Latar Belakang Masalah Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, dan Keputusan Auditor terhadap Internet Financial Reporting pada Perbankan yang terdaftar di BEI

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan pada setiap negara, termasuk di Indonesia. Menurut pasal 1 undang–undang RI No. 10 Tahun 1998, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Secara umum pengertian bank sendiri adalah salah satu lembaga keuangan sebagai tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah swasta maupun perorangan untuk menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan bank untuk melayani kebutuhan pembiayaan serta meluncurkan mekanisme sistem pembangunan bagi semua faktor perekonomian Indonesia, kedudukan bank itu sendiri adalah sebagai penghimpun dana dari masyarakat, sebab bank itu sendiri memperoleh pendapatan dan modalnya dari simpanan masyarakat pada bank tersebut. Pada saat ini seluruh institusi keuangan menghadapi tantangan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan dalam model bisnis yang terjadi saat ini, tidak terkecuali perbankan. Perubahan-perubahan tersebut menuntut adanya perbaikan dan peningkatan kualitas dalam berbagai aspek pada seluruh komponen di institusi keuangan. Hal ini merupakan konsekuensi dari tuntutan 2 perubahan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada berbagai sektor kehidupan. Salah satu perubahan yang paling menantang yang saat ini sedang dihadapi oleh perbankan ialah tantangan untuk beradaptasi dengan laju perubahan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan pemindahan informasi antar media Haryanto, 2008:1. Salah satu perkembangan terbesar di bidang teknologi informasi dan komunikasi dalam kurun waktu setengah abad ini adalah perkembangan internet. Internet merupakan sebuah teknologi yang mempunyai kekuatan untuk mengubah laporan eksternal secara besar-besaran Xiao, et al., 2005:131. Internet merupakan suatu media yang tepat untuk digunakan sebagai sarana mengakomodasi perubahan yang dibutuhan dalam pelaporan perusahaan. Internet mempunyai beberapa karakteristik dan keunggulan seperti mudah menyebar pervasiveness, tidak mengenal batas borderless-ness, real-time, berbiaya rendah low cost, dan mempunyai interaksi yang tinggi high interaction Ashbaugh, et al. 1999. Beberapa keunggulan penggunaan internet tersebut berdampak pada semakin tingginya angka penggunaan internet di seluruh dunia. Berdasarkan data, jumlah pemakai internet di Asia pada tahun 2011 mencapai 44.8 dari total jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan pemakai dari tahun 2000 - 2011 mencapai 789.6. Data dapat dilihat pada tabel 1.1. 3 Tabel 1.1 Statistik Pengguna Internet Dunia WORLD INTERNET USAGE AND POPULATION STATISTICS 31-Dec-11 World Regions Population Internet Users Internet Users Penetration Growth Users 2011 Est. Dec. 31, 2000 Latest Data Population 2000-2011 of Table Africa 1.037.524.058 4.514.400 139.875.242 13,50 2988,40 6,20 Asia 3.879.740.877 114.304.000 1.016.799.076 26,20 789,60 44,80 Europe 816.426.346 105.096.093 500.723.686 61,30 376,40 22,10 Middle East 216.258.843 3.284.800 77.020.995 35,60 2244,80 3,40 North America 347.394.870 108.096.800 273.067.546 78,60 152,60 12,00 Latin America Carib. 597.283.165 18.068.919 235.819.740 39,50 1205,10 10,40 Oceania Australia 35.426.995 7.620.480 23.927.457 67,50 214,00 1,10 WORLD TOTAL 6.930.055.154 360.985.492 2.267.233.742 32,70 528,10 100,00 Sumber : www.internetworldstats.com, 2012 Peningkatan pengguna internet sendiri terjadi karena banyak keuntungan yang dapat diperoleh oleh pengguna internet itu sendiri, ditambah lagi bagi para pemakai laporan keuangan yang sangat membutuhkan informasi keuangan suatu perusahaan yang bersifat up to date. Dari tabel di atas juga dapat terlihat peningkatan jumlah pengguna internet dalam jangka waktu 10 tahun dan uniknya peningkatan tersebut terjadi pada setiap benua. Perkembangan internet yang semakin pesat, dan jumlah pengguna internet yang semakin meningkat, merupakan tantangan tersendiri bagi dunia perbankan. Tingginya jumlah pengguna internet ini akan menjadi peluang bagi institusi keuangan, khususnya perbankan, jika institusi tersebut mampu memanfaatkan situasi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan. Sebaliknya, hal ini dapat menjadi permasalahan jika institusi tersebut belum siap bersaing dan beradaptasi dengan tuntutan yang ada. 4 Salah satu isu yang berkembang pesat seiring dengan pesatnya perkembangan internet dan tingginya angka pengguna internet tersebut adalah transparansi informasi. Berbagai penelitian telah membuktikan pentingnya keterbukaan dan transparansi informasi di sektor perbankan, antara lain, Cinca, et al. 2006:31 menemukan bahwa asimetri informasi antara bank dan perusahaan deposan dapat menyebabkan kemacetan dalam menjalankan bank atau bahkan kebangkrutan. Dalam penelitian yang lain, Chen, et al. 2006:307 menyimpulkan bahwa perbaikan dalam sistem transparansi perbankan dapat memberikan kesempatan dalam mempercepat laju pertumbuhan perbankan. Abdelsalam, et al. 2007:1 menjelaskan bahwa internet menawarkan suatu bentuk unik pengungkapan yang menjadi media bagi perusahaan dalam menyediakan informasi kepada masyarakat luas sesegera mungkin. Atas dasar itulah muncul suatu media tambahan dalam penyajian laporan keuangan melalui internet atau website yang lazim disebut Internet Financial Reporting IFR. Pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan Internet Financial Reporting- IFR merupakan suatu bentuk pengungkapan sukarela yang telah dipraktekkan oleh berbagai perusahaan. Survei dari Carol 1999 dalam Khan 2006 terhadap 1000 perusahaan besar di Eropa menunjukkan bahwa 67 perusahaan telah mempunyai website dan 80 dari perusahaan yang mempunyai website tersebut mengungkapkan laporan keuangan di Internet. Hingga tahun 2006, lebih dari 70 perusahaan besar di dunia menerapkan IFR Kahn, 2006. 5 Praktik IFR pada perbankan sendiri di proksikan dengan melihat kinerja keuangan dari bank itu sendiri, ukuran bank tersebut apakah tergolong bank dengan ukuran besar atau kecil. Di samping itu praktik IFR dilihat dari umur listing dan yang terakhir reputasi dari auditor juga harus harus diperhatikan dalam melihat pratik IFR. Menganalisis kinerja keuangan suatu perbankan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan mengetahui hal tersebut para pihak yang berkepentingan dapat mengetahui keberlangsungan usaha dari perbankan itu sendiri serta untuk melihat apakah ada pengaruhnya terhadap praktik IFR yang terjadi di perbankan. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio keuangan menurut standar yang berlaku, menurut Kasmir 2004 rasio tersebut terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Likuiditas suatu perusahaan perbankan menunjukan bahwa suatu perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan likuid lancar yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perbankan juga menunjukan kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat – alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada nasabah yang membutuhkannya. Secara umum, syarat likuiditas untuk permodalan menetukan bahwa modal yang diperlukan harus ditarik perusahaan untuk jangka waktu yang sekurang – kurangnya sama dengan waktu modal itu dibutuhkan. Likuiditas perbankan dalam penelitian ini diproksikan oleh Loan to Deposit Ratio LDR. 6 Solvabilitas perbankan menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajibannya dalam jangka panjang ataupun ketika suatu entitas perbankan dilikuidasi. Solvabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh Capital Adequacy Ratio. Apabila rasio CAR suatu bank kecil maka besar kemungkinan bank tersebut gagal menutupi kerugiannya di dalam kegiatan perkreditan maupun dikegiatan perdagangan surat berharga dengan kemampuan yang dimiliki bank tersebut. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukan pendapatan yang mampu dihasilkan oleh perusahaan perbankan dalam suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini tingkat profitabilitas akan dilihat dengan mengukur Return On Asset ROA. Perusahaan yang besar memiliki agency cost yang tinggi karena perusahaan yang besar memiliki kewajiban yang lebih besar pula dalam menyampaikan pelaporan keuangannya secara lengkap dan cepat kepada shareholder sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen kepada para shareholder-nya. Menurut Oyelere, et al. 2003:26, agency cost tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh perusahaan. Sama halnya dengan perbankan, Lembaga keuangan dengan ukuran besar cenderung untuk mengungkapkan informasi perusahaan di internet daripada lembaga keuangan dengan ukuran yang lebih kecil. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi agency cost tersebut adalah dengan menerapkan praktik IFR dalam menyebarluaskan laporan keuangan perusahaan. 7 Perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia BEI akan melakukan pelaporan keuangan yang lebih lengkap dibandingkan dengan perusahaan yang belum listing di BEI. Selain itu perusahaan yang telah lama listing di BEI akan cenderung mengubah metode pelaporan informasi keuangan sesuai dengan perkembangan teknologi untuk menarik investor salah satunya melalui IFR. Dengan demikian umur listing perusahaan dapat mempengaruhi pengaruh terhadap keputusan perusahaan dalam menerapkan praktik IFR. Penggunaan Kantor Akuntan Publik KAP yang bereputasi merupakan salah satu sinyal positif bagi perusahaan karena perusahaan akan dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut akan meningkatkan citra perusahaan dan mendorong perusahaan untuk menyebarluaskan laporan keuangan melaui IFR dalam rangka menggalang kepercayaan investor karena laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya. Dalam institusi keuangan, beberapa penelitian mengenai IFR antara lain dilakukan oleh Maingot, et al 2008:2 yang mengungkapkan mengenai praktik IFR di perbankan Kanada. Kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin besar ukuran perbankan, semakin luas informasi yang diungkap. Selain itu, praktik IFR di perbankan Kanada sangat erat kaitannya dengan kebijakan strategi perbankan dari manajemennya. Dalam penelitian yang lain, Ashbaugh, et al. 1999:241 mengungkapkan bahwa praktik IFR sangat dipengaruhi secara signifikan oleh ukuran institusi keuangan. Hasil ini dikuatkan dengan penelitian serupa dalam Lai, et al. 2002:1 meneliti kualitas 8 IFR dan menyimpulkan bahwa kualitas berhubungan positif dengan ukuran perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk kepemilikan saham atau nilai kapitalisasi perusahaan. Dalam penelitian lain, Al-Shammari 2007 yang melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Kuwait Stock Exchange mengenai praktik IFR. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tingkat likuiditas suatu perusahaan serta reputasi auditor berpengaruh positif terhadap praktik IFR, lalu menurut Agyei-Mensah 2011 yang melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang terdapat di Ghana menyatakn bahwa tingkat solvabilitas dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan mempengaruhi praktik IFR pada perusahaan tersebut. Di Indonesia, beberapa penelitian mengenai IFR antara lain dilakukan oleh Chariri, et al. 2005 berkesimpulan bahwa faktor seperti profitabilitas tidak mempengaruhi praktik IFR. Dalam penelitian lain, Almilia 2008 menyimpulkan bahwa tingkat kepemilikan asing mempengaruhi dari praktik IFR. Dari penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kaitan antara IFR dengan dunia institusi keuangan cukup erat. Beberapa teori telah dijadikan landasan untuk menjelaskan motivasi sebuah institusi dalam melakukan pengungkapan sukarela melalui internet. Teori-teori tersebut antara lain ialah teori agensi Agency theory dan teori sinyal Signalling theory. Dalam teori sinyal dikemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini 9 berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Perusahaan besar memiliki agency cost yang besar karena perusahaan besar harus menyampaikan pelaporan keuangan yang lengkap kepada shareholders sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen. Agency cost tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh perusahaan. Semakin besar perusahaan maka akan cenderung melakukan praktik IFR dalam penyebarluasan laporan keuangan merupakan usaha untuk mengurangi besarnya agency cost Chariri 2007. Hasil yang didapatkan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi aplikasi IFR di beberapa institusi, baik institusi berupa perusahaan maupun institusi keuangan. Diantara faktor-faktor tersebut, faktor ukuran institusi menjadi faktor yang dominan. Selain itu, terdapat faktor-faktor lain seperti likuiditas, profitabilitas, solvabilitas. Namun dari berbagai penelitian yang dilakukan, khususnya di Indonesia, masih sedikit penelitian yang mengkhususkan pada faktor yang mempengaruhi praktik IFR khusus pada sektor perbankan. Beberapa penelitian mengenai aplikasi IFR di perbankan antara lain dilakukan oleh Almilia 2008:117 yang melakukan penelitian mengenai perbandingan praktik IFR 10 pada industri perbankan dan perusahaan LQ 45. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar dari bank dan perusahaan yang diteliti memiliki website dan melakukan pelaporan keuangan secara online. Meskipun demikian, perusahaan memiliki alasan yang berbeda dalam menampilkan informasi secara online. Beberapa website di perusahaan hanya berisi produk dan iklan-iklan jasa perusahaan. Sebagian besar laporan keuangan perusahaan berbentuk pdf dan terlihat sama dengan laporan keuangan berbasis kertas. Sementara website perbankan memiliki skor yang lebih tinggi dibanding perusahaan dalam aspek teknologi dan user support. Penelitian lainnya dilakukan oleh Rahardjo 2012:2 yang berpendapat sama bahwa tingkat profitabilitas suatu perbankan tidak mempengaruhi praktik IFR sedangkan ukuran bank berpengaruh terhadap praktik IFR. Perbankan merupakan salah satu institusi keuangan yang paling dekat dengan masyarakat. Perbankan berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali melalui berbagai media pembiayaan. Oleh karena itu, perbankan memiliki tanggung jawab moral yang lebih dalam melaporkan kinerja keuangannya ke masyarakat luas. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang berdasarkan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahardjo 2012:2 yang meneliti tingkat pengungkapan informasi keuangan dan nonkeuangan melalui website perbankan di Indonesia. Hasil pada penelitian tersebut menunjukan bahwa ukuran perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui 11 website perbankan di Indonesia. Sedangkan profitabilitas, jenis bank, reputasi KAP, opini auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia. Sehubungan dengan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas seberapa besar pengaruh, kinerja keuangan bank, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap IFR, khususnya perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Pertama, menambah variabel umur listing. Yang kedua yaitu populasi, waktu dan tempat penelitian sampel yang digunakan yaitu perusahaan perbankan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2008-2011 dimana penilitan terhadap perbankan masih terbilang cukup sedikit. Oleh karena itu peneliti menuangkannya ke dalam karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh tingkat likuiditas bank, tingkat solvabilitas bank, tingkat profitabilitas bank, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting IFR dalam perbankan ? 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN INTERNET FINANCIAL REPORTING (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI)

0 35 19

Analisis pengaruh ukuran perusahaan, leverage, umur listing perusahaan dan reputasi auditor terhadap penerapan internet financial reporting pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI Tahun 2010 hingga 2013

0 4 112

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN DI INTERNET (INTERNET FINANCIAL REPORTING) DALAM WEBSITE PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

2 12 60

Pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap return saham perbankan yang terdaftar di bei tahun 2004 2008

0 3 97

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

0 0 67

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, JENIS INDUSTRI, LEVERAGE, DAN UMUR LISTING TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN MELALUI INTERNET FINANCIAL REPORTING - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, JENIS INDUSTRI, LEVERAGE, DAN UMUR LISTING TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN MELALUI INTERNET FINANCIAL REPORTING - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, kepemilikan asing, likuiditas, tipe audit, dan umur listing terhadap praktik internet financial Reporting pada bank pembangunan Daerah dan bank umum - Perbanas Institutional Repository

0 1 20

PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING, TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI WEBSITE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI)

0 0 14

Skripsi Pengaruh Internet banking Terhadap Kinerja Perbankan di Indonesia ( Studi Empiris Pada Bank Yang Listing di BEI)

0 1 18