Permasalahan Pembatasan masalah Tujuan penelitian Manfaat penelitian Lokasi penelitian Metodologi penelitian

rekayasa buatan pabrik mendominasi penggunaan pupuk fosfat dalam bidang pertanian dan perkebunan Karena harganya yang mahal dan tingginya permintaan pada musim tanam, seringkali beredar pupuk yang dipalsukan dimana persentase kandungan P 2 O 5 -nya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan. Kecuali diperiksa di laboratorium, umumnya petani sulit untuk membedakan antara yang asli dengan yang dipalsukan sehingga selalu menjadi korban. Pupuk fosfat hasil rekayasa dapat dikelompokkan atas 1 pupuk tunggal, hanya mengandung hara fosfat seperti TSP 46 P 2 O 5 , SP-36 36 P 2 O 5 dan 2 sebagai pupuk majemuk, terdapat bersama unsur hara lain misalnya Nitrogen dan Kalium, seperti NPK 15 : 15 : 15 dan lain-lain. Pemalsuan pupuk terjadi dalam rantai distribusi sebelum sampai ke konsumen dan hal ini sering terjadi saat mulai musim tanam disertai kelangkaan pupuk di pasar. Apalagi untuk jenis pupuk tertentu pemalsuan lebih mudah dilakukan dibanding dengan cara menganalisis apakah pupuk tersebut asli atau palsu. Pemalsuan mungkin dilakukan dengan mencampur bahan yang serupa tapi harganya jauh lebih murah misalnya menggunakan tanah liat untuk mencampur TSP, SP-36 atau menggunakan NaCl untuk mencampur KCl. Kedua bahan pencampur ini NaCl dan tanah liat sangat mudah diperoleh dan dengan harga yang lebih murah dari pupuk yang akan dipalsukan. Antara KCl dan KCl yang telah dicampur dengan NaCl hampir tidak dapat dibedakan, kecuali dilakukan analisis di laboratorium. Karena cara memalsukan relatif mudah dan murah sebaliknya membedakan yang asli terhadap yang palsu relatif sulit bagi petani, maka mereka akan selalu menjadi korban yang tak berdaya bagi orang-orang yang ingin memetik keuntungan dengan cara yang mudah. Kerugian bagi petani bukan hanya sekedar uang yang hilang untuk membeli pupuk palsu tetapi lebih jauh lagi mungkin akan menghadapi gagal panen karena lahan yang ditanami tidak mengandung hara yang cukup untuk pertumbuhan dan produktifitas tanaman. Ditengah harga sarana produksi pertanian bibit, pupuk, obat-obatan yang membumbung tinggi harus dilakukan sesuatu untuk melindungi petani. Berdasarkan uraian-uraian diatas, saya sangat tertarik untuk meneliti tentang kandungan P 2 O 5 dalam berbagai pupuk fosfat komersial.

1.2. Permasalahan

Universitas Sumatera Utara Apakah ada kesesuaian antara kandungan P 2 O 5 hasil analisis dengan kandungan yang terdapat pada kemasannya dan apakah ada keselarasan antara kandungan P 2 O 5 total terhadap bagian yang mudah larut dalam asam sitrat 2 dan bagian yang dapat larut dalam air sebagai indikator ketersediaan unsur tersebut bagi tanaman.

1.3. Pembatasan masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada uji kandungan fosfat sebagai P 2 O 5 dalam pupuk fosfat komersial berbagai merek yang berdasarkan penampilannya sukar dibedakan antara yang asli terhadap yang dipalsukan.

1.4. Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kesesuaian kandungan fosfat total sebagai P 2 O 5 hasil analisis dengan kandungan P 2 O 5 yang terdapat dalam kemasan. 2. Untuk mengetahui konsistensi antara P 2 O 5 total terhadap P 2 O 5 yang larut dalam air dan asam sitrat 2 karena pupuk fosfat yang mudah larut mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi daripada pupuk fosfat yang sukar larut sehingga efektifitasnya tidak semata mata ditentukan oleh P 2 O 5 total

1.5. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumber informasi yang berguna tentang kandungan fosfat dalam bentuk P 2 O 5 yang sesuai dengan standar yang diperbolehkan dalam pembuatan pupuk fosfat komersial

1.6. Lokasi penelitian

Universitas Sumatera Utara Penelitian ini dilakuka n di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA Universitas Sumatera Utara serta Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Universitas Sumatera Utara.

1.7. Metodologi penelitian

Sampel pupuk fosfat yang diteliti dibagi kedalam 3 kategori yaitu 1 batuan fosfat yang telah digiling halus, 2 pupuk fosfat tunggal TSP dan SP-36 dan 3 pupuk majemuk yang mengandung fosfat seperti tercantum dalam daftar berikut : No Pupuk Kategori P 2 O 5 Produsen Distributor 1 ARP Tepung Batu fosfat 28 – 30 CV. Bitama Jaya 2 CIRP Tepung Batu fosfat 30 – 32 CV. Rolimex Indonesia 3 CRP coklat Tepung Batu fosfat 32 China 4 CRP hitam Tepung Batu fosfat 32 China 5 TSP Tunggal 46 PT. Meroke Tetap Jaya 6 SP-36 Tunggal 36 PT. Petrokimia Gresik 7 NPK- Phonska Majemuk 15 PT. Santani Sejahtera 8 NPK- Petrokimia Majemuk 15 PT. Petrokimia Gresik 9 NPK- Mutiara Majemuk 16 PT. Meroke Tetap Jaya 10 Amophos Majemuk 20 PT. Meroke Tetap Jaya 11 NH 4 - fosfat Majemuk 20 PT. Petrokimia Gresik 12 Kaliphos Majemuk 51 PT. Meroke Tetap Jaya Sampel tersebut diperoleh dari berbagai toko pupuk di kota Medan dan sekitarnya serta merupakan jenis pupuk fosfat yang paling banyak digunakan petani. Keterangan : ARP : Agipt Rock Phosphate CIRP : Chrismast Island Rock Phosphate CRP : China Rock Phosphate TSP : Tripel Super Phosphate

1.8. Metode analisis fosfat