Pathofisiologi Gastrointestinal Akibat Getaran Seluruh Tubuh Dispepsia

2.8 Pathofisiologi Gastrointestinal Akibat Getaran Seluruh Tubuh

Mengerti tentang mengapa manusia lebih sensitif pada beberapa frekuensi dari pada yang lain sangat berguna untuk menganggap tubuh manusia memiliki sub sistem. Sub sistem ini memiliki resonansi gelombang frekuensi dan saling berinteraksi antara sub sistem yang lain yang dipengaruhi oleh posisi tubuh, seperti pada saat berdiri atau duduk. Satu hal yang paling penting bagian-bagian dari sistem dengan sebab getaran dan guncangan rupanya menjadikan terjadinya resonansi bagian abdominal yang terjadi pada deretan 4 – 8 Hz. Resonansi memperbesar respon dan pemborosan energi getaran di dalam tubuh manusia yang menghasilkan dampak fisik yang bermacam-macam terhadap manusia, termasuk kelelahan. Kelelahan menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, ketegangan otot, kadar hormon, metabolisme, serta aktivitas otak. Selanjutnya, darah dialihkan dari saluran cerna yang dapat memperlambat pencernaan dan eliminasi Alice, 2006. Kondisi ini menyebabkan terjadinya gejala dispepsia.

2.9 Dispepsia

Definisi dispepsia dalam ilmu kedokteran adalah gejala kompleks dari sakit epigastrik perut bagian atas atau ketidaknyamanan yang berawal dari saluran bagian atas gastrointestinal. Keluhan yang dialami penderita dispepsia bermacam-macam, dapat berupa; kembung dan mual, rasa penuh diperut, sendawa yang berlebihan, dan rasa sakit pada bagian atas perut nyeri pada ulu hati. Namun demikian dispepsia dapat disertai dengan heartburn, yaitu perasaan Adhy Dharma Adli: Hubungan Getaran Seluruh Tubuh Whole Body Vibration Dengan Gejala Gastrointetinal Dispepsia Dan Upaya Penaggulangannya Pada Pekerja Penjualan Salesman Dan Pendukung Helper PT.X Bottling Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008 terbakar pada tulang dada dan berpindah ke bagian atas yaitu ke tenggorokan. Dilain pihak, ada juga penderita dispepsia yang mengalami rasa asam sampai ke tenggorokan regurgitasi. www.cdhf.cadisease_disorderdyspepsia.htm Keluhan ini tidak perlu selalu semua ada pada tiap pasien, dan bahkan pada satu pasien pun keluhan dapat bervariasi dari segi jenisnya ataupun kualitasnya dari waktu ke waktu. Djojoningrat, et.al, 2001 Dispepsia gejalanya sangat bervariasi. Para ahli berpendapat perlu dibuat klasifikasi agar hasil penelitian dapat dibandingkan. Salah satu klasifikasi adalah yang dikemukakan The American Gastroenterology Association, 1987 sebagai terlihat dalam tabel 3. di bawah ini Rani, 1997 Tabel 3. Klasifikasi Dispepsia Tipe Gejala Dominan Refluks gastro-esofageal ‖ Nyeri retrosternal ‖ “Heart Burn” Dismotilitas ‖ Rasa penuh ‖ Kembung ‖ Mual Ulkus ‖ Nyeri episodik ‖ “Night Pain” Aerofagia ‖ Kembung ‖ “Bleching”, Retching” Sumber : The American Gastroenterology Association, 1987 Penyebab masalah pencernaan dapat diidentifikasi sebagai bakteri atau infeksi viral, peptik ulcer, kantung empedu, atau penyakit hati. Bakteri Helikobakter pilori adalah bakteri yang sering dijumpai pada penderita tukak lambung dan duodenum. Sering kali penyakit ini penyebabnya tidak secara Adhy Dharma Adli: Hubungan Getaran Seluruh Tubuh Whole Body Vibration Dengan Gejala Gastrointetinal Dispepsia Dan Upaya Penaggulangannya Pada Pekerja Penjualan Salesman Dan Pendukung Helper PT.X Bottling Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008 organik, pada kasus dispepsia diklasifikasikan sebagai fungsional atau dispepsia non tukak. Bukti fungsional dispepsia dapat dihubungkan terhadap ketidaknormalan motilitas dari saluran gastrointestinal bagian atas pernyataan diketahui dari dismotilitas pada esopagus, perut dan pencernaan bagian atas yang tidak normal. Tinjauan dari kebiasaan makan seperti mengunyah dengan mulut terbuka, menelan makanan, atau berbicara pada saat mengunyah dapat mengungkap kecenderungan terhadap penelanan udara. Hal ini merupakan kontribusi terhadap rasa kembung atau peningkatan sendawa. Merokok, kafein, alkohol, atau minuman berkarbonat bisa juga menimbulkan ketidaknyamanan. Pada saat hal ini menjadi sensitif atau alergi pada zat makan tertentu, memakan makanan tersebut dapat menjadi penyebab gangguan gastrointestinal. Beberapa pengobatan digabungkan dengan indigesi. Masalah perut juga dipengaruhi oleh stres atau kegelisahan emosional. www.healthatoz.com healthatozatozcommon standardtranform.jsp?requestURI=healthatozatozencydyspepsia.jsp Secara kasar, sekitar 60 persen dari seluruh kasus, tidak jelas penyakit ini disebabkan oleh penyakit organik, infeksi, atau luka yang dapat menjelaskan kesakitan. Tetapi, itu tidak berarti bahwa ketidaknyamanan berasal dari kepala. Hal itu merupakan sistem saraf pada usus yang mengirim dan menerima pesan dari otak otak-usus secara axial dan pada waktunya perasaan saraf dan otot pada usus dapat berbeda pada setiap pasien dengan sistim pencernaan yang lebih sensitif, diartikan kedalam kesakitan atau ketidaknyamanan pada daerah tertentu. Adhy Dharma Adli: Hubungan Getaran Seluruh Tubuh Whole Body Vibration Dengan Gejala Gastrointetinal Dispepsia Dan Upaya Penaggulangannya Pada Pekerja Penjualan Salesman Dan Pendukung Helper PT.X Bottling Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008 Makanan dapat juga sebagai faktor, lamanya berolah raga yang dilakukan.www.principalhealthnews.comtopicindigestion Pemeriksaan secara phisik oleh pelayan kesehatan yang profesional dapat mengungkap penyakit bagian tengah perut. Pemeriksaan rektal dapat dilakukan untuk melihat adanya pendarahan. Jika darah ditemukan pada uji rektal, penyelidikan laboratorium termasuk penghitungan darah dapat dilakukan. Pemeriksaan endoskopi dan dengan pemeriksaan radiologis dengan memakai barium dapat digunakan untuk melihat ketidaknormalan tersebut. Dengan pemeriksaan endoskopi dapat diambil spesimen jaringan dan kultur yang mungkin lebih dapat memastikan diagnosis. www.genesishealth.comconditions detaileddisease000444.asp Adhy Dharma Adli: Hubungan Getaran Seluruh Tubuh Whole Body Vibration Dengan Gejala Gastrointetinal Dispepsia Dan Upaya Penaggulangannya Pada Pekerja Penjualan Salesman Dan Pendukung Helper PT.X Bottling Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB III METODE PENELITIAN