Karakteristik Responden Hubungan Higiene Ibu dan Anak dengan Kejadian Diare pada Balita

memenuhi syarat kesehatan yang tidak memenuhi syarat 39. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada variabel sanitasi dasardengan variabel kejadiaan diare, didapat nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara sanitasi dasar dengan kejadian diare. Sedangkan untuk kepemilikan jamban diperoleh p0,05, artinya ada hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare, demikian juga dengan tempat sampah dan SPAL diperoleh p0,05, artinya ada hubungan antara tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015.

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Responden memiliki karakteristik yaitu paling banyak berusia dengan rentang umur 26 sampai 30 tahun, memiliki pekerjaan mayoritas petani dan pendidikan terakhir adalah SMA. Responden adalah ibu yang memiliki balita umur 2-5 tahun yang bertempat tinggal di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015. Sedangkan karakteristik anak balita paling banyak berusia dengan rentang umur 2 sampai 3 tahun dengan jenis kelamin laki-laki paling banyak.

5.2 Hubungan Higiene Ibu dan Anak dengan Kejadian Diare pada Balita

Hasil penelitian dengan menggunakan chi square menunjukkan ada hubungan antara higiene Cuci Tangan Pakai Sabun pada ibu dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015 dengan nilai p=0,034. Higiene ibu dapat dilihat pada tabel 4.16 yang menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang 35,7 responden dalam kategori baik. Meskipun jika dikaji satu-satu banyak ibu yang kadang-kadang cuci tangan pakai sabun kebanyakan ibu mencuci tangan hanya dengan air saja. Misalnya saat ibu mencuci tangan setelah buang air besar hanya sedikit orang ibu yang selalu mencuci tangan namun hanya 8 orang yang selalu menggunakan sabun. Begitu juga dengan setelah melakukan kegiatan di luar rumah misalnya: bekerja di ladang banyak ibu bekerja sebagai petani yang sering kontak dengan tanah tanpa menggunakan sarung tangan hanya 15 orang yang selalu mencuci tangan. Ibu yang selalu menggunakan sabun setelah melakukan kegiatan di luar rumah cukup banyak. Ini menunjukkan bahwa hanya jika tangan terlihat kotor baru dicuci dengan sabun. Lain halnya dengan mencuci tangan sebelum memberi makan anak, banyak ibu yang tidak menggunakan sabun karena sebelumnya sudah dicuci misalnya: sepulang bekerja atau karena tidak kotor dan bahkan ada juga ibu yang langsung memberi makan anaknya tanpa mencuci tangan. Hal yang biasa tidak menggunakan air pada saat setelah buang air besar karena kebanyakan ibu menggunakan daun sebagai pengganti air, namun tentulah hal ini tidak baik. Jangankan untuk menggunakan sabun, air saja tidak digunakan. Menurut Proverawaty 2012, Cuci Tangan Pakai Sabun wajib dilakukan setiap kali tangan kotor, setelah buang air besar, sebelum menyuapi anak, setelah memegang makanan dan lain-lain. Namun dalam penelitian ini hanya 8 orang ibu yang selalu mencuci tangan dengan sabun. Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara higiene perilaku buang air besar pada ibu dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015 dengan nilai p=0,049 p0,05. Perilaku adalah kebiasaan individu dalam melakukan sesuatu setiap harinya. Perilaku buang air besar pada ibu di Desa Sijambur lebih banyak tidak di jamban meskipun memiliki jamban. Jika ditanya maka banyak ibu yang menjawab sudah nyaman, susah mengubah kebiasaan, lebih simpel tidak butuh banyak air, dan tidak repot, tidak perlu pulang karena banyak ibu bekerja di ladang sementara jamban ada di rumah dan jauh dari ladangnya. Ibu yang buang air besar tidak di jamban tidak mengubur tinjanya setelah dikeluarkan sehingga kemungkinan lalat hinggap pada tinja tersebut, namun lokasi buang air besar ibu sangat jauh dari rumah, jadi bisa jadi lalat yang hinggap pada tinja tersebut tidak menyentuh makanan yang ada di rumah. Selain itu pada saat tertentu, tinja yang dikeluarkan langsung dimakan hewan misalnya: anjing sebelum dihinggapi lalat. Hubungan antara perilaku buang air besar dengan kejadian diare biasa terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Misalnya jika ibu tidak menggunakan air setelah buang besar dan langsung memberi makan anaknya bisa saja anaknya mengalami diare karena sisa kotoran mungkin ada di antara kuku- kukunya atau telapak tangan. Secara tidak langsung misalnya, jika tinja tidak dikubur dan dihinggapi lalat dan kemudian menyentuh makanan yang dimakan anak maka akan mengalami diare. Lalat disini disebut sebagai vektor mekanik yang membawa agen penyebab penyakit yang menempel pada tubuhnya. Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara higiene cuci tangan pakai sabun pada anak dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015 dengan nilai p=0,629p0,05. Anak-anak sering bermain dengan teman-temannya di luar rumah dan biasanya bermain di tanah khususnya anak balita laki-laki. Balita yang bermain di luar karena tangannya kotor maka selalu mencuci tangan dan menggunakan sabun dengan dibantu ibunya, namun ada juga anak yang tidak mencuci tangannya setelah bermain di luar rumah namun sebelum anak tersebut makan akanterlebih mencuci tangannya dan hanya ada satu orang yang tidak. Ada juga anak yang kalau makan menggunakan sendok. Menurut Proverawaty 2012, cuci tangan pakai sabun wajib dilakukan setiap kali tangan kotor, setelah buang air besar, setelah bermain, setelah memegang makanan dan lain-lain. Biasanya anak mencuci tangan pakai sabun hanya jika tangannya terlihat kotor misalnya setelah bermain danatau setelah buang air besar. Ini menunjukkan bahwa sedikit anak yang menggunakan sabun pada saat mencuci tangan dan hanya menggunakan air saja. Ada satu orang anak yang tidak pernah mencuci tangan baik hanya dengan air saja atau tanpa sabun karena anak tersebut tidak suka air jadi kalau makan anak tersebut menggunakan sendok atau menggunakan tangan tanpa dicuci dahulu. Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara higiene perilaku buang air besar pada anak dengan kejadian diare pada balita di Desa Sijambur tahun 2015 dengan nilai p=0,400 p0,05. Lalat berperan sebagai vektor mekanik dalam penyebaran penyakit diare. Apabila nyamuk hinggap di tinja maka tinja tersebut akan menempel pada kakinya dan apabila menyentuh makanan dan makanan tersebut dimakan anak balita maka akan mengalami diare karena kekebalan tubuh balita masih rentan. Jadi perlu untuk mengubur tinja yang sudah dikeluarkan, namun dalam penelitian ini ketika anak buang air besar biasanya berada dekat rumah halaman rumah dan begitu tinja keluar langsung dimakan hewan ternak anjing, babi setelah buang air besar anak menggunakan air yang dibantu oleh ibunya.

5.2 Hubungan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita

Dokumen yang terkait

Hubungan Higiene Ibu Dan Anak Serta Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

0 2 138

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA PULOSARI KEBAKKRAMAT KECAMATAN Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Pulosari Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA PULOSARI KEBAKKRAMAT KECAMATAN Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Pulosari Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 1 10

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PRAKTIK KESEHATAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK TODDLER DI DESA HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PRAKTIK KESEHATAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK TODDLER DI DESA JATIREJO KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI.

0 0 16

Cover Hubungan Higiene Ibu Dan Anak Serta Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

0 0 14

Abstract Hubungan Higiene Ibu Dan Anak Serta Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

0 0 2

Chapter I Hubungan Higiene Ibu Dan Anak Serta Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

0 0 6

Chapter II Hubungan Higiene Ibu Dan Anak Serta Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

0 0 30

Reference Hubungan Higiene Ibu Dan Anak Serta Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

0 0 2

Appendix Hubungan Higiene Ibu Dan Anak Serta Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sijambur Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

0 1 43