2.6 Penyakit Gastrointestinal
Dalam bidang penyakit gastrointestinal banyak gangguan pencernaan, dalam penyelidikanpemeriksaan yang cukup teliti tidak ditemukan suatu kelainan
organik apapun yang dapat menerangkan keluhan dan gejala klinis tersebut, yang ada hanya apa yang dinamakan gangguan “fungsionil” saja. Pada penyakit
tersebut di atas, maka harus selalu diingat berapa banyak kemungkinan pengaruh dari segi kepribadian penderita serta aksi terhadap dan interaksi dari pada
lingkungan yang dihadapi orang tersebut. Ada lima gejala yang mendasar yang menunjukkan masalah sistim gastrointestinal. Gejala-gejala ini umumnya
digabungkan dengan masalah-masalah makanan atau alergi terhadap makanan tertentu. Hal ini menjadikan sesuatu hal yang menimbulkan penderitaan yang
sangat serius dari masalah sistim gastrointestinal yang sangat erat dengan kerja dokter untuk meneliti perkembangan penyakit sistim gastrointestinal lebih lanjut.
Gejala-gejala gastrointestinal adalah sebagai berikut; 1.
Mual dan muntah, dapat bermacam-macam, dari perasaan yang tidak menentu pada perut, sampai terjadinya muntah. Pasien dengan mual tingkat rendah
biasanya memiliki gejala yang tidak kelihatan dengan perbaikan makanan. 2.
Kembung, dapat terjadi karena hasil dari gas yang luar biasa di dalam sistem pencernaan, kegagalan dari perjalanan makanan dalam proses pencernaan,
ketegangan peristaltik atau berkurangnya jumlah enzim pencernaan asam, empedu saat makanan masuk dengan cepat.
Adhy Dharma Adli: Hubungan Getaran Seluruh Tubuh Whole Body Vibration Dengan Gejala Gastrointetinal Dispepsia Dan Upaya Penaggulangannya Pada Pekerja Penjualan Salesman Dan Pendukung Helper PT.X Bottling Indonesia, 2008.
USU e-Repository © 2008
3. Konstipasi, adalah pengurangan frekuensi atau pelambatan dari peristaltik
yang menghasilkan buang air besar menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Pada saat gastrointestinal menjadi lambat, feses dapat menumpuk pada kolon yang
menyebabkan sakit, sering juga disertai dengan perut kram. 4.
Diare, adalah peningkatan frekuensi buang air besar yang lepas dan encer. Jika terjadi peningkatan diare, kemungkinan terjadinya penyakit celiac. Penyakit
celiac merupakan penyakit yang sangat serius dengan melewatkan molekul- molekul besar melewati dinding intestinal.
5. Nyeri perut, muncul pada pola yang berbeda dan dengan intensitas yang
bermacam-macam. Kram terjadi karena kekejangan otot pada organ perut. Kram yang parah sering disebut dengan colic, biasanya terjadi dari masalah
respon alergi makanan. Pentingnya fungsi hati untuk keseluruhan kesehatan secara umum dan
kelayakan fungsi gastrointestinal tertentu adalah jarangnya dibicarakan dalam setiap pertemuan. Satu alasan yang mungkin menjadikan hal demikian adalah
tidak terungkapnya bukti laboratorium dan gejala fisik secara spesifik yang membebani hati pada tahap awal. Gejalanya mungkin tidak spesifik, seperti
kelelahan, tidak enak badan, sakit kepala, sakit epigasrtik, kembung, mual atau konstipasi. Diikuti juga pada ketidaknyamanan saat makan dan tidak adanya
toleransi terhadap lemak khususnya identifikasi terhadap gangguan sistem empedu.
Adhy Dharma Adli: Hubungan Getaran Seluruh Tubuh Whole Body Vibration Dengan Gejala Gastrointetinal Dispepsia Dan Upaya Penaggulangannya Pada Pekerja Penjualan Salesman Dan Pendukung Helper PT.X Bottling Indonesia, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.7 Patofisiologi Saluran Cerna