MULTI DRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS EPIDEMIOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. MULTI DRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS

Multidrug Resistant Tuberculosis resistensi ganda terhadap obat TB didefenisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis yang resisten paling sedikit terhadap obat rifampisin dan isoniazid dengan atau tanpa resisten terhadap obat lain. 3,8,10,11,12,13,14 Faktor risiko terjadinya MDR – TB yang diterima secara luas adalah akibat pemberian obat anti tuberkulosis sebelumnya, bertempat tinggal di daerah endemik penderita MDR – TB dan berhubungan erat dengan penderita MDR – TB. 5 MDR – TB bukan hal yang baru tetapi merupakan fenomena alami serta penyakit iatrogenic yang timbul karena pengobatan yang tidak adekuat. 15 Secara klinis resistensi TB dibagi atas 2 jenis yaitu resistensi primer dan resistensi sekunder. Resistensi primer adalah dijumpai kuman M. Tuberculosis yang resisten pada pasien yang belum pernah mendapat OAT ataupun sudah pernah mendapat pengobatan OAT tapi kurang dari satu bulan. Resistensi sekunder adalah resistensi yang terjadi pada penderita yang pernah mendapat pengobatan OAT selama satu bulan atau lebih. 8,16 25 Simion Sembiring: Multi Drug Resistance MDR Pada Penderita Tuberkulosis Paru Dengan Diabetes Melitus USU e-Repository © 2008.

2.2. EPIDEMIOLOGI

Kejadian MDR – TB tidak merata di seluruh belahan dunia. Dari laporan survei yang dilakukan WHO tahun 1994 -1999 diperkirakan 70 kasus baru MDR – TB terjadi hanya pada 10 negara, sehingga kasus MDR – TB ini lebih dianggap menjadi masalah lokal. Sedangkan laporan yang dibuat oleh International Union Against Tuberculosis and Lung Disease IUATLD yang melakukan survei pada tahun 1994 -1997 terhadap 35 negara, dijumpai bahwa resistensi obat anti tuberkulosis terdapat di seluruh negara yang disurvei. Hal ini mengarahkan bahwa kasus MDR-TB ini merupakan masalah global. 22 Survei yang dilakukan pada 54 negara antara tahun 1996 -1999 didapatkan bahwa angka resistensi tertinggi dijumpai di Estonia 36,9, diikuti oleh propinsi Henan di Cina 35, Ivanovo Oblast di Federasi Rusia 32,4 dan Latvia 29,9. 8 Hasil survei yang dilakukan WHO mengenai prevalensi resistensi obat secara global dapat dilihat pada tabel berikut : 18 Tabel 1. Resistensi Obat Primer Secara Global 18 Penelitian Banyak Obat H S R E H+R Cohn dkk 1985–1994 - 0 – 16,9 0,1 – 23,5 0 – 3,0 0 - 4,2 0 – 10,8 WHO-IUATLD 1994-1997 9,9 2,0-40,6 7,3 1,5-31,7 6,5 0,3-32,4 1,8 0-16,8 1,0 0-9,9 1,4 0-14,4 WHO-IUATLD 1996-1999 10,7 1,7-36,9 6,2 0-28,1 5,2 0,3-32,4 1,2 0-15,8 0,6 0-11,1 1 0,0-14,1 WHO-IUATLD 1999-2002 10,2 0-57,1 5,7 0-42,6 6,3 0,51-5 1,4 0-15,6 0,8 0-24,8 1,1 0-14,2 26 Simion Sembiring: Multi Drug Resistance MDR Pada Penderita Tuberkulosis Paru Dengan Diabetes Melitus USU e-Repository © 2008. Tabel 2. Resistensi Obat Sekunder Secara Global 18 Penelitian Banyak Obat H S R E H+R Cohn dkk 1985–1994 - 4 – 53,7 0 – 19,4 0 – 14,5 0 - 13,7 0 – 48,0 WHO-IUATLD 1994-1997 36,0 5,3-100,0 _ _ _ _ 13,0 0-54,4 WHO-IUATLD 1996-1999 23,3 0,0-93,8 19,6 0,0-50,0 12,4 0,0-53,4 12,0 0,0- 50,0 5,9 0,0- 32,1 9,9 0,0-48,2 WHO-IUATLD 1999-2002 18,4 0-82,1 14,4 0-71,0 11,4 0-77,1 8,7 0-61,4 3,5 0-54,2 7,0 0-58,3 Tahun 2000 di negara Jerman dijumpai angka resistensi sebesar 8,7. 8 Beberapa negara yang menjadi ” hot spot ” MDR-TB mempunyai angka prevalensi MDR-TB yang tinggi dan dapat mengancam keberhasilan program penanggulangan MDR-TB. Negara yang termasuk di dalamnya adalah Estonia, Latvia di Eropa; Argentina dan Repoblik Dominika di Amerika; serta Cote d’Ivoire di Afrika. 22 Penelitian yang dilakukan oleh Tsao dkk. di Chang Gung Memorial Hospital Taiwan pada tahun1992-1996 didapatkan 28-29 resisten terhadap paling sedikit dua jenis obat. 24 Penelitian yang dilakukan oleh Alicia dkk. di Pilipina tahun 1999 didapatkan angka resistensi sebesar 17,6, termasuk 14,9 terhadap isoniazid, 4,3 terhadap rifampisin, 6,4 terhadap streptomisin dan 1,1 terhadap etambutol dan pirazinamid, sedangkan angka MDR-TB didapatkan 4,3. 25 Penelitian terbaru yang dilakukan di Gujarat India didapatkan angka MDR – TB sebesar 35,2. 22 Di Indonesia MDR – TB di RS Persahabatan tahun 1996 dan 1997 sebesar 5,8 27 Simion Sembiring: Multi Drug Resistance MDR Pada Penderita Tuberkulosis Paru Dengan Diabetes Melitus USU e-Repository © 2008. menjadi 4,85 resistensi primer serta 24,45 menjadi 41,60 resistensi sekunder, sedang di BP4 Surakarta selama 5 tahun 1996-2000 rata-rata resistensi primer 0,18 dan resistensi sekunder 15,51. 7 Penelitian yang dilakukan oleh Bashar dkk. di Bellevue Hospital Center New York dijumpai 36 kasus MDR pada penderita TB dengan DM dibandingkan dengan 10 kasus MDR pada penderita TB tanpa DM. 9 Sedangkan penelitian yang dilakukan Suradi dkk. di Surakarta didapatkan 33 kasus MDR pada penderita TB dengan DM dibandingkan dengan 3,3 pada penderita TB tanpa DM. 7

2.3. RESISTENSI MIKROBA