tidak bisa dibilang sebagai penghilang kepenatan. Karena kondisi di dalam area permainan tersebut sangat bising dengan suara musik dan suara mesin pachinko
itu sendiri.
Ada berbagai pendapat tentang kepopuleran pachinko. Menurut Hiroshi Takeuchi dewan direktur Lembaga Penelitian Kredit Bank Jangka Panjang
menyatakan “alasan utama orang Jepang banyak bermain pachinko adalah untuk melepaskan ketegangan”. Sedangkan menurut Jesen Priesley, editor Kansai Time
Out, ia percaya bahwa “disebuah negara dimana para pekerjanya hampir tidak ada, pachinko menawarkan sebuah ilusi kemakmuran yang instan” Mak,
1998:35, dengan kata lain bermain pachinko merupakan kegiatan yang bersifat non formal yang menghibur. Dari beberapa pernyataan yang telah disebutkan di
atas, pachinko merupakan salah satu dari fenomena permainan Jepang modern yang populer di berbagai kalangan yang selalu diminati oleh masyarakat Jepang,
bukan hanya sebagai suatu hiburan bahkan juga sebagai perjudian untuk meraup uang sebanyak-banyaknya. Kepopuleran eksistensi pachinko di kalangan
masyarakat Jepang inilah, yang menjadikan penulis tertarik untuk mengkaji lebih
dalam tentang “eksistensi pachinko dalam kehidupan masyarakat jepang”
1.2 Perumusan Masalah
Sejak pertama sekali Pachinko パチンコ diimpor ke Jepang sampai saat ini banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada mesin
pachinko hingga tempat bermain pachinko yang disebut panti pachinko atau
pachinko ousetsushitsu. Banyak orang menganggap bahwa pachinko
merupakan sebuah permainan judi semata bagi masyarakat Jepang, namun jauh dari itu pachinko dalam pandangan orang Jepang bukan hanya sebatas
perjudian belaka. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya
pachinko パチンコ telah menjadi salah satu kegiatan rekreasi saat orang
Jepang memiliki waktu luang dan sebagai perjudian. Walau keberadaan pachinko
mengalami ketidakjelasan antara hiburan dan perjudian, namun pachinko
パチンコ tetap sebuah mesin yang sangat popular di jepang untuk dimainkan.
Untuk membuktikan keeksistensian dari Pachinko パチンコ bagi kehidupan masyarakat Jepang, maka dalam penelitian ini diajukan beberapa
pertanyaan penelitian:
1. Bagaimana sejarah perkembangan pachinko di
Jepang? 2.
Bagaimana eksistensi pachinko dalam kehidupan masyarakat Jepang?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dari permasalahan-permasalahan yang ada, perlu adanya ruang lingkup dalam pembatasan masalah tersebut. Hal ini bertujuan agar penelitian
ini tidak menjadi luas dan tetap terfokus pada masalah yang ingin diteliti.
Dalam analisis ini, penulis hanya fokus terhadap sejarah perkembangan pachinko
パチンコ dan bagaimana eksistensi pachinko パチンコ dalam kehidupan masyarakat Jepang dewasa ini. Penulis tidak akan membahas tentang
hal-hal teknis dari permainan pachinko, seperti perlengkapan dan cara bermain serta dampak sosial dan ekonomi dari permainan pachinko dalam masyarakat
Jepang.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
A. Tinjauan Pustaka
Bermain merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Semua orang dari berbagai usia, mulai anak-anak sampai orang dewasa suka melakukan
kegiatan bermain. Hurlock 1999 mengatakan bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk bersenang-senang, tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya.
Sedangkan Freud didalam Tedjasaputra 2001:7 memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melalui bermain ataupun fantasi, seseorang dapat
memproyeksikan harapan-harapan maupun konflik pribadi. Di dalam Oxford English Dictionary
Ada 116 definisi tentang bermain, contohya : bermain sebagai
kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan kesenangan. Selanjutnya bermain bukan hanya dilakukan untuk mendapatkan kesenangan,
melainkan ada sasaran yang ingin dicapai, contohnya: prestasi, uang,
pengakuanpenghargaan.
Menurut Ismail 2006 ada 2 jenis permainan yaitu permainan tradisional dan permainan modern. Permainan tradisional adalah jenis permainan yang
mengandung nilai-nilai budaya yang merupakan warisan leluhur, sedangkan permainan modern adalah permainan yang menggunakan teknologi dan bersifat
elektrik, sehingga permainan modern dianalogikan juga sebagai permainan elektronik.
Jepang merupakan negara modern di kawasan asia yang memiliki berbagai macam permainan modern dan memiliki perindustrian modern, teknologi modern,
sistem ekonomi modern, lembaga-lembaga politik modern, serta pola masyarakat yang modern. Lahirnya modernisasi kehidupan telah banyak merubah cara
pandang dan pola hidup masyarakatnya. Modernisasi mendidik kita untuk mencapai tujuan hasil sesempurna mungkin, bahkan menghalalkan segala cara.
Menurut School dalam Wasono dan Bustanul 2012:338 modernisasi adalah proses transformasi dan perubahan masyarakat dalam segala aspeknya.
B. Kerangka Teori
Kerangka teori menurut Koentjaraningrat 1976:1 berfungsi sebagai pendorong proses berpikir deduktif yang bergerak dari bentuk abstrak kedalam
bentuk yang nyata. Dalam penelitian suatu kebudayaan masyarakat diperlukan satu atau lebih teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari
penelitian ini. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa teori pendekatan yakni pendekatan historis, pendekatan fenomenologi, pendekatan sosial dan
pendekatan budaya populer. Keempat pendekatan tersebut digunakan karena masing-masing saling berkaitan dengan apa yang akan diteliti.
Menurut Koentjaraningrat 1976:56 pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang menekankan tentang pemahaman budaya masyarakat, latar
belakang peristiwa sejarah yang melatar belakangi terbentuknya wujud-wujud kebudayaan serta tentang bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan
maupun kebudayaan itu sendiri pada umumnya dari zaman ke zaman. Melalui pendekatan historis ini penulis ingin memberikan gambaran dan penjelasan latar
belakang perkembangan pachinko dalam masyarakat Jepang.
Penulis juga akan menggunakan pendekatan fenomenologi, Secara etimologi fenomenologi berasal dari bahasa Yunani “phenomenon” yang memiliki
arti sesuatu yang tampak, yang di dalam bahasa Indonesia disebut gejala. Secara terminologi, fenomenologi berarti suatu metode deskriptif dan suatu nama untuk
suatu ilmu apriori yang berdasarkan metode. Arti luas dari Fenomenologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala atau apa saja yang nampak, sedangkan arti
sempitnya, ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala yang menampakkan diri pada kesadaran manusia.
Maka, secara garis besar definisi dari Fenomenologi adalah suatu ilmu dan juga metode yang mempelajari tentang gejala-gejala yang tampak pada kesadaran
manusia http:plato.stanford.eduentriesphenomenology.
Menurut Husserl dalam Sutrisno dan Putranto, 2005:81-82 fenomenologi sering disebut sebagai metode
pemberian tanda kurung bracketing. Menurutnya, fenomenologi mengandung ide membuka presepsi yang murni lepas dari common sense atau akal sehat.
Elemen dalam persepsi Husserl meliputi kesadaran akan kedirian, gambaran mental kesan dari sesuatu, dan penyusunan makna kesan dari gambaran tersebut.
Sedangkan menurut Schutz, interaksi terjadi karena berdasarkan pandangan dunia yang sama. Yang hendak ditekankan oleh Schutz dalam Sutrisno dan Putranto, 2005:82
adalah bahwa menyelidiki terhadap suatu sistem budaya mau tidak mau harus mulai dengan penyelidikan dunia common sense sekelompok orang, karena disitulah terlihat
tanggapan dan pengertian mereka sehari-hari mengenai dunia hidupnya. Melalui pendekatan fenomenologi ini penulis ingin mengetahui seperti apa fenomena-fenomena
yang terjadi di Jepang yang berkaitan dengan pachinko. Pada dasarnya berangkat dari suatu fenomena yang terjadi di Jepang mengenai pachinko dan menyebar luas melalui
media hingga pada akhirnya menjadi sangat populer di seluruh Jepang.
Pendekatan selanjutntya yang digunakan penulis adalah pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis menganalisa manusia dalam masyarakat baik
secara mikro sosiologi, yang difokuskan pada seorang atau kelompok kecil maupun secara makro sosiologi yang lebih diarahkan pada kelompok yang lebih
besar Sunarto 2004:19. Melalui pendekatan ini penulis ingin memberikan penjelasan keberadaan pachinko bagi masyarakat Jepang.
Dan pendekatan yang terakhir yang penulis akan gunakan adalah pendekatan budaya populer. Dalam buku Keywords: A Vocabulary of Culture and
Society, Williams 2011:199 mengatakan istilah popular adalah :
’well liked by many people’:’inferior kinds of work’:’work deliberately setting out to win favour with the people’:’culture actually made by the
people themselves’. Terjemahan:
Disukai banyak orang’:’jenis kerja rendahan’:’kerja yang dilakukan dibuat untuk menyenangkan orang’:’kebudayaan yang dibuat oleh
masyarakat untuk mereka sendiri’.
Sedangkan dalam buku The Myth The of Mass Culture, Alan Swingewood mengemukakan beberapa teori tradisional mengenai kebudayaan populer:
The theory of culture industry The masses are precisely dominated by an all-encompassing
Culture industry obeying only to the logic of consumer capitalism. Terjemahan:
Teori industri budaya Masyarakat secara tepat didominasi oleh industri budaya yang hanya
mematuhi logika kapitalis konsumen http:en.wikipedia.orgwikipopular_culture_studies.
Dari penjelasan tentang budaya populer di atas dapat disimpulkan bahwa budaya populer adalah suatu budaya yang dapat diterima, disukai dan digemari
oleh masyarakat luas, suatu budaya yang akan terus diperbaharui agar terus mendapat tempat di hati para konsumennya. Melalui pendekatan ini penulis ingin
memberikan penjelasan tentang pachinko パチンコ yang menjadi salah satu budaya populer Jepang.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merangkum tujuan dari penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan pachinko パ チ ン コ di
Jepang. 2.
Untuk mengetahui bagaimana eksistensi pachinko パチンコ dalam kehidupan masyarakat Jepang.
B. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini: 1.
Bagi peneliti dan pembaca, dapat menambah wawasan mengenai sejarah dan keeksistensian Pachinko パチンコ dalam kehidupan masyarakat
Jepang. 2.
Bagi pembaca, dapat menambah bahan bacaan dan sumber penelitian untuk Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya.
1.6 Metode Penelitian
Dalam penelitian sangat dibutuhkan metode penelitian sebagai bahan penunjang dalam penulisan. Metode adalah cara pelaksanaan penelitian. Di dalam
penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis.
Menurut Sugiyono 2008:105 defenisi metode deskriptif analisis adalah metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan yang
sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran masalah yang ada.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode pustaka library research. Untuk mengumpulkan data-data yang berguna untuk mendukung teori,
penulis mengumpulkannya dari kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian. Sumber-sumber kepustakaan tersebut bersumber dari buku, majalah, hasil-hasil
penelitian skripsi dan sumber-sumber lainnya yang sesuai intern.
BAB II
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PACHINKO DI JEPANG
2.1 Pengertian Pachinko