Identitas Keacehan KONFLIK ACEH

17

BAB II KONFLIK ACEH

Sebelum membahas lebih jauh mengenai konflik Aceh sangatlah penting dipaparkan terlebih mengenai identitas keacehan, guna mendapatkan pemahaman menyeluruh holistic dari apa yang melatar-belakangi terjadinya konflik Aceh. Untuk itu penting menelusuri identitas keacehan sebagai variable penelusuran guna mengetahui Latar Belakang Konfilk Aceh. Setelah itu barulah menjelaskan perlawanan Kaum Nasionalis Aceh serta upaya Pemerintah dalam Resolusi Konflik dalam konflik Aceh yang menghasilkan Nota Kesepahaman Helsinski sebagai landasan terbentuknya Aceh Monitoring Mission dalam membangun perdamaian di Aceh.

A. Identitas Keacehan

Aceh merupakan sebuah provinsi di Indonesia, lebih tepatnya Aceh terletak di ujung utara pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Ibu kotanya adalah Banda Aceh. Jumlah penduduk provinsi ini sekitar 4.500.000 jiwa. Letaknya dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India dan terpisahkan oleh Laut Andaman. Aceh berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan. 18 Aceh dianggap sebagai tempat dimulainya penyebaran Islam di Indonesia dan memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Pada awal abad ke-17, Kesultanan Aceh adalah negara terkaya, terkuat, dan termakmur di kawasan Selat Malaka. Sejarah Aceh diwarnai oleh kebebasan politik dan penolakan keras terhadap kendali orang asing, termasuk bekas penjajah Belanda dan pemerintah Indonesia. Jika dibandingkan dengan dengan provinsi lainnya, Aceh adalah wilayah yang sangat menjunjung tinggi nilai agama Time Magazine, 15 Februari 2007. Persentase penduduk Muslimnya adalah yang tertinggi di Indonesia dan mereka hidup sesuai syariah Islam Islamic studies: 2013. Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk minyak bumi dan gas alam. Sejumlah analis memperkirakan cadangan gas alam Aceh adalah yang terbesar di dunia. Aceh juga terkenal dengan hutannya yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan dari Kutacane diAceh Tenggara sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional bernama Taman Nasional Gunung Leuser TNGL didirikan di Aceh Tenggara. Identitas daerah yang tersebar di Indonesia mempunyai ciri dan khas tersendiri di setiap wilayahnya, salah satunya yaitu Aceh. Aceh merupakan suku bangsa Indonesia yang dikenal memiliki identitas dan sejarah yang khas. Sebutan sebagai Serambi Mekah bagi Aceh tidak hanya berarti sebagai pintu masuk pertama penyebaran agama Islam di Indonesia, tetapi juga mempunyai konotasi tentang tingginya pengaruh nilai-nilai Islam dalam adat istiadat dan semangat juang masyarakat Aceh. Terkait dengan julukan Serambi Mekkah ini, ada dua pandangan 19 dalam memaknai istilah Serambi Mekkah Reid, 2006: 38-39. Pertama, pengertian tersebut terindikasi pada naskah kuno karya Ar-Raniri, terminologi Serambi Mekkah yang pertama ini merujuk dengan pengertian Aceh merupakan Mekkah-nya kawasan Timur Mecca of the East. Kedua, pengertian ini yang merujuk pada pandangan Snouck Hurgronje ICG 2001:17 , yang mengartikan istilah Serambi Mekkah Sebagai “gerbang ke Tanah Suci” The Gate to the Holy Land. Penyebutan ini disebaban terdapatnya fakta bahwa daerah Aceh sering digunakan oleh para calon jemaah haji dari kepulauan di Timur sebagai tempat persinggahan sebelum mereka melanjutkan perjalanannya ke Mekkah. Dari pengertian di atas, terdapat pemahaman yang sangat khas antara pengertian Aceh dengan Serambi Mekkah yaitu identitas keislaman Islamic Identity. Pada akhirnya ketika kita mengucapkan istilah Aceh dengan Serambi Mekkah maka timbul pula pemahaman bahwa Aceh merupakan kawasan Islam di wilayah timur. Di lain pihak, julukan Serambi Mekkah yang melekat pada wilayah Aceh dengan mudah pula diasosiasikan dengan identitas keislaman Aceh. Identitas Islam yang sudah melekat jauh sebelum Indonesia merdeka inilah dalam perjalanannya ternyata menjadi pemicu konflik antara Aceh dan Republik Indonesia. Identitas keislaman Aceh tidak hanya digunakan oleh para elit politik aceh untuk membangun sentimen kolektif masyarakat ketika berhadapan dengan kelompok lain, tetapi juga dimanfaatkan pemerintah pusat sebagai pilihan bagi Aceh dalam kerangka kebijakan desentralisasi dan pemberian otonomi khusus. 20

B. Latar Belakang Konflk Aceh