59
BAB IV EFEKTIVITAS MEDIASI
A. Upaya BP4 Jakarta Timur Dalam Mendamaikan
Dalam menyelesaikan masalahnya, para pihak di BP4 dan Pengadilan Agama dibantu oleh seorang mediator yang menjadi penengah dalam memberikan konsultasi-
konsultasi terkait masalah keluarga. Secara garis besar upaya BP4 Kota Jakarta Timur dan Pengadilan Agama Jakarta Timur mempunyai kesamaan dalam memberikan
konsultasi mengenai keluarga, hanya dalam prosedurnya saja yang terdapat sedikit perbedaan.
Dalam upaya mendamaikan keluarga yang mengalami masalah, BP4 Jakarta Timur mempunyai beberapa strategi demi memberi konsultasi terhadap keluarga
tersebut, yang secara garis besar penulis jelaskan dalam uraian di bawah ini:
1. Memanggil Para Pihak
Dalam menyelesaikan perselisihan keluarga, BP4 Jakarta Timur tidak bersifat aktif artinya BP4 Jakarta Timur tidak mencari-cari perkara perselisihan rumah tangga,
akan tetapi para pihak yang sedang bersengketa tersebutlah yang mengadukan permasalahannya kepada BP4 dan Pengadilan Agama untuk diselesaikan.
Ketika salah satu pihak telah mengadukan permasalahannya dan menceritakannya kepada BP4, maka hal yang dilakukan BP4 adalah memanggil pihak
lain untuk hadir bersama guna menyelesaikan permasalahannya tersebut. Dalam hal
ini BP4 membuat suatu surat panggilan kepada pihak yang lain untuk hadir guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
1
2. Memberikan Nasihat Pada Pasangan Yang Bersengketa
Masyarakat zaman sekarang memerlukan adanya lembaga-lembaga atau orang yang dapat memberi bantuan dalam mengatasi hubungan keluarga yang mengalami
gangguan-gangguan atau keretakan-keretakan agar perkawinan mereka tidak buyar dan dapat melanjutkan hidup bersama secara harmonis. Bantuan yang dimaksud di
atas lazimnya dalam istilah sekarang dinamakan penasihatan atau dalam bahasa asingnya disebut Conseling, Consulting. Marriage Conseling atau Marriage
Consulting yang artinya Konsultasi Perkawinan. Tujuan dari adanya konsultasi perkawinan tersebut adalah untuk
menghindarkan terjadinya perceraian. Tapi bukan hanya itu yang diusahakan, bukan sekedar mendirikan
“damai dalam arti menyudahi perang”, tetapi bagaimana dapat memulihkan
keserasian, keharmonisan,
suasana paham-memahami,
harga- menghargai antara suami isteri yang bersengketa itu.
Adapun nasihat yang diberikan BP4 untuk menyelesaikan masalah rumah tangga sehingga diharapkan keadaan konflik yang terjadi pada pasangan yang
bersengketa tidak menjadi semakin parah, sekaligus dapat menghindarkan tragedi perceraian yang berakibat sangat menyakitkan. Inilah beberapa hal yang dimaksud:
2
1
Wawancara Pribadi dengan Abdul Rasyid, Konsultan BP4 Jakarta Timur, Jakarta 11 April 2011.
2
Wawancara Pribadi dengan Abdul Rasyid, Konsultan BP4 Jakarta Timur, Jakarta 11 April 2011.
1. Mengingatkan Memori Masa Lalu
Terkadang pasangan suami isteri yang sedang berselisih kerapkali melupakan memori-memori indah ketika awal pernikahan mereka. Mereka cenderung mengikuti
emosi dan ego masing-masing. Oleh karena itu, Mediator di BP4 dan Pengadilan Agama menasihati pasangan suami isteri yang sedang berselisih agar selalu
mengingat-ingat memori indah ketika awal perkenalan sampai pernikahan mereka dan membuang segala egoisme yang ada di dalam diri mereka agar mau bersatu
kembali. 2.
Jangan Sekali-sekali Meremehkan Pasangan Di zaman modern ini isteri-isteri tidak lagi mau menjadi penghuni sangkar,
walau sangkar itu terbuat dari emas dan di dalamnya tersedia segalanya. Mereka tidak mau dikurung, tetapi ingin lebih bebas dalam berfikir, berkeinginan, bercita-cita
dalam mengembangkan kemampuan-kemampuannya. Hal tersebut berpengaruh terhadap keadaan dalam suatu rumah tangga
khususnya dalam hal ekonomi. Walaupun suami adalah pemimpin keluarga, bukan berarti pendapatan keuangan suami itu harus lebih besar dari pada isteri. Di zaman
sekarang tidak sedikit pendapatan ekonomi isteri lebih besar dari pada suami, hal yang demikian itulah yang terkadang para suami merasa terkucilkan oleh isteri
sehingga memicu terjadinya pertengkaran dan perselisihan. 3.
Sikap Lapang Dada Suami Isteri Seorang isteri kerapkali tidak dapat memahami latar belakang problem yang
sedang dihadapi suaminya. Hal ini kadang sangat memperuncing keadaan. Karena
seorang isteri akan selalu menuntut. Disebabkan oleh kodrat wanita yang semacam ini, seyogyanya seorang suami memiliki sifat lapang dada, dan tidak tergesa-gesa
menghitung kesalahan-kesalahan yang dilakukan istri. Untuk mengimbanginya, seorang isteri harus bersabar, karena kesabaran
menjadi neraca atas diri dan kedudukannya. Bahkan seorang isteri harus menghargai dan menerima kondisi suami yang telah ditetapkan oleh syariat sebagai penanggung
nafkah baginya. 4.
Kemaslahatan Yang Harus Dijaga Sudah sangat jelas dan nyata bahwa untuk mewujudkan sebuah kehidupan dan
kebahagiaan, Islam menuntut beberapa kewajiban dari umatnya. Antara lain, Islam memberikan tanggungjawab manusia untuk memenuhi segala kebutuhan sebagai
sarana tegaknya hukum-hukum kemanusiaan. Tidak asing lagi, bagi masyarakat kita yang tengah dilanda krisis, harus
berusaha dengan sekuat tenaga bangkit memperbaikinya, agar dapat terhindar dari perpecahan. Maka BP4 dan Pengadilan Agama menyarankan setiap pasangansuami
isteri yang selama ini belum bisa saling memahami, agar menjauhi sikap yang justru dapat memperuncing situasi. Ciptakanlah ketenangan, hindarilah percekcokan dan
gejolak supaya tidak membuang-buang waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk mengurus hal-hal lain yang lebih penting. Kobarkanlah semangat rindu,
hapuskanlah trauma-trauma masa lalu yang menyakitkan, bukalah lembaran baru, torehkanlah sejarah baru yang cemerlang.
3
5. Keseimbangan Antara Hak Dan Kewajiban Adalah Merupakan Kunci
Keberhasilan Hak adalah suatu yang harus diterima sedangkan kewajiban adalah sesuatu
yang harus dilaksanakan dengan baik. Begitulah kehidupan antara suami isteri dalam setiap rumah tangga, apabila dua hal tersebut tidak seimbang niscaya akan timbullah
percekcokan dan perselisihan dalam rumah tangga. Sebaliknya jika antara hak dan kewajiban itu sejalan, terwujudlah keserasian
dan keharmonisan dalam rumah tangga, rasa kebahagiaan semakin terasa dan kasih sayang akan terjalin dengan baik. Sang anak menghormati orangtuanya, orangtua
sayang kepada anaknya, suami menghargai isterinya dan isteripun menghargai suaminya dan seterusnya. Inilah yang dimaksudkan oleh Rasulullah saw dengan
sabdanya yang artinya adalah “Rumah tanggaku laksana surga bagiku”.
Oleh karena itu antara suami isteri harus tahu dan melaksanakan hak serta kewajibannya masing-masing, demikian juga sang anak harus tahu diri dan
menghormati orang tuanya. Pada umumnya yang menimbulkan perselisihan dan percekcokan dalam
rumah tangga itu karena salah satu pihaknya tidak dapat menjalankan fungsinya
3
Ali Husain Muhammad Makki, Perceraian Salah Siapa : Bimbingan Islam Dalam Mengatasi Problematika Rumah Tangga Jakarta: Lentera, 2001, h. 123.
dengan baik, mereka tidak saling menghargai, tidak saling menghormati, tidak saling pengertian antara sesama mereka dalam rumah tangganya.
6. Pengamalan Ajaran Agama Dalam Rumah Tangga
Dalam setiap rumah tangga orang yang beriman pengamalan ajaran agama adalah sangat penting dan mutlak diperlukan, karena ajaran agama adalah salah
satunya pegangan hidup manusia yang mengatur sikap tingkah laku agar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan yang luhur. Mendidik dan mengajar anak-
anak atau keluarga adalah suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar orang tua suami isteri, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya :
“Tiap-tiap kamu menjadi pemimpin dan bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya, raja adalah
pemimpin, tiap laki-laki menjadi pemimpin terhadap penghuni rumah tangganya keluarganya. Dan perempuan-permpuan menjadi pemimpin pengasuh dari rumah
tangga suami dan anak-anaknya. Tiap-tiap kamu manjadi pemimpin, dan tiap pemimpin akan ditanya kelak bertanggungjawab terhadap orang-orang yang
dipimpinnya”. H.R Bukhari Berdasarkan hadits Rasulullah SAW di atas, dapat diambil pengertian antara
lain suami isteri wajib mengajar atau menuntun anak-anak dan keluarganya dengan ilmu pengetahuan agama, sehingga mereka mengerti dan mampu mengamalkan
ajaran agama itu dala kehidupan sehari-hari.
4
4
Sidi Nazar Bakri, Kunci Keutuhan Rumah Tangga : Keluarga Yang Sakinah Jakarta: CV Pedoman Ilmu Karya, 1993, h. 37.
3. Kesepakatan Akta Perdamaian