13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Agensi Agency Theory
Teori agensi atau teori keagenan muncul ketika terdapat dua pihak yang saling terkait dimana pihak pertama setuju untuk memakai jasa pihak
tertentu. Jensen, et al 1976:305, menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen
sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu
manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib
mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham. Teori Agensi didasarkan pada 3 asumsi, yaitu asumsi sifat manusia,
asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia mempunyai sifat mementingkan diri sendiri,
mempunyai keterbatasan rasional dan tidak menyukai resiko. Asumsi keorganisasian menekankan adanya konflik antar organisasi, efisiensi
sebagai kriteria efektifitas dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen.
Asumsi teori agensi bahwa masing-masing individu termotivasi oleh kepentingannya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara
14 prinsipal dan agen. Prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk
menyejahterakan dirinya sendiri, sedangkan agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya. Alasan
yang mendasari perlunya praktik pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen perusahaan kepada shareholders dijamin dalam hubungan
antara prinsipal dan agen. Manajemen sebagai pengelola kekayaan perusahaan berperan sebagai agen, sedangkan investor sebagai pemilik
berperan sebagai prinsipal. Laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas
manajemen kepada
pemilik. Sebagai
wujud pertanggungjawaban, agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan
prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan sukarela yang lebih luas Anthony, et al, 2004.
Dalam penelitian ini, teori agensi akan menjadi landasan dalam menjelaskan hubungan antara ukuran perbankan dengan praktik Internet
Financial Reporting IFR pada perbankan.
2. Teori Sinyal Signalling Theory
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal
ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain.
15 Dalam kerangka teori sinyal disebutkan bahwa dorongan perusahaan
untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara manajer perusahaan dan pihak luar, hal ini disebabkan karena
manajer perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar Wolk, et al.
2000:7. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi
asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, berupa informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya yang akan
mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan
Wolk, et al. 2000:7. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna
bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk
membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan
keuangan. Dalam penelitian ini, teori sinyal akan menjadi landasan dalam
hubungan antara kinerja keuangan dengan praktik Internet Financial Reporting IFR di perbankan.
16
3. Pengungkapan Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu. Unsur-
unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan
kinerja adalah penghasilan dan beban yang termuat dalam laporan laba-rugi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan
produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu
bahan dalam proses pengambilan keputusan. Selain sebagai informasi, laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai sarana pertanggungjawaban
perusahaan terhadap pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai salah satu
indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya Sofyan,
2002:6.
Laporan keuangan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia IAI dan peraturan BAPEPAM. Selanjutnya laporan keuangan
tersebut harus diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di BAPEPAM. Laporan
tahunan tersebut terdiri atas:
a. Neraca b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan Saldo Laba
17 d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan f. Laporan lain-lain
4. Pelaporan Sukarela Voluntary Disclosure
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan diluar apa yang telah diwajibkan oleh standar akuntansi atau
peraturan badan pengawas Suwardjono, 2005:20. Sehingga tidak semua perusahaan melakukan praktik pengungkapan yang sama, namun sesuai
dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Meek, et. al. 2005:555 menegaskan bahwa pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas
manajemen perusahaan dalam memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan oleh
pemakai laporan tahunannya. Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi private
yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang saham, khususnya apabila informasi tersebut merupakan berita gembira
good news. Manajemen juga akan menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitas dan kemajuan perusahaan meskipun informasi
tersebut tidak diwajibkan Suwardjono, 2005:25. Terdapat lima manfaat pengungkapan sukarela yaitu:
a. Memperbaiki reputasi perusahaan, b. Menyajikan informasi yang dapat menghasilkan keputusan investasi yang
lebih baik bagi investor,
18 c. Memperbaiki akuntabilitas,
d. Memperbaiki prediksi risiko yang dilakukan oleh investor, dan e. Menyajikan kewajaran harga saham yang lebih baik.
Sedangkan biaya dari pengungkapan sukarela meliputi: a. biaya competitive disadvantage, dan
b. biaya untuk mengumpulkan dan memproses. Praktik
pengungkapan informasi
keuangan dalam
website perusahaan Internet Financial Reporting-IFR merupakan salah satu contoh
bentuk pengungkapan sukarela.
5. Akuntansi Perbankan
Secara umum, bank dapat diartikan sebagai suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan usaha yang berfungsi sebagai financial intermediary, atau
perantara keuangann dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Peranan bank dalam masyarakat adalah
sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya serta menghimpun dana dalam bentuk simpanan guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Afif 1996:195 Akuntansi perbankan dapat didefenisikan
seni yang secara secara sistematis mencatat, menyajikan dan menafsirkan transaksi-transaksi keuangan seperti menerima setoran, memberikan kredit,
memindahkan dana-dana dan jasa lainnya yang berlaku dalam bisnis bank.
19 Dengan kata lain, akuntansi perbankan dapat diartikan sebagai
akuntansi yang diaplikasikan pada perusahaan bank. Akuntansi perbankan mempunyai beberapa fungsi antara lain:
a. Catatan untuk memberikan data bagi laporan pendapatan, laporan pajak serta laporan dividen. Disamping itu, catatan akuntansi harus
memberikan informasi untuk laporan bagi manajemen, pemegang rekening dan memberikan informasi kepada masyarakat luas. Fungsi
pencatatan ini dikenal dengan istilah pembukuan. b. Penyajian, yaitu kumpulan data mentah yang diolah menjadi suatu
laporan yang informatif, acceptable dan mudah dimengerti oleh mereka yang berkepentingan, yang lazim disebut dengan laporan keuangan.
c. Penafsiran, yaitu menyangkut penjelasan tentang laporan keuangan untuk suatu jangka waktu tertentu. Fungsi penafsiran ini sangat penting untuk
pemanfaatan laporan sepenuhnya. Catatan akuntansi pada bank dapat dibagi dalam tiga golongan
pencatatan yaitu: a. Catatan sementara, yaitu catatan yang berguna dalam operasi bank
sehari-hari, khususnya pada saat penyeimbangan transaksi-transaksi keuangan.
b. Catatan setengah sementara, yaitu catatan yang berupa ikhtisar ikhtisar dari catatan sementara dan mungkin berupa sumber-sumber dokumen
yang asli. Catatan ini ditahan untuk sementara untuk keperluan referensi atau dokumentasi transaksi-transaksi tertentu.
20 c. Catatan permanen, yaitu catatan yang berupa jurnal dan buku besar.
Jurnal adalah catatan ayat asli atau merupakan catatan dari setiap transaksi secara kronologis. Buku besar adalah catatan ayat akhir yang
mencatat satu akun. Proses akuntansi perbankan merupakan tahap-tahap kegiatan yang
dilakukan seorang akuntan atau bagian pembukuan dalam menyusun laporan keuangan bank. Kegiatan itu meliputi:
a. Neraca b. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
c. Laporan Laba Rugi d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan Dalam perusahaan bank, sistem pencatatan transaksi-transaksi
keuangan yang dianut adalah sistem tata buku berpasangan double entry system. Prinsip dalam tata buku berpasangan adalah keseimbangan yang
pada umumnya disebut dengan persamaan akuntansi.
6. Internet Finanacial Reporting IFR
Internet Financial Reporting adalah pencantuman informasi keuangan perusahaan melalui internet atau website. berbagai format yang
dapat digunakan dalam mempresentasikan laporan keuangan melalui internet yakni Lai, et al. 2002:1:
21
a. Portable Document Format PDF
Merupakan sebuah format file yang dikembangkan oleh Adobe Corporation untuk membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk
mewakili dokumen yang asli. Semua elemen dalam dokumen asli
disimpan sebagai gambaran elektronik.
b. Hypertext Markup Language HTML HTML
merupakan standar
yang biasa
digunakan untuk
mempresentasikan informasi melalui internet. c. Graphics Interchange Format GIF
GIF adalah sebuah format file berbentuk grafik, dengan meringkas mengenai gambaran informasi tanpa mengurangi informasi tersebut,
yang dapat dibaca oleh kebanyakan pengguna. d. Joint Photograpic Expert Group JPEG
Sebuah format grafik yang digunakan untuk meringkas foto agar mempunyai ukuran yang dapat digunakan dalam website.
e. Microsoft Excel Spreadsheet Sebuah aplikasi komputer yang berupa spreadsheet dengan menyimpan,
memperlihatkan dan memanipulasi data yang disusun dalam kolom dan lajur.
f. Microsoft Word Ms. Word merupakan aplikasi program komputer yang paling banyak
digunakan dalam IFR
22 g. Zip Files
WinZip adalah program windows yang mengizinkan para pengguna untuk menyimpan dan meringkas dokumen informasi segingga mereka
dapat menyimpan dan mendistribusikan informasi tersebut dengan lebih efisien.
h. Macromedia Flash Softwatre Merupakan standar untuk mengirim informasi dengan cepat.
i. Real Networks Real Player Software Format yang menggunakan efek video.
j. Macromedia Shockwave Software Shockwave merupakan bagian dari multimedia player.
The Steering Committee of the Business Reporting Research Project FASB, 2000 menyediakan beberapa motif perusahaan dalam meyajikan
informasi melalui internet : a. Mengurangi biaya cetak dan posting laporan tahunan annual report.
b. Akses yang lebih luas daripada Praktik tradisional c. Memberikan informasi yang terkini.
d. Mempercepat waktu dalam distribusi informasi. e. Menjalin komunikasi dengan konsumen yang tidak teridentifikasi
sebelumnya. f. Menambah praktik pengungkapan tradisional.
g. Meningkatkan jumlah dan data yang diungkapkan. h. Memperbaiki akses pada investor potensial untuk perusahaan kecil.
23 Beberapa kendala yang harus diperhatikan dalam praktik IFR oleh
perusahaan, menurut Poon, et al. 2003:1, yakni: a. Apa yang harus dilaporkan
Isu penting dalam aspek ini meliputi: 1 Informasi yang memadai: Apa jenis informasi keuangan yang
seharusnya disampaikan oleh perusahaan secara online. Apakah jenis informasi keuangan memadai dan cukup untuk berbagai diharapkan
pengguna? Jika tidak, apa lagi yang harus dilaporkan. 2 Kedalaman informasi : Informasi yang subjektif atau objektif. Apakah
pengguna disediakan dengan fitur untuk menelusuri ke informasi yang dilaporkan. Fitur-fitur ini akan mendukung beberapa presentasi
sesuai dengan penggunaan informasi. b. Kapan melaporkan
Frekuensi dan waktu pelaporan akan tergantung pada jenis informasi keuangan yang dilaporkan. Beberapa isu penting adalah:
1 Apakah informasi dilaporkan pada kuartalan atau tahunan. 2 Berapa lama jangka waktu kinerja keuangan akan dipublikasikan ke
web perusahaan setelah data tersedia. c. Bagaimana cara melaporkan
1 Apakah pengguna dapat men-download data keuangan online dalam format yang memfasilitasi analisis berikutnya misalnya, dalam
bentuk spreadsheet elektronik.
24 2 Apakah informasi keuangan ditempatkan di bagian yang sesuai di
situs web perusahaan. 3 Seberapa dalam dari halaman home dari situs web yang pengguna
gunakan untuk mengambil informasi keuangan yang relevan. 4 Apakah informasi keuangan online diatur dalam format layar untuk
menghindari volume data yang terlalu besar. 5 Apakah halaman web yang berisi informasi keuangan online saling
berhubungan melalui hyperlink. d. Siapa yang bertanggung jawab untuk melaporkan
Orang-orang atau bisnis unit di perusahaan yang terlibat dalam IFR akan berdampak pada keakuratan informasi keuangan yang telah dilaporkan.
Beberapa permasalahan yang sering terjadi adalah: 1 Siapa yang bertanggung jawab untuk memutuskan dimana informasi
keuangan harus diposting secara online. 2 Siapa yang bertanggung jawab untuk memposting keuangan online
informasi. 3 Siapa yang bertanggung jawab untuk memverifikasi dan menyetujui
informasi keuangan online. Dari beberapa manfaat dan kendala-kendala yang muncul berkaitan
dengan praktik IFR di perusahaan, dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan-perusahaan di seluruh dunia mulai menaruh perhatian khusus
terhadap praktik IFR dan IFR telah menjadi bagian dari media pelaporan keuangan yang berlaku di perusahaan.
25
7. Analisis Kinerja Perbankan
Wild, et al 2005:16 mengatakan bahwa analisis keuangan financial analysis merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis
posisi dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan. Menurut Bergevin 2002:3 financial statement analysis is
the art and science of examining the components of a company’s monetary disclosures, called financial statements. People form opinions about a firm’s
past, present, and future operations based on their analysis. Menurut Djarwanto 2004:11 Yang dimaksud dengan “rasio” dalam
analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan
antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis sederhana”.
Gallagher, et al. 2003:8 menyatakan, a financial ratio is a number that expresses the value of one financial variable relative to another.
Menurut Bastian, et al. 2006:13, analisis laporan keuangan perbankan bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank,
untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam
melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang
telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa akan datang, dan sebagainya.
26 Bastian, et al. 2006:31 juga menyatakan bahwa metode analisis
laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik perbankan, diantaranya adalah analisis rasio ratio analysis. Analisis rasio adalah
metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca maupun laba rugi.
a. Rasio Likuiditas
Kondisi likuiditas yang diukur dengan liquidity ratio akan menentukan kredibilitas dari perusahaan perbankan dan akhirnya akan
mempengaruhi pertumbuhan yang akan dicapai. rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memenuhi
kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. dengan kata lain dapat membayar kembali pencarian dana deposannya pada saat ditagih serta
dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini semakin likuid bank tersebut. Dalam penelitian ini alat yang
digunakan untuk mengukur rasio likuiditas adalah Loan to Deposit Ratio LDR.
Almilia 2008 Loan to Deposit Ratio LDR digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan
jumlah dana. Loan to Deposit Ratio LDR merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada
debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Loan to Deposit Ratio menunjukkan
kemampuan bank didalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan
27 modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dikumpulkan dari
masyarakat Achmad, 2003:54. Menurut Dendawijaya 2005:17 Loan to Deposit Ratio LDR
menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan
seluruh dana
yang dihimpun
memang akan
menguntungkan, namun hal ini terkait resiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat
mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80 dan maksimum 110. Rumus
Loan to Deposit Ratio sebagai berikut: LDR =
x 100
Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk antar bank. Dana Pihak Ketiga mencakup giro,
tabungan, dan deposito tidak termasuk antar bank.
b. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utangnya, baik dalam keadaan perusahaan masih
berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi. Solvabilitas suatu
28 perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah utang dengan
jumlah aktiva. Rasio ini juga bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam dalam menjalankan aktivitasnya, selain itu juga merupakan ukuran
kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan dalam mengukur
solvabilitas suatu bank adalah dengan menghitung Capital Adequay Ratio atau biasa disingkat dengan CAR.
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio keuangan bank yang berguna untuk membandingkan antara jumlah modal bank dengan
seluruh aktiva yang dimiliki. Melalui rasio ini akan diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan
dengan sejumlah modal bank. Semakin tinggi rasio ini semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang
timbul karena adanya harta yang bermasalah. Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang
menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko
kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal Achmad, 2003:70. Menurut
Peraturan Bank Indonesia Nomor 1015PBI2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari aset
tertimbang menurut resiko ATMR, CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang
mengandung resiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada
29 bank lain ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-
dana dari sumber-sumber diluar bank PBI, 2008. Perhitungan Capital Adequacy Ratio didasarkan pada prinsip
bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah
modal sebesar
persentase tertentu
terhadap jumlah
penanamannya. Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of International Settlements BIS, seluruh bank yang ada di Indonesia
diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8 dari ATMR Mundrajad, et al., 2002. Rumus mencari Capital Adequacy Ratio
sebagai berikut: CAR =
x 100
c. Rasio Profitabilitas
Banyak istilah yang dapat digunakan untuk menyebutkan analisis ini, antar lain analisa income statement, analisa rentabilitas usaha, analisa
kegiatan usaha, dan lain–lain. Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat efisiensi suatu usaha dan profitabilitas
yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dalam analisa ini akan dicari hubungan timbal balik antara pos – pos yang ada pada income statement
itu sendiri maupun hubungan timbal balik dengan pos – pos yang ada pada neraca bank yang bersangkutan guna mendapatkan berbagai
indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Dalam penelitian ini rasio yang dibahas dalam rasio
profitabilitas adalah Return On Assets ROA.
30 Menurut Bergevin 2002:28 the rate of return on assets ROA
reports the percentage of income earned for each dollar invested in an entity’s resources. This measure provides financial statement users with
the rate of return produced by the business’s assets. Rasio ini menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Maka semakin tinggi nilai rasio ini, semakin efektif pula pengelolaaan aktiva
perusahaan. Rumus untuk mencari ROA adalah sebagai berikut: ROA=
X 100
8. Ukuran Bank
Dalam teori agensi, apabila ukuran perusahaan lebih besar, maka biaya keagenan yang dikeluarkan juga lebih besar. Jadi untuk mengurangi
biaya keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas. Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi
persaingan yang ketat dengan perusahaan lain. Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat membahayakan
posisinya dalam persaingan, sehingga perusahaan kecil cenderung untuk
tidak
melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar
lembaga keuangan dengan ukuran beasr cenderung untuk mengungkapkan informasi
perusahaan di internet daripada lembaga keuangan dengan ukuran yang lebih kecil. Teori keagenan mendukung hipotesis ini karena dalam teori
keagenan dikatakan bahwa bank-bank besar mengakami asimetri informasi
lebih tinggi antara manajer dan pemegang saham daripada bank-bank kecil.
31 Sejumlah penelitian telah membuktikan adanya kaitan yang erat
antara ukuran sebuah institusi dengan penggunaan IFR di dalamnya. Antara lain, Asbaugh, et al. 1999:241 yang menyatakan bahwa hanya ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik IFR. Dalam penelitian yang lain, Andrikopoulos 2007:141 juga menyatakan bahwa hanya ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik modal, dan Internet
reporting.
Dalam penelitian ini, ukuran perbankan diukur dengan total aset, total asset merupakan jumlah aset yang dimiliki oleh bank dalam periode
satu tahun pelaporan keuangan. 9.
Umur Listing
Umur listing merupakan umur perusahaan sejak terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Perusahaan yang ingin mendaftarkan di BEI
melakukan penawaran saham untuk pertama kalinya yang dinamakan Initial Public Offering IPO. Setelah perusahaan go public, maka perusahaan
diwajibkan untuk mempublikasikan laporan hasil operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Pengungkapan informasi tersebut merupakan cara
terbaik untuk menyeimbangkan kepentingan dan pengetahuan akan perusahaan antara manajer dan pemilik. Semakin lama perusahaan
melakukan IPO, diharapkan pengungkapan informasi yang dilakukan semakin luas pula.
Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban
32 untuk melakukan pelaporan keuangan. Dari peraturan tersebut banyak
perusahaan yang mulai mealukan pelaporan keuangannya bukan hanya yang bersifat mandatory namun juga pelaporan keuangan yang bersifat voluntary.
Dalam menyediakan informasi perusahaan, perusahaan yang beroperasi lebih lama lebih banyak dan luas dalam menyediakan informasi
perusahaan dibandingkan perusahaan yang baru berdiri. Dengan demikian akan mengurangi adanya informasi asimetri. Selain itu, perusahaan yang
memiliki umur lebih mungkin akan meningkatkan praktik pengungkapkan dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan perusahaan yang lebih tua
dianggap telah memiliki lebih banyak pengalaman dalm pengungkapan laporan tahunannya. Perusahaan yang telah memiliki pengalaman lebih
banyak akan lebih memahami kebutuhan penggunanya dan informasi yang lebih detail mengenai perusahaan yang harus dibuka kepada pihak-pihak di
luar manajemen yang berkepentingan terhadap perusahaan. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI cenderung
akan melakukan pelaporan keuangannya secara lebih transparan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum
terdaftar di BEI. Hal tesebut disebabkan perusahaan yang sudah lama listing di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan
keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman. Tidak
hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less reporting system.
33
10. Reputasi Auditor
Penggunaan Kantor Akuntan Publik KAP yang bereputasi merupakan salah satu sinyal positif bagi perusahaan karena perusahaan akan
dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut akan
meningkatkan citra perusahaan dan mendorong perusahaan untuk menyebarluaskan laporan keuangan melaui IFR dalam rangka menggalang
kepercayaan investor karena laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya.
Perusahaan akan cenderung menggunakan KAP yang memiliki reputasi yang baik yaitu KAP yang masuk dalam Big Four yaitu Ernst
Young, Deloite Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper. KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four tersebut dianggap memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk bertahan dari tekanan klien, lebih peduli pada reputasi mereka, memiliki sumberdaya yang lebih besar berkaitan
dengan kompensasi individu dan teknologi maju yang dimiliki serta memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik Chariri, 2005.
B. Penelitian Terdahulu