Hubungan Getaran Seluruh Tubuh (Whole Body Vibration) Dengan Gejala Gastrointetinal (Dispepsia) Dan Upaya Penaggulangannya Pada Pekerja Penjualan (Salesman) Dan Pendukung (Helper)PT.X Bottling Indonesia

(1)

H U B U N G A N G E T A R A N S E L U R U H T U B U H

( W H O L E B O D Y V I B R A T I O N ) D E N G A N G E J A L A

G A S T R O I N T E S T I N A L ( D I S P E P S I A ) D A N

U P A Y A P E N A N G G U L A N G A N N Y A P A D A

PEKERJA PENJUALAN (SALESMAN) DAN

P E N D U K U N G ( H E L P E R )

PT.X BOTTLING INDONESIA

TESIS

Oleh

ADHY DHARMA ADLI

027010001/KK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

H U B U N G A N G E T A R A N S E L U R U H T U B U H ( W H O L E B O D Y V I B R A T I O N ) D E N G A N G E J A L A

G A S T R O I N T E S T I N A L ( D I S P E P S I A ) D A N U P A Y A P E N A N G G U L A N G A N N Y A P A D A

P E K E R J A P E N J U A L A N ( S A L E S M A N ) D A N P E N D U K U N G ( H E L P E R )

P T . X B O T T L I N G I N D O N E S I A

TESIS

Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan

Dalam Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ADHY DHARMA ADLI 027010001/KK

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(3)

Judul Tesis : HUBUNGAN GETARAN SELURUH TUBUH (WHOLE

BODY VIBRATION) DENGAN GEJALA

GASTROINTESTINAL (DISPEPSIA) DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA PEKERJA PENJUALAN (SALESMAN) DAN PENDUKUNG (HELPER) PT.X

BOTTLING INDONESIA

Nama Mahasiswa : Adhy Dharma Adli

Nomor Pokok : 027010001

Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Kekhususan Kesehatan Kerja

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr-Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri)

Ketua

(dr.Halinda Sari Lubis, M..KKK) (dr.Juwita Sembiring, Sp.PD, KGEH)

Anggota Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, M.Sc)


(4)

Telah diuji pada : Tanggal 28 Juli 2007

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr-Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri

Anggota : dr.Halinda Sari Lubis, M..KKK

dr.Juwita Sembiring, Sp.PD, KGEH Ir.Rosnani Ginting, MT


(5)

PERNYATAAN

H U B U N G A N G E T A R A N S E L U R U H T U B U H ( W H O L E B O D Y V I B R A T I O N ) D E N G A N G E J A L A

G A S T R O I N T E S T I N A L ( D I S P E P S I A ) D A N U P A Y A P E N A N G G U L A N G A N N Y A P A D A

P E K E R J A P E N J U A L A N ( S A L E S M A N ) D A N P E N D U K U N G ( H E L P E R )

P T . X B O T T L I N G I N D O N E S I A

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2007


(6)

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah studi upaya penanggulangan gejala gastrointestinal yaitu gejala dispepsia yang berasal dari getaran seluruh tubuh pekerja salesman dan helper akibat getaran mesin kendaraan distribusi yang ditransmisikan melalui tempat duduk kendaraan. Rancangan penelitian menggunakan rancangan cross-sectional. Teknik sampling menggunakan total sampling, yaitu sebanyak 72 orang pekerja di wilayah operasional Medan Utara, dan kendaraan distribusi sebanyak 36 unit. Untuk mengetahui hubungan antara getaran seluruh tubuh dengan gejala dispepsia yang mempengaruhi para pekerja, dilakukan analisa secara chi-square. Didapat hasil getaran yang memapari helper rata-rata sebesar 7,24 m/dtk2 dan salesman terpapar getaran rata-rata sebesar 6,12 m/dtk2. Menurut standard reaksi kenyamanan, angka yang diperoleh dapat menyebabkan reaksi yang sangat tidak nyaman bagi pekerja. Besarnya keterpaparan yang diterima helper disebabkan rambatan getaran mesin langsung diterima melalui tempat duduk sebelum merambat menuju tempat duduk

salesman. Sebanyak 11 orang dari salesman dan helper terkena gejala dispepsia,

namun timbulnya gejala dispepsia itu menurut statistik bukan berasal dari getaran seluruh tubuh pekerja akibat getaran mesin kendaraan distribusi saja, tetapi faktor lain yang memungkinkan munculnya gejala dispepsia. Kondisi ini dilihat dari hasil penghitungan square pada setiap kelompok pekerja, yang menunjukkan

chi-square hitung < chi-chi-square tabel dan probabilitas > 0,05 pada setiap kelompok

pekerja. Hal ini berarti tidak ada hubungan langsung dan timbulnya gejala bukan faktor tunggal antara getaran yang memapari pekerja selama beraktifitas mendistribusikan produk botol minuman dengan munculnya gejala dispepsia pada pekerja.


(7)

ABSTRACT

Objective of research is gastrointestinal symptom treatment study, regarding whole body vibration to causes dyspepsia symptom that source from machinery vibration in truck to allowed transmission seat. Design of research is cross-sectional and total sampling methode, whereas 72 workers in north medan operational are and focusly to 36 unit distribution trucks. Recognition of relationship with dyspepsia symptom to influence workers using chi-square analyse. Resulting, vibration in helpers seat’s to reach average 7,24 m/s2 and salesmans seat’s to reach average 6,12 m/s2. According to standard comfortable reaction, that result could be made uncomfortable condition for workers. Widely exposure to helpers because directly vibration they received through seat before running way to salesmans seat’s. Elevent salesmans and helpers got dyspepsia, but that exposure according statistical is not come from whole body vibration causes distribution trucks machine but another possible factors. This condition got from chi-square measurement to every workers group. It’s show, measurement chi-square smaller than table chi-square and probability every workers group greater than 0,05. That means are nothing correlation between vibration exposure dyspepsia symptom to workers.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kebesaran Allah SWT, yang sampai saat ini masih memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Tesis yang merupakan syarat dalam penyelesaian program Magister Kesehatan Kerja, Sekolah Pasca Sarjana di Universitas Sumatera Utara. Penulisan Tesis ini tidak mungkin terwujud, tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada :

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, dr.H.Adli Lidya, DTM&H dan Hj.Dastel Mery, SH yang selalu mendo’akan dan mendorong penulis dalam penyelesaian studi.

2. Ibu Prof.Dr.Ir.Chairun Nisa B, MSc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana USU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti pendidikan.

3. Bapak Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM sebagai Ketua Jurusan Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU yang telah memberikan perhatian kepada penulis dalam penyelesaian studi dan tesis.

4. Bapak Dr-Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang tidak bosan-bosannya membimbing penulis dalam penelitian dan penyelesaian tesis.

5. Ibu dr.Halinda Sari Lubis, M.KKK dan Ibu dr.Juwita Sembiring, Sp.PD, KGEH sebagai anggota Komisi Pembimbing yang selalu mengarahkan penulis dalam penyempurnaan penulisan tesis.

6. Ibu Ir.Rosnani Ginting, MT dan Ibu Ir.Kalsum, M.Kes sebagai Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.


(9)

7. General Manager CCBI, Bapak Nasoha (Humas CCBI), Bapak Eddi Syahputra (OHS Manager CCBI), Bapak Ipan Kestiawan (CSM CCBI), para Supervisor,

Salesman, Helper, dan Security CCBI atas kesempatan dan keramahtamahan selama

dan sesudah penelitian berlangsung.

8. Istriku tercinta Nina Soraya, Am.Keb dan Anakku tersayang Kyla Adina Lidya yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus, dorongan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi pascasarjana.

9. Temanku Tengku, Fajri, dan Esra, serta bang Adek yang telah membantu penulis, selama pengambilan data dan pengolahan data.

10.Seluruh staf Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU yang selalu setia dan ramah dalam melayani kebutuhan administrasi kepada penulis.

Akhir kata, penulis mengharapkan kepada para pembaca dilingkungan akademisi, untuk dapat mengembangkan penelitian yang sudah penulis mulai, kritik dan saran yang membangun untuk mewujudkan kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesehatan kerja dikalangan industri, perusahaan, atau instansi pemerintah dan swasta.

Medan, ...September 2007

Penulis,


(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Adhy Dharma Adli Tempat/tanggal lahir : Medan, 21 Juli 1975

Pekerjaan : Staf Sub Bagian Rumah Tangga RSUP H.Adam Malik Status : Menikah

Istri : Nina Soraya, Am.Keb Anak : Kyla Adina Lydia

Pendidikan :

• SD Kemala Bhayangkari-1 Medan : 1982 – 1988

• SMP Negeri 1 Medan : 1988 – 1991

• SMA Negeri 2 Medan : 1991 – 1994

• Akademi Kesehatan Lingkungan Depkes RI Kabanjehe : 1994 – 1997 Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan “YLH” Yogyakarta : 1998 – 2002


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 3

1.3.Hipotesis ... 4

1.4.Tujuan Penelitian ... 4

1.4.1. Tujuan Umum ... 4

1.4.2. Tujuan Khusus ... 4

1.5.Manfaat Penelitian ... 4

1.6.Batasan Masalah ... 5


(12)

2.1.Getaran... 7

2.1.1. Pengertian Getaran... 7

2.1.2. Pemaparan Getaran ... 8

2.1.3. Getaran Mekanis ... 8

2.2.Getaran Seluruh Tubuh (Whole Body Vibration) ... 11

2.3.Pengukuran Resiko dari Getaran Seluruh Tubuh ... 12

2.4.Dampak Getaran Seluruh Tubuh terhadap Kesehatan... 12

2.5.Standard Getaran ... 14

2.6.Penyakit Gastrointestinal ... 19

2.7.Patofisiologi Saluran Cerna ... 21

2.8.Pathofisiologi Gastrointestinal akibat Getaran Seluruh Tubuh ... 23

2.9.Dispepsia... 23

3. METODE PENELITIAN... 27

3.1.Tempat dan Waktu... 27

3.1.1. Tempat Penelitian ... 27

3.1.2. Waktu Penelitian... 27

3.2.Alat ... 27

3.3.Kerangka Konsep Penelitian... 27

3.4.Definisi Operasional ... 28


(13)

3.6.Teknik Sampling... 29

3.7.Variabel Penelitian... 30

3.8.Metode Pengumpulan Data... 30

3.8.1. Data primer ... 30

3.8.2. Data skunder ... 30

3.9.Pelaksanaan Penelitian... 30

3.9.1. Penghitungan getaran secara manual ... 33

3.10.Analisa Data... 34

4. HASIL DAN PEMBAHASAN... 35

4.1. Hasil ... 35

4.1.1. Getaran yang diterima para pekerja ... 35

4.1.2. Perbandingan waktu pekerja di dalam kendaraan dengan hasil pemaparan getaran yang diterima pekerja... 36

4.1.3. Data timbulnya gejala dispepsia pada pekerja ... 37

4.1.4. Hasil uji chi-square pada kelompok salesman ... 37

4.1.5. Hasil uji chi-square pada kelompok helper ... 37

4.2. Pembahasan... 38

5. KESIMPULAN DAN SARAN... 43

5.1. Kesimpulan ... 43

5.2. Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA 44


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Reaksi Kenyamanan terhadap Lingkungan yang bergetar

ISO 2631-1:1997,Annex C ... 15

2. Batasan Getaran untuk Pemaparan 8 Jam dan 12 Jam

Dibandingkan dengan Bentuk Tingkat Getaran Truk ... 16 3. Klasifikasi Dispepsia... 24 4. Daftar Getaran yang Diterima Pekerja Dikaitkan dengan

Daftar Reaksi Kenyamanan terhadap Lingkungan yang Bergetar dan Zona Panduan Kesehatan ISO 2631-1:1997... 35 5. Daftar Perbandingan Waktu Pekerja di Dalam Kendaraan

Dengan Hasil Pemaparan Getaran yang Diterima Pekerja ... 36 6. Data Timbulnya Gejala Dispepsia Akibat Getaran Seluruh Tubuh

yang Ditransmisikan oleh Getaran Mesin Kendaraan Distribusi


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Gambaran dari Sebuah Getaran ... 7

2. Model Dinamis bagi yang Duduk atau Berdiri ... 10

3. Zona Panduan Kesehatan, ISO 2631-1, 1997 ... 15

4. Kurva Kriteria Pengukuran Tingkat Getaran... 18

5. Anatomi Saluran Cerna... 22


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Tabulation of vibration measurement to distribution truck

in PT.X Bottling Indonesia... 13

2 Gambar dan spesifikasi vibrometer ... 15

3 Kuisioner bagi para Salesman dan Helper... 16

4 Gastrointestinal disorder questionnaire ... 17

5 Tabulasi getaran hasil hitungan secara manual terhadap frequency domain pada tempat duduk salesman dan helper di kendaraan distribusi pada setiap kelompok kerja ... 18

6 Rekapitulasi hasil hitungan getaran secara manual terhadap frequency domain pada tempat duduk salesman dan helper di kendaraan distribusi setiap kelompok kerja... 36

7 Rekapitulasi jawaban kuisioner salesman pada setiap kelompok kerja... 38

8 Rekapitulasi jawaban kuisioner helper pada setiap kelompok kerja... 39

9 Nonparametric correlations... 40

10 Realiability... 41

11 Hasil statistik hubungan antara getaran seluruh tubuh dengan gejala dispepsia yang timbul pada pekerja salesman... 42

12 Hasil statistik hubungan antara getaran seluruh tubuh dengan gejala dispepsia yang timbul pada pekerja helper ... 43


(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan salah satu sarana untuk memperlancar segala aktivitas manusia. Sarana transportasi juga bagian terpenting dari aktivitas manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Sarana transportasi sudah diciptakan manusia dari bentuk yang sederhana sampai yang canggih.

Dahulu, sarana transportasi masih dititikberatkan kepada tujuan utama sebagai alat angkut untuk mencapai tujuan. Saat ini, pola pikir manusia berubah untuk meningkatkan kenyamanan selama berada diperjalanan. Kenyamanan diusahakan dilakukan pada semua jenis sarana transportasi dan fungsi sarana transportasi. Dalam dunia perusahaan, sarana transportasi yang meliputi darat, laut dan udara merupakan sarana yang sangat penting bagi pendistribusian produk ke tempat-tempat (outlet-outlet) yang langsung melayani konsumen. Khusus angkutan darat yang mengangkut produk setiap hari dari pabrik ke outlet-outlet, sarana transportasi harus benar-benar memenuhi persyaratan untuk mendukung kesehatan kerja bagi para pekerja.

Kenyamanan transportasi tidak lepas dari getaran yang ditimbulkan oleh kondisi jalan yang dilintasi dan kondisi kendaraan.. Getaran pada kendaraan dipindahkan ke tubuh manusia melalui kaki, pada saat berdiri maupun duduk, bokong pada saat duduk atau tempat-tempat penyangga pada sandaran kursi


(18)

media getaran di atas, dapat menyebabkan getaran seluruh tubuh (Whole Body

Vibration) yang membawa pengaruh kesehatan bagi manusia. Pengaruh yang

dapat ditimbulkan berupa kelelahan, keluhan penyakit spinal kolom, mempengaruhi sistem kardiovaskuler dan penyakit sistem pencernaan (dygestive

system diseases) (Identification of Whole Body Vibration, www

.safetyline.wa.gov.au).

PT.X Bottling Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang botol minuman di kota Medan, Sumatera Utara. Pekerja yang beroperasi dalam pendistribusian minuman ke outlet-outlet terdiri dari dua orang, yang disebut sebagai tenaga penjualan (salesman) dan tenaga pendukung (helper). Pekerja ini, disamping mendistribusikan botol minuman, juga harus melewati hari-hari kerja di atas alat transportasi darat yang berukuran sedang. Sarana transportasi darat yang berukuran sedang tersebut merupakan jenis kendaraan yang meletakkan mesin pada bagian bawah tempat duduk dalam kabin kendaraan. Diduga, para pekerja akan mendapat pengaruh kesehatan kerja akibat getaran mesin dan getaran yang timbul dari route perjalanan pendistribusian botol minuman.

PT.X Bottling Indonesia memiliki pekerja dari bagian penjualan (salesman) dan pendukung (helper) seluruhnya berjumlah 114 orang yang terdiri dari 57 orang bagian penjualan dan 57 orang bagian pendukung, dibagi dalam dua wilayah operasional, yaitu wilayah Medan Utara dan Medan Selatan.(data skunder PT.X Bottling Indonesia tahun 2007) Tahun 2004, terdapat 89 kasus golongan


(19)

gastrointestinal, gejala dispepsia sebanyak 35 kasus (data skunder rekam medik klinik PT.X Bottling Indonesia tahun 2004). Gejala dispepsia tidak dapat dipastikan hanya karena disebabkan getaran seluruh tubuh, gejala ini bersifat latent/tersembunyi. Berdasarkan eksperimen dan penyelidikan, menyediakan beberapa jawaban terhadap pemindahan getaran kepada tubuh dan memiliki dampak terhadap kenyamanan dan pembawaan. Masih sulit untuk memisahkan dampak kesehatan yang disebabkan getaran oleh karena berbagai faktor. Pada situasi yang nyata, faktor-faktor lain seperti; postur tubuh yang salah atau mengangkat barang-barang yang berat, memiliki dampak yang hampir sama terhadap tubuh manusia dari getaran seluruh tubuh. Semua itu dapat mengarah kepada luka spinal abdominal dan masalah-masalah pencernaan, kesulitan buang air kecil. Prostat, peningkatan masalah keseimbangan, kerusakan pandangan, sakit kepala, kurang tidur dan gejala-gejala yang hampir sama (Griffin, 1990). Hal ini yang perlu diwaspadai bagi pihak perusahaan untuk menjaga kesehatan dan produktifitas kerja para pekerja.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah dianggap penting untuk diteliti, karena dampak getaran seluruh tubuh terhadap pekerja PT.X Bottling Indonesia tidak disadari para pekerja penjualan (salesman) dan pendukung (helper), sehingga gejala-gejala gastrointestinal (dispepsia) dari waktu ke waktu akan mempengaruhi derajat kesehatan pekerja sesuai dengan lama masa kerja para pekerja.


(20)

1.3 Hipotesis

Getaran yang disebabkan oleh mesin kendaraan distribusi PT.X Bottling Indonesia dapat menyebabkan gejala gastrointestinal (dispepsia) bagi salesman dan helper.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Studi upaya penanggulangan gejala gastrointestinal yaitu gejala dispepsia yang berasal dari getaran seluruh tubuh pekerja salesman dan helper akibat getaran mesin kendaraan distribusi yang ditransmisikan melalui tempat duduk kendaraan.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Mendapat besar getaran yang diterima salesman dan helper

b. Mendapatkan jumlah pekerja (persentase pekerja) yang menunjukkan gejala dispepsia

c. Mengetahui hubungan antara getaran dan gejala dispepsia

1.5 Manfaat Penelitian

a. Memberikan informasi kepada pihak manajemen dan pekerja PT.X Bottling Indonesia tentang getaran mesin kendaraan distribusi dapat menyebabkan dampak kesehatan kepada pekerja.

b. Memberikan informasi kepada salesman dan helper tentang pola hidup sehat untuk mengurangi dampak kesehatan akibat getaran mesin kendaraan distribusi.


(21)

1.6 Batasan Masalah

Untuk mencapai tujuan dan manfaat penelitian, penelitian dibatasi hal-hal sebagai berikut;

a. Salesman dan helper yang menjadi inti penelitian adalah pekerja yang

bertugas mendistribusikan produk botol minuman di wilayah operasional Medan Utara yang mencakup daerah Belawan dan sekitarnya, sebagian Medan kota, Tembung dan sekitarnya, Diski dan sekitarnya, Sei Mencirim dan sekitarnya, daerah Pembangunan dan sekitarnya, dan sebagian daerah Sunggal.

b. Kendaraan distribusi yang diukur getaran mesinnya adalah kendaraan roda 4 milik PT.X Bottling Indonesia beroperasi di wilayah Medan Utara yang berjumlah 36 unit.

c. Pengukuran getaran dilakukan pada seluruh tempat duduk salesman dan

helper menggunakan alat pengukur getaran (vibrometer) pada saat

melaksanakan aktivitas kerja. Arah getaran yang diukur hanya getaran arah vertikal, dengan asumsi arah getaran ini yang paling bermakna bagi studi ini. d. Data getaran yang diperoleh dari pengukuran adalah simpangan dengan

frekuensi domain. Besarnya kecepatan dan percepatan kemudian didapat dari penghitungan turunan pertama dan turunan kedua harga simpangan menggunakan formulasi getaran harmonis.


(22)

e. Hasil percepatan yang didapat dari hitungan manual di atas, menjadi dasar pembahasan dan perbandingan terhadap standard ISO 2631-1:1997 sebagai acuan tingkat pemaparan getaran terhadap salesman dan helper.

f. Gejala gastrointestinal adalah gejala dispepsia, yang diukur melalui kuisioner yang dibagikan kepada salesman dan helper.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Getaran

2.1.1 Pengertian getaran

Objek yang bergetar pada gerakan lambat, akan terlihat suatu gerakan pada tujuan yang berbeda. Seberapa jauh dan seberapa cepat objek yang bergerak akan membantu menentukan sifat dari suatu getaran. Sebutan yang digunakan untuk menggambarkan pergerakan adalah frekuensi, amplituda dan percepatan (www.ccohs.ca/oshanswer/phys_agents/vibration/vibration_intro.html).

Sumber : www.ccohs.ca/oshanswer/phys_agents/vibration/vibration_intro.html

Gambar 1. Gambaran dari sebuah getaran

Frekuensi adalah jumlah dari posisi tetap dari objek getaran secara lengkap dalam 1 detik. Satuan dari frekuensi adalah hertz (Hz). Satu hertz sama dengan 1 putaran per detik. Amplitudo adalah jarak dari posisi tetap ke posisi yang paling jauh pada bagian lain dan diukur dalam meter. Intensitas dari getaran tergantung pada amplitudo. Percepatan adalah pengukuran berapa cepat kecepatan perubahan dengan waktu. Oleh karena itu percepatan dicerminkan ke dalam satuan meter per


(24)

detik (m/dtk) atau meter per detik2 (m/dtk2) (www.ccohs.ca/oshanswer/ phys_agents/vibration/vibration_intro.html).

2.1.2 Pemaparan getaran

Kontak dengan getaran mesin memudahkan energi getar kepada tubuh manusia. Tergantung pada bagaimana pemaparan terjadi, getaran dapat mempengaruhi bagian utama dari tubuh pekerja atau hanya organ tertentu. Dampak dari pemaparan getaran juga tergantung pada frekuensi getaran. Setiap organ pada tubuh memiliki retensi frekuensi sendiri. Jika pemaparan terjadi atau dekat dengan retensi frekuensi dampak yang dihasilkan akan bertambah besar (www.ccohs.ca/oshanswer/phys_agents/vibration/vibration_intro.html).

2.1.3 Getaran mekanis

Proses industrialisasi dan modernisasi teknologi selalu disertai mesin-mesin atau alat-alat mekanis lain yang dijalankan dengan suatu motor. Sebagian dari kekuatan mekanis ini disalurkan kepada tubuh pekerja atau lainnya, maka perlu diketahui lebih lanjut tentang efek buruk dan batas-batas getaran yang aman bagi tenaga kerja. Sebab-sebab dari gejala akibat getaran adalah :

a. Efek mekanis kepada jaringan dan

b. Rangsangan reseptor syaraf di dalam jaringan.

Pada efek mekanis, sel-sel juga mungkin rusak atau metabolismenya terganggu. Pada rangsangan reseptor, gangguan terjadi mungkin melalui syaraf sentral atau langsung pada sistim autonom. Kedua mekanisme ini terjadi secara bersama-sama.


(25)

Untuk maksud praktis, dibedakan 3 tingkat efek getaran mekanis sebagai berikut (Suma’mur, Hiperkes, 1988) ;

a. Gangguan kenikmatan, dalam hal ini, pengaruh getaran hanya terbatas pada terganggunya nikmat kerja.

b. Terganggunya tugas yang terjadi bersama-sama dengan cepatnya kelelahan. c. Bahaya terhadap kesehatan.

Getaran mekanis dibedakan (Suma’mur, Hiperkes, 1988) ; a. Getaran seluruh tubuh (whole body vibration)

b. Getaran alat lengan (Tool hand vibration).

Getaran seluruh tubuh terutama terjadi pada alat pengangkut, bukan pada mobil yang pembuatannya sempurna ditinjau dari sudut peredam getaran, melainkan pada truk, alat pengangkut pada industri, traktor-traktor pertanian dan alat-alat traktor untuk mengerjakan tanah. Selain itu, getaran dari alat-alat-alat-alat berat dapat pula dipindahkan kepada seluruh badan lewat getaran lantai melalui kaki. Sebenarnya, hanya getaran dari tempat duduk dan topangan kaki yang penting, karena diteruskan ke badan. Tergantung dari sifat peredam bantal duduk atau injakan kaki, getaran-getaran yang sama dengan getaran alami dari tempat duduk atau kaki akan diperbesar atau tidak. Jika peredaman kurang baik, terjadilah resonansi yang mungkin beberapa kali memperbesar getaran tersebut. Untuk kendaraan pengangkut, berbicara tentang getaran mekanis, selalu harus disebutkan sifat tempat duduk dalam menghantar getaran.


(26)

Dalam keadaan duduk, seluruh tubuh dapat dianggap satu kesatuan massa terhadap getaran. Pada posisi tubuh yang berbeda dengan arah getaran, penghantaran getaran mungkin berbeda-beda. Terhadap getaran horizontal, keadaan duduk dan berdiri menunjukkan reaksi yang berbeda. Tubuh manusia, merupakan satu susunan elastis yang kompleks dengan tulang sebagai penyokong dari alat-alat dan landasan kekuatan dari kerja otot. Seluruh otot dalam sifatnya terhadap getaran mekanis dapat digambarkan pada gambar 2. (Suma’mur, Hiperkes, 1988).

Kepala

Torso atas

Sumber: Suma’mur, Hiperkes, 1988

Gambar 2. Model dinamis bagi yang duduk atau berdiri

Sistim dada perut Sistim lengan bahu

Pinggang

Gaya yg bekerja bagi orang duduk

Tungkai

Kaki

Telapak kaki Elastisitas yg kaku dari kolom

tulang belakang


(27)

2.2 Getaran Seluruh Tubuh (Whole Body Vibration)

Getaran diklasifikasikan sebagai satu dari bahaya fisik pekerjaan dilingkungan kerja. Biasanya dipisahkan kedalam 2 daerah yang berbeda, yaitu

hand-arm vibration selalu digabungkan dengan getaran yang menggunakan

peralatan tangan dan whole body vibration yang dialami operator pada saat kondisi duduk atau pada getaran mesin pada suatu kendaraan seperti; forklift atau bermacam-macam kendaraan pertanian dan tambang pada saat kini. Getaran seluruh tubuh memiliki lebih banyak perluasan variasi dan dampak serta dampak ini tidak jelas ketentuannya, dimana tubuh tidak memiliki satu reseptor pun untuk tenaga ini sebagai contoh telinga berguna untuk energi bunyi atau kebisingan, tetapi dampak getaran yang diwujudkan lebih jauh dan luas di dalam tubuh dan bisa jadi timbul kesalahan dalam menjumlahkan penyakit biasa lainnya (Whole

body vibration, Darren Joubert, central queensland university, Australia, 2001).

Kelelahan otot juga terjadi pada saat otot mencoba bereaksi pada tenaga getar untuk memelihara keseimbangan, melindungi dan mendukung spinal

column, tetapi hal ini selalu lambat pada saat muscular dan sistem syaraf tidak

dapat bereaksi cukup cepat pada benturan getaran dan memuat pelaksanaan tubuh. Energi getaran seluruh tubuh masuk ke tubuh melalui tempat duduk atau lantai, hal ini mempengaruhi tubuh bagian dalam atau jumlah dari organ-organ di dalam tubuh. Kelompok yang terpapar termasuk operator truk, bus, traktor dan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan lantai yang bergetar.


(28)

2.3 Pengukuran Resiko dari Getaran Seluruh Tubuh

Getaran diukur dalam 3 cara, yaitu; pertama longitudinal (dari kepala ke bokong-az), kedua (dari dada ke punggung-ax), dan ketiga dari sisi kanan ke kiri-ay. Pada saat getaran terjadi lebih dari sekali cara terjadi secara berlanjut, dampaknya pada gerakan gabungan dari kenyamanan dan tampilan yang dapat lebih besar dari setiap komponen. Secara mudah, pengukuran yang diperluas dapat ditentukan. Pada saat percepatan diperluas (ax, ay, az) digabung, percepatan resultan adalah jumlah vektor a. Jumlah vektor ini dapat digunakan secara utama untuk perbandingan dengan jumlah vektor dari gerakan lain. (Occupational

Health Clinic for Ontario Workers.Inc, www.ohcow.on.ca/resources/handbooks/

whole_body_vibration/wbv.pdf)

2.4 Dampak Getaran Seluruh Tubuh terhadap Kesehatan

Ada beberapa dampak getaran seluruh tubuh terhadap kesehatan, seperti ; 1. Getaran seluruh tubuh dapat menyebabkan kelelahan, sulit tidur, sakit kepala

dan “gemetar” secara singkat setelah atau selama pemaparan. Gejala yang sama terhadap kesehatan tersebut kebanyakan orang setelah mengalami perjalanan panjang dengan mobil atau kapal. Setelah seharian mengalami pemaparan dalam hitungan tahun, getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi tubuh bagian dalam dan hasilnya pada kerusakan kesehatan.

2. Orang-orang di bawah usia 20 tahun khususnya rentan terhadap pengaruh-pengaruh getaran. Efek-efek getaran yang merugikan dipertinggi dengan


(29)

adanya disfungsi otonom, penyakit pembuluh dan syaraf perifer, sengatan dingin sebelumnya pada tangan dan trauma lengan.

3. Efek vibrasi dalam tubuh tergantung dari jaringan. Hal ini didapatkan sebesar-besarnya pada frekuensi alami yang menyebabkan resonansi. Leher dan kepala, pinggul dan perineum, serta kesatuan otot-otot dan tulang terdiri dari jaringan lemah dengan bagian keras bersama, dan beresonansi baik terhadap 10 Hz. Pharynx beresonansi terhadap 13-15 Hz. Getaran-getaran kuat menyebabkan perasaan sakit yang luar biasa.

4. Sistim peredaran darah dipengaruhi hanya oleh getaran-getaran dengan intensitas tinggi. Tekanan darah, denyut jantung, pemakaian oksigen dan volume per denyut berubah sedikit pada intensitas 0,6 g tetapi berubah banyak pada 1,2 g dengan frekuensi 6-10 Hz. Dari semua alat badan, mata paling banyak dipengaruhi oleh getaran mekanis. Pada frekuensi sampai dengan 4 Hz, mata masih dapat mengikuti getaran-getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan untuk frekuensi selanjutnya, tidak dapat lagi mata mengikutinya. Pada frekuensi tinggi, penglihatan juga terganggu, manakala amplitudo lebih besar dari jarak dua kali dari retina. Pengaruh getaran di bawah 16 Hz kepada cochlea belum diketahui secara pasti dan masih dalam penelitian.

5. Saat seluruh pekerjaan terpapar, sensitifitas setiap individu beraneka macam terhadap orang per orang.


(30)

2.5 Standard Getaran

Standard internasional ISO 2631-1,1997, getaran mesin dan guncangan-evaluasi terhadap pemaparan manusia terhadap getaran seluruh tubuh; agak sedikit berbeda dengan standard lain yang digunakan (standard Australia). Standard ini sudah meninggalkan konsep kelelahan-pengurangan kecakapan dan didasarkan pada kriteria penilaian terhadap dampak kesehatan, kenyamanan dan gerakan kesakitan. Standard ini menggunakan ‘caution zone’ untuk mengklasifikasikan letak pemaparan getaran antara penetapan batasan tergantung pada lamanya pemaparan. Di atas pemaparan caution zone ini dianggap sebagai

likely to cause injury’. Standard ini juga memberikan panduan terhadap

kenyamanan dan gerakan kesakitan. Zona panduan kesehatan dan reaksi kenyamanan tersebut, dapat dilihat pada gambar 3. dan tabel 1. (Heavy vehicle


(31)

Sumber : www.jcb.org.au/Bad Vibration/Handbooks on Whole-Body Vibration Exposurein Mining/TheJointCoalBoardHealth&SafetyTrust

Gambar 3. Zona panduan kesehatan, ISO 2631-1, 1997

Tabel 1. Reaksi kenyamanan terhadap lingkungan yang bergetar-ISO 2631- 1:1997, Annex C

Getaran Reaksi

aw< 0,315 m/dtk2 Tidak ada keluhan

0,315 m/dtk2 < aw < 0,63 m/dtk2 Sedikit tidak menyenangkan

0,5 m/dtk2 < aw < 1 m/dtk2 Agak tidak menyenangkan

0,8 m/dtk2 < aw <1,6 m/dtk2 Tidak nyaman

1,25 m/dtk2 < aw< 2,5 m/dtk2 Sangat tidak nyaman

aw> 2 m/dtk2 Amat sangat tidak nyaman

Sumber : SafetyLine Institute

Standard internasional cenderung lebih keras dari standard lain yang digunakan (standard Australia) pada penilaian dampak kesehatan. Panduan


(32)

informasi dan kriteria pemaparan pada standard internasional mencerminkan penelitian saat sekarang dan diperkenalkan untuk lebih melindungi dari dampak kesehatan dari pada standard Australia yang khusus getaran yang berisi puncak tertinggi dan guncangan.(Heavy vehicle seat vibration and driver fatique, ATSB) Perbandingan tingkat pemaparan getaran rata-rata 8 jam dan 12 jam pada standard internasional dengan tingkat pemaparan supir truk yang aktual, dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Batasan getaran untuk pemaparan 8 jam dan 12 jam dibandingkan dengan bentuk tingkat getaran truk

Standard Internasional

ISO 2631-1,1997

(batasan rata-rata rms percepatan)

Tingkat getaran truk berat

Lama pemaparan

Likely health

risk Caution zone Comfort level r.m.s acceleration

8 jam 0,8 m/s2 0,5 m/s2 0,315 m/s2

12 jam 0,7 m/s2 0,4 m/s2 0,315 m/s2

0,72 m/s2

(mean, z-axis)

0,42 – 2,1 m/s2

(range, z-axis)

Sumber : Road safety report

Standard Australia (AS 2670.1 – penilaian terhadap pemaparan getaran seluruh tubuh manusia ) diterbitkan pada tahun 1990 dan secara lengkap dipakai sebagai pengganti Standard Internasional (ISO 2631-1, 1985). Standard Australia memberikan batasan pemaparan untuk tiga kriteria, yaitu ;

• Kenyamanan, memperhatikan tentang pemeliharaan terhadap kenyamanan (pengurangan batas kenyamanan)


(33)

• Kelelahan, berhubungan dengan efisiensi kerusakan kerja akibat kelelahan (kelelahan mengurangi batas kemampuan)

• Kesehatan, pemeliharaan keselamatan dan kesehatan (batas pemaparan).

Batas pemaparan dibuat pada perkiraan setengah dari tingkat yang dipertimbangkan pada ambang batas kesakitan (atau batas dari toleransi) untuk subjek kesehatan manusia yang dikendalikan pada getaran tempat duduk (seperti batas tingkat yang sudah dipelajari terhadap subjek pria pada laboratorium penelitian). Batas pemaparan adalah dua kali batas kemampuan pengurangan kelelahan dan pengurangan batas kenyamanan adalah 3,15 kali dibawah batas kemampuan pengurangan kelelahan. Pengurangan batas kenyamanan dibuat pada tingkatan yang tidak termasuk kedalam catatan sebagai subjek alami.

Tingkat getaran yang diukur (root mean square value, r.m.s) adalah perbandingan yang dibuat terhadap kriteria kurva yang ditunjukkan pada gambar 4. dibawah ini;


(34)

Sumber : www.jcb.org.au/Bad Vibration/Handbooks on Whole-Body Vibration Exposurein Mining/TheJointCoalBoardHealth&SafetyTrust

Gambar 4. Kurva kriteria pengukuran tingkat getaran

Standard yang digunakan digambarkan sebagai spekturm frekuensi 飴 oktaf tetapi juga dapat melewatkan keseluruhan tingkatan r.m.s menjadi yang digunakan sebagai alternatif. Sebagai rata-rata peningkatan getaran, waktu pemaparan yang dapat dilalui dikurangi. Standard Australia menyediakan batas pemaparan getaran untuk waktu 1 menit sampai 24 jam. Metode penilaian yang digunakan pada standard ini dapat mengabaikan resiko terhadap kerusakan tertentu akibat getaran jika hal itu termasuk guncangan dan getaran. Maksudnya, bahwa potensial kerusakan terhadap pemaparan getaran dapat tidak dikenali didalam standard ini.


(35)

2.6 Penyakit Gastrointestinal

Dalam bidang penyakit gastrointestinal banyak gangguan pencernaan, dalam penyelidikan/pemeriksaan yang cukup teliti tidak ditemukan suatu kelainan organik apapun yang dapat menerangkan keluhan dan gejala klinis tersebut, yang ada hanya apa yang dinamakan gangguan “fungsionil” saja. Pada penyakit tersebut di atas, maka harus selalu diingat berapa banyak kemungkinan pengaruh dari segi kepribadian penderita serta aksi terhadap dan interaksi dari pada lingkungan yang dihadapi orang tersebut. Ada lima gejala yang mendasar yang menunjukkan masalah sistim gastrointestinal. Gejala-gejala ini umumnya digabungkan dengan masalah-masalah makanan atau alergi terhadap makanan tertentu. Hal ini menjadikan sesuatu hal yang menimbulkan penderitaan yang sangat serius dari masalah sistim gastrointestinal yang sangat erat dengan kerja dokter untuk meneliti perkembangan penyakit sistim gastrointestinal lebih lanjut. Gejala-gejala gastrointestinal adalah sebagai berikut;

1. Mual dan muntah, dapat bermacam-macam, dari perasaan yang tidak menentu pada perut, sampai terjadinya muntah. Pasien dengan mual tingkat rendah biasanya memiliki gejala yang tidak kelihatan dengan perbaikan makanan. 2. Kembung, dapat terjadi karena hasil dari gas yang luar biasa di dalam sistem

pencernaan, kegagalan dari perjalanan makanan dalam proses pencernaan, ketegangan peristaltik atau berkurangnya jumlah enzim pencernaan asam, empedu saat makanan masuk dengan cepat.


(36)

3. Konstipasi, adalah pengurangan frekuensi atau pelambatan dari peristaltik yang menghasilkan buang air besar menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Pada saat gastrointestinal menjadi lambat, feses dapat menumpuk pada kolon yang menyebabkan sakit, sering juga disertai dengan perut kram.

4. Diare, adalah peningkatan frekuensi buang air besar yang lepas dan encer. Jika terjadi peningkatan diare, kemungkinan terjadinya penyakit celiac. Penyakit

celiac merupakan penyakit yang sangat serius dengan melewatkan

molekul-molekul besar melewati dinding intestinal.

5. Nyeri perut, muncul pada pola yang berbeda dan dengan intensitas yang bermacam-macam. Kram terjadi karena kekejangan otot pada organ perut. Kram yang parah sering disebut dengan colic, biasanya terjadi dari masalah respon alergi makanan.

Pentingnya fungsi hati untuk keseluruhan kesehatan secara umum dan kelayakan fungsi gastrointestinal tertentu adalah jarangnya dibicarakan dalam setiap pertemuan. Satu alasan yang mungkin menjadikan hal demikian adalah tidak terungkapnya bukti laboratorium dan gejala fisik secara spesifik yang membebani hati pada tahap awal. Gejalanya mungkin tidak spesifik, seperti kelelahan, tidak enak badan, sakit kepala, sakit epigasrtik, kembung, mual atau konstipasi. Diikuti juga pada ketidaknyamanan saat makan dan tidak adanya toleransi terhadap lemak khususnya identifikasi terhadap gangguan sistem empedu.


(37)

2.7 Patofisiologi Saluran Cerna

Makanan yang ditelan akan bercampur dengan melalui air liur yang mengandung amilase, enzim pemecah tepung. Makanan masuk melalui esofagus dengan bantuan suatu mekanisme peristaltik yang sangat peka terhadap kopi atau merokok. Seterusnya makanan masuk ke dalam lambung. Didalam lambung, terjadi beberapa hal yang penting. Makanan diteruskan oleh gelombang peristaltik sedikit demi sedikit ke dalam usus halus. Di dalam lambung berlangsung langkah awal dari pemecah protein menjadi asam amino. Disamping itu sel lambung juga memproduksi zat-zat yang penting dalam proses pencernaan yang turut membantu proses pencernaan, seperti; HCl, enzim pepsin dan ion-ion hidrogen.

Bila porsi-porsi kecil dari makanan memasuki permulaan usus halus, akan timbul refleks yang akan menghentikan sementara penyaluran makanan dari lambung ke dalam usus halus dan refleks-refleks yang lain yang memacu kelenjar utama dari saluran cerna (hati, kandung empedu, pankreas) untuk membantu penyerapan dari zat-zat makanan. Penyaluran makanan melalui usus yang panjangnya 4 – 5 meter berlangsung relatif cepat. Ujung dari usus halus yaitu katup ileo caecal, dicapai dalam 4 jam. Isi dari usus halus adalah cairan. Setelah diolah dengan sempurna, sebagian besar sari makanan diserap dibagian 50 centimeter pertama usus halus. Perlu diingat bahwa beberapa zat-zat yang penting hanya diserap pada 30 sentimeter terakhir dari ileum. Isi cairan yang ada dalam ileum terus-menerus disalurkan ke dalam caecum dan kolon asenden. Dalam 24 jam jumlah yang disalurkan ke dalam kolon kira-kira 500 – 1000 cc. Didalam


(38)

kolon asenden, air dan natrium di reabsorbsi dengan cepat, sehingga isi dari kolon menjadi padat. Transportasi dari massa yang padat ini melalui kolon akan menjadi lambat dan berbeda dengan aliran cepat di dalam ileum (yang bebas kuman), bakteri akan berkembang biak di dalam massa yang bergerak lambat di dalam kolon. Setiap 24 jam isi dari kolon asenden diteruskan ke kolon desenden. Dalam pelajaran fisiologi transportasi intern seperti ini disebut pergeseran massa (mass

movement). Pergeseran massa ini berlangsung tanpa disadari, tetapi pada saat

kolon desenden mengosongkan diri ke dalam ampula rekti maka timbullah refleks defekasi untuk mengeluarkan feses. Refleks defekasi dipengaruhi oleh pendidikan dan emosi.(Ilmu penyakit dalam, Sibuea Herdin, et.al) Anatomi saluran cerna dapat dilihat pada gambar 5.

Sumber : www.cdhf.ca/bodywise_yoursdigestive.html/yourdigestive systemis easier than youthink


(39)

2.8 Pathofisiologi Gastrointestinal Akibat Getaran Seluruh Tubuh

Mengerti tentang mengapa manusia lebih sensitif pada beberapa frekuensi dari pada yang lain sangat berguna untuk menganggap tubuh manusia memiliki sub sistem. Sub sistem ini memiliki resonansi gelombang frekuensi dan saling berinteraksi antara sub sistem yang lain yang dipengaruhi oleh posisi tubuh, seperti pada saat berdiri atau duduk. Satu hal yang paling penting bagian-bagian dari sistem dengan sebab getaran dan guncangan rupanya menjadikan terjadinya resonansi bagian abdominal yang terjadi pada deretan 4 – 8 Hz.

Resonansi memperbesar respon dan pemborosan energi getaran di dalam tubuh manusia yang menghasilkan dampak fisik yang bermacam-macam terhadap manusia, termasuk kelelahan. Kelelahan menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, ketegangan otot, kadar hormon, metabolisme, serta aktivitas otak. Selanjutnya, darah dialihkan dari saluran cerna yang dapat memperlambat pencernaan dan eliminasi (Alice, 2006). Kondisi ini menyebabkan terjadinya gejala dispepsia.

2.9 Dispepsia

Definisi dispepsia dalam ilmu kedokteran adalah gejala kompleks dari sakit epigastrik (perut bagian atas) atau ketidaknyamanan yang berawal dari saluran bagian atas gastrointestinal. Keluhan yang dialami penderita dispepsia bermacam-macam, dapat berupa; kembung dan mual, rasa penuh diperut, sendawa yang berlebihan, dan rasa sakit pada bagian atas perut (nyeri pada ulu hati). Namun demikian dispepsia dapat disertai dengan heartburn, yaitu perasaan


(40)

terbakar pada tulang dada dan berpindah ke bagian atas yaitu ke tenggorokan. Dilain pihak, ada juga penderita dispepsia yang mengalami rasa asam sampai ke tenggorokan (regurgitasi). (www.cdhf.ca/disease_disorder/dyspepsia.htm) Keluhan ini tidak perlu selalu semua ada pada tiap pasien, dan bahkan pada satu pasien pun keluhan dapat bervariasi dari segi jenisnya ataupun kualitasnya dari waktu ke waktu. (Djojoningrat, et.al, 2001) Dispepsia gejalanya sangat bervariasi. Para ahli berpendapat perlu dibuat klasifikasi agar hasil penelitian dapat dibandingkan. Salah satu klasifikasi adalah yang dikemukakan The American

Gastroenterology Association, 1987 sebagai terlihat dalam tabel 3. di bawah ini

(Rani, 1997)

Tabel 3. Klasifikasi Dispepsia

Tipe Gejala Dominan

Refluks gastro-esofageal ‖ Nyeri retrosternal

‖ “Heart Burn

Dismotilitas ‖ Rasa penuh

‖ Kembung

‖ Mual

Ulkus ‖ Nyeri episodik

‖ “Night Pain

Aerofagia ‖ Kembung

‖ “Bleching”, Retching”

Sumber : The American Gastroenterology Association, 1987

Penyebab masalah pencernaan dapat diidentifikasi sebagai bakteri atau infeksi viral, peptik ulcer, kantung empedu, atau penyakit hati. Bakteri Helikobakter pilori adalah bakteri yang sering dijumpai pada penderita tukak lambung dan duodenum. Sering kali penyakit ini penyebabnya tidak secara


(41)

organik, pada kasus dispepsia diklasifikasikan sebagai fungsional atau dispepsia non tukak. Bukti fungsional dispepsia dapat dihubungkan terhadap ketidaknormalan motilitas dari saluran gastrointestinal bagian atas (pernyataan diketahui dari dismotilitas pada esopagus, perut dan pencernaan bagian atas yang tidak normal).

Tinjauan dari kebiasaan makan (seperti mengunyah dengan mulut terbuka, menelan makanan, atau berbicara pada saat mengunyah) dapat mengungkap kecenderungan terhadap penelanan udara. Hal ini merupakan kontribusi terhadap rasa kembung atau peningkatan sendawa. Merokok, kafein, alkohol, atau minuman berkarbonat bisa juga menimbulkan ketidaknyamanan. Pada saat hal ini menjadi sensitif atau alergi pada zat makan tertentu, memakan makanan tersebut dapat menjadi penyebab gangguan gastrointestinal. Beberapa pengobatan digabungkan dengan indigesi. Masalah perut juga dipengaruhi oleh stres atau kegelisahan emosional. (www.healthatoz.com/healthatoz/atoz/common/ standard/tranform.jsp?requestURI=/healthatoz/atoz/ency/dyspepsia.jsp)

Secara kasar, sekitar 60 persen dari seluruh kasus, tidak jelas penyakit ini disebabkan oleh penyakit organik, infeksi, atau luka yang dapat menjelaskan kesakitan. Tetapi, itu tidak berarti bahwa ketidaknyamanan berasal dari kepala. Hal itu merupakan sistem saraf pada usus yang mengirim dan menerima pesan dari otak (otak-usus secara axial) dan pada waktunya perasaan saraf dan otot pada usus dapat berbeda pada setiap pasien dengan sistim pencernaan yang lebih sensitif, diartikan kedalam kesakitan atau ketidaknyamanan pada daerah tertentu.


(42)

Makanan dapat juga sebagai faktor, lamanya berolah raga yang dilakukan.(www.principalhealthnews.com/topic/indigestion)

Pemeriksaan secara phisik oleh pelayan kesehatan yang profesional dapat mengungkap penyakit bagian tengah perut. Pemeriksaan rektal dapat dilakukan untuk melihat adanya pendarahan. Jika darah ditemukan pada uji rektal, penyelidikan laboratorium termasuk penghitungan darah dapat dilakukan. Pemeriksaan endoskopi dan dengan pemeriksaan radiologis dengan memakai barium dapat digunakan untuk melihat ketidaknormalan tersebut. Dengan pemeriksaan endoskopi dapat diambil spesimen jaringan dan kultur yang mungkin lebih dapat memastikan diagnosis. (www.genesishealth.com/conditions/ detaileddisease/000444.asp#)


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu

3.1.1 Tempat penelitian

PT.X Bottling Indonesia beralamat di Jl.Medan-Belawan km 19 Medan. 3.1.2 Waktu penelitian

Dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai bulan Januari 2007 sampai dengan Juli 2007.

3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Vibrometer analog VM-3314A (gambar dan spesifikasi pada lampiran 2)

2. Kuisioner (lampiran 3) 3. Komputer

4. Kamera digital

5. Stopwatch

6. Clipboard

3.3 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel bebas

Getaran pada kursi penjual dan pendukung di dalam kabin kendaraan distribusi

Variabel terikat Gejala gastrointestinal (dispepsia) pada penjual dan pendukung


(44)

3.4 Definisi Operasional

a. Penjual (salesman) dan pendukung (helper) adalah pekerja yang berada di dalam divisi Marketing PT.X Bottling Indonesia, bertugas mendistribusikan produk ke outlet-outlet di wilayah operasional Medan Utara.

b. Getaran pada kursi penjual (salesman) dan pendukung (helper) di dalam kabin kendaraan distribusi adalah getaran dari mesin kendaraan pada saat berjalan yang merambat melalui kursi di dalam kabin. Getaran mesin yang timbul mencakup dari putaran mesin, pemindahan transmisi, penurunan kecepatan pada saat tikungan, kondisi jalan, dan pengereman kendaraan.

c. Kendaraan distribusi adalah kendaraan roda 4 milik PT.X Bottling Indonesia yang bertugas mendistribusikan produk minuman ke outlet-outlet di wilayah operasional Medan Utara.

d. Gejala gastrointestinal adalah gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah pencernaan yang mengarah terhadap timbulnya keluhan dispepsia pada penjual (salesman) dan pendukung (helper).

3.5 Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan cross-sectional, dengan maksud ingin mengetahui apakah getaran pada kursi penjual (salesman) dan pendukung (helper) di dalam kabin kendaraan distribusi terdapat hubungan dengan gejala gastrointestinal (dispepsia) pada penjual (salesman) dan pendukung (helper). Pengukuran getaran dilakukan dengan menggunakan alat vibrometer, hasil getaran


(45)

yang terukur dimasukkan ke dalam tabel khusus yang meliputi pengukuran secara

time domain dan frequency domain.

Gejala gastrointestinal (dispepsia) pada pekerja, dapat diketahui dari kuisioner yang diisi oleh penjual (salesman) dan pendukung (helper). Beberapa variabel dalam kuisioner diadopsi dari Gastrointestinal Disorder Questionnaire

life or disability insurance to RBC life insurance company dan arahan

pembimbing yang ahli dalam bidang gastroenterologi (kuisioner pada lampiran 3). Metoda pengukuran kuisioner menggunakan skala Guttman. Penggunaan skala ini cocok untuk mengetahui gejala dispepsia yang timbul pada pekerja. Dengan skala

Guttman, akan terlihat keluhan-keluhan yang sering muncul dari gejala dispepsia

pada pekerja. Sehingga, berdasarkan klasifikasi yang dibuat The American

Gastroenterology Association, 1987 dapat ditentukan apakah pekerja terkena

gejala dispepsia atau tidak.

3.6 Teknik Sampling

Teknik sampling menggunakan cara total sampling, yaitu jumlah seluruh pekerja PT.X Bottling Indonesia yang bertugas sebagai salesman dan helper

sebanyak 72 orang di wilayah operasional Medan Utara, dan seluruh jumlah kendaraan distribusi milik PT.X Bottling Indonesia yang bertugas di wilayah operasional Medan Utara sebanyak 36 unit diteliti dan diukur.


(46)

3.7 Variabel Penelitian

Variabel penelitian meliputi;

1. Variabel bebas (independence) : Getaran pada kursi penjual (salesman) dan pendukung (helper) di dalam kabin kendaraan distribusi.

2. Variabel terikat (dependence) : Gejala gastrointestinal (dispepsia) pada penjual (salesman) dan pendukung (helper).

3.8 Metode Pengumpulan Data

3.8.1 Data Primer

Data didapat dari hasil pengukuran getaran langsung dilapangan pada tempat duduk kendaraan distribusi, dengan ikut serta di dalam kabin kendaraan distribusi, dan juga dari hasil pengisian kuisioner penjual (salesman) dan pendukung (helper). Kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan timbulnya gejala dispepsia yang diderita penjual (salesman) dan pendukung (helper).

3.8.2 Data Sekunder

Data yang digunakan sebagai pendukung penelitian didapat dari dokter klinik dan pihak-pihak terkait pada PT.X Bottling Indonesia. Sebagai informasi, data klinik yang diperoleh dari PT.X Bottling Indonesia yang menjadi dasar dari penelitian ini, merupakan data yang diambil pada tahun 2004.

3.9 Pelaksanaan Penelitian

Pengukuran getaran mesin kendaraan distribusi dilakukan dengan cara mengukur langsung pada saat penjual (salesman) dan pendukung (helper)


(47)

melaksanakan aktivitas pendistribusian. Pengukuran yang menggunakan alat vibrometer dilakukan pada masing-masing tempat duduk penjual (salesman) dan pendukung (helper), agar getaran mesin yang timbul dan pengaruh dari kondisi kendaraan, kontur jalan, tikungan, pemindahan transmisi, kecepatan, dapat diperoleh nilai getaran yang diterima para penjual (salesman) dan pendukung

(helper). Pencatatan hasil getaran dimasukkan ke dalam tabel khusus yang

meliputi pengukuran secara time domain dan frequency domain.

Dengan alat vibrometer, ketika pengukuran ditujukan secara time domain

pada tempat duduk sebagai titik pengukuran salesman dan helper, pembacaan dilakukan berdasarkan waktu yang sudah tertera didalam tabel. Waktu pengukuran ditentukan berdasarkan waktu yang dianggap paling aman terhadap pemaparan getaran. Ketika jarum sensor getaran ditempatkan secara vertikal pada titik pengukuran, dengan melihat pengukur waktu (stopwatch) dan indikator skala getaran pada vibrometer, angka pemaparan getaran dapat terlihat dan langsung dicatat ke dalam tabel. Tata cara pengukuran di atas, merupakan urutan pengukuran yang harus dilakukan untuk mengukur simpangan, kecepatan, dan percepatan. Perbedaan hasil pengukuran, karena switch pada alat pengukur untuk pengukuran simpangan, kecepatan, dan percepatan berbeda.

Seperti pengukuran secara time domain, tata cara pengukuran yang ditujukan secara frequency domain pada prinsipnya sama. Perbedaannya terletak pada yang diukur, yaitu frekuensi. Frekuensi yang tertera di dalam tabel diperoleh dari asumsi frekuensi yang dapat diterima tubuh dengan baik hingga di atas


(48)

frekuensi normal yang dapat diterima tubuh. Sebelum menempatkan jarum sensor pada titik pengukuran, harus merubah switch overall menjadi frequency analyser. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran berdasarkan frekuensi yang tertera di dalam tabel dengan memutar tombol frekuensi sesuai permintaan. Angka yang ditunjukkan pada skala alat pengukur getaran, merupakan hasil pemaparan getaran yang diperoleh dan segera dicatat ke dalam tabel. Tata cara pengukuran di atas, merupakan urutan pengukuran yang harus dilakukan untuk mengukur simpangan, kecepatan, dan percepatan. Perbedaan hasil pengukuran, karena

switch dan tombol frekuensi pada alat pengukur untuk pengukuran simpangan,

kecepatan, dan percepatan berbeda.

Data getaran yang digunakan dalam penelitian adalah data frequency

domain (data pada lampiran 6), dari data ini digunakan nilai simpangan dari setiap

frekuensi. Kemudian, dicari secara manual menggunakan formulasi getaran harmonik dari nilai kecepatan dan percepatan setiap frekuensi. Hasil getaran pada kecepatan dan percepatan yang terukur pada alat pengukur getaran (vibrometer), awalnya akan dijadikan sebagai pembanding dari hasil penghitungan secara manual, karena keterbatasan waktu, hal ini tidak dilakukan. Formulasi getaran harmonik yang digunakan untuk perhitungan nilai kecepatan dan percepatan pada setiap frekuensi adalah sebagai berikut;


(49)

Simpangan y = A sin t Kecepatan ý = A. cos t Percepatan ÿ = A. 2 sin t

Dimana, = 2ヾf. Untuk t = 1 satuan sehingga : y = A sin 2ヾf. 3.9.1 Penghitungan getaran secara manual

Contoh penghitungan getaran secara manual dari nilai kecepatan dan percepatan getaran pada satu titik pengukuran adalah sebagai berikut;

Diambil contoh pada kelompok kerja salesman C1.1, pada frekuensi 8 Hz, nilai simpangan atau y terukur pada alat vibrometer adalah 60 µm, maka:

y = A sin 2ヾf

60 µm = A sin 2 (3,14).(8 Hz)

A = 78,05 µm = 78,05 x 1.10-6 = 0,000078 m ý = A. cos 2ヾf

ý = (0,000078 m). 2 (3,14).(8 Hz) cos 2 (3,14).(8 Hz) = 0,002 m/dtk ÿ = A. 2 sin 2ヾf

ÿ = (0,000078 m). [2 (3,14).(8 Hz)]2 sin 2 (3,14).(8 Hz) = 0,15 m/dtk2

Nilai percepatan (ÿ) ini yang digunakan dalam pembahasan penelitian terhadap para salesman dan helper.

Selain pencatatan terhadap getaran, dibagikan juga kuisioner kepada para penjual (salesman) dan pendukung (helper) untuk mengetahui keadaan kesehatan yang berkaitan dengan hubungan timbulnya gejala dispepsia.


(50)

Standard yang digunakan sebagai acuan tingkat getaran adalah ISO 2361-1:1997. Alasan standard ini digunakan, karena standard ini cenderung lebih keras dari standard lain pada penilaian dampak kesehatan. Panduan informasi dan kriteria pemaparan pada standard internasional mencerminkan penelitian saat sekarang dan diperkenalkan untuk lebih melindungi dari dampak kesehatan dari pada standard lain.

3.10 Analisa Data

Data getaran yang sudah dikategorikan dan data gejala dispepsia yang juga sudah dikategorikan diolah secara statistik menggunakan analisa chi-square.

Dipilihnya analisa chi-square karena analisa itu sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mencari hubungan antara getaran dengan gejala dispepsia yang timbul pada para pekerja. Untuk mengetahui bahwa data yang diolah secara chi-square

memiliki hubungan atau tidak ada hubungan antara variabelnya, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Hipotesis dalam penelitian ini, H0 adalah tidak ada hubungan antara getaran

dengan gejala dispepsia yang timbul pada pekerja; H1 adalah ada hubungan antara

getaran dengan gejala dispepsia yang timbul pada pekerja. Jika chi-square hitung < chi-square tabel, maka H0 diterima; jika chi-square hitung > chi-square tabel,

maka H0 ditolak. Jika probabilitas > 0,05; maka H0 diterima, jika probabilitas <


(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1 Getaran yang diterima para pekerja

Tabel 4. Daftar getaran yang diterima pekerja dikaitkan dengan daftar reaksi kenyamanan terhadap lingkungan yang bergetar dan zona panduan kesehatan ISO 2631-1:1997

Reaksi Kenyamanan

Zona Panduan Kesehatan utk 8

jam kerja (m/dtk2)

Pekerja Rerata Getaran

(m/dtk2)

Getaran

(m/dtk2) Reaksi

Getaran

(m/dtk2) Zona

Salesman 6,12 > 2

Amat sangat tidak nyaman > 0,8 Likely health risk zone

Helper 7,24 > 2

Amat sangat tidak nyaman > 0,8 Likely health risk zone

Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, nilai rerata getaran yang terbesar memapari pekerja adalah dari kelompok helper yaitu sebesar 7,24 m/dtk2; berarti mempunyai reaksi amat sangat tidak nyaman pada standard reaksi kenyamanan dan berada pada

likely health risk zone berdasarkan zona panduan kesehatan untuk 8 jam kerja ISO


(52)

4.1.2 Perbandingan waktu pekerja di dalam kendaraan dengan hasil pemaparan getaran yang diterima pekerja

Tabel 5. Daftar Perbandingan waktu pekerja di dalam kendaraan dengan hasil pemaparan getaran yang diterima pekerja

Salesman Helper

Waktu

Gtrn yg diterima (m/dtk2)

Reaksi knymn

Zona

pdn kes Waktu

Gtrn yg diterima (m/dtk2)

Reaksi knymn

Zona pdn kes 5 mnt 0,055 Tidak

ada klhn

Tkt gtrn dpt di terima

5 mnt 0,066 Tidak ada klhn

Tkt gtrn dpt di terima 10 mnt 0,109 Tidak

ada klhn

Tkt gtrn dpt di terima

10 mnt 0,132 Tidak ada klhn

Tkt gtrn dpt di terima 20 mnt 0,219 Tidak

ada klhn

Tkt gtrn dpt di terima

20 mnt 0,265 Tidak ada klhn

Tkt gtrn dpt di terima 25 mnt 0,273 Tidak

ada klhn

Tkt gtrn dpt di terima

25 mnt 0,331 Sdkt tdk menyena ngkan

Tkt gtrn dpt di terima 30 mnt 0,328 Sdkt tdk

menyen angkan

Tkt gtrn dpt di terima

30 mnt 0,398 Sdkt tdk menyena ngkan

Tkt gtrn dpt di terima 45 mnt 0,492 Sdkt tdk

menyen angkan

Tkt gtrn dpt di terima

45 mnt 0,597 Agak tdk menyena

ngkan

Tkt gtrn dpt di terima Sumber : Data primer

Dari tabel di atas, dalam waktu 45 menit, getaran yang terbesar terjadi pada kelompok helper yaitu sebesar 0,597 m/dtk2. Menurut standard reaksi kenyamanan ISO 2631-1:1997, reaksi kenyamanan terhadap getaran menimbulkan sedikit tidak menyenangkan, walaupun tingkat getaran berada pada daerah yang dapat diterima oleh tubuh helper.


(53)

4.1.3 Data timbulnya gejala dispepsia pada pekerja

Tabel 6. Data timbulnya gejala dispepsia akibat getaran seluruh tubuh yang ditransmisikan oleh getaran mesin kendaraan distribusi pada pekerja

Gejala Dispepsia Kelompok Pekerja

Ya Tidak Jumlah

Salesman 11 25 36

Helper 11 25 36

Sumber : Data primer

Dari data di atas, baik kelompok pekerja salesman maupun helper sama-sama memiliki jumlah pekerja yang tidak mengalami gejala dispepsia yaitu sebanyak 25 orang.

4.1.4 Hasil uji chi-square pada kelompok salesman

Pada kelompok salesman, chi-square hitung < chi-square tabel

(0,393<3,841), berarti H0 diterima. Jika dilihat dari nilai probabilitasnya, didapat

nilai asymptotic significance adalah 0,531; berarti probabilitas > 0,05, yang bermakna bahwa H0 diterima. Dari kedua analisis di atas, dapat diambil

kesimpulan yang sama, yaitu H0 diterima atau tidak ada hubungan antara

getaran dengan gejala dispepsia yang timbul pada pekerja (hasil statistik pada

lampiran 11)

4.1.5 Hasil uji chi-square pada kelompok helper

Pada kelompok helper, chi-square hitung < chi-square tabel

(1,143<3,841), berarti H0 diterima. Jika dilihat dari nilai probabilitasnya, didapat


(54)

bermakna bahwa H0 diterima. Dari kedua analisis di atas, dapat diambil

kesimpulan yang sama, yaitu H0 diterima atau tidak ada hubungan antara

getaran dengan gejala dispepsia yang timbul pada pekerja (hasil statistik pada

lampiran 12)

4.2 Pembahasan

Nilai rerata getaran yang melebihi standard reaksi kenyamanan dan zona panduan kesehatan untuk 8 jam kerja berdasarkan ISO 2631-1:1997 pada kelompok salesman dan helper menunjukkan tingkat getaran secara rata-rata pada kelompok kerja yang berasal dari kondisi jalan yang dilalui serta kondisi kendaraan yang digunakan. Besarnya keterpaparan yang diterima helper disebabkan karena rambatan getaran mesin langsung diterima helper melalui tempat duduk sebelum merambat menuju tempat duduk salesman. Mesin kendaraan distribusi berada tepat dibawah tempat duduk helper. Rambatan getaran mesin ke tempat duduk salesman sedikit teredam oleh karena ada jarak antar tempat duduk helper dan salesman. Getaran dikatakan normal, apabila getaran mesin yang ditimbulkan tidak melebihi dari nilai 0,315 m/dtk2 yang ditetapkan oleh Standard Internasional. Sebaliknya, dikatakan di atas normal, apabila getaran mesin yang ditimbulkan melebihi dari nilai 0,315 m/dtk2.

Jarak antara tempat duduk antara pekerja tersebut, tidak menyebabkan nilai getaran berada di bawah nilai standard ISO 2631-1:1997. Jika dilihat dari bidang kesehatan melalui zona panduan kesehatan untuk 8 jam kerja ISO 2631-1:1997, getaran yang memapari salesman dan helper berada pada likely health


(55)

risk zone. Pengertian zona ini menunjukkan kemungkinan pekerja untuk terkena

berbagai dampak kesehatan, seperti; luka pada spinal, kesulitan buang air kecil, prostat, peningkatan masalah keseimbangan, gangguan penglihatan, sakit kepala, tidak bisa tidur,dan gejala yang sama, selain masalah perut dan pencernaan.

Pemaparan getaran rata-rata pada pekerja dalam perbandingan waktu lamanya pekerja di dalam kendaraan distribusi, pemaparan getaran sedikit tidak menyenangkan pada 30 menit dan 45 menit pada salesman, serta 25 menit sampai dengan 45 menit pada helper. Kondisi ini terjadi pada saat pekerja menuju lokasi

outlet dan kembali ke pabrik setelah melaksanakan tugas. Rata-rata pekerja berada

di dalam kendaraan selama 5 menit sampai dengan 20 menit. Getaran yang memapari pekerja dalam rentang waktu ini tidak ada menimbulkan gejala kesehatan menurut standard reaksi kenyamanan dan zona panduan kesehatan ISO 2631-1:1997. Perlu diketahui, walaupun dalam rentang waktu singkat tidak ada pengaruh terhadap dampak kesehatan bagi pekerja, tetapi dalam masa yang cukup lama dengan tingkat akumulasi getaran, akan menimbulkan dampak kesehatan kepada tubuh pekerja.

Perlu digarisbawahi dalam penelitian ini, walaupun pada kelompok pekerja salesman dan helper ada yang mengalami gejala dispepsia akibat getaran dan rerata getaran yang memapari pekerja dianggap amat sangat tidak menyenangkan dan berada pada likely health risk zone, berdasarkan statistik,

antara getaran yang memapari pekerja selama beraktifitas mendistribusikan produk botol minuman, tidak ada hubungan bermakna dengan timbulnya


(56)

gejala dispepsia pada para pekerja. Berarti, gejala dispepsia yang timbul pada

para salesman dan helper bukan disebabkan dari getaran kendaraan distribusi, melainkan disebabkan oleh faktor lain, karena dispepsia itu merupakan kumpulan gejala dan bukan suatu penyakit, sehingga banyak faktor yang memungkinkan sebagai penyebab dari dispepsia. Gejala dispepsia yang timbul pada para salesman dan helper kemungkinan didapat dalam waktu yang sudah lama atau penyakit yang sudah lama pekerja derita, sehingga salesman dan helper yang terdeteksi terkena gejala dispepsia dikategorikan terkena. Kemungkinan lain adalah lemahnya intepretasi salesman dan helper dalam mengisi kuisioner yang diberikan, sehingga didalam pengisian para pekerja salah dalam mengartikan pertanyaan yang mengakibatkan termasuknya pekerja kedalam kategori terkena.

Getaran yang timbul dari getaran mesin dipengaruhi oleh faktor kondisi jalan yang dilalui. Kebanyakan dari pekerja melintasi route yang memiliki kondisi jalan yang relatif baik dan tidak berlubang, walaupun ada beberapa kondisi yang kondisi jalannya sangat buruk. Tetapi kondisi jalan dimaksud tidak dilalui setiap harinya, ada interval waktu melewati route tersebut. Kemungkinan tidak terjadinya gejala dispepsia pada sebagian besar pekerja dikarenakan sistim bantalan tempat duduk yang baik. Bantalan duduk yang baik dapat meredam getaran yang timbul dari berbagai faktor, karena dalam kondisi duduk seluruh tubuh manusia dapat dianggap sebagai satu kesatuan massa terhadap getaran. Diperkirakan dampak yang terbesar dari getaran pada para pekerja bukan


(57)

timbulnya gejala dispepsia, namun terganggunya tugas yang terjadi bersama-sama dengan cepatnya timbulnya kelelahan.

Kelelahan menjadi bertambah diakibatkan pekerja, khususnya helper harus melakukan aktivitas mengangkat dan menyortir botol minuman pada setiap outlet yang dikunjungi. Kelelahan menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, ketegangan otot, kadar hormon, metabolisme, serta aktivitas otak. Kelelahan otot juga terjadi pada saat otot mencoba bereaksi pada tenaga getar untuk memelihara keseimbangan, melindungi dan mendukung spinal column, tetapi hal ini selalu lambat pada saat muscular dan sistem syaraf tidak dapat bereaksi cukup cepat pada benturan getaran dan memuat pelaksanaan tubuh.

Kebijakan perusahaan untuk perawatan mesin kendaraan distribusi dalam waktu periodik secara berkesinambungan, kemungkinan memperkecil timbulnya getaran mesin yang sangat ekstrim dan menjaga pekerja dari gejala dispepsia. Mesin yang terawat dengan baik akan memperlancar proses berjalannya segala motor penggerak sebagai mekanisme getar dari sebuah mesin. Sebelum memulai aktivitas distribusi para helper wajib memeriksa minyak, oli, air radiator, minyak rem, tekanan udara roda, serta kelengkapan surat kendaraan. Semua faktor di atas sangat berpengaruh terhadap besar – kecilnya getaran yang timbul didalam proses distribusi. Jika semua faktor di atas terpelihara dengan baik, maka getaran yang timbul akan tidak akan mempengaruhi pekerja di dalam kendaraan distribusi. Selain itu, perusahaan juga menyediakan klinik yang dilengkapi dokter dan perawat yang terlatih dalam mengobati keluhan umum pekerja. Hal ini dapat


(58)

mengurangi timbulnya gejala dispepsia, karena begitu pekerja mengalami keluhan yang dianggap mengganggu kenyamanan pekerja, pekerja langsung berkonsultasi dengan dokter yang bertugas di klinik dan bila harus mendapat obat dapat diperoleh dengan tanpa membayar.

Mengatasi gejala dispepsia sangat mudah, tidak perlu buru-buru mengkonsumsi obat. Menurut dr.Gary Gitnic dalam bukunya yang berjudul Bebas dari Gangguan Pencernaan, dengan berolahraga dapat menjadi alternatif pengobatan gejala dispepsia. Sebagai tambahan, selain selalu berkonsultasi dengan dokter, para pekerja yang terkena gejala dispepsia sebaiknya memperhatikan kebiasaan merokok yang selama ini dilakukan. Salesman dan

helper yang tidak bisa berhenti merokok, disarankan untuk mencoba tidak

merokok sebelum makan. Saran ini perlu dipertimbangkan bagi perokok, sebelum


(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil dilapangan dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut;

a. Nilai rerata getaran yang memapari pekerja salesman sebesar 6,12 m/dtk2 dan

helper sebesar 7,24 m/dtk2, kondisi ini mempunyai arti bahwa getaran yang

terjadi berada pada reaksi amat sangat tidak nyaman dan berada pada likely

health risk zone.

b. Sebanyak 11 orang salesman dan helper mengalami gejala dispepsia.

c. Tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara getaran yang terjadi pada kendaraan distribusi dengan timbulnya gejala dispepsia pada pekerja.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang didapat, ada beberapa saran yang dapat dijadikan masukan sebagai berikut;

a. Getaran pada tempat duduk kendaraan distribusi, dapat dikurangi dengan melaksanakan pemeliharaan tempat duduk untuk meredam getaran yang bersumber dari mesin kendaraan.

b. Penanganan gejala dispepsia pada pekerja dapat dengan melakukan pola hidup sehat dan selalu berkonsultasi dengan dokter.


(1)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Keterangan

Question

Group


(2)

Lampiran 8. Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Helper pada setiap Kelompok Kerja

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

0

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

1 tidak terkena

1

1

1

0

0

1

1

1

1

1

1

0

9

terkena

0

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

6 tidak terkena

1

0

1

0

0

1

0

1

1

0

1

0

6

terkena

0

0

0

0

0

1

1

1

1

0

1

0

5

terkena

0

0

0

0

0

0

0

1

1

0

0

0

2 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

1 tidak terkena

0

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

6 tidak terkena

0

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

0

6

terkena

0

0

0

0

0

1

1

1

1

0

1

0

5

terkena

0

0

0

0

0

0

1

0

1

0

0

0

2 tidak terkena

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

1

2 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

1 tidak terkena

0

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

6 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0 tidak terkena

0

0

0

0

0

1

1

1

1

0

1

0

5

terkena

0

0

0

0

0

0

0

1

1

0

0

0

2 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

1 tidak terkena

0

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

6 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

0

0

1 tidak terkena

0

0

0

0

0

1

1

1

0

0

1

0

4

terkena

0

0

0

0

0

1

1

1

1

0

1

0

5

terkena

1

1

0

0

0

0

1

1

1

1

1

0

7 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

1 tidak terkena

1

0

1

0

0

1

0

1

1

1

1

1

8

terkena

1

0

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

10

terkena

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

0

0

1 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

1 tidak terkena

0

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

6 tidak terkena

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

0

0

1 tidak terkena

0

0

0

0

0

1

1

1

1

0

1

0

5

terkena

0

0

0

0

0

0

0

1

1

0

0

0

2 tidak terkena

Keterangan

C1

C2

Question

Group

C4

C5

C6

C3


(3)

Lampiran 9. Nonparametric Correlations

Correlations

1,000 ,516** ,709** 1,000** ,190 ,392** ,073 ,475** ,493** ,392** ,706** ,135 ,751** . ,000 ,000 . ,109 ,001 ,541 ,000 ,000 ,001 ,000 ,257 ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

,516** 1,000 -,083 ,516** -,174 -,183 ,316** ,307** ,316** ,456** ,395** -,189 ,434** ,000 . ,490 ,000 ,145 ,125 ,007 ,009 ,007 ,000 ,001 ,112 ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

,709** -,083 1,000 ,709** ,244* ,621** -,127 ,330** ,344** ,138 ,598** ,357** ,571** ,000 ,490 . ,000 ,039 ,000 ,288 ,005 ,003 ,248 ,000 ,002 ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

1,000** ,516** ,709** 1,000 ,190 ,392** ,073 ,475** ,493** ,392** ,706** ,135 ,751** . ,000 ,000 . ,109 ,001 ,541 ,000 ,000 ,001 ,000 ,257 ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

,190 -,174 ,244* ,190 1,000 ,127 ,369** ,285* ,228 ,562** -,016 ,750** ,473** ,109 ,145 ,039 ,109 . ,288 ,001 ,015 ,055 ,000 ,896 ,000 ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

,392** -,183 ,621** ,392** ,127 1,000 ,058 ,442** ,346** -,007 ,635** ,207 ,502** ,001 ,125 ,000 ,001 ,288 . ,630 ,000 ,003 ,951 ,000 ,081 ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

,073 ,316** -,127 ,073 ,369** ,058 1,000 ,351** ,325** ,404** ,294* ,209 ,476** ,541 ,007 ,288 ,541 ,001 ,630 . ,002 ,005 ,000 ,012 ,078 ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

,475** ,307** ,330** ,475** ,285* ,442** ,351** 1,000 ,916** ,384** ,665** ,195 ,804** ,000 ,009 ,005 ,000 ,015 ,000 ,002 . ,000 ,001 ,000 ,101 ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

,493** ,316** ,344** ,493** ,228 ,346** ,325** ,916** 1,000 ,346** ,631** ,209 ,788** ,000 ,007 ,003 ,000 ,055 ,003 ,005 ,000 . ,003 ,000 ,078 ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

,392** ,456** ,138 ,392** ,562** -,007 ,404** ,384** ,346** 1,000 ,231 ,483** ,638** ,001 ,000 ,248 ,001 ,000 ,951 ,000 ,001 ,003 . ,051 ,000 ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

,706** ,395** ,598** ,706** -,016 ,635** ,294* ,665** ,631** ,231 1,000 ,060 ,756** ,000 ,001 ,000 ,000 ,896 ,000 ,012 ,000 ,000 ,051 . ,618 ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

,135 -,189 ,357** ,135 ,750** ,207 ,209 ,195 ,209 ,483** ,060 1,000 ,476** ,257 ,112 ,002 ,257 ,000 ,081 ,078 ,101 ,078 ,000 ,618 . ,000

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

,751** ,434** ,571** ,751** ,473** ,502** ,476** ,804** ,788** ,638** ,756** ,476** 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 .

72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 Spearman's rho

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.


(4)

Lampiran 10. Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or

used in the analysis.

Scale has zero variance items.

Tukey's test for nonadditivity is undefined for dichotomous data.

Case Processing Summary

72

100,0

0

,0

72

100,0

Valid

Excluded

a

Total

Cases

N

%

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,835

12

Cronbach's

Alpha

N of Items

ANOVA

58,148

71

,819

26,981

11

2,453

18,155

,000

105,519

781

,135

132,500

792

,167

190,648

863

,221

Between People

Between Items

Residual

a

Total

Within People

Total

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig

Grand Mean = ,3287

Tukey's test for nonadditivity is undefined for dichotomous data.

a.

Item Statistics

,3194

,46953

72

,1111

,31648

72

,2222

,41866

72

,0000

,00000

72

,1944

,39855

72

,3750

,48752

72

,5556

,50039

72

,5694

,49863

72

,5556

,50039

72

,3750

,48752

72

,4444

,50039

72

,2222

,41866

72

VAR00001

VAR00002

VAR00003

VAR00004

VAR00005

VAR00006

VAR00007

VAR00008

VAR00009

VAR00010

VAR00011

VAR00012


(5)

Lampiran 11. Hasil Statistik Hubungan antara Getaran Seluruh Tubuh dengan Gejala

Dispepsia yang Timbul pada Pekerja Salesman

Case Processing Summary

36

100,0%

0

,0%

36

100,0%

Getaran * Gejala

Dispepsia

N

Percent

N

Percent

N

Percent

Valid

Missing

Total

Cases

Getaran * Gejala Dispepsia Crosstabulation

9

18

27

8,3

18,8

27,0

33,3%

66,7%

100,0%

81,8%

72,0%

75,0%

25,0%

50,0%

75,0%

2

7

9

2,8

6,3

9,0

22,2%

77,8%

100,0%

18,2%

28,0%

25,0%

5,6%

19,4%

25,0%

11

25

36

11,0

25,0

36,0

30,6%

69,4%

100,0%

100,0%

100,0%

100,0%

30,6%

69,4%

100,0%

Count

Expected Count

% within Getaran

% within Gejala

Dispepsia

% of Total

Count

Expected Count

% within Getaran

% within Gejala

Dispepsia

% of Total

Count

Expected Count

% within Getaran

% within Gejala

Dispepsia

% of Total

1=normal

2=>normal

Getaran

Total

1=terkena

2=tidak

terkena

Gejala Dispepsia

Total

Chi-Square Tests

,393

b

1

,531

,044

1

,835

,409

1

,522

,690

,429

,382

1

,537

36

Pearson Chi-Square

Continuity Correction

a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value

df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 table

a.

1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

2,75.


(6)

Lampiran 12. Hasil Statistik Hubungan antara Getaran Seluruh Tubuh dengan Gejala

Dispepsia yang Timbul pada Pekerja Helper

Case Processing Summary

36

100,0%

0

,0%

36

100,0%

Getaran * Gejala

Dispepsia

N

Percent

N

Percent

N

Percent

Valid

Missing

Total

Cases

Getaran * Gejala Dispepsia Crosstabulation

9

16

25

7,6

17,4

25,0

36,0%

64,0%

100,0%

81,8%

64,0%

69,4%

25,0%

44,4%

69,4%

2

9

11

3,4

7,6

11,0

18,2%

81,8%

100,0%

18,2%

36,0%

30,6%

5,6%

25,0%

30,6%

11

25

36

11,0

25,0

36,0

30,6%

69,4%

100,0%

100,0%

100,0%

100,0%

30,6%

69,4%

100,0%

Count

Expected Count

% within Getaran

% within Gejala

Dispepsia

% of Total

Count

Expected Count

% within Getaran

% within Gejala

Dispepsia

% of Total

Count

Expected Count

% within Getaran

% within Gejala

Dispepsia

% of Total

1=normal

2=>normal

Getaran

Total

1=terkena

2=tidak

terkena

Gejala Dispepsia

Total

Chi-Square Tests

1,143

b

1

,285

,457

1

,499

1,214

1

,271

,439

,254

1,111

1

,292

36

Pearson Chi-Square

Continuity Correction

a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value

df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 table

a.

1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

3,36.