h. Pemblokiran adalah tindakan Kepala Kantor Pertanahan untuk menolak
melakukan pendaftaran peralihan atau pembebanan hak atas tanah terdaftar di kantor pertanahan karena hak atas tanah bersangkutan menjadi obyek sengketa.
40
G. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan dan menganalisis data yang
diperoleh secara sistematis, faktual dan akurat tentang kajian yuridis terhadap pemblokiran sertifikat hak atas tanah, yang dilakukan melalui pendekatan yuridis
normatif yaitu dengan melihat kepada dokumen dari kasus-kasus pemblokiran sertifikat atas tanah di Kantor Pertanahan Deli Serdang.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari penelitian kepustakaan yang didukung penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan library research yaitu menghimpun
data dengan melakukan penelaahan bahan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.
41
40
Pasal 45 ayat 1 huruf c PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Lihat juga, Kamus Umum Bahasa Indonesia pemblokiran berasal dari kata “blokir” yang artinya menahan supaya
tidak dapat keluar masuk diambil. W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986, hal. 146.
41
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Press, Jakarta, 1995, hal.39.
Universitas Sumatera Utara
1 Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni:
a Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria
c Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 7 Tahun 2007 tentang Panitia Pemeriksaan Tanah.
d PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah e Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan dari PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
f Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Pajabat Pembuat Akta Tanah.
2 Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti: hasil-hasil penelitian dan karya ilmiah
dari kalangan hukum, yang berkaitan pemblokiran sertifikat hak atas tanah di Kantor Pertanahan.
3 Bahan tertier adalah bahan pendukung di luar bidang hukum seperti kamus ensiklopedia atau majalah yang terkait dengan pemblokiran sertifikat hak atas
tanah di Kantor Pertanahan
3. Alat Pengumpulan Data