PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BEI

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

ANDY GUNAWAN SANTOSO NIM : F 1309007 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan kepada:

§ Papa dan mama tercinta § Cece dan Arief § Mylovely, Brenda Jelita Luna Gunawan § Almamaterku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

v Harga sebuah kegagalan dan kesuksesan bukan dinilai dari hasil akhir tapi dinilai dari proses perjuangannya (Andri Wongso) v Tetaplah merasa lapar dan bodoh akan pengetahuan, karena pengetahuan itu tidak terbatas dan banyak hal yang belum kamu ketahui.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera Puji syukur bagi ALLAH yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Adapun judul yang penulis ambil dalam skripsi ini adalah PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BEI.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada yang terhormat sebagai berikut:

1. Bapak Dr. Wisnu Untara, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, Msi., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Subekti Djamaluddin, Msi., Akt sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan kemudahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik. Semoga menjadi amal sholeh dan mendapat pahala dari Allah SWT.

4. Bapak Agus Widodo, SE, Msi., Ak. sebagai pembimbing akademik

5. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah membantu membekali penulis dengan segala ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan memperoleh gelar sarjana.

6. Papa dan mama atas motivasi, bimbingan, doanya, dan kesabarannya sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik, cece dan arief terima kasih sudah mendukung, membantu, dan menjadi tempat curhatku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. mylovely lunny atas support, sayang dan perhatiannya untukq, walaupun terkadang nakal dan genit. Aku sayang kamu lunnyq.

8. myfriends Murti Fajarini Sutarno yang sama-sama bertempur selama kompre dan banyak membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini, terima kasih sangat.

Semoga segala amal kebaikan Bapak, Ibu dan teman–teman semua mendapatkan balasan dari Allah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,penulis sangat mengharapkan saaran dan kritik yang membangun dalam rangka kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap dengan tersusunnya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak – pihak yang memerlukan. Terima kasih.

Surakarta, November 2011

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Saran .............................................................................................................

51

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

52 LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

4.1. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ......................................................

38

4.2. Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................................................

40

4.3. Uji Glejser. ............................................................................................................

41

4.4. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov, Kolmogorov-Smirnov Test ..............................

42

4.5. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................................................

43

4.6. Hasil Uji Simultan (Uji F) ...................................................................................

43

4.7. Hasi Uji Parsial (Uji t) .........................................................................................

44

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

I. Data Perusahaan Sampel

II. Regression

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAKSI

Andy Gunawan S.

F1309007

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BEI

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan kinerja keuangan perusahaan terhadap return saham. Untuk mencapai tujuan penelitian, kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini Net Profit Margin, Return on Asset, Debt to Total Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earnings per Share. Dalam penelitian ini, peneliti juga menambahkan variabel Net Profit Margin (NPM) untuk menguji apakah efisiensi yang terjadi di perusahaan diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan yang dilakukan manajemen keuangan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham atau tidak.

Data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan selama periode 2005-2009 dengan cara purposive sampling. Jumlah populasi perusahaan perbankan yang listing di BEI terdiri dari 66 perusahaan. Perusahaan yang terpilih sebagai sampel terdiri dari 17 perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.

Hasil pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah variabel Net Profit Margin, variabel Return on Asset, variabel Debt to Total Asset, dan variabel Earnings per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Kata kunci: Kinerja keuangan, rasio-rasio keuangan, dan return saham Ketersediaan data: www.idx.com dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Andy Gunawan S.

F1309007

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BEI

The main purpose of this research is to determine whether any significant in- fluence the corporate financial performance to stock returns. To achieve the research objectives, financial performance that used in this research are Net Profit Margin, Return on Assets, Debt to Total Assets, Debt to Equity Ratio, and Earnings per Share. In this research, I also add the variable Net Profit Margin (NPM) to test whether the policies that made the company's financial management has a significant influence on stock returns or not.

The data of the the research are the company's financial statements during the period 2005-2009 by means of purposive sampling. The population of the banking companies listing on the Stock Exchange consists of 66 companies. The company that selected to sample consists of 17 companies. This research uses multiple linear regression.

Result of the tests in this research are the variable Net Profit Margin, Return on Assets variable, the variable Debt to Total Assets, and Earnings per Share variables have a significant effects on stock returns. Hoxever variable Debt to Equity Ratio has not significant influence on stock returns.

Key words: financial performance, financial ratios and stock returns Data Availability: www.idx.com and Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Bank juga mempunyai peran sebagai pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat diper- tanggungjawabkan (DPIP, 2009).

Pada dasarnya falsafah yang melandasi kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan, bank dalam operasinya lebih banyak menggunakan dana masyarakat dibandingkan dengan modal sendiri dari pemilik atau pemegang saham. Oleh sebab itu pengelola bank dalam melakukan usahanya dituntut untuk menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan modal yang memadai sesuai dengan jenis penanamannya. Hal tersebut diperlukan karena dalam operasinya bank selain melakukan penanaman dalam bentuk aktiva produktif, seperti kredit dan surat-surat berharga, juga memberikan komitmen dan jasa-jasa lain sebagai “fee based operation” atau “off balance sheet activities”.

Dalam tahun terakhir ini seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia jumlah emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia meningkat. Meningkatnya jumlah emiten akan membawa ke arah yang lebih baik pihak-pihak yang berkepentingan, Dalam tahun terakhir ini seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia jumlah emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia meningkat. Meningkatnya jumlah emiten akan membawa ke arah yang lebih baik pihak-pihak yang berkepentingan,

antara lain bagi perusahaan akan lebih mudah dalam memperoleh modal, dan bagi investor akan mendapatkan return. Para pemodal tertarik untuk menginvestasikan dananya karena investasi dalam bentuk saham menjanjikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, baik dari dividen maupun dari capital gain.

Menurut Fabozzi (1999: 1) investor dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok antara lain:

1. Investor ritel (individual investor) terdiri dari individu-individu

2. Investor institusional (institutional investor) terdiri dari perusahaan asuransi, perusahaan simpanan (meliputi bank, asosiasi simpanan dan pinjaman serta serikat kredit), dana pensiun, perusahaan-perusahaan investasi, dan dana bantuan.

Persamaan dari investor ritel dan investor dan investor institusional adalah penggunaan laporan keuangan perusahaan sebagai salah satu sarana untuk menganalisa suatu perusahaan.

Menurut Jones (2007: 15) terdapat beberapa perbedaan antara investor ritel dengan investor institusional antara lain:

1. Jenis investasi yang biasanya diambil. Investor individual hanya menanamkan modalnya di satu jenis perusahaan saja, adapun investor institusional bisa juga melakukan portofolio atau menanamkan modalnya diberbagai perusahaan.

2. Kebutuhan akan informasi mengenai perusahaan yang akan diinvestasi.

Investor individual membutuhkan informasi yang lebih sedikit dibandingkan informasi yang dibutuhkan oleh investor institusional dikarenakan investor institusional membutuhkan informasi yang lebih untuk investasi portofolio yang dilakukannya.

Menurut Gunadarma (2008) investor dapat dibedakan berdasarkan waktu menjadi dua kelompok antara lain:

1. Investor jangka panjang (long term investor) Long term investor yaitu investor yang menanamkan uangnya di bursa saham untuk tujuan jangka panjang. Jenis investor seperti ini sering menggunakan analisis fundamental. Biasanya mereka disebut investor

2. Investor jangka pendek (short term investor) Short time investor yaitu investor yang menanamkan uangnya di bursa saham untuk jangka panjang. Mereka sering menjual atau membeli saham dengan waktu 2. Investor jangka pendek (short term investor) Short time investor yaitu investor yang menanamkan uangnya di bursa saham untuk jangka panjang. Mereka sering menjual atau membeli saham dengan waktu

singkat. Jenis investor seperti ini sering menggunakan analisis teknikal. Biasanya mereka disebut trader.

Seorang investor yang hendak melakukan suatu investasi, harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam menentukan keputusan investasinya (Putracenter, 2009). Untuk melakukan suatu analisis investasi, setidaknya ada tiga tahap yang harus dianalisis, yaitu:

1. Analisis kondisi makroekonomi Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang investor dalam berinvestasi adalah melakukan analisis terhadap variabel-variabel makro, tahap analisis ini dilakukan untuk menganalisis kondisi perekonomian suatu negara secara makro dalam proses suatu investasi. Variabel-variabel ekonomi makro yang dianalisis diantaranya adalah tingkat inflasi, transaksi berjalan, kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata uang negara terhadap mata uang negara lain), suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan lain-lain.

2. Analisis pada jenis industri Pada tahap kedua, dilakukan analisis pada berbagai jenis industri. Pada tahapan ini, kita memilih jenis industri yang paling memberikan prospek keuntungan jika dilakukan invstasi. Sektor mana yang akan dijadikan suatu investasi dapat dilihat dari pergerakan dalam indeks sektoral industri pada suatu pasar modal. Sektor yang mempunyai indeks yang bagus untuk investasi jangka panjang tentunya akan dipilih.

3. Analisis fundamental suatu perusahaan Pada tahap analisis ketiga, dilakukan analisis fundamental pada perusahaan, dengan menggunakan rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.

Penelitian ini hanya menspesifikasikan terhadap salah satu tahap dalam ketiga analisis yakni menganalisis laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan proses dari pencatatan akuntansi yang disusun untuk memberikan informasi keuangan. Informasi keuangan tersebut yang akan digunakan oleh pemakai yaitu para investor dan calon investor untuk melakukan keputusan ekonomi, termasuk keputusan investasi. Selain itu, laporan keuangan dapat digunakan untuk mengetahui perubahan dari tahun ke tahun, serta dapat digunakan juga untuk mengetahui perkembangan perusahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Informasi akuntansi dapat diperoleh dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan. Untuk memahami informasi keuangan dibutuhkan analisis terhadap laporan keuangan. Salah satu unsur dari laporan keuangan yang lebih diperhitungkan adalah laba. Hal ini disebabkan investor prinsipnya lebih berkepentingan dangan keuntungan saat ini dan masa yang akan datang, stabilitas keuntungan tersebut dan hubungan dengan keuntungan perusahaan-perusahaan lainnya. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 (2009) dinyatakan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kredit usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisa perusahaan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dengan analisa rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan. Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya. Pengukuran kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan investor. Investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEJ melakukan analisis kinerja perusahaan antara lain menggunakan rasio keuangan sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return perusahaan (Husnan, 1998 : 44)

Menurut Nurohmah (2003), dengan menggunakan analisis fundamental maka fokus utama yang perlu diperhatikan perusahaan dalam penilaian prestasi perusahaan ialah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba perusahaan dapat Menurut Nurohmah (2003), dengan menggunakan analisis fundamental maka fokus utama yang perlu diperhatikan perusahaan dalam penilaian prestasi perusahaan ialah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba perusahaan dapat

dijadikan indikator dalam memenuhi kewajiban dan juga untuk menciptakan nilai perusahaan di masa yang akan datang.

Menurut Jogiyanto (2003) terdapat dua jenis analisis yang bisa digunakan untuk menemukan nilai saham yaitu: 1) Analisis Sekuritas Fundamental (Fundamental Security Analysis) atau Analisis Perusahaan (Company Analysis) dan

2) Analisis Teknis (Tehnical Analysis). Analisis Fundamental adalah analisis yang menggunakan data fundamental,

yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan, misalnya : laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain sebagainya. Analisis Teknis adalah analisis yang menggunakan data pasar dari saham, misalnya: harga dan volume transaksi saham. (Jogianto, 2003).

Informasi fundamental dan teknikal dapat digunakan sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi return, risiko atau ketidakpastian, jumlah, waktu dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas investasi di pasar modal. Informasi fundamental dapat menghasilkan price to book value (PBV) dan price earnings ratio (PER) signifikan berhubungan dengan return saham baik di pasar modal negara maju (developed market) dan di negara berkembang (emerging market). Untuk informasi teknikal yang digunakan adalah risiko-risiko negara (risiko politik, risiko ekonomi dan risiko finansial) signifikan berpengaruh terhadap return saham di emerging market .

Analisis faktor fundamental didasarkan pada laporan keuangan yang dapat dianalisis melalui rasio-rasio keuangan. Dari berbagai rasio keuangan terdapat beberapa rasio dan informasi keuangan perusahaan yang dapat digunakan untuk memprediksi return saham. Rasio-rasio tersebut antara lain adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio pasar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain kinerja perusahaan, prospek dan perkembangan industri, kondisi keuangan makro dan kondisi stabilitas politik juga mempengaruhi harga saham. Harga saham di BEI ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu kekuatan permintaan dan penawaran tersebut dipasar modal. Ini berarti bahwa harga saham tidak bisa dijadikan sebagai dasar penilaian akan kinerja keuangan perusahaan secara mutlak melainkan bisa digunakan untuk dasar penilaian perusahaan di mata investor. Tinggi rendahnya nilai perusahaan di mata calon investor sebenarnya terletak di kinerja keuangan perusahaan yang biasanya di evaluasi atas dasar keefektifan keputusan investasi, ketetapan kebijaksanan pembelanjaan dan kebijaksanaan dividen.

Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang diukur dari harga saham yang bersangkutan Secara teoritis pengelolaan manajemen keuangan perusahaan meliputi tiga keputusan utama dalam manajemen keuangan perusahaan yang harus dilakukan antara lain: 1) keputusan investasi, 2) keputusan pembelanjaan, 3) keputusan dividen (Sartono, 1996).

Keefektifan kinerja keuangan yang pertama yaitu keputusan investasi, hal ini dapat dilihat dari tingkat keberhasilan investasi yang dilakukan ysng tercermin dalam rentabilitas usaha. Keefektifan kinerja keuangan perusahaan yang ke dua yaitu keputusan pembelanjaan, hal ini dapat tercermin pada kondisi perolehan dana dan pemanfaat dana yang tercermin dari Rasio Likuiditas. Keefektifan kinerja keuangan yang ketiga yaitu keputusan dividen, keputusan dividen yang tepat akan membuat banyak investor yang akan menarik minat investor dalam menanamkan modal di perusahaan.

Dengan demikian jelas sudah yang perlu diperhatikan oleh manajemen keuangan perusahaan agar para calon investor agar menanamkan modalnya di perusahaan. Mengetahui faktor-faktor yang yang mempengaruhi minat investor bagi Dengan demikian jelas sudah yang perlu diperhatikan oleh manajemen keuangan perusahaan agar para calon investor agar menanamkan modalnya di perusahaan. Mengetahui faktor-faktor yang yang mempengaruhi minat investor bagi

manajemen keuangan perusahaan sangatlah penting khususnya dalam pengelolaan keuangan karena tingginya minat investor mencerminkan besarnya nilai perusahaan di mata calon investor.

Untuk meningkatkan minat calon investor, maka perusahaan perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Apabila faktor-faktor itu sudah diketahui, maka perusahaan dapat membuat dan melakukan kebijakan-kebijakan keuangan tertentu untuk meningkatkan nilai perusahaan, khususnya di industri perbankan.

Menurut penelitian yang dilakukan Trisnaeni (2007) diperoleh bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari EPS, DER, ROI, ROE, dan PER tidak berpengaruh secara serentak terhadap return saham. Sumilir (2002) melakukan analisis pengaruh EPS, Leverage Ratio, ROI, dan ROE terhadap return saham. Hasilnya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.

Erkaningrum (2002) memperoleh bukti bahwa investasi memiliki nilai positif dan berpengaruh terhadap financial leverage. Keterbatasan dana yang ada di dalam perusahaan akan mendorong dilakukannya peminjaman yang lebih besar dan meng- arah pada rasio leverage yang lebih tinggi pula. Keinginan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham telah mendorong perusahaan untuk memanfaatkan adanya kesempatan investasi yang ada.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti ini ditambahkan variabel Net Profit Margin (NPM) untuk menguji apakah efisiensi yang terjadi di perusahaan diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan yang dilakukan manajemen keuangan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham atau tidak. Penambahan variabel ini penting untuk dilakukan sebagai pembuktian akan adanya pengaruh kinerja manajemen keuangan perusahaan terhadap return saham.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dengan return saham oleh perusahaan perbankan yang listing di BEI dengan judul “PENGARUH

SAHAM PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BEI”. Kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Debt to Asset (DTA), Debt to Equity (DER) dan Earnings per Share (EPS) terhadap Return Saham.

B. RUMUSAN MASALAH

Karena dalam penelitian-penelitian yang sebelumnya (Hidayati, 2009, Sumilir, 2002, Trisnaeni, 2007, Purnomo, 1998, dan Rachmawati 2004) sedikit yang meng- gunakan variabel Net Profit Margin sebagai salah satu variabel pengukur kinerja keuangan yang mempengaruhi return saham, maka dalam peneliti merasa perlu melalukan penelitian ulang dengan menambahkan variabel Net Profit Margin sebagai salah satu pengukur kinerja keuangan untuk menguji pengaruhnya terhadap return saham. Untuk memperoleh gambaran yang lebih baik akan pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap return saham.

Oleh karena itu pertanyaan penelitian ini adalah apakah kinerja keuangan memiliki pengaruh terhadap return saham dan apakah ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi return saham. Cukup banyak bukti empiris yang telah dikemukan oleh beberapa peneliti, diantaranya Hidayati (2009), Sumilir (2002), Trisnaeni (2007), Purnomo (1998), Rachmawati (2004), Natarsyah (2000), Permana (2008), Ulupui (2005), dan lain sebagainya namun penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya memiliki hasil yang berbeda-beda.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai apakah kinerja keuangan memiliki pengaruh terhadap return saham dan apakah ada faktor- faktor lain yang mempengaruhi return saham pada perusahaan perbankan yang listing di BEI

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Kegunaan Teoritis Untuk memberikan sumbangan pikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan ekonomi mengenai analisis pengarus rasio keuangan terhadap total return . Dan dapat digunakan sebagai dasar perluasan penelitian terutama yang berhubungan dengan faktor-faktor fundamental lainnya yang dikaitkan dengan total return saham oleh penelitian selanjutnya.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Calon Investor Dapat melakukan analisis saham yang akan diperjual-belikan di pasar modal melalui analisis faktor-faktor fundamental mikro perusahaan yang mempengaruhi total return saham, sehingga investor dapat melakukan portofolio investasinya secara bijaksana.

b. Bagi Emiten Dapat digunakan untuk mamprediksi rasio-rasio keuangan yang berpengaruh

signifikan dan meningkatkan total return perusahaan, sehingga manajer perusahaan dapat menentukan strategi yang dapat meningkatkan total return perusahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pada pasal 1 disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Adapun dalam Pasal 2 disebutkan bahwa bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Berdasarkan bunyi dari dua pasal di atas dapat disimpulkan mengenai usaha pokok dari bank, yaitu sebagai berikut:

a. Menghimpun dana dari pihak ketiga, dalam hal ini adalah masyara- kat.

b. Menjadi perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit.

c. Memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran penting dalam sistem keuangan. Peranan tersebut menurut Susilo (2000: 8) adalah:

a. Pengalihan aset (asset transmutation) Bank dan lembaga bukan bank pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana, yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank lembaga keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih assets dari unit surplus (lenders) kepada unit defisit (borrowers). Dalam kasus lain, pengalihan aset dapat pula terjadi jika bank dan lembaga keuangan menerbitkan sekuritas sekunder (giro, deposito berjangka, dana pensiun, dan sebagainya) yang kemudian dibeli oleh unit surplus dan a. Pengalihan aset (asset transmutation) Bank dan lembaga bukan bank pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana, yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank lembaga keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih assets dari unit surplus (lenders) kepada unit defisit (borrowers). Dalam kasus lain, pengalihan aset dapat pula terjadi jika bank dan lembaga keuangan menerbitkan sekuritas sekunder (giro, deposito berjangka, dana pensiun, dan sebagainya) yang kemudian dibeli oleh unit surplus dan

selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas primer (saham, obligasi, promes , commercial paper dan sebagainya) yang diterbitkan unit defisit.

b. Transaksi (transaction) Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Produk-produk yang dikeluarkan (giro, tabungan, deposito, saham, dan sebagainya) merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

c. Likuiditas (liquidity) Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya. Produk– produk tersebut mempunyai likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya.

d. Efisiensi (efficiency) Peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank adalah mempertemukan pemilik dan pengguna modal. Lembaga keuangan memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetri antara peminjaman dan investor menimbulkan masalah insentif.

2. Pengertian Kinerja Keuangan

Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalo- kasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang

diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Husnan (1998: 54) menyatakan bahwa “Sebelum pemodal melakukan investasi pada sekuritas, perlu dirumuskan terlebih dahulu kebijakan investasi, menganalisis laporan keuangan, dan mengevaluasi kinerja keuangan”. Hal ini perlu dilakukan agar investor memiliki pertimbangan mengenai perusahaan yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Husnan (1998: 54) menyatakan bahwa “Sebelum pemodal melakukan investasi pada sekuritas, perlu dirumuskan terlebih dahulu kebijakan investasi, menganalisis laporan keuangan, dan mengevaluasi kinerja keuangan”. Hal ini perlu dilakukan agar investor memiliki pertimbangan mengenai perusahaan yang

akan ditanam investasi. Dengan mengetahui kinerja keuangan perusahaan, investor dapat menilai potensi perusahaan di masa yang akan datang.

Jones (2007: 12) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja perusahaan ini perlu dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan, dan memper- timbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.

Kinerja keuangan perusahaan bagi calon pemegang saham menggambarkan prospek dari perusahaan yang sahamnya akan dibeli. Fair price sekuritas (saham) yang terbentuk dari mekanisme pasar di lantai bursa dapat menggambarkan prospek perusahaan. Pemodal akan membuat keputusan yang berhubungan dengan keputusan untuk membeli, menahan atau menjual kembali sahamnya. Para pemodal percaya bahwa kinerja keuangan perusahaan (emiten) berhubungan positif dengan harga dan return sahamnya. Berinvestasi pada perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik lebih memberikan keyakinan bahwa risiko investasi yang mungkin timbul semakin kecil. Semakin kecil tingkat risiko berarti pula tingkat kepastian akan memperoleh return saham semakin besar (Payamta & Hanung, 1998).

Informasi kinerja keuangan perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hal ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan perimbangan tentang keefektifan Informasi kinerja keuangan perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hal ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan perimbangan tentang keefektifan

perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya. (IAI, 2001)

3. Pengertian Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dilakukan melalui rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan. Ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknis analisis fundamental, dari analisis rasio keuangan tersebut.

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2002:86). Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Riyanto, 2001: 18). Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan. Studi yang berfungsi untuk mempelajari rasio keuangan tersebut disebut analisa rasio keuangan (financial ratios analysis). Financial ratio analysis ini dapat dibagi atas dua jenis berdasarkan variate yang digunakan dalam analisa (Ang, 1997), yaitu:

a. Univariate Ratio Analysis Unvariate ratio analysis merupakan analisa rasio keuangan yang menggunakan satu variate didalam melakukan analisa (profit margin ratio, return on assets, return on equity , dan sebagainya)

b. Multivariate Ratio Analysis b. Multivariate Ratio Analysis

Multivariate ratio analysis merupakan rasio keuangan yang menggunakan lebih dari satu variate didalam melakukan analisa (Altman’s z-score, zeta score, dan sebagainya).

Penganalisa finansial dalam mengadakan analisa rasio finansial pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam pembanding (Riyanto, 2001: 21), yaitu:

a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu (ratio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.

b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio rata-rata/rasio standar) untuk waktu yang sama.

Untuk menganalisis laporan keuangan tersebut diperlukan suatu alat analisis yaitu rasio keuangan. Menurut Munawir (2002: 23), angka rasio dapat dibedakan menjadi tiga menurut sumber datanya, antara lain:

a. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio) Adalah semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca (misalnya: current ratio, acid test ratio).

b. Rasio-rasio Laporan laba rugi (income statement ratio) Adalah angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari Laporan laba rugi (misalnya: gross profit margin, net operating margin, operating ratio, dan sebagainya).

c. Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratio) Adalah semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba rugi (misalnya: inventory turnover, account receivable turnover, sales to fixed assets, dan sebagainya)

Menurut Ang (1997) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk memenuhi obligasi (kewajiban) yang jatuh tempo. Rasio likuiditas ini terdiri dari: current ratio (rasio lancar), quick ratio, dan net working capital.

2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios) 2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios)

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas ini terdiri dari : total asset turnover, fixed asset turnover, accounts receivable turnover, inventory turnover, average collection period (day’s sales inaccounts receivable) dan day’s sales in inventory.

3) Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan. Rasio rentabilitas ini terdiri dari: gross profit margin, net profit margin, operating return on assets, return on assets, return on equity , dan operating ratio.

4) Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini juga disebut leverage ratios, karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman (debt) untuk memperoleh keuntungan. Rasio leverage ini terdiri dari: debt ratio, debt to equity ratio, long-term debt to equity ratio, long-term debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest coverage, cash flow to net income, dan cash return on sales.

5) Rasio Pasar (Market Ratios) Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar ini terdiri dari: dividend yield, dividend per share, earnings per share, dividend payout ratio, price earnings ratio, book value per share, dan price to book value.

Sebelum seorang investor memutuskan akan menginvestasikan dananya di pasar modal, ada kegiatan terpenting yang perlu untuk dilakukan, yaitu penilaian yang cermat terhadap kinerja keuangan emiten di samping unsure lain. Seorang investor harus percaya bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar, sistem perdagangan di bursa dapat dipercaya, serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi informasi dan perdagangan tersebut (Rosyadi, 2002). Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya.

Laporan keuangan memberikan informasi yang berhubungan dengan profitabilitas, risiko, aliran kas, yang seluruhnya akan mempengaruhi hara- pan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut.

Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan

teknik analisis pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran-ukuraran dan hubungan-hubungan yang berarti dan ber- guna dalam rangka pengambilan keputusan.

Bagi para investor yang akan melakukan analisis perusahaan, informasi laporan yang dikeluarkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang mudah didapatkan dibandingkan alteratif informasi yang lainnya. Selain itu informasi laporan keuangan sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Selain itu kita juga bisa melihat prospek perusahaan selama operasinya hanya dengan membaca dan melihat laporan keuangan.

Resmi (2002) mengatakan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Selain itu analisis terhadap informasi laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan oleh investor untuk mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dengan harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan, dan atas pertimbangan tersebut investor dapat mengambil keputusan apakah membeli ataukah menjual saham perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :

a. Neraca yang menggambarkan kondisi finansial pada waktu tertentu.

b. Laba Rugi menggambarkan kondisi profitabilitas perusahaan pada periode tertentu.

c. Laporan arus kas menggambarkan aliran kas yang bersumber dari tiga sumber atau aktivitas yaitu : aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas c. Laporan arus kas menggambarkan aliran kas yang bersumber dari tiga sumber atau aktivitas yaitu : aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas

pendanaan. Hidayati (2009), dalam penelitiannya menggunakan EPS, EVA, ROA, dan ROE sebagai indikator untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian lain. Sumilir (2002) menggunakan EPS, Leverage Ratio (DTA), ROI, dan ROE sebagai indikator untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan NPM, ROA, DTA, DER dan EPS sebagai indikator untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, dan melihat pengaruhnya terhadap return saham perusahaan.

4. Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi dan return ekspektasian yang belum terjadi namun di harapkan dapat terjadi dimasa mendatang. Return realisasian (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan dihitung berdasarkan data hitoris. Return ekspektasian (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2000: 107).

Resmi (2002) mengatakan bahwa meskipun disebut sebagai return saham atau tingkat keuntungan, sebenarnya tingkat keuntungan tersebut lebih tepat dikatakan sebagai presentasi perubahan harga saham. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk memaksimumkan return, tanpa melupakan faktor atas investasi yang dilakukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain memperhatikan return, investor juga perlu mempertimbangkan risiko yang akan didapat akibat investasi tersebut. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara actual return yang diterima dengan return yang diharapkan. Komponen return meliputi:

a. Capital Gain/Loss merupakan keuntungan/kerugian bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual/harga beli diatas harga beli/ harga jual yang keduanya terjadi dipasar sekunder.

b. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Yield dinyatakan dalam presentase dari modal yang ditanamkan.

Actual return yang diterima oleh investor belum tentu sama dengan tingkat return yang diharapkan karena adanya faktor risiko, sehingga investor yang rasional perlu untuk memperkirakan besarnya risiko dan tingkat keuntungan dari seluruh assets yang ada di pasar. Untuk itu pembentukan model-model keseimbangan umum sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara resiko dan tingkat keuntungan serta menentukan ukuran risiko yang relevan bagi setiap assets, juga dapat bermanfaat untuk penentuan harga assets .

Return saham satu tahun ke depan digunakan agar sesuai dengan periode informasi yang dimiliki investor mengenai terbitnya laporan keuangan. Investor umumnya memiliki informasi tentang laporan keuangan per 31 Desember, yaitu pada saat diterbitkannya laporan keuangan tersebut pada 31 Maret tahun berikutnya. Meskipun belum semua emiten menerbitkan laporan keuangan tepat pada saat itu, hampir sebagian besar emiten telah memiliki kesadaran yang semakin meningkat (Direktur BEI, Kompas). Penelitian ini ingin menguji Return saham satu tahun ke depan digunakan agar sesuai dengan periode informasi yang dimiliki investor mengenai terbitnya laporan keuangan. Investor umumnya memiliki informasi tentang laporan keuangan per 31 Desember, yaitu pada saat diterbitkannya laporan keuangan tersebut pada 31 Maret tahun berikutnya. Meskipun belum semua emiten menerbitkan laporan keuangan tepat pada saat itu, hampir sebagian besar emiten telah memiliki kesadaran yang semakin meningkat (Direktur BEI, Kompas). Penelitian ini ingin menguji

bagaimana pengaruh informasi laporan keuangan terhadap return saham satu tahun setelah investor memiliki informasi tersebut.

B. PENELITIAN TERDAHULU

Hidayati (2009) yang meneliti tentang keterkaitan EPS, EVA, ROA, dan ROE dengan return saham, memperoleh hasil bahwa secara simultan EPS, EVA, ROA, dan ROE dapat digunakan untuk memprediksi return saham (mempunyai pengaruh positif terhadap return saham). Secara parsial EPS terbukti memiliki hubungan yang paling erat dengan return saham, yang ditandai dengan koefisien korelasi dan determinasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan variabel lain.

Sumilir (2002) melakukan analisis pengaruh EPS, Leverage Ratio (DTA), ROI, dan ROE terhadap return saham. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh terhadap return saham.

Trisnaeni (2007) yang meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari EPS, DER, ROI, ROE, dan PER terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta, dan untuk mengetahui rasio yang dominan yang mempengaruhi return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasilnya menunjukkan rasio keuangan yang terdiri dari EPS, DER, ROI, ROE, dan PER tidak berpengaruh positif secara serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta adalah rasio PER sehingga secara langsung rasio ini dominan mempengaruhi perubahan return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Purnomo (1998) dalam penelitiannya tentang keterkaitan kinerja keuangan dengan harga saham, memberikan hasil bahwa ROE, EPS, PER, dan DPS Purnomo (1998) dalam penelitiannya tentang keterkaitan kinerja keuangan dengan harga saham, memberikan hasil bahwa ROE, EPS, PER, dan DPS

mempunyai hubungan positif dengan harga saham, sedangkan DER cenderung tidak dapat digunakan dalam menentukan proyeksi harga saham.

Rachmawati (2004) melakukan penelitian tentang pengaruh kinerja finansial yang diukur dari ROE, DER, EPS, DPS, dan PER terhadap perubahan harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama lima variabel tersebut berpengaruh positif terhadap harga saham.

Natarsyah (2000) dalam penelitiannya dengan sampel 38 perusahaan di BEJ tahun 1989-1998 menunjukkan bahwa fluktuasi harga saham secara nyata dan simultan dipengaruhi oleh variabel-variabel ROA, DPR, volume perdagangan saham, dan tingkat bunga deposito, di mana pengaruh ROA adalah paling dominan.