Tinjauan Pustaka Kerangka Teori

Dari permasalahan-permasalahan yang ada, perlu adanya ruang lingkup dalam pembatasan masalah tersebut. Hal ini bertujuan agar penelitian ini tidak menjadi luas dan tetap terfokus pada masalah yang ingin diteliti. Dalam analisis ini, penulis hanya fokus terhadap sejarah perkembangan pachinko パチンコ dan bagaimana eksistensi pachinko パチンコ dalam kehidupan masyarakat Jepang dewasa ini. Penulis tidak akan membahas tentang hal-hal teknis dari permainan pachinko, seperti perlengkapan dan cara bermain serta dampak sosial dan ekonomi dari permainan pachinko dalam masyarakat Jepang.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

A. Tinjauan Pustaka

Bermain merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Semua orang dari berbagai usia, mulai anak-anak sampai orang dewasa suka melakukan kegiatan bermain. Hurlock 1999 mengatakan bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk bersenang-senang, tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya. Sedangkan Freud didalam Tedjasaputra 2001:7 memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melalui bermain ataupun fantasi, seseorang dapat memproyeksikan harapan-harapan maupun konflik pribadi. Di dalam Oxford English Dictionary Ada 116 definisi tentang bermain, contohya : bermain sebagai kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan kesenangan. Selanjutnya bermain bukan hanya dilakukan untuk mendapatkan kesenangan, melainkan ada sasaran yang ingin dicapai, contohnya: prestasi, uang, pengakuanpenghargaan. Menurut Ismail 2006 ada 2 jenis permainan yaitu permainan tradisional dan permainan modern. Permainan tradisional adalah jenis permainan yang mengandung nilai-nilai budaya yang merupakan warisan leluhur, sedangkan permainan modern adalah permainan yang menggunakan teknologi dan bersifat elektrik, sehingga permainan modern dianalogikan juga sebagai permainan elektronik. Jepang merupakan negara modern di kawasan asia yang memiliki berbagai macam permainan modern dan memiliki perindustrian modern, teknologi modern, sistem ekonomi modern, lembaga-lembaga politik modern, serta pola masyarakat yang modern. Lahirnya modernisasi kehidupan telah banyak merubah cara pandang dan pola hidup masyarakatnya. Modernisasi mendidik kita untuk mencapai tujuan hasil sesempurna mungkin, bahkan menghalalkan segala cara. Menurut School dalam Wasono dan Bustanul 2012:338 modernisasi adalah proses transformasi dan perubahan masyarakat dalam segala aspeknya.

B. Kerangka Teori

Kerangka teori menurut Koentjaraningrat 1976:1 berfungsi sebagai pendorong proses berpikir deduktif yang bergerak dari bentuk abstrak kedalam bentuk yang nyata. Dalam penelitian suatu kebudayaan masyarakat diperlukan satu atau lebih teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penelitian ini. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa teori pendekatan yakni pendekatan historis, pendekatan fenomenologi, pendekatan sosial dan pendekatan budaya populer. Keempat pendekatan tersebut digunakan karena masing-masing saling berkaitan dengan apa yang akan diteliti. Menurut Koentjaraningrat 1976:56 pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang menekankan tentang pemahaman budaya masyarakat, latar belakang peristiwa sejarah yang melatar belakangi terbentuknya wujud-wujud kebudayaan serta tentang bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan maupun kebudayaan itu sendiri pada umumnya dari zaman ke zaman. Melalui pendekatan historis ini penulis ingin memberikan gambaran dan penjelasan latar belakang perkembangan pachinko dalam masyarakat Jepang. Penulis juga akan menggunakan pendekatan fenomenologi, Secara etimologi fenomenologi berasal dari bahasa Yunani “phenomenon” yang memiliki arti sesuatu yang tampak, yang di dalam bahasa Indonesia disebut gejala. Secara terminologi, fenomenologi berarti suatu metode deskriptif dan suatu nama untuk suatu ilmu apriori yang berdasarkan metode. Arti luas dari Fenomenologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala atau apa saja yang nampak, sedangkan arti sempitnya, ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala yang menampakkan diri pada kesadaran manusia. Maka, secara garis besar definisi dari Fenomenologi adalah suatu ilmu dan juga metode yang mempelajari tentang gejala-gejala yang tampak pada kesadaran manusia http:plato.stanford.eduentriesphenomenology. Menurut Husserl dalam Sutrisno dan Putranto, 2005:81-82 fenomenologi sering disebut sebagai metode pemberian tanda kurung bracketing. Menurutnya, fenomenologi mengandung ide membuka presepsi yang murni lepas dari common sense atau akal sehat. Elemen dalam persepsi Husserl meliputi kesadaran akan kedirian, gambaran mental kesan dari sesuatu, dan penyusunan makna kesan dari gambaran tersebut. Sedangkan menurut Schutz, interaksi terjadi karena berdasarkan pandangan dunia yang sama. Yang hendak ditekankan oleh Schutz dalam Sutrisno dan Putranto, 2005:82 adalah bahwa menyelidiki terhadap suatu sistem budaya mau tidak mau harus mulai dengan penyelidikan dunia common sense sekelompok orang, karena disitulah terlihat tanggapan dan pengertian mereka sehari-hari mengenai dunia hidupnya. Melalui pendekatan fenomenologi ini penulis ingin mengetahui seperti apa fenomena-fenomena yang terjadi di Jepang yang berkaitan dengan pachinko. Pada dasarnya berangkat dari suatu fenomena yang terjadi di Jepang mengenai pachinko dan menyebar luas melalui media hingga pada akhirnya menjadi sangat populer di seluruh Jepang. Pendekatan selanjutntya yang digunakan penulis adalah pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis menganalisa manusia dalam masyarakat baik secara mikro sosiologi, yang difokuskan pada seorang atau kelompok kecil maupun secara makro sosiologi yang lebih diarahkan pada kelompok yang lebih besar Sunarto 2004:19. Melalui pendekatan ini penulis ingin memberikan penjelasan keberadaan pachinko bagi masyarakat Jepang. Dan pendekatan yang terakhir yang penulis akan gunakan adalah pendekatan budaya populer. Dalam buku Keywords: A Vocabulary of Culture and Society, Williams 2011:199 mengatakan istilah popular adalah : ’well liked by many people’:’inferior kinds of work’:’work deliberately setting out to win favour with the people’:’culture actually made by the people themselves’. Terjemahan: Disukai banyak orang’:’jenis kerja rendahan’:’kerja yang dilakukan dibuat untuk menyenangkan orang’:’kebudayaan yang dibuat oleh masyarakat untuk mereka sendiri’. Sedangkan dalam buku The Myth The of Mass Culture, Alan Swingewood mengemukakan beberapa teori tradisional mengenai kebudayaan populer: The theory of culture industry The masses are precisely dominated by an all-encompassing Culture industry obeying only to the logic of consumer capitalism. Terjemahan: Teori industri budaya Masyarakat secara tepat didominasi oleh industri budaya yang hanya mematuhi logika kapitalis konsumen http:en.wikipedia.orgwikipopular_culture_studies. Dari penjelasan tentang budaya populer di atas dapat disimpulkan bahwa budaya populer adalah suatu budaya yang dapat diterima, disukai dan digemari oleh masyarakat luas, suatu budaya yang akan terus diperbaharui agar terus mendapat tempat di hati para konsumennya. Melalui pendekatan ini penulis ingin memberikan penjelasan tentang pachinko パチンコ yang menjadi salah satu budaya populer Jepang.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian