14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan : Kualitatif
Jensen 1991 mengemukakan, pertumbuhan paradigma kualitatif setidaknya dipicu oleh dua kondisi historis. Pertama, kondisi internal
dalam komunitas ilmiah : Banyak pakar dan lembaga yang mempertanyakan daya eksplanatori pendekatan empiris konvensional
dalam ilmu-ilmu sosial. Terdapat banyak konsensus bahwa banyak isu penelitian tidak cukup ditelaah melalui metode positivistik-kuantitatif.
Kedua, kondisi eksternal diluar komunitas ilmiah: Perkembangan ilmu sedikit banyak berkaitan dengan perubahan dalam bidang sosioekonomi
yang lebih luas, sehingga pendekatan kualitatif diperlukan untuk beradaptasi dengan bentuk realitas sosial yang baru, yang sering disebut
masyarakat pascaindustri, era pasca modern, dan masyarakat informasi. Menurut Jensen, erosi pola-pola sosial tradisional dan perkembangan
komunikasi massa sebagai sumber primer kohesi sosial di banyak kawasan dunia merupakan gejala abad ke-20 yang semakin cepat dalam beberapa
dekade terakhir. Hal ini menuntut pencarian akan teori-teori baru yang lebih konteksual untuk memahami kompleksitas sosial dan budaya serta
perubahan. Deddy Mulyana; 2008 Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang
sudah dipaparkan, penulis berharap dengan menggunakan pendekatan ini dapat menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, dan tingkah
laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, organisasi tertentu. Pendekatan yang akan dilakukan penulis sesuai dengan ciri pendekatan
penelitian kualitatif bersifat deskriptif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata - kata, gambar, bukan angka - angka. Kalaupun ada angka -
angka, sifatnya hanya sebagai penunjang. Data yang diperoleh meliputi transkip interview, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan lain - lain
15 dan memberi titik tekan pada makna, yaitu fokus penelaahan terpaut
langsung dengan masalah kehidupan manusia Danim. 2002 : 51.
3.2. Jenis Penelitian : Deskriptif