BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Kesehatan Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 bagian keduabelas tentang Kesehatan Kerja pasal 164 yang berbunyi “ Upaya kesehatan
kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja”.
Menurut Daryatmi permasalahan penting yang dihadapi para pimpinan suatu institusi atau organisasi adalah bagaimana meningkatkan produktivitas kerja
karyawannya, sehingga dapat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Wanda, 2008.
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik
dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia Siagian, 2002.
Menurut Haas rendahnya produktivitas kerja, ada hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan anemia gizi di Indonesia Wanda, 2008. Status gizi
yang baik dapat diperoleh dengan mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup dan pola makanan dengan gizi seimbang sesuai dengan umur Depkes RI, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia, anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia, disamping tiga masalah gizi lainnya yaitu kurang kalori protein, defisiensi
vitamin A dan gondok endemik. Dan faktor penyebab yaitu pada asupan makanan yang tidak adekuat Arisman, 2008.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa 15 pekerja kekurangan nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari membawa akibat buruk terhadap tubuh,
seperti: pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat kurang bersemangat, kurang
motivasi, bereaksi lamban dan apatis Wisnoe, 2007. Menurut Fatmah anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin
Hb atau hematokrit nilai ambang batas referensi yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah eritrosit dan Hb, atau kehilangan darah yang berlebihan.
Defisiensi zat besi Fe berperan besar dalam kejadian anemia FKM UI, 2007. Kekurangan kadar Hb dalam darah menimbulkan gejala lesu, lemah, letih dan
cepat capai, akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar dan produktifitas kerja disamping itu penderita kurang zat besi akan menurunkan daya tahan tubuh yang
mengakibatkan mudah terkena infeksi Depkes RI dalam Wanda, 2008. Berdasarkan data Puskesmas Kecamatan Langgam Tahun 2009, dari 25 orang
yang berobat, 14 orang mengalami keluhan kesehatan yaitu demam dan sakit kepala. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap pekerja pemanen kelapa sawit
pada saat bekerja sering mengalami keluhan seperti cepat lelah dan sakit kepala.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data PT. Peputra Supra Jaya pada Tahun 2009, hasil produksi perusahaan tidak stabil. Pada bulan Januari yaitu 782,540 ton, bulan Februari yaitu
603 ton, bulan Maret yaitu 532,740 ton, bulan April yaitu 690,960 ton, bulan Mei 707,360 ton, bulan Juni yaitu 820,630 ton, bulan Juli yaitu 816,110 ton, bulan
Agustus yaitu 772,320 ton, bulan September yaitu 727,760 ton, bulan Oktober yaitu 971,860 ton, bulan November yaitu 924,750 ton dan bulan Desember yaitu 679,600
ton. Dari keluhan kesehatan yang dialami pekerja dan hasil tandan buah segar
TBS perusahaan yang tidak stabil sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis hubungan kadar hemoglobin terhadap produktivitas tenaga
kerja pemanen kelapa sawit di PT. Peputra Supra Jaya Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau Tahun 2010.
1.2 Perumusan Masalah