Latar belakang Uji Kandungan Fosfat Sebagai P2O5 Dalam Berbagai Merek Pupuk Fosfat Komersial Secara Sfektrofotometri

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Fosfat adalah salah satu unsur hara makro yang essensial dalam budidaya tanaman. Tujuan dari pemupukan adalah menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah atau untuk menggantinya karena sebagian dari unsur tersebut diangkut keluar dari lahan pertanian bersama hasil panen. Dalam intensifikasi pertanian, penggunaan pupuk terutama pupuk kimia menjadi suatu keharusan karena pengurangan unsur-unsur hara dari lahan juga semakin intensif. Kalau dalam pertanian konvensional sawah, misalnya hanya ditanami sekali dalam setahun dengan produktifitas 2 sampai 3 ton gabah perhektar, dalam pertanian intensif musim tanam sampai 3 kali setahun dengan produktifitas mencapai 7 sampai 12 ton perhektar. Dengan demikian, pemupukan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan intensifikasi pertanian. Pupuk fosfat dibuat dari bahan baku batuan fosfat antara lain Fluoroapatite Ca 10 PO 4 6 F 2 yang mengandung 30 - 32 P 2 O 5 . Karena batuan fosfat yang dapat ditambang misalnya skala komersial hampir tidak ada, maka kebutuhan pupuk fosfat di negeri kita sepenuhnya bergantung pada supply dari luar negeri, baik sebagai bahan baku Rock Phosphate atau sebagai bahan jadi seperti TSP Triple Super Phosphate, SP-36 Superphosphate dan lain- lain. Dari berbagai jenis pupuk fosfat yang diperdagangkan dapat dikategorikan atas 1 pupuk fosfat hasil rekayasa dan 2 pupuk fosfat alami seperti halnya batuan fosfat. Pupuk hasil rekayasa mengandung unsur hara yang jauh lebih tinggi dan lebih mudah larut dibanding bahan bakunya. Salah satu tujuan rekayasa dalam hal ini adalah untuk menghemat biaya transportasi persatuan bobot hara bersangkutan yang berpengaruh pula terhadap harga pupuk yang sampai ke petani. Karena 2 faktor tersebut tingginya kandungan hara dan sifatnya yang lebih mudah larut penggunaan pupuk hasil Universitas Sumatera Utara rekayasa buatan pabrik mendominasi penggunaan pupuk fosfat dalam bidang pertanian dan perkebunan Karena harganya yang mahal dan tingginya permintaan pada musim tanam, seringkali beredar pupuk yang dipalsukan dimana persentase kandungan P 2 O 5 -nya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan. Kecuali diperiksa di laboratorium, umumnya petani sulit untuk membedakan antara yang asli dengan yang dipalsukan sehingga selalu menjadi korban. Pupuk fosfat hasil rekayasa dapat dikelompokkan atas 1 pupuk tunggal, hanya mengandung hara fosfat seperti TSP 46 P 2 O 5 , SP-36 36 P 2 O 5 dan 2 sebagai pupuk majemuk, terdapat bersama unsur hara lain misalnya Nitrogen dan Kalium, seperti NPK 15 : 15 : 15 dan lain-lain. Pemalsuan pupuk terjadi dalam rantai distribusi sebelum sampai ke konsumen dan hal ini sering terjadi saat mulai musim tanam disertai kelangkaan pupuk di pasar. Apalagi untuk jenis pupuk tertentu pemalsuan lebih mudah dilakukan dibanding dengan cara menganalisis apakah pupuk tersebut asli atau palsu. Pemalsuan mungkin dilakukan dengan mencampur bahan yang serupa tapi harganya jauh lebih murah misalnya menggunakan tanah liat untuk mencampur TSP, SP-36 atau menggunakan NaCl untuk mencampur KCl. Kedua bahan pencampur ini NaCl dan tanah liat sangat mudah diperoleh dan dengan harga yang lebih murah dari pupuk yang akan dipalsukan. Antara KCl dan KCl yang telah dicampur dengan NaCl hampir tidak dapat dibedakan, kecuali dilakukan analisis di laboratorium. Karena cara memalsukan relatif mudah dan murah sebaliknya membedakan yang asli terhadap yang palsu relatif sulit bagi petani, maka mereka akan selalu menjadi korban yang tak berdaya bagi orang-orang yang ingin memetik keuntungan dengan cara yang mudah. Kerugian bagi petani bukan hanya sekedar uang yang hilang untuk membeli pupuk palsu tetapi lebih jauh lagi mungkin akan menghadapi gagal panen karena lahan yang ditanami tidak mengandung hara yang cukup untuk pertumbuhan dan produktifitas tanaman. Ditengah harga sarana produksi pertanian bibit, pupuk, obat-obatan yang membumbung tinggi harus dilakukan sesuatu untuk melindungi petani. Berdasarkan uraian-uraian diatas, saya sangat tertarik untuk meneliti tentang kandungan P 2 O 5 dalam berbagai pupuk fosfat komersial.

1.2. Permasalahan