2.4 Proses Pengolahan Minyak Makan Merah
Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa proses produksi minyak makan merah yang telah dikembangkan merupakan modifikasi dari proses yang selama
digunakan pada pengolahan fraksi cair minyak sawit olein dimurnikan, dipucatkan dan diawabaukan. Proses modifikasi dilakukan pada tahap
deasidifikasi dan deodorisasi serta proses pemucatan karena pada proses ini terjadi perusakan dan kehilangan karotenoida Jatmika,1996. Pada proses pemucatan,
karotenoida akan terserap pada bahan pemucat, sedangkan pada proses desidifikasi dan deodorisasi yang mengunakan suhu tinggi yaitu 260 – 280
o
C, karotenoida mengalami degradasi.
2.5 Deskripsi Proses
2.5.1 Proses Kristalisasi
Minyak CPO ini terdiri dari fraksi-fraksi asam lemak yang belum terpisahkan, upaya untuk pemisahan selanjutnya perlu dilakukan agar dapat
dikonsumsi sebagai bahan makanan. Kristalisasi adalah proses pemisahan thermomechanical yang digunakan untuk memisahkan minyak kelapa sawit
CPO atas fraksi padat stearin dan fraksi cair olein secara kristalisasi parsial yang diikuti dengan penyaringan, dimana proses ini didasarkan atas perbedaan
titik cair masing-masing fraksi dari minyak kelapa sawit CPO. Pasifik Palmindo Industri, 2006
Untuk mendapat pemisahan yang baik, kristal stearin harus dalam bentuk yang kokoh dan bentuk bola yang berukuran seragam. Awalnya minyak kelapa
sawit CPO dipanaskan dari temperatur 25
o
C sampai temperatur 50
o
C yang
Universitas Sumatera Utara
merupakan diatas rata-rata titik cair asam lemak dapat dilihat pada Tabel 2.4, hal ini dilakukan untuk menghomogenkan minyak kelapa sawit. Kemudian CPO
tersebut dialirkan dengan menggunakan pompa ke unit kristalizer, dimana temperatur bahan pada unit kristalizer harus dipertahankan dari 50
o
C menjadi sebesar 12
o
C. Proses penurunan temperatur bahan tersebut dilakukan melalui 2 tahap yaitu tahap cooling menggunakan air pendingin 10
o
C dan tahap chilling menggunakan chilling water 6
o
C. Proses pada unit ini membutuhkan waktu selama 5 jam untuk membentuk kristal stearin yang kokoh dan bentuk bola yang
berukuran seragam.
Tabel 2.4 Titik cair asam lemak dari CPO
Asam Lemak Rumus
Molekul Titik Cair
o
C Asam Lemak Jenuh
Laurat Miristat
Palmitat Stearat
Arakhidoat
Asam Lemak Tak Jenuh
Palmitoleat Oleat
Linoleat Linolenat
C
12: 0
C
14: 0
C
16: 0
C
18: 0
C
20: 0
C
16: 1
C
18: 1
C
18: 2
C
18 : 3
44 58
64 69,4
76,3
- 14
-11 -
Sumber : Krischenbauer 1960 Campuran kemudian dialirkan ke filter press H-1, untuk memisahkan fraksi
padat cake dan fraksi cair filtrat. Fraksi padat yang mengandung 85 asam-
Universitas Sumatera Utara
asam stearat dan 15 asam-asam olein, serta fraksi cair filtrat yang mengandung 85 asam-asam olein dan 15 asam-asam stearat. Fraksi cair
filtrat yang diperoleh akan dialirkan ke tangki mixer M-1 dengan menggunakan pompa sedangkan fraksi padat akan jatuh ke bak penampungan
Pasifik Palmindo Industri, 2006.
Tabel 2.5 Sifat fisik dan kimia Crude Olein
Variabel Crude Olein
Komposisi Asam lemak
C
14
miristat C
16
palmiat C
18
stearat C
18 : 1
oleat C
18 : 2
linoleat C
18 : 3
linilenat 0,6568
37,1687 3,7811
42,1523 15,6784
0,3673 Could Point
o
C 8 Bilangan Iod
57,83 Perolehan Olein
86,23 Sumber : Guritno 1997
2.5.2 Proses Mixer