansei konsumen. Hal ini dilakukan dengan melakukan survei atau eksperimen ergonomi untuk mengamati elemen – elemen.

3. Membangun Kansei engineering sebagai sebuah teknologi ergonomik. Beberapa teknologi komputer yang canggih. Inteligen buatan, model jaringan syaraf, dan algoritma genetik termasuk juga teori Fuzzy, disertakan juga untuk membangun rangka kerja yang sistematik dari teknologi Kansei engineering dan untuk mengkonstruksi database yang terhubung dan system interface. 4. Menyesuaikan desain produk dengan perubahan sosial yang sedang terjadi

yang sesuai dengan pilihan orang. Hal ini bertujuan untuk merawat kesehatan database dari Kansei engineering system dan trend Kansei konsumen yang


(54)

sedang meningkat dengan memasukkan data Kansei baru konsumen dalam setiap tiga atau empat tahun.

Langkah-langkah dalam rekayasa kansei dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Sumber : Mitsuo Nagamichi (2011)

Gambar 3.3 Langkah-langkah dalam Kansei engineering

Langkah-langkah pada Kansei engineering adalah sebagai berikut: 1. Decision of Strategy

Seorang kansei engineer mendengarkan klien CEO atau manajer R&D perusahaan dan memahami strategi pengembangan produk baru perusahaan. Hal yang paling penting bagi seorang kansei engineer adalah untuk memahami apa kebutuhan perusahaan yang ingin dimiliki dan apa yang akan memberikan mereka kepuasan tertinggi dalam pengembangan produk baru. 2. Collection of Kansei Words


(55)

Kansei engineer mengumpulkan kata-kata kansei terkait dengan domain produk setelah memahami strategi perusahaan klien. Biasanya disintesis dari majalah terkait, surat kabar bisnis, atau informasi penjualan tentang emosi pelanggan dan pendapatnya. Kata-kata kansei adalah kata sifat, kata benda, kata kerja atau kadang-kadang kalimat. Indah, elegan, premium, cerdas, sederhana, besar, warna-warni, merah, biru, persegi, mudah untuk membuka, dan sebagainya adalah semua kata kansei. Disarankan untuk pertama kali mengumpulkan banyak kata kansei dan kemudian menguranginya menjadi sejumlah kecil kata-kata yang sangat penting dan relevan.

Contoh kansei word dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Contoh Kansei Words

No Kansei Words

1 Soft Hard

2 Bright Dark

3 Broad Narrow

4 Unique General

5 Expansive Unexpansive

6 Heavy Light

7 Refreshing Old

8 Unambiguous Ambiguous

9 Simple Complicated

10 Glamorous Unglamorous

11 Warm Cold

12 Individual Common

13 Have uplifting feeling No uplifting feeling

14 Nice ring Ill sounding

15 Roundish Squarish

16 Gentle Unkind

17 Masculine Feminine

18 Have sense of flowing No sense of flowing

19 Sharp Dull

20 Powerful Powerles

Sumber : Mitsuo Nagamichi (2011) 3. Setting of SD Scale of the Kansei Words

Skala SD ( semantic differential ) adalah skala pengukuran psikologis yang dirancang oleh CE Osgood dan rekan-rekannya. Skala SD digunakan untuk


(56)

membuat struktur bahasa psikologis. Osgood mengatur kata-kata positif dan negatif pada kedua sisi garis horizontal. Misalnya, indah jelek diatur pada kedua sisi tetapi kansei engineering dimaksudkan untuk mencapai desain yang baik, bukan desain jelek. Kansei engineer mengatur kata-kata kansei positif dan negatif di kedua sisi skala seperti indah - tidak indah. Skala SD terdiri dari beberapa skala,yaitu 5 skala, 7 skala, 9 skala, dan 11 skala, tapi 5 skala yang paling mudah untuk dipahami dan yang paling mudah untuk digunakan. Skala SD dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Sumber : Mitsuo Nagamichi (2011)

Gambar 3.4 Skala Semantic Differential 5 Titik, 7 Titik, dan 9 Titik

4. Collection of Product Samples

Kansei engineer harus mengumpulkan produk yang mirip dengan produk yang ditargetkan. Kansei engineer mengumpulkan banyak botol shampoo serupa dari pasar jika produk yang ditargetkan adalah botol shampo. Kansei engineer mengumpulkan banyak kendaraan penumpang jika desain eksterior otomotif mobil penumpang sekitar 20 atau 25 sampel biasanya cukup.

5. A list of Item / Category

Barang/ kategori yang terkait dengan spesifikasi desain akhir: Item menyiratkan item desain produk sampel, dan kategori berarti detail dari item


(57)

desain misalnya, warna, bentuk, ukuran, kebulatan, dan sebagainya adalah contoh dari item, dan merah, kuning, hijau, biru, dan sebagainya adalah kategori untuk item warna. Kansei engineer harus sangat berhati-hati mengkategorikan sampel produk. Klasifikasi sangat detil terhadap item dan kategori akan mengarah pada desain yang sukses

6. Evaluation Experiment

Langkah keenam adalah mengevaluasi eksperimen. Subyek menerima instruksi dan mengevaluasi masing-masing sampel dengan skala SD 5 point kata-kata kansei

7. Multivariate Statistical Analysis

Analisis multivariat selalu berkembang. Berbagai teknik yang telah diterima secara luas adalah principal components dan criminant analysis, multiple regression dan multiple correlation, multiple criminant analysis, multivariate analysis of variance dan covariance, conjoint analysis, canonical correlation, cluster analysis, multidimension analysis, dan correspondence analysis. Regresi berganda merupakan metode analisis yang tepat bila masalah riset meliputi satu variabel dependen, datanya metrik, diasumsikan berhubungan dengan dua atau lebih variabel independen.

Tujuan stepwise regression adalah untuk memilih variabel independen dan yang paling bertanggung jawab terhadap varian variabel dependen. Tiga pendekatan yang bisa dipilih yaitu: forward inclusion (memasukkan prediktor satu persatu), backward inclusion (mengeluarkan prediktor satu-persatu), stepwise solution (kombinasi forward inclusion dan backward inclusion).


(58)

Stepwise regression bermanfaat kalau ukuran sampel besar dan jumlah prediktor banyak. Model konsep regresi linier sederhana dioperasikan dengan menggunakan kuadrat terkecil. Model sampel linier sederhana tersebut adalah:

Y = a+bX dimana:

Y = variabel tidak bebas X = variabel bebas a = nilai intersep

b = koefisien arah regresi b =

 

  2 2 X X n Y X XY n

a =

n X b Y

8. Intrepretation of the Analyzed Data

Analisis statistik memiliki properti interpretasi tertentu. Koefisien korelasi menunjukkan kesamaan arti antara setiap kata kansei, dan PCA mampu menunjukkan kepada kita posisi saling terkait antara kansei dan produk sampel. Analisis faktor menunjukkan struktur psikologis kata kansei terkait dengan dipilih lingkup produk dan produk sampel posisi berhubungan dengan struktur kansei. QTI atau PLS memberitahu kita kata-kata kansei apa yang sejenis dengan spesifikasi desain kemudian ditafsirkan data dan diintegrasikan ke dalam sifat desain produk.


(59)

Langkah yang paling penting adalah kolaborasi dengan desainer produk. Kansei engineer harus menjelaskan data yang dianalisis dan diinterpretasikan untuk desainer. Saran berasal dari analisis data. Kansei engineer harus memotivasi dan merangsang desainer untuk memahami interpretasi data akhir dan untuk menarik keluar ide desain baru perancang desain emosional di luar data.

10. Check of Designer’s Sketch with KE Candidate

Periksa ide desain baru. Terakhir, kansei engineer harus mengevaluasi apakah produk baru yang dirancang akan cocok dengan emosi pelanggan dan apakah itu mengungkapkan desain emosional dan jika tidak, dia harus memotivasi desainer untuk ide desain intrinsik yang lebih baik.

3.5 Conjoint Analysis8

Tujuan analisis conjoint adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian. Hasil utama Conjoint Analysis adalah suatu bentuk desain produk barang atau jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden.

Proses dasar dari Conjoint Analysis adalah sebagai berikut:

1. Menentukan factor (atribut spesifik) kemudian level (bagian-bagian dari faktor) dari sebuah objek. Contoh, jika objek yang diteliti adalah sebuah baju

8


(60)

(kemeja), faktor di sini mungkin adalah warna baju, motif baju dan bahan baju.

2. Desain Stimuli merupakan kombinasi antara faktor dengan level disebut sebagai suatu stimuli atau treatment, jika diambil contoh terkait, kemeja dengan motif kotak-kotak, warna biru dan berbahan katun adalah satu stimuli dari sekian kombinasi.

3. Mengumpulkan pendapat responden terhadap setiap stimuli yang ada. Terdapat 15 stimuli yang dihasilkan dari kombinasi faktor-level dari produk kemeja, maka kepada sejumlah responden diminta member pendapat atas ke-15 stimuli tersebut.

4. Proses Conjoint. Berdasarkan pendapat responden atas sekian stimuli dilakukan proses konjoin untuk memperkirakan bentuk produk yang diinginkan responden.

5. Menentukan Predictive Accuracy (Ketepatan Prediksi) dari hasil conjoint di atas, yakni proses menguji hasil konjoin dengan sejumlah Holdout Sample untuk mengetahui apakah prediksi yang telah dilakukan mempunyai ketepatan yang tinggi.

Tentu saja jumlah stimuli secara teoritis akan menjadi sangat banyak jika faktor dan level juga bervariasi. Sebagai contoh, jika ada 4 faktor dengan masing-masing faktor terhadap 5 level, maka jumlah stimuli secara teoritis adalah 5 x 5 x 5 x 5 = 625 stimuli. Hal ini berarti setiap responden secara teoritis harus memberi pendapat tehadap 625 stimuli.


(61)

Jumlah stimuli yang terlalu banyak, bisa dilakukan pengurangan stimuli dengan ketentuan stimuli minimal adalah:

Minimum stimuli = jumlah level – jumlah faktor + 1

Pertanyaan sebelumnya, karena tiap faktor memiliki 5 level, maka 4 faktor yang akan ada yaitu 5 x 4 = 20 level. Dengan demikian:

Minimum stimuli = 20 – 5 + 1 = 16 stimuli

Seorang responden mengisi seluruh 625 stimuli (sama dengan 625 pertanyaan), ia cukup mengisi minimal 16 stimuli.

3.6 Quality Function Deployment9

QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi.

Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan pertama kali pada tahun 1972 oleh Mitsubishi’s Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari QFD adalah suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan pelanggan (What) dan bagaimana suatu produk akan didesaian dan diproduksi agar memenuhi kebutuhan pelanggan (How).

9


(62)

3.6.1 House of Quality (HoQ)10

The house of quality adalah suatu kerangka kerja atas pendekatan dalam mendesain manajemen yang dikenal sebagai Quality Function Deployment (QFD). The House of Quality memperlihatkan struktur untuk mendesain dan membentuk suatu siklus, dan bentuknya menyerupai sebuah rumah. Kunci dalam membangun HOQ adalah difokuskan kepada kebutuhan pelanggan, sehingga proses desain dan pengembangannya lebih sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan daripada teknologi inovasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih penting dari pelanggan. Adapun komponen penting dalam menyusun QFD The House of Quality dapat dilihat pada Gambar 3.5. Keterangan dari setiap bagiannya adalah sebagai berikut:

1. Customer need

Customer need berisi daftar semua kebutuhan dan harapan pelanggan yang biasanya ditentukan dengan penelitian secara kualitatif. Cara mengetahui suara pelanggan dapat dilakukan dengan wawancara langsung dengan pelanggan untuk mengetahui keinginan, harapan, keluhan, maupun saran pelanggan, dan dapat juga dilakukan dengan pembagian kuisioner.

10

Lou Cohen, Quality Function Deployment: How to Make QFD Work for You, (USA: Addison-Wesley Publishing Company, 1995), h. 11-13


(63)

D Relationships

- What do the customer requirement mean to the manufaktur

- Where are the interactions between relationships

B Planning Matrix - Importance to Customer - Current Satisfaction Performance - Competitive Satisfaction Performance

- Goal

- Improvement Ratio - Sales Point - Raw Weight

- Normalized Raw Weight A

Customer Needs and Benefits C Technical Response (Technical Requirement) F Technical Matrix - Technical Response Priorities - Competitive Technical Benchmarks - Technical Targets

E

Technical Correlations

Sumber : Lou Cohen (1995)

Gambar 3.5 House of Quality

2. Planning matrix

Planning matrix merupakan matriks perencanaan produk yang berisikan data kuantitatif kebutuhan konsumen dan tujuan-tujuan performansi yang hendak dicapai.

3. Technical response

Technical response merupakan parameter teknik yang memberikan gambaran bagaimana cara tim pengembangan produk/jasa pelayanan dalam merespon kebutuhan dan keinginan konsumen. Suara konsumen yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif harus diterjemahkan ke dalam suara pengembang (voice of developer).


(64)

4. Relationship

Relationship menunjukkan hubungan antara parameter teknik dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang telah dimodelkan dalam QFD. Hubungan tersebut merupakan dari tim pengembangan yang dapat bersifat kuat, moderat, dan lemah atau tidak ada hubungannya.

5. Technical corelation

Technical correlation menggambarkan hubungan yang terjadi antar respon teknis yang dapat dibedakan menjadi korelasi positif sangat kuat, positif cukup kuat, negatif sangat kuat serta tidak ada hubuungannya.

6. Technical matrix

Technical Matrix berisi informasi berupa prioritas dari aspek teknis produk serta target teknis yang direncanakan berdasarkan competitive benchmar untuk tujuan pengembangan kualitas produk.

3.6.2 QFD Fase II11

Fase I merupakan tahap perencanaan produk dengan menggunakan tool house of quality. Fase II merupakan pengembangan desain berdasarkan part kritis produk. Karakteristik part merupakan ukuran kinerja pada tahap fase II ini. Fase III merupakan tahap perencanaan manufaktur produk dimana yang menjadi parameter kinerjanya adalah proses manufaktur produk itu sendiri. Fase IV merupakan perencanaan produksi dimana perencanaan operasi produksi yang

11


(65)

menjadi ukuran kinerjanya. Quality Function Deployment memiliki 4 fase seperti terlihat pada Gambar 3.6.

Performance measures (SQCs) Product Planning (House of Quality)

Vo ice o f T h e C u st o me r Part Characteristics Design Deployment (Part Deployment) Performance measure technical importance Part characteristics importance Process parameters Manufacturing planning (Process Planning) Process parameters importance Production operations Production Planning (Production Operations Planning)

Sumber: Lou Cohen (1995)

Gambar 3.6 Four-Phase QFD Model

Langkah pertama pada fase II adalah pengembangan pohon fungsi seperti pada Gambar 3.6 terlihat bahwa pada produk total awal dibagi ke dalam sub sistem, dan sub sistem dibagi lagi ke dalam part yang lebih kecil. Pada tahap ini, karakteristik yang terpenting pada setiap part adalah perhitungan. Hal ini akan mendeskripsikan bagian-bagian kritis pada desain. Pengukuran termasuk hal yang terpenting yang efeknya adalah spesifikasi parameter untuk setiap part.

Pendekatan pohon fungsi adalah salah satu cara untuk mendapatkan karakteristik part. Tergantung pada teknologi yang paling berpengaruh dan perancangan budaya dalam perusahaan yang bervariasi, metode lainnya juga harus digunakan dalam pengembangan part dan karakteristik part. Karakteristik part terletak pada bagian atas Design Deployment Matrix. Mengestimasi dampak setiap karakteristik part pada pengukuran kinerja. Ukuran kinerja prioritas bermacam-macam tergantung pada dampak perhitungan hubungan. Setiap


(66)

hubungan dijumlahkan dan menghasilkan importance value yang memprioritaskan karakteristik part. Hal ini menunjukkan bahwa penyusunan karakteristik part dan part akan ditentukan oleh kepuasan pelanggan, seperti yang terlihat pada Gambar 3.7.

Total Products

subsystem

Parts

Part Characteristics

Sumber: Lou Cohen (1995)

Gambar 3.7 Part Characteristics Deployment

3.7 Pembuatan Kuesioner12

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Penggunaan kuesioner dalam penelitian merupakan hal yang sangat pokok dalam pengumpulan data. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan sesuai tujuan dengan cara mengisi pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terhadap responden yang dipilih.

12


(67)

Syarat pengisian kuesioner adalah pertanyaan harus jelas dan mengarah ketujuan penelitian.

Kuesioner dapat dibedakan berdasarkan : 1. Berdasarkan cara menjawab

a. Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri tanpa dibatasi oleh apapun.

b. Kuesioner tertutup, yang telah disediakan jawabannya sehingga responden hanya tinggal memilih sesuai pilihan yang ada.

2. Berdasarkan jawaban yang diberikan

a. Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya atau memberikan informasi mengenai perihal pribadi.

b. Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden memberikan respon tentang perihal orang lain.

3. Berdasarkan bentuknya

a. Kuesioner pilihan ganda, yaitu sama seperti kuesioner tertutup, dimana terdapat pilihan jawaban.

b. Kuesioner isian, yaitu sama seperti kuesioner terbuka, berbentuk essay. c. Check List, yaitu sebah daftar dimana responden tinggal membubuhkan

tanda Check List pada kolom yang sesuai.

d. Rating Scale, yaitu pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya, mulai dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju.


(68)

3.8 Validitas Data13

Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Oleh karena itu, untuk menguji validitas data maka pengujian dilakukan terhadap instrumen pengumpulan data.

Validitas instrumen atas dua tipe yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat keakurasian rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang baik termasuk rancangan pengumpulan data akan dapat mengidentifikasi sumber data yang tepat dan alat/instrumen pengumpulan data yang juga tepat. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi hasil penelitian jika dilakukan generalisasi dan diterapkan pada populasi dari mana data penelitian diambil.

Cara yang umum digunakan untuk menguji validitas instrumen ialah melalui analisis korelasi (correlational analysis). Analisis korelasi dilaksanakan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson, yaitu sebagai berikut :

. . . (pers 1)

Dimana, rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

xi = Skor variabel independen X

yi = Skor variabel independen Y

13


(69)

3.9 Reliabilitas14

Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tersebut.

Dua ukuran yang umum digunakan untuk mengetahui derajat reliabilitas atau kehandalan instrumen pengumpulan data, yaitu stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen. Stabilitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan derajat kestabilan instrumen terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tersebut. Stabilitas instrumen dikatakan cukup baik jika instrumen tersebut digunakan dalam pengukuran variabel yang sama dalam waktu yang berbeda dan memberikan hasil yang sama. Konsistensi internal instrumen memberikan indikasi homogenitas item dalam pengukuran dalam arti seberapa jauh instrumen tersebut menjadikan item-item yang diukur secara bersama-sama menjadi sebuah set dan secara independen menjadi bagian yang berarti terhadap keseluruhan.

Pengujian reliabilitas pada umumnya dikenakan untuk pengujian stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen. Pengujian terhadap kedua karakteristik dari instrumen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode. Pengujian stabilitas instrumen terdapat dua macam uji yaitu test-retest reliability dan parallel-form reliability. Pengukuran konsistensi internal instrumen pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu interitem consistency reliability dan split-half reliability. Alat test yang sering digunakan dalam

14


(70)

pengujian konsistensi internal instrumen ialah Koefisien Alpha Cronbach. Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen yang pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu.

Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien tersebut ialah:

              

t b k k

r

2 2

11 1 1

...(pers 2)

dimana,

r11 = Reliabilitas instrumen (koefisien Alpha Cronbach)

k = Jumlah butir pertanyaan dalam instrumen

b

2

 = Jumlah varians butir-butir pertanyaan

t

2

 = Varians total

Koefisien Alpha Cronbach dihitung dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung varians butir-butir pertanyaan (x2) dan jumlah varians butir.

 

n n x x x 2 2 2

 

... (pers 3)

2. Menghitung varians total.

 

n n -Y total Varians 2 2

Y

... (pers 4)


(71)

Setelah koefisien Alpha Cronbach (r hitung) didapat, kemudian dibandingkan dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel) maka data


(72)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PTPN III Kebun Rambutan yang beralamat di Tebing Tinggi, Kabupaten Deli Serdang. Waktu pelaksanaan penelitian adalah Maret 2015 sampai sekarang. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 dimana lokasi penelitian berada pada wilayah Asahan

Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian PTPN III Kebun Rambutan

4.2 Jenis Penelitian.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif15. Disebut sebagai penelitian deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek. Jenis

15

Sukaria Sinulingga, Metodologi Penelitian, (Edisi 3, Medan: USU press, 2011), h. 31


(73)

penelitian deskriptif yang dimaksud adalah penelitian survei. Penelitian ini disebut penelitian survei karena dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data dan informasi secara langsung dari operator yang menggunakan alat pemanen sawit. Penelitian ini juga merupakan action reaseach yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan suatu solusi yang akan diaplikasikan pada perusahaan sebagai bentuk perbaikan dari sistem semula.

4.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diamati adalah para pekerja pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang menggunakan dodos pada PT. Pekerbunan Nusantara III Kebun Rambutan yang berjumlah 10 orang.

4.4 Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen

a. Atribut Produk b. Karakteristik teknis c. Data Dimensi tubuh 2. Variabel Dependen

a. Emotional Needs b. Customer Requirement

c. Tingkat kesulitan, perkiraan biaya, dan derajat kepentingan d. Part Kritis


(74)

e. Persentil

f. Usulan perbaikan

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) digunakan mengidentifikasi awal nilai keluhan otot yang dialami tenaga kerja.

2. Kuesioner Terbuka16

Kuesioner terbuka berguna untuk mendapatkan permasalahan awal terhadap pemakaian dodos.

3. Kuesioner semantic differential17

Kuesioner semantic differential berguna untuk mendapatkan tingkat emosional pekerja terhadap alat pemanen sawit.

4. Kuesioner Tertutup18

Kuesioner Tertutup berisi tingkat kepentingan terhadap atribut produk. Penilaian pada kuesioner tertutup menggunakan skala Likert, yakni untuk melihat tingkat kesetujuan (degree of agreeness) dari responden terhadap suatu pertanyaan yang diisi oleh konsumen.

5. Kuesioner Karakteristik Teknis19

Kuesioner karakteristik teknis dan hubungannya digunakan untuk mengumpulkan karakteristik teknis dari produk alat pemanen sawit dan

16

Sukaria Sinulingga, Metodologi Penelitian, (Edisi 3, Medan: USU press, 2011), h. 174

17

Mitsuo Nagamachi, Kansei Affective Engineering, (Jepang: New York CRC Press, 2011), h. 13

18

Sukaria Sinulingga, op.cit., h. 174

19

Lou Cohen,Quality Function Deployment:How to Make QFD Work for You, (USA: Addison-Wesley Publishing Company, 1995)., h. 123


(75)

hubungan dari setiap karakteristik teknis untuk menghasilkan produk alat pemanen sawit, yang diisi oleh pihak pabrik.

6. Kuisioner Part Kritis20

Kuesioner part kritis diberikan kepada pihak pabrik yang memiliki pengetahuan mengenai bagian atribut yang secara khusus mempengaruhi kualitas maupun kuantitas produk sehingga layak dipilih untuk menentukan bobot hubungan antar variabel.

7. Antropolometer

Antropolometer berfungsi untuk mengambil data antropometri dari pekerja.

Gambar 4.2 Antropolometer

20


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Re-Desain Egrek Sebagai Alat Pemanen Kelapa Sawit Menggunakan Kansei Engineering dan Quality Function Deployment di PT. Perkebunan Nusantara III (Kebun Ramnbutan)

15 143 61

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Biomekanika Dan Fisiologi Pada Pemanen Kelapa Sawit Dengan Menggunakan Dodos Di PT. Perkebunan Nusantara III (Kebun Rambutan)

5 75 106

Perancangan Dodos Ergonomis Sebagai Alat Panen Kelapa Sawit Menggunakan Kansei Engineering dan Quality Function Deployment di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan

0 0 5

Perancangan Dodos Ergonomis Sebagai Alat Panen Kelapa Sawit Menggunakan Kansei Engineering dan Quality Function Deployment di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan

0 0 1

Perancangan Dodos Ergonomis Sebagai Alat Panen Kelapa Sawit Menggunakan Kansei Engineering dan Quality Function Deployment di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan

0 0 16

Perancangan Dodos Ergonomis Sebagai Alat Panen Kelapa Sawit Menggunakan Kansei Engineering dan Quality Function Deployment di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan

0 0 24

Perancangan Dodos Ergonomis Sebagai Alat Panen Kelapa Sawit Menggunakan Kansei Engineering dan Quality Function Deployment di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan

0 0 1

Perancangan Dodos Ergonomis Sebagai Alat Panen Kelapa Sawit Menggunakan Kansei Engineering dan Quality Function Deployment di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan

1 6 10

Re-Desain Egrek Sebagai Alat Pemanen Kelapa Sawit Menggunakan Kansei Engineering dan Quality Function Deployment di PT. Perkebunan Nusantara III (Kebun Ramnbutan)

0 0 24