2. Kalimat pengandaian yang mana yang paling banyak dipergunakan dalam
novel Noruwei no Mori serta makna apa yang terkandung di dalamnya?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Sesuai dengan permasalahan yang ada, Penulis menganggap perlu adanya ruang lingkup pembahasan permasalahan agar masalah penelitian tidak terlalu
luas dan berkembang jauh serta terjadinya tumpang tindih yang mengakibatkan penulisan ini tidak optimal.
Dalam penulisan ini, makna kalimat pengandaian bahasa Jepang hanya akan dikaji dalam novel karangan Murakami Haruki, yaitu Noruwei No Mori jilid
1. Pengkajian yang akan penulis tampilkan bukan pengkajian terhadap semua bentuk kalimat pengandaian serta makna-makna apa saja yang ditimbulkan,
namun dari keempat kalimat pengandaian tersebut hanya akan dikaji bentuk kalimat pengandaian yang paling banyak digunakan, serta menganalisis makna
yang ditimbulkan.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Menurut Nita dalam Dedi Sutedi1997:18 pada buku Dasar–Dasar Linguistik Bahasa Jepang bahwa dalam bahasa Jepang jenis kalimat dapat
digolongkan dua macam, yaitu berdasarkan pada struktur 「構造上
‘kouzou’ 」
dan berdasarkan pada makna 「 意 味 上
‘imi jou’ 」
. Penggolongan kalimat berdasarkan pada struktur, mengarah pada peranan setiap bagian unsur
pembentuk kalimat dalam kalimat secara keseluruhan. Sedangkan penggolongan
Universitas Sumatera Utara
kalimat berdasarkan pada makna, mengarah pada bagaimana makna dan fungsi dari kalimat tersebut.
Menurut Chafe dalam Chaer 1994:21 menyatakan bahwa dalam analisa bahasa, komponen semantiklah yang menjadi pusat. Dengan anggapan bahwa
makna menjadi bagian dari bahasa. Lebih lanjut Samsuri 1994:350 mengungkapkan bahwa berpikir tentang
bahasa, sebenarnya sekaligus juga telah melibatkan makna. Bolinger dalam Aminuddin 2001:52 menyatakan bahwa makna ialah
hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia 1993:548 kata makna diartikan sebagai 1 arti, maksud, 2 maksud pembicaraan dan penulis, pengertian yang
diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Dalam buku Semantik I, Djajasudarma mengungkapkan bahwa pengertian
makna sense-bahasa Inggris dibedakan dari arti meaning-bahasa Inggris di dalam semantik. Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa
itu sendiri terutama kata-kata. Makna setiap kata yang digunakan dalam berkomunikasi merupakan
payung dari kajian semantik. Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema artinya tanda atau
lambang. Istilah semantik tersebut digunakan oleh para pakar untuk menyebut bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari makna dalam bahasa tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Tidak hanya makna kata, makna kalimat juga dapat dijadikan sebagai objek dalam kajian semantik, karena suatu kalimat ditentukan oleh makna setiap
kata dan strukturnya Dedi Sutedi, 2003:105.
1.4.2 Kerangka Teori