lelah. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil kerja yang rendah karena produktivitas kerjanya menurun Rosyida, 2010.
2.5 Pemanen Kelapa Sawit
Panen harus dilakukan pada saat kematangan buah optimum, agar diperoleh tingkat kandungan minyak dalam daging buah yang maksimum dan dengan mutu
yang baik. Tandan buah dinyatakan matang jika brondolannya telah lepas atau jatuh secara alami dari tandannya Suyatno, 1994
Adapun cara panen kelapa sawit yaitu :
1. Tandan matang dipanen semuanya dengan kriteria 25 - 75 buah luar memberondol atau kurang matang dengan 12,5 - 25 buah luar
memberondol 2. Potong pelepah daun yang menyangga buah
3. Tandan dipotong 4. Bertanda di bekas potongan dengan nama atau tanggal panen
5. Tumpuk pelepah daun yang dipotong secara teratur di gawangan dengan cara ditelungkupkan
Panen dilakukan 5 hari dalam seminggu, 2 hari untuk pemeliharaan alat. Tingkat produksi dipengaruhi kualitas tanaman, kesuburan tanah, keadaan iklim,
umur tanaman, pemeliharaan tanaman dan serangan hama - penyakit.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Konsep
2.7 Hipotesis Penelitian
Ho : Tidak ada hubungan kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja
pemanen kelapa sawit di PT. Peputra Supra Jaya Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau Tahun 2010.
Ha : Ada hubungan kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja
pemanen kelapa sawit di PT. Peputra Supra Jaya Kecamatan Langgam Tahun Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau 2010.
Kadar Hemoglobin Produktivitas Kerja
Pemanen Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian menggunakan metode penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional Soekidjo, 2005 yaitu untuk menganalisis korelasi antara
faktor resiko dengan faktor efek data penelitian yaitu kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja pemanen kelapa sawit.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di PT. Peputra Supra Jaya Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung pada bulan Mei - Juni 2010.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh pemanen kelapa sawit yang merupakan pekerja borongan di PT. Peputra Supra Jaya Kecamatan Langgam Kabupaten
Pelalawan, Propinsi Riau sebanyak 63 orang.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sampel
Penentuan jumlah sampel bila populasi lebih kecil dari 10.000, maka pengambilan sampel dapat dilakukan perhitungan dengan rumus Tarro Yamane
dalam teori Notoadmojo 2005 maka disimpulkan bahwa besar sampel adalah sebagai berikut :
n = N 1+ N d
2
Keterangan : N = Besar populasi
n = Besar sampel d = Tingkat kepercayaanketepatan yang diinginkan 0,1
Maka : n = 63 1 + 630,1
2
n = 63 1,63
n = 38,65 ≈ 39 orang
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas didapat sampel sebesar
39 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan simple random sampling.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan mengukur kadar hemoglobin Hb tenaga kerja pemanen. Produktivitas kerja pemanen kelapa sawit dilihat dari TBS yang dihasilkan
pemanen kelapa sawit.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Profil PT. Peputra Supra Jaya, dan data Puskesmas Kecamatan Langgam.
3.5 Definisi Operasional
1. Tenaga kerja adalah pemanen kelapa sawit yang bekerja secara borongan pada
perkebunan kelapa sawit PT. Peputra Supra Jaya Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
2. Kadar hemoglobin adalah darah yang diambil dari pemanen kelapa sawit
kemudian diukur kadar hemoglobin dengan metode sahli. 3.
Produktivitas kerja adalah pemanen kelapa sawit yang dihitung rata-rata selama 3 hari berturut-turut memamen jumlah tandan buah segar TBS yaitu
60 TBShari.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Aspek Pengukuran