Penelitian Carlaw dan Kaplan 1991 dalam Rachmawati 2008, menemukan pengaruh yang signifikan antara solvabilitas yang diukur dari
rasio total debt to total assets TDTA terhadap Audit Delay untuk perusahaan sampelnya tahun 1988. Alasan yang dapat mendukung
hubungan antara debt to assets ratio adalah pertama, bahwa total debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi
total debt to total assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada
kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Kedua, mengaudit hutang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak staf dan lebih
rumit dibandingkan mengaudit modal. Dengan demikian solvabilitas yang di ukur dengan total debt to total assets ratio dapat mempengaruhi waktu
penyelesaian audit.
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Interaksi antara ukuran perusahaan dengan audit delay
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
Hasil penelitian Subekti 2005 terhadap 72 sampel yang diteliti, menyatakan bahwa ukuran perusahaan dengan indikator total assets
berpengaruh signifikan terhadap variabel audit delay. Aryati dan Maria 2005 dalam penelitiannya terhadap 50 perusahaan go public yang
terdaftar di BEJ, menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan total assets memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit
delay. Rachmawati 2008 dalam penelitiannya menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Terkait dengan ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan, ukuran perusahaan
juga merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan. Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka
hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut: H1: ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.
2. Interaksi antara reputasi auditor dengan audit delay
Kualitas auditan berpengaruh terhadap kredibilitas laporan keuangan ketika perusahaan go public. Oleh karena itu, underwritter yang
memiliki reputasi tinggi, menginginkan emiten yang dijaminnya, memakai auditor yang mempunyai reputasi tinggi pula. Auditor yang memiliki
reputasi tinggi, akan menggunakan auditor yang memiliki reputasi, keduanya akan mengurangi underpricing.
Subekti 2005 menunjukkan bahwa kantor akuntan publik internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai the big four
membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih
efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.
Menurut Utami 2006 bahwa reputasi auditor berpengaruh secara simultan terhadap audit delay. Di samping itu KAP besar memperoleh
insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga
merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasinya. Selain itu, KAP besar memiliki jumlah auditor yang banyak dan mereka sering
mendapatkan pelatihan. H2: Reputasi auditor berpengaruh terhadap audit delay.
3. Interaksi antara opini audit dengan audit delay