D. Selayang Pandang Pengadilan Agama Jakarta Timur
1 Sejarah Singkat
Di wilayah Nusantara, sebelum pemerintahan kolonial Belanda terdapat empat macam lembaga Pengadilan, Pengadilan Pradata, Padu, Adat dan Peradilan Serambi.
Pengadilan  Pradata  merupakan  Pengadilan  Kerajaan  yang  menangani  kasus-kasus tindak  pidana  dan  kasus-kasus  makar  yang  ditangani  oleh  Raja  secara  langsung.
Sedangkan  Pengadilan  Padu  ditangani  oleh  pejabat  yang  ditunjuk  oleh  Raja menangani kasus-kasus perdata dan pidana ringan.
Pengadilan  Adat  menangani  yang  berhubungan  dengan  sengketa  masyarakat adat  ditangani  oleh  Kepala  Adat  kebanyakan  terdapat  di  wilayah  Indonesia  diluar
Pulau  Jawa.  Pengadilan  Serambi,  pada  masa  Sultan  Agung  memerintah  kerajaan Mataram,  mengggantikan  pengadilan  Pradata  yang  kewenangannya  meliputi  kasus
pidana  dan  perdata.  Kekuasaan  Pengadilan  serambi  dijabat  oleh  Raja,  akan  tetapi dalam prakteknya ditangani oleh para Penghulu yang diangkat oleh Raja.
7
Pada  awal  pemerintahan  Kolonial  Belanda,  keberadaan  Pengadilan  Agama masih  tetap  dipertahankan.  Bahkan  keberadaanya  diakui  dalam  Staats  Blaad  1882
Nomor  152  tanggal  19  Januari  1882  untuk  Pengadilan  Agama  di  wilayah  Jawa  dan Madura dan dalam Staatsblaad 1937 Nomor 638 untuk Pengadilan Agama diwilayah
Kalimantan  Selatan  dan  Timur,  meliputi  perkawinan,  perceraian,  waris  dan  wakaf. Sejak  1  april  1937,  kewenangan  Pengadilan  Agama  diwilayah  Jawa  dan  Madura
7
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009, hal. 7
dipersempit hanya berwenang mengadili kasus perkawinan dan perceraian, sedangkan kasus waris dan wakaf menjadi wewenang Ladraad sekarang Pengadilan Negeri.
8
Sebagai  kelanjutan  dari  sikap  pemerintahan  Hindia  Belanda  terhadap Peradilan Agama, pada tahun 1982 dengan ketetapan Komisaris Jenderal tanggal 12
maret  1828  nomor  17  khusus  untuk  Jakarta  ditiap-tiap  distrik  dibentuk  satu  majelis distrik yang terdiri dari :
1. Komandan Distrik sebagai Ketua
2. Para penghulu masjid dan Kepala Wilayah sebagai anggota
9
Majelis  ada  perbedaan  semangat  dan  arti  terhadap  pasal  13  Staatsblad  1820 Nomor  22,  maka  melalui  resolusi  tanggal  1  Desember  1835  Pemerintah  dimasa  itu
mengeluarkan  penjelasan  pasal  13  Staatsblad  Nomor  22  tahun  1820  sebagai berikut :
10
“Apabila terjadi sengketa antara orang-orang Jawa satu sama lain mengenai soal-soal  perkawinan,  pembagian  harta  dan  sengketa-sengketa  sejenis  yang  harus
diputus menurut hukum Islam, maka “pendeta” memberi keputusan, tetapi gugatan untuk  mendapat  pembiyaan  yang  timbul  dari  keputusan  dari  para  “pendeta”  itu
harus diajukan kepada pengadilan-pengadilan biasa”.
Penjelasan  ini  dilatarbelakangi  pula  oleh  adanya  kehendak  dari  pemerintah Hindia  Belanda  untuk  memberlakukan  politik  konkordansi  dalam  bidang  hukum,
karena  beranggapan  bahwa  bahwa  hukum  Eropa  jauh  lebih  baik  dari  hukum  yang
8
R. Soepomo, Sistem Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia II, 1970, hal. 68
9
Dadang Muttaqien, dkk, Peradilan Agama Dan Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta: UI Press, 1999, h. 41.
10
Staatsblad No. 22 Tahun 1820.
telah  ada  di  Indonesia.  Seperti  diketahui  bahwa  pada  tahun  1838  di  Belanda diberlakukan Burgerlijk Wetboek BW.
Akan  tetapi  dalam  rangka  pelaksanaan  politik  konkordansi  itu,  Mr.  Scholten van Oud Haarlem yang menjadi Ketua Komisi penyesuain Undang-Undang Belanda
dengan  keadaan  istimewa  di  Hindia  Belanda  membuat  sebuah  nota  kepada pemerintahannya, dalam nota itu dikatakan bahwa
11
: “Untuk  mencegah  timbulnya  keadaan  yang  tidak  menyenangkan  mungkin
juga  perlawanan  jika  diadakan  pelanggaran  terhadap  agama  orang  Bumi  Putera, maka  harus  diikhtiarkan  sedapat-dapatnya  agar  mereka  itu  dapat  tinggal  tetap
dalam lingkungan hukum agama serta adat istiadat mereka”. Secara khusus, sejarah lahirnya Pengadilan Agama kelas 1A Jakarta Timur di
pimpin  oleh  menteri  Agama  RI  yang  tersebut  dalam  keputusan  Menteri  Agama  RI Nomor 67 Tahun 1963 jo Nomor 4 Tahun 1967.
12
Adapun kronologis Pengadilan Agama Jakarta Timur adalah Sebagai Berikut: 1
Pada saat itu, Pengadilan Agama di tanah Betawi hanya memiliki satu Pengadilan Agama yaitu “Penghadilan Agama Istimewa Jakarta Raya” yang dibantu oleh dua
2  kantor  cabang  Pengadilan  Agama  Jakarta  Tengah.  Kemudian  warga  ibukota ini  kian  bertambah,  sehingga  terbitlah  Keputusan  Menteri  Agama  Nomor  67
Tahun 1963 jo Nomor 4 Tahun 1967 yang berbunyi antara lain: “Membubarkan
11
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 Juni 2011
12
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009, hal. 21
kantor-kantor  cabang  Pengadilan  Agama  bentuk  lama  dalam  daerah  khusus Ibukota  Jakarta  Raya.  Keputusan  Menteri  Agama  Nomor  67  Tahun  1963  jo
Nomor 4 Tahun 1967
13
2 Pada  tahun  1966  Gubernur  kepala  daerah  khusus  Ibukota  Jakarta  melalui
keputusan  beliau  Nomor  Ib.3111966  tanggal  12  Agustus  1966  membentuk Ibukota  Negara  ini  menjadi  5  wilayah  dengan  sebutan  Kota  Administratif.
Membentuk  kantor-kantor  Cabang  Pengadilan  Agama  yang  baru  sederajat  atau setara dengan Kantor Agama tingkat II, yaitu :
a Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Pusat
b Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur
c Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat
d Kntor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dan
e Kantor Cabang Pengadilan Agam Jakarta Utara.
3 Pengadilan  Agama  istimewa  daerah  khusus  Ibukota  Jakarta  Raya  yang  daerah
hukumnya  meliputi  wilayah  kekuasaan  daerah  Ibukota  Jakarta  Raya,  adalah kantor  induk  Pengadilan  Agama  Jakarta  Raya,ditetapkan  berkedudukan  di  kota
Jakarta Pusat dan secara khusus bertugas pula sebagai Pengadilan Agama sehari- hari bagi wilayah kekuasaan Jakarta Pusat.
14
13
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009, hal.32
14
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009, hal.33
Berdasarkan  pertimbangan  tersebut,  melalui  keputusan  Gubernur  Kepala Daerah Khusus  Ibukota  Jakarta Nomor  Ib.3II1966 tanggal  12 Agustus 1966, maka
pada  tanggal  18  Pebruari  1967  diresmikan  sebutan  maupun  operasional  Pengadilan Agama di lima wilayah Daerah Khusus Ibukota, terutama Pengadilan Agama Jakarta
Timur menjadi berikut: 1.
Pengadilan Agama Jakarta Pusat 2.
Pengadilan Agama Jakarta Utara 3.
Pengadilan Agama Jakarta Barat 4.
Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dan 5.
Pengadilan Agama Jakarta Timur Pengadilan  Agama  Jakarta  Timur,  terbentuk  dan  berdiri  berdasarkan
keputusan  menteri  Agama  RI  Nomor  4  tahun  1967  tanggal  17  Januari  1967. Pendirian Pengadilan Agama diwilayah hukum daerah ibukota DKI Jakarta.
15
2 Tugas dan Wewenang
Wilayah  hukumyuridikasi  yang  dimaksud  pada  pembahasan  ini  bermuara pada istilah kewenangan memeriksa, memutuskan, dan  menyelesaikan suatu perkara
bagi pengadilan. Peradilan  agama  mempunyai  wewenang  atau  kekuasaan  atau  sering  disebut
kompetensi yang menyangkut dua hal:
16
15
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009, hal. 35
16
Basiq  Djalil,  Peradilan  Agama  Di  Indonesia,  Jakarta:  Kencana  Prenada  Media  Group, 2006, hal. 137
a Kompetensi relatif yaitu kekuasaan peradilan yang satu jenis dan satu tingkatan,
dalam  perbedaannya  dengan  kekuasaan  pengadilan  yang  sama  jenis  dan  sama tingkatan.
Wilayah  kekuasaan  hukum  yuridiksi  Pengadilan  Agama  Jakarta  Timur adalah  wilayah  daerah  Kotamadya  Jakarta  Timur  yang  terdiri  dari  10  sepuluh
kecamatan dan 65 kelurahan. Adapun batas-batas wilayahnya adalah :
1.Sebelah utara dengan : Kodya Jakarta Utara dan Kodya Jakarta Pusat 2. Sebelah barat dengan : Kodya Jakarta Selatan
3. Sebelah selatan dengan : Kabupaten Bogor Kodya Depok 4.Sebelah timur dengan : Kabupaten BekasiKota Bekasi.
17
Luas wilayah : 18.877.77 Ha. Jumlah penduduknya 3.050.713 jiwa besumber data  BAPEKO  TAHUN  2003.  Jumlah  penduduk  yang  beragama  Islam  2.569.390
jiwa  bersumber  data  Depag.  Tahun  2003.  Kodya  Jakarta  Timur  adalah  wilayah Yuridiksi  Pengadilan  Agama  Jakarta  Timur,  adapun  10  wilayah  kecamatan  tersebut
adalah sebagai berikut 1  Kecamatan  Matraman,  terdiri  dai  6  enam  kelurahan  dengan  jumlah
penduduknya sebanyak 153.484 jiwa : a.
Kelurahan Kebon Manggis b.
Kelurahan Palmerah
17
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 juni 2011
c. Kelurahan Pisangan Baru
d. Kelurahan Kayu Manis
e. Kelurahan Utan Kayu Utara
f. Kelurahan Utan Kayu Utara
g. Kelurahan Utan Kayu Selatan.
18
2   Kecamatan  Jatinegara,  teridri  dari  8  delapan  Kelurahan  dengan  jumlah penduduknya sebanyak 250.186 jiwa :
a. Kelurahan Bali Mester
b. Kelurahan Bidaracina
c. Kelurahan Cipinang Besar Selatan
d. Kelurahan Cipinang Besar Utara
e. Kelurahan Cipinang Cempedak
f. Kelurahan Cipinang Muara
g. Kelurahan Rawa Bunga
h. Kelurahan Kampung Melayu Kecil.
19
3  Kecamatan  Pasar  Rebo,  terdiri  dari  5  lima  kelurahan  dengan  jumlah penduduknya sebanyak 240.074 jiwa :
a. Kelurahan Baru
b. Kelurahan Cijantung
c. Kelurahan Gedong
18
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 Juni 2011
19
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 Juni 2011
d. Kelurahan Kalisari
e. Kelurahan Pekayon.
20
4   Kecamatan  kramat  jati,  terdiri  dari  7  tujuh  kelurahan  dengan  jumlah penduduknya sebanyak 175.883 jiwa :
a. Kelurahan Balekambang
b. Kelurahan Batu Ampar
c. Kelurahan Cawang
d. Kelurahan Cililitan
e. Kelurahan Dukuh
f. Kelurahan Kampung Tengah
g. Kelurahan Kramat Jati.
21
5  Kecamatan  Pulogadung  terdiri  dari  7  tujuh  kelurahan  dengan  jumlah penduduk sebanyak 250.878 jiwa :
a. Kelurahan Cipinang
b. Kelurahan Jati
c. Kelurahan Jatinegara Kaum
d. Kelurahan Kayu Putih
e. Kelurahan Pisangan Timur
f. Kelurahan Pulogadung
20
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 Juni 2011
21
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 Juni 2011
g. Kelurahan Rawamangun.
22
6   Kecamatan  Cakung  terdiri  dari  7  tujuh  kelurahan  dengan  jumlah penduduknya sebanyak 251.184 jiwa :
a. Kelurahan Cakung Barat
b. Kelurahan Cakung Timur
c. Kelurahan Jatinegara
d. Kelurahan Penggilingan
e. Kelurahan Pulogebang
f. Kelurahan Rawa Terate
g. Kelurahan Ujung Menteng.
23
7   Kecamatan  Ciracas,  terdiri  dari  5  lima  kelurahan  dengan  jumlah penduduknya sebanyak 160.679 jiwa :
a. Kelurahan Cibubur
b. Kelurahan Ciracas
c. Kelurahan Kelapa Dua Wetan
d. Kelurahan Rambutan
e. Kelurahan Susukan.
24
8   Kelurahan  Cipayung  terdiri  dari  8  delapan  kelurahan  dengan  jumlah penduduknya sebanyak 171.883 jiwa :
22
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 Juni 2011
23
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 Juni 2011
24
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 Juni 2011
a. Kelurahan Ceger
b. Kelurahan Cilangkap
c. Kelurahan Cipayung
d. Kelurahan Lubang Buaya
e. Kelurahan Munjul
f. Kelurahan Pondok Rangon
g. Kelurahan Setu.
25
9  Kecamatan Makasar terdiri dari 5 lima kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 193.085 jiwa :
a. Kelurahan Cipinang Melayu
b. Kelurahan Him
c. Kelurahan Kebon Pala
d. Kelurahan Pinang Ranti
e. Kelurahan Makasar.
26
10Kecamatan  Duren  Sawit  terdiri  dari  7  tujuh  kelurahan  dengan  jumlah penduduknya 203.280 jiwa :
a. Kelurahan Duren Sawit
b. Kelurahan Malaka Jaya
c. Kelurahan Pondok Kopi
d. Kelurahan Pondok Bambu
25
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 Juni 2011
26
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 Juni 2011
e. Kelurahan Klender.
27
b Kompetensi  absolut  yaitu  kekuasaan  pengadilan  yang  berhubungan  dengan
jenis perkara atau jenis pengadilan. Kekuasaan  Peradilan  Agama  untuk  memeriksa,  memutuskan,  dan
menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam  yang  dilakukan  berdasarkan  hukum  Islam.
28
Bahkan  ketika  kekuatan  kerajaan Mataram  telah  merosot,  perkara-perkara  yang  diancam  dengan  hukum  badan  dan
hukuman mati  yang merupakan kewenangan Pengadilan Perdata, karena tidak dapat dikirim  ke  Mataram,  menjadi  wewenang  Pengadilan  Agama.  Pengadilan  Agama  ini
mengadili  dan  memutus  perkara  atas  dasar  hukum  Islam  dan  berpedoman  kepada hukum-hukum yang ditetapkan.
Dalam  Undang-Undang  Nomor  7  Tahun  1989  yang  menjadi  kompetensi absolut Peradilan Agama yaitu:
1. Perkawinan
2. Kewarisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam
3. Wakaf dan sedekah.
29
Sejalan  dengan  bertambahnya  kompetensi  Peradilan  Agama  berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 dan telah dirubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 7
27
www.pa-jakartatimur.net diakses pada 03 Juni 2011
28
Abdul  Manan,  Penerapan  Hukum  Acara  Perdata  Di  Lingkungan  Peradilan  Agama, Jakarta: Prenada Media Group, 2005, hal. 13
29
Undang-Undang No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Pasal 49 ayat 1
Tahun  1989,  dimana  kedudukan  Peradilan  Agama  sebagai  salah  satu  kekuasaan kehakiman  bagi  rakyat  pencari  keadilan  yang  beragama  Islam  mengenai  perkara
tertentu yaitu:
30
a. Perkawinan
b. Waris
c. Wasiat
d. Hibah
e. Wakaf
f. Zakat
g. Infaq
h. Shadaqah
i. Ekonomi Syariah
Dan selain perkara-perkara dibidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, infaq,  shadaqah,  dan  ekonomi  syariah,  didalamnya  juga  diatur  bahwa  Pengadilan
Agama  berwenang  memberikan  itsbat  kesaksian  rukyat  hilal  dalam  penentuan  awal bulan  pada  tahun  hijriyah  dan  memberikan  keterangan  atau  nasehat  mengenai
perbedaan penentuan arah kiblat dan penentuan waktu shalat. Dalam  penerimaan  perkara  hingga  pengarsipan  diselenggarakan  dengan
sistem meja sebagaimana yang diatur dalam surat edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia  tentang  pola-pola  pembinaan,  pengendalian,  administrasi  peradilan
30
Undang-Undang No 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama Pasal 49
BINDALMIN.  Yang  kemudian,  dalam  rangka  pemanfaatan  sistem  teknologi  dan informasi  yang  kian  canggih  ada  suatu  kebijakan  Mahkamah  Agung  untuk
menggabungkan  pola  BINDALMIN  ini  dengan  sistem  Administrasi  Kepegawaian SIMPEG secara online.
Seperti  halnya  instansi-instansi  lainnya,  Pengadilan  Agama  Jakarta  Timur, mengalami beberapa kali pergantian pimpinan yaitu pada tanggal 27 September 1999
sampai dengan tanggal 16 Agustus 2001 di bawah pimpinan Drs. Hasan Bisri, SH, M. HUM.  Yang  selanjutnya  mulai  tanggal  16  Agustus  2001  sampai  dengan  16  Maret
2004  tanggungjawab  kantor  operasional  di  bawah  pimpinan  Drs.  H.  Sayyid  Usman, SH  dan  pada  tanggal  1  Maret  2004  Kantor  Lama  di  Jalan  PKP  No.  24  Kelapa  Dua
Wetan Ciracas Jakarta Timur dan segala pelayanan masyarakat dan siding berpindah pula.
Dikantor  tersebut  pada  tanggal  16  Maret  2004  mulai  dilantik  ketua  baru H.Helmy Bakrie, SH yang menjabat sebagai ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur
selama  satu  tahun,  selanjutnya  tahun  2004  sampai  dengan  2006  dibawah  pimpinan Drs.H. Ruslan Harunar Rasyid, SH.MH. pada tahun 2006 sampai 2008 dipimpin oleh
Drs.H.  Syarif  Usman,  SH.MH.  dan  tahun  2008  hingga  sekarang  dibawah  pimpinan
Drs.H. Wakhidun AR, SH, M. Hum.
59
BAB IV EFEKTIVITAS MEDIASI
A. Upaya BP4 Jakarta Timur Dalam Mendamaikan
Dalam menyelesaikan masalahnya, para pihak di BP4 dan Pengadilan Agama dibantu oleh seorang mediator yang menjadi penengah dalam memberikan konsultasi-
konsultasi terkait masalah keluarga. Secara garis besar upaya BP4 Kota Jakarta Timur dan  Pengadilan  Agama  Jakarta  Timur  mempunyai  kesamaan  dalam  memberikan
konsultasi  mengenai  keluarga,  hanya  dalam  prosedurnya  saja  yang  terdapat  sedikit perbedaan.
Dalam  upaya  mendamaikan  keluarga  yang  mengalami  masalah,  BP4  Jakarta Timur  mempunyai  beberapa  strategi  demi  memberi  konsultasi  terhadap  keluarga
tersebut, yang secara garis besar penulis jelaskan dalam uraian di bawah ini:
1. Memanggil Para Pihak
Dalam menyelesaikan perselisihan keluarga, BP4 Jakarta Timur tidak bersifat aktif artinya BP4 Jakarta Timur tidak mencari-cari perkara perselisihan rumah tangga,
akan  tetapi  para  pihak  yang  sedang  bersengketa  tersebutlah  yang  mengadukan permasalahannya kepada BP4 dan Pengadilan Agama untuk diselesaikan.
Ketika  salah  satu  pihak  telah  mengadukan  permasalahannya  dan menceritakannya kepada BP4, maka hal yang dilakukan BP4 adalah memanggil pihak
lain  untuk  hadir  bersama  guna  menyelesaikan  permasalahannya  tersebut.  Dalam  hal