36
Tabel 2.1 Lanjutan Peneliti
Judul tahun Variabel yang
digunakan Hasil
Aly, et all Determinants Of Corporate
Internet Reporting: Evidence From Egypt 2009
Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,
likuiditas, tipe industri, auditor, tempat listing
dan corporate reporting. Profitabilitas,
tempat listing dan tipe industri
merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap praktek corporate
reporting.
Indah Permata Sari Analisi Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Praktik Penerapan Internet Financial
Reporting IFR Pada Perbankan Di Indonesia
2011 Ukuran bank, performa
keuangan, dan ketrsediaan internet
Hasil Penelitian menyatakan bahwa
kinerja keuangan tidak berpengaruh
sedangkan ukuran bank berpengaruh
terhadap IFR
Bagus Rahardjo Tingkat Pengungkapan
Informasi Keuangan Dan Non Keuangan Melalui
Website Perbankan Di Indonesia 2012
Ukuran perbankan, status listing
profitabilitas, jenis bank, reputasi KAP, opini
auditor Hanya ukuran
perbankan dan status listing yang
berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan di website
perusahaan.
Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu
C. Perumusan Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Tingkat Likuiditas Bank Terhadap Pelaporan Internet
Financial Reporting IFR
Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi kemampuan perusahaan
untuk melunasi utang jangka pendeknya maka semakin likuid perusahaan tersebut. Dimana tingkat likuiditas perusahaan akan mempengaruhi investor
37 dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak akan menanamkan
modalnya pada perusahaan yang kurang likuid karena mereka akan beranggapan bahwa perusahaan yang kurang likuid memiliki kecenderungan
akan mengalami suatu kebangkrutan. Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendek. Keadaan yang kurangtidak likuid kemungkinan akan menyebabkan perusahaan tidak dapat melunasi utang
jangka pendek pada tanggal jatuh temponya. Chariri, et al 2005 berkeyakinan bahwa kekuatan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio
likuiditas yang tinggi akan berhubungan dengan pelaporan keuangan selengkap mungkin Prasetya et, al, 2012:153.
Belkaoui, et al. 2006 berkeyakinan bahwa kekuatan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas yang tinggi akan berhubungan
dengan pelaporan keuangan selengkap mungkin. Hal ini didasarkan pada harapan bahwa perusahaan dengan financial yang kuat akan cenderung
melaporkan keuangan selengkap dan seluas mungkin daripada perusahaan yang memiliki kondisi financial yang lemah. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan: H
1
: Tingkat likuiditas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan.
38
2. Pengaruh Tingkat Solvabilitas Bank Terhadap Pelaporan Internet
Financial Reporting IFR
Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya. Dalam Teori Keagenan dijelaskan bahwa semakin
tinggi sovabilitas perusahaan, semakin baik transfer kemakmuran dari kreditur kepada pemegang saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki
proporsi utang lebih besar dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya agensi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki
solvabilitas tinggi mempunyai kewajiban yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. Capital Adequacy Ratio
merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung
kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal Achmad,
2003:54. Salah satu cara untuk mengurangi biaya agensi serta konflik
kepentingan yang muncul yaitu dengan melakukan pengungkapan informasi yang lebih banyak, yaitu dengan menyajikan pengungkapan informasi
keuangan melalui website perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan: H
2
: Tingkat solvabilitas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan.
39
3. Pengaruh Tingkat Profitabilitas Bank Terhadap Pelaporan Internet
Financial Reporting IFR
Profitabilitas merupakan suatu aspek penting yang dapat dijadikan acuan oleh investor atau pemilik untuk menilai kinerja manajemen dalam
mengelola suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang profitable akan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyebarluaskan informasi
perusahaan, terutama informasi keuangan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan para investor terhadap perusahaan tersebut.
Menurut Marston, et al 2004 semakin profitable suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk mengungkapkan
informasi keuangan tambahan, termasuk melakukan praktek IFR sebagai salah satu sarana untuk menyebarluaskan good news. Karena profitabilitas
yang tinggi merupakan salah satu indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki kinerja
buruk mungkin
akan menghindari
menggunakan teknik-teknik
pengungkapan sukarela, seperti IFR karena mereka berusaha untuk menyembunyikan bad news yang ada di perusahaan dan mungkin lebih
memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses laporan penting perusahaan, seperti laporan keuangan Prasetya, et al., 2012:153. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan: H
3
: Tingkat profitabilitas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan.
40
4. Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Pelaporan Internet Financial
Reporting IFR
Sejumlah penelitian telah membuktikan adanya kaitan yang erat antara ukuran sebuah institusi dengan penggunaan IFR di dalamnya. Antara
lain, Asbaugh, et al. 1999 yang menyatakan bahwa hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik IFR. Dalam penelitian yang
lain, Andrikopoulos 2007 juga menyatakan bahwa Hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik modal, dan Internet
reporting. Perusahaan besar memiliki agency cost yang besar karena
perusahaan besar harus menyampaikan pelaporan keuangan yang lengkap kepada shareholders sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen.
Chariri, et al 2005 agency cost tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya pengiriman laporan
keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh perusahaan. Praktik IFR dalam penyebarluasan laporan keuangan merupakan usaha untuk
mengurangi besarnya agency cost. Semakin besar ukuran perusahaan maka besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam banyaknya jumlah saham
yang beredar Prasetya, et al., 2012:153. Kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan
menyebutkan bahwa, semakin besar ukuran sebuah institusi, semakin baik praktik IFR yang dilakukan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:
H
4
: Ukuran perbankan berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan.
41
5. Pengaruh Umur Listing Terhadap Pelaporan Internet Financial
Reporting IFR
Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban
untuk melakukan pelaporan keuangan. Dari peraturan tersebut banyak perusahaan yang mulai mealukan pelaporan keuangannya bukan hanya yang
bersifat mandatory namun juga pelaporan keuangan yang bersifat voluntary Prasetya, et al., 2012:154.
Umur listing diukur dari sejak tahun berdirinya perusahaan tersebut sehingga saat perusahaan mencatatkan sahamnya di lantai 5 bursa
Company Listing. Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan bertahan.Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak
informasi yang diperoleh tersebut Anggraini, et al., 2012:4. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI cenderung
akan melakukan pelaporan keuangannya secara lebih transparan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum
terdaftar di BEI. Hal tesebut disebabkan perusahaan yang sudah lama listing di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan
keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman. Tidak
hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less reporting system Chariri, et al., 2005. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan:
42 H
5
: Umur listing perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan.
6. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Pelaporan Internet Financial
Reporting IFR
Auditor skala besar memiliki insentif yang lebih kuat menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan pada auditor skala kecil. Auditor
skala besar juga lebih cendrung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena lebih kuat menghadapi resiko proses pengadilan. Argumen
tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah going concern kliennya. Auditor yang
berkualitas akan dihargai di pasaran dalam bentuk peningkatan permintaan jasa audit, dengan demikian auditor yang berkualitas akan memiliki reputasi
yang tinggi pula. Reputasi auditor dari KAP Kantor Akuntan Publik yang qualified memberikan keyakinan kepaa investor akan laporan keuangan
yang diauditnya Anggraini, et al., 2012:4. Perusahaan akan cenderung menggunakan KAP yang memiliki
reputasi yang baik yaitu KAP yang masuk dalam Big Four yaitu Ernst Young, Deloite Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper.
KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four tersebut dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik untuk bertahan dari tekanan klien, lebih peduli
pada reputasi mereka, memiliki sumberdaya yang lebih besar berkaitan dengan kompensasi individu dan teknologi maju yang dimiliki serta
43 memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik Chariri, et al., 2005.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan: H
6
: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan.
D. Kerangka Pemikiran