3.9. DEFINISI OPERASIONAL
a. Penderita TB paru adalah penderita penyakit paru yang disebabkan infeksi
Mycobacterium tuberculosis.
1
b. Penderita diabetes melitus adalah penderita dengan kadar gula darah sewaktu
≥ 200 mgdl yang disertai gejala klasik diabetes berupa poliuri, polidipsi dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
atau kadar gula darah puasa ≥ 126 mgdl atau kadar gula darah 2 jam
post prandial ≥ 200 mgdl.
36
c. Resistensi ganda terhadap OAT adalah resisten terhadap ripamfisin dan INH dengan atau tanpa resisten terhadap obat lain.
3,8,10,11,12,13,14
d. Tingkat Pendidikan : pendidikan formal yang pernah diikuti . Rendah
: tidak sekolah, tidak tamat SD atau tamat SD Menengah : tamat SLTP, tamat SMU
Tinggi : tamat akademiperguruan tinggi
e. Tingkat Penghasilan. Rendah :
≤ Rp. 600.000,- Sedang
: Rp. 600. 000 – Rp. 1.000.000,- Tinggi
: Rp. 1.000.000,-
47
Simion Sembiring: Multi Drug Resistance MDR Pada Penderita Tuberkulosis Paru Dengan Diabetes Melitus USU e-Repository © 2008.
3.10. CARA KERJA
a. Penderita yang memenuhi kriteria inklusi diberi penjelasan tentang tujuan dan proses penelitian.
b. Penderita disuruh mengeluarkan dahak sewaktu untuk dilakukan pemeriksaan apusan sputum pertama secara mikroskopis di
laboratorium. c. Penderita diberikan dua pot lagi untuk tempat dahak pagi kedua dan
ketiga, kalau hasilnya positif dilanjutkan pemeriksaan sputum untuk kultur dan tes resistensi .
d. Selanjutnya sputum penderita dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi FK USU untuk dilakukan pemeriksaan kultur dan tes resistensi dengan
menggunakan media Ogawa serta obat–obatan yang dipakai didalam tes resistensi adalah Streptomisin, Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid
dan Etambutol. Sebagai kuman standar digunakan Mikobakterium
Tuberkulosis H37RV yang sensitif terhadap kelima obat
antituberkulosis. e. Hasil kultur dan tes resistensi diketahui selama 4-6 minggu kemudian
48
Simion Sembiring: Multi Drug Resistance MDR Pada Penderita Tuberkulosis Paru Dengan Diabetes Melitus USU e-Repository © 2008.
3.11. ANALISIS DATA