b. Hak Guna Bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 delapan
puluh tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 50 lima puluh tahun dan dapat diperbarui selama
30 tiga puluh tahun;
Sebelum jangka waktu HGB berakhir maka dapat diperpanjang, dan ketika haknya telah berakhir hanya dapat diperbaharui sepanjang pemegang hak masih memenuhi
syarat, tanahnya masih diusahakan secara layak dan harus disesuaikan dengan perkembangan rencana pengunaan, serta peruntukan tanah bersangkutan pada saat
itu. Pengalihan hak atas tanah HGB yang berdiri atas hak pengelolaan harus mendapat
izin atau persetujuan tertulis dari penguasa hak pengelolaannya.
70
4. Sertifikat Hak Pakai
Sertifikat hak pakai merupakan surat tanda bukti pemilikan hak atas tanah untuk memungut hasil atas tanah yang bukan kepunyaan pemegangnya Pasal 41
UUPA. Sertifikat hak pakai dapat dipunyai oleh negara Indonesia, warga negara asing yang bekerja dan bertempat tinggal di Indonesia, badan hukum Indonesia,
badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia, departemen, lembaga non departemen pemerintahan pusat dan daerah, perwakilan negara asing, perwakilan
organisasi internasional, badan keagamaan dan badan sosial.
71
Dalam Pasal 22 ayat 1 huruf c UU Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007, dinyatakan:
70
Lihat, Pasal 26 PP No.40 Tahun 1999 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas Tanah.
71
Pasal 42 UUPA jo Pasal 39 PP No.40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas Tanah.
Universitas Sumatera Utara
1 Kemudahan pelayanan danatau perizinan hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 huruf a dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus dan dapat diperbaharui kembali atas permohonan
penanaman modal, berupa:
c. Hak Pakai dapat diberikan dengan jumlah 70 tujuh puluh tahun
dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 45 tempat puluh lima tahun dapat diperbaharui selama 25
dua puluh lima tahun.
Khusus terhadap pemilikan rumah tempat tinggal warga negara asing di Indonesia, lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1996;
PermenagKa.BPN Nomor 7; Nomor 8 Tahun 1996; SE. Menteri Negara AgrariaKa.BPN Nomor 110-2871 Tanggal 8 Oktober 1996; SE. Menteri Negara
Perumahan Rakyat No.124UM0101M1297 Tanggal, 11 Desember 1997.
72
Sertifikat hak pakai dapat diberikan kepada badan hukum publik seperti departemen, lembaga pemerintahan Indonesia di pusat dan daerah, perwakilan negara
asing, perwakilan badan internasional, badan keagamaan, dan badan sosial yaitu selama masih dipergunakan bagi keperluan tugas pokok dan fungsinya.
73
Hak pakai atas tanah hak pengelolaan diberikan jangka waktu paling lama 25 tahun dan dapat diperpanjang selama 20 tahun atau diperbaharui atas persetujuan
pemegang hak pengelolaannya.
74
Hak pakai atas tanah hak milik diberikan jangka waktu paling lama 25 tahun dan tidak dapat diperpanjang, tetapi dapat diperbaharui
72
S. Chandra I Op. Cit., hal. 27.
73
Lihat, Pasal 41 ayat 2 UUPA jo Pasal 45 ayat 3 PP No.40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas Tanah.
74
Lihat, Pasal 42 sd Pasal 48 PP No.40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas Tanah.
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan akta kesepakatan antara pemegang hak pakai dengan pemegang hak miliknya.
75
Hak pakai atas tanah negara diberikan jangka waktu paling jangka waktu paling lama 25 tahun dan dapat diperpanjang selama 20 tahun atau dapat diperbaharui
atas permohonan pemegang hak pakai dengan ketentuan bahwa masih memenuhi persyaratan untuk pemberian hak pakai atas tanah negara.
76
Sertifikat hak pakai dapat beralih dan dialihkan sepanjang dimungkinkan dalam perjanjian oleh para pihak yang bersangkutan dengan ketentuan bahwa terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari penguasa hak atas tanahnya, dalam hal ini persetujuan tertulis dari pemegang hak miliknya atau dari pemegang hak
pengelolaannya atau atas tanah negara dengan izin tertulis dari pejabat berwenang.
77
C. Faktor-Faktor Penyebab Pemblokiran Sertifikat Hak Atas Tanah di Kantor
Pertanahan Deli Serdang Sebagaimana dikemukakan bahwa dengan adanya pendaftaran tanah, maka
seseorang dapat dengan mudah memperoleh keterangan yang berkenaan dengan sebidang tanah, seperti hak apa yang dipunyai, berapa luasnya, lokasi tanahnya
dimana dan apakah dibebani dengan hak-hak tanggungan dan lain sebagainya. Sertifikat hak atas tanah hanya sebagai suatu bukti permulaan saja, belum
menjadi sebagai suatu yang final sebagai bukti hak atas tanahnya, atau dengan kata
75
Lihat, Pasal 49 PP No.40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas Tanah.
76
Lihat, Pasal 48 PP No.40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas Tanah.
77
Lihat, Pasal 43 UUPA jo Pasal 54 PP No.40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas Tanah.
Universitas Sumatera Utara
lain, bahwa sertifikat itu adalah sebagai salah satu alat pembuktian yang kuat, sehingga setiap orang masih dapat menggugat atas pendaftaran tanah pada Kantor
Pertanahan apabila mempunyai bukti yang kuat atas tanah tersebut. Oleh karena itu, Kantor Pertanahan atas dasar permohonan para pihak dapat melakukan penolakan
pendaftaran peralihan dan pembebanan hak atas tanah, atau dilakukan pemblokiran sertifikat hak atas tanah.
Faktor-faktor penyebab pemblokiran sertifikat hak atas tanah pada Kantor Pertanahan Deli Serdang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hak Atas Tanah dalam Sengketa di Pengadilan