T1 362008007 BAB III

(1)

14 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan : Kualitatif

Jensen (1991) mengemukakan, pertumbuhan paradigma kualitatif setidaknya dipicu oleh dua kondisi historis. Pertama, kondisi internal dalam komunitas ilmiah : Banyak pakar dan lembaga yang mempertanyakan daya eksplanatori pendekatan empiris konvensional dalam ilmu-ilmu sosial. Terdapat banyak konsensus bahwa banyak isu penelitian tidak cukup ditelaah melalui metode positivistik-kuantitatif. Kedua, kondisi eksternal diluar komunitas ilmiah: Perkembangan ilmu sedikit banyak berkaitan dengan perubahan dalam bidang sosioekonomi yang lebih luas, sehingga pendekatan kualitatif diperlukan untuk beradaptasi dengan bentuk realitas sosial yang baru, yang sering disebut masyarakat pascaindustri, era pasca modern, dan masyarakat informasi. Menurut Jensen, erosi pola-pola sosial tradisional dan perkembangan komunikasi massa sebagai sumber primer kohesi sosial di banyak kawasan dunia merupakan gejala abad ke-20 yang semakin cepat dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini menuntut pencarian akan teori-teori baru yang lebih konteksual untuk memahami kompleksitas sosial dan budaya serta perubahan. (Deddy Mulyana; 2008)

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang sudah dipaparkan, penulis berharap dengan menggunakan pendekatan ini dapat menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, organisasi tertentu. Pendekatan yang akan dilakukan penulis sesuai dengan ciri pendekatan penelitian kualitatif bersifat deskriptif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata - kata, gambar, bukan angka - angka. Kalaupun ada angka - angka, sifatnya hanya sebagai penunjang. Data yang diperoleh meliputi transkip interview, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan lain - lain


(2)

15 dan memberi titik tekan pada makna, yaitu fokus penelaahan terpaut langsung dengan masalah kehidupan manusia (Danim. 2002 : 51).

3.2. Jenis Penelitian : Deskriptif

Jenis Penelitian Deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan obyek yang diselidiki, seperti ; seorang, lembaga, masyarakat, kelompok, dan lain - lain sebagaimana adanya, berdasarkan fakta - fakta aktual (Nawawi & Hadari 1992 : 67)

Penulis menggunakan deskriptif karena menyesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu menggambarkan (mendiskripsikan) pengaruh etnosentrisme dalam komunikasi antarbudaya.

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam hal ini adalah tempat dimana proses pengambilan data berlangsung. (Burhan Bungin, 2008 : 125)

Lokasi : Salatiga, khususnya Universitas Kristen Satya Wacana

Alasan Praktis : Hal ini memudahkan penulis karena lokasi penelitian merupakan tempat penulis menimba ilmu.

Alasan Metodologis : Sebagian besar data – data yang akan penulis ambil dari obyek penelitian erdapat di lokasi ini.

3.4. Unit Analisa

Unit analisa didefinisikan sebagai agregasi data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam rangka menjawab persoalan - persoalan penelitian (Ihalauw. 2004 : 174).


(3)

16 Unit analisa dalam penelitian ini adalah komunikasi antarbudaya, yang fokusnya terletak pada pengaruh etnosentrisme dalam pernyataan diri dari komunikator maupun komunikan dalam pertukaran pesan.

3.5. Unit Amatan

Unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis (Ihalauw, 2004 : 178).

Unit Amatan :

 Pentas Seni dan Budaya UKSW tahun 2012,

 Pasangan yang berbeda etnis,

 Notulensi Rapat Lembaga Kemahasiswaan Universitas, khususnya Badan Perwakilan Mahasiswa UKSW periode 2011-2012.

3.6. Jenis Data

Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek pebelitian yang diperoleh di lokasi penelitian. Jenis data dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder (Burhan Bungin, 2008). Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi (Ruslan, 2003 ; 29). Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah hasil wawancara dengan beberapa informan kunci.

Sedangkan data sekunder adalah data yang sudah terjadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang telah dikeluarkan berbagai organisasi atau perusahaan (Ruslan 2003 ; 30). Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah Proposal PBSI tahun 2012, Laporan Pertanggungjawaban panitia penyelenggara terhadap acara Pentas Seni dan


(4)

17 Budaya 2012, surat atau pesan singkat melalui media sosial yang dilakukan oleh pasangan berbeda budaya, serta notulensi - notulensi rapat yang dimiliki oleh Lembaga Kemahasiswaan beserta foto - foto.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data penulis sudah melakukan dengan cara pengamatan (observasi), wawancara serta dokumenter. Karena dalam mengumpulkan data historis yang tidak bisa ditemukan dengan observasi, tetapi bisa dimungkinkan dengan dokumenter dan wawancara serta menyalin data sekunder atau dokumenter. Penulis sudah “terjun langsung” dan mengamati secara langsung komunikasi antarbudaya mahasiswa UKSW Salatiga. Penulis menjadi partisipan penuh dalam pengamatan. Dalam artian menyamakan diri dengan mahasiswa yang sering berkumpul dengan budaya mereka masing - masing, supaya dapat merasakan dan menghayati apa yang diamati serta dirasakan oleh responden. Tentu adanya proses dalam melakukan pengamatan langsung ke lingkungan tersebut, yaitu; (1) Persiapan termasuk latihan, mengetahui norma-norma dan nilai-nilai, kebiasaan perilaku setiap budaya yang terdapat di mahasiswa USKW, sehingga penulis dapat diterima baik oleh masing - masing kelompok atau komunitas budaya tersebut. (2) Memasuki lingkungan penelitian, (3) Memulai interaksi, interaksi yang terjalin antara penulis dengan mahasiswa yang tergabung dalam komunitas budaya tersebut harus baik, agar dari interaksi tersebut penulis bisa diterima. (4) langkah berikutnya mulai melakukan pengamatan melihat pola umum komunikasi, khususnya etnosentrisme yang dibangun oleh masing - maisng komunitas. Mencatat kejadian-kejadian yang penting, atau mencatat kegiatan perilaku komunikasi antar budaya mahasiswa tersebut. (5) Menyelesaikan tugas lapangan, dimana memperdalam hasil pengamatan dan pencatatan.


(5)

18 Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata verbal. Wawancara tidak hanya menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan. Menurut Mohamad Ali, keunggulan dari wawancara sebagai alat untuk meneliti adalah, (1) Wawancara dapat dilaksanakan kepada setiap individu tanpa dibatasi oleh factor usia maupun kemampuan membaca. (2) Data yang diperoleh dapat langsung diketahui obyektivitasnya karena dilaksanakan secara tatap muka. (3) Wawancara dapat dilaksanakan langsung kepada responden yang diduga sebagai sumber data (dibandingkan dengan angket yang mempunyai kemungkinan diisi oleh orang lain). (4) Wawancara dapat dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil yang diperoleh baik melalui observasi terhadap objek manusia ataupun angket. (5) Pelaksaan wawancara dapat lebih fleksibel dan dinamis karena dilaksanakan dengan hubungan langsung, sehingga memungkinkan diberikannya penjelasan oleh responden bila suatu pertanyaan kurang dapat dimengerti. (W Gulo; 2002)

Keunggulan dari metode wawancara inilah yang sudah penulis gunakan untuk menggali informasi lebih dalam dan sekaligus memperkuat hasil observasi yang penulis lakukan. Wawancara yang sudah penulis lakukan adalah campuran, dimana bentuk ini campuran antara wawancara berstruktur dan tak berstruktur. Dimana penulis menjadwalkan wawancara dengan beberapa informan kunci. Wawancara yang sudah dilakukan penulis dengan beberapa orang yang dianggap sebagai informan kunci (key informan) yakni , sie. acara penyelenggara dan salah seorang yang tergabung dalam komunitas etnis yang sekaligus menjadi peserta (terlibat langsung) dikegiatan


(6)

19 Pentas Seni dan Budaya UKSW tahun 2012, kedua pasangan (teman) yang sering bertemu dan tinggal dalam satu atap yakni di "kos putri KFC", dan ketua BPMU UKSW.

2) Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kaloboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksiaan terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat se-obyektif mungkin. Peranan pengamat dapat dibedakan berdasarkan hubungan partisipatifnya dengan kelompok yang diamati, yaitu; (1) Partisipan penuh, dimana menyamakan diri dengan orang yang diteliti. (2) Partisipan pengamat, dimana masing-masing pihak, baik pengamat maupun yang diamati, menyadari peranannya. (3) Pengamat sebagai partisipan, dimana peneliti hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam penelitiannya. (4) Pengamat sempurna (complete observer), dimana peneliti hanya menjadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati. Dalam artian ia mempunyai jarak dengan responden yang diamati. (W Gulo; 2002)

Penulis melakukan pengamatan pada kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Lembaga Kemahasiswaan khususnya Senat Mahasiswa Universitas UKSW, dimana acara tersebut merupakan Pentas Budaya dan Seni (PBSI) yang telah diikuti oleh berbagai komunitas etnis yang ada di UKSW dari tanggal 24 Juni 2012 sampai 28 Juni 2012. Dalam mencermati kegiatan ini penulis standby sejak acara ini mulai berlangsung sampai pada hari terakhirnya dan melakukan pencatatan tentang hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh penulis.


(7)

20 Selanjutnya dalam keseharian penulis juga mengamati pola komunikasi antar pasangan yang berbeda budaya. Pasangan yang dimaksud oleh penulis bukan berarti pacar tetapi komunikasi interpersonal yang dilakukan dengan intensif. Penulis mengamati sekelompok individu yang tinggal satu atap yakni di kost putri KFC Salatiga. Dimana penghuni kost putri KFC sebagian besar mahasiswi di UKSW Salatiga, dan berasal dari berbagai daerah. Penulis memilih mengamati kost putri KFC, karena kebetulan tanggal 29 Maret 2012 terdapat status di media online, yakni facebook yang saling menyindir antar anak kost putri KFC. Ketika melihat status tersebut, penulis mengamati secara langsung kejadian tersebut dan terjun kelapangan untuk mengamati bagaimana komunikasi antarbudaya yang dibangun oleh anak kost putri KFC.

Selain itu, penulis juga mengamati komunikasi antarbudaya dalam struktural seperti Lembaga Kemahasiswaan UKSW yang didalam struktur tersebut terdiri dari mahasiswa yang berbeda etnis. Penulis lebih mengkhususkan pengamatan kepada Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas (BPMU) UKSW. Mengapa hanya BPMU ? Cara perekrutan BPMU berbeda dengan Senat Mahasiswa Universitas (SMU), cenderung perwakilan yang dikirim ke BPMU berasal dari berbagai etnis, sehingga rapat BPMU terkadang dapat dibilang lebih "seru" dibandingkan dengan rapat - rapat yang ada di SMU ataupun Lembaga Kemahasiswaan tingkat Fakultas. Selain itu keanggotaan dari BPMU tidak tetap, dimana seringkali dapat menarik dan mengganti - ganti utusan yang dikirim oleh LK Fakultas melalui mekanisme yang ada. Penulis mengamati bagaimana rapat - rapat yang dilakukan oleh BPMU UKSW periode 2011 - 2012. Namun tidak semua rapat penulis dapat amati secara langsung.


(8)

21 3) Dokumen

Dimana dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang saya lakukan akan dicatat sebagai sumber informasi. Jadi tiga metode tadi, yaitu (1) observasi atau pengamatan, (2) wawancara, (3) dokumen. Dimana ketiga metode ini saling melengkapi dan memperkuat hasil pengamatan yang akan saya lakukan. Tentunya dengan harapan dapat menghasilkan penelitian yang se-obyektif mungkin dengan data-data yang lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan. (W Gulo; 2002).

Dari tiga kasus yang penulis ambil, penulis menggunakan beberapa dokumen yakni ; 1) kasus PSBI tahun 2012, dokumen yang digunakan adalah proposal kegiatan, laporan pertanggungjawaban kegiatan, foto - foto waktu kegiatan berlangsung, 2) kasus kost putri KFC, dokumen yang digunakan adalah foto lokasi, status facebook beserta tanggal dan waktu terbitnya, 3) kasus BPMU UKSW periode 2011- 2012 adalah beberapa notulensi rapat, foto. Penulis menggunakan dokumen - dokumen ini untuk melengkapi dan memperkuat data - data yang didapat dari hasil wawancara maupun pengamatan yang sudah dilakukan oleh penulis.

3.8. Teknik Analisa Data

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dapat melakukan analisis data dengan langkah - langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2006 : 276 - 280) ;

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berpatokan pada rumusan masalah , unit amatan dan unit analisa yang sudah ditentukan oleh penulis. Idenfikasi masalah


(9)

22 dilakukan dengan cara menggolongkan data - data yang relevan dengan tema penelitian untuk dapat dianalisis dengan tepat.

2. Proses Seleksi

Penulis melakukan seleksi terhadap hasil data primer maupun sekunder yang didapat saat penelitian dilakukan. Data primer yang didapat oleh penulis melalui wawancara dan pengamatan secara langsung begitu banyak sehingga penulis melakukan proses seleksi yakni memberikan fokus pada komunikasi antarbudaya yang terdapat etnosentrisme dari masing - masing kasus. Begitu pula dengan data sekunder yang didapat dari dokumen.

3. Reduksi Data

Miles dan Huberman (1994) menjabarkan bahwa reduksi data bukan asal membuang data yang tidak diperlukan, melainkan merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah yang tak terpisahkan dari analisis data. Ada beberapa langkah dalam melakukan reduksi data, yakni ; Tahap pertama, melibatkan langkah - langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data. Pada tahap kedua, peneliti menyusun kode - kode dan catatan - catatan (memo) berbagai hal yang terkait dengan penelitian. Kemudian pada tahap akhir dari reduksi data, peneliti menyusun rancangan konsep - konsep serta penjelasan - penjelasan berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok - kelompok data bersangkutan. Sehingga dapat memilah data - data yang tidak termasuk yang akan dianalisis dengan data - data yang akan digunakan dalam analisis (Pawito, 2007 : 104 - 105).

Penulis melakukan reduksi dengan tahap pertama dan kedua, yakni ; pada tahap pertama penulis mengelompokan data - data tersebut serta meringkasnya, dan pada tahap kedua penulis menyisihkan data - data yang tidak terkait dengan penelitian dari penulis.


(10)

23 4. Penyajian Data

Dalam penyajian data penulis melakukan pengorganisasian data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar - benar dilibatkan dalam satu kesempatan. (Pawito, 2007 : 106).

5. Melakukan Analisis Data

Penulis melakukan analisis dengan cara membaca semua catatan yang telah dibuat selama proses penelitian dan menguji keabsahan dari data - data tersebut. Teknik dalam menguji keabsahan dilakukan dengan cara pemeriksaan, yakni dengan menggunakan analisis triangulasi yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris yang tersedia (Kriyantono, 2006 : 71).

Hal ini penulis lakukan dengan data yang didapat dari hasil wawancara melakukan pengecekan dengan keadaannya melalui data yang didapat pada saat penulis melakukan pengamatan secara langsung kelapangan. 6. Verifikasi & Penarikan Kesimpulan

Penulis melakukan pengujian kesimpulan, dimana tidak jarang kesimpulan sudah tergambar sejak awal, namun kesimpulan final tidak pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa peneliti menyelesaikan analisis seluruh data yang ada. Penulis mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulan - kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi - proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti (Pawito, 2007 : 106).


(1)

18 Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata verbal. Wawancara tidak hanya menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan. Menurut Mohamad Ali, keunggulan dari wawancara sebagai alat untuk meneliti adalah, (1) Wawancara dapat dilaksanakan kepada setiap individu tanpa dibatasi oleh factor usia maupun kemampuan membaca. (2) Data yang diperoleh dapat langsung diketahui obyektivitasnya karena dilaksanakan secara tatap muka. (3) Wawancara dapat dilaksanakan langsung kepada responden yang diduga sebagai sumber data (dibandingkan dengan angket yang mempunyai kemungkinan diisi oleh orang lain). (4) Wawancara dapat dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil yang diperoleh baik melalui observasi terhadap objek manusia ataupun angket. (5) Pelaksaan wawancara dapat lebih fleksibel dan dinamis karena dilaksanakan dengan hubungan langsung, sehingga memungkinkan diberikannya penjelasan oleh responden bila suatu pertanyaan kurang dapat dimengerti. (W Gulo; 2002)

Keunggulan dari metode wawancara inilah yang sudah penulis gunakan untuk menggali informasi lebih dalam dan sekaligus memperkuat hasil observasi yang penulis lakukan. Wawancara yang sudah penulis lakukan adalah campuran, dimana bentuk ini campuran antara wawancara berstruktur dan tak berstruktur. Dimana penulis menjadwalkan wawancara dengan beberapa informan kunci. Wawancara yang sudah dilakukan penulis dengan beberapa orang yang dianggap sebagai informan kunci (key informan) yakni , sie. acara penyelenggara dan salah seorang yang tergabung dalam komunitas etnis yang sekaligus menjadi peserta (terlibat langsung) dikegiatan


(2)

19 Pentas Seni dan Budaya UKSW tahun 2012, kedua pasangan (teman) yang sering bertemu dan tinggal dalam satu atap yakni di "kos putri KFC", dan ketua BPMU UKSW.

2) Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kaloboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksiaan terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat se-obyektif mungkin. Peranan pengamat dapat dibedakan berdasarkan hubungan partisipatifnya dengan kelompok yang diamati, yaitu; (1) Partisipan penuh, dimana menyamakan diri dengan orang yang diteliti. (2) Partisipan pengamat, dimana masing-masing pihak, baik pengamat maupun yang diamati, menyadari peranannya. (3) Pengamat sebagai partisipan, dimana peneliti hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam penelitiannya. (4) Pengamat sempurna (complete observer), dimana peneliti hanya menjadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati. Dalam artian ia mempunyai jarak dengan responden yang diamati. (W Gulo; 2002)

Penulis melakukan pengamatan pada kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Lembaga Kemahasiswaan khususnya Senat Mahasiswa Universitas UKSW, dimana acara tersebut merupakan Pentas Budaya dan Seni (PBSI) yang telah diikuti oleh berbagai komunitas etnis yang ada di UKSW dari tanggal 24 Juni 2012 sampai 28 Juni 2012. Dalam mencermati kegiatan ini penulis standby sejak acara ini mulai berlangsung sampai pada hari terakhirnya dan melakukan pencatatan tentang hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh penulis.


(3)

20 Selanjutnya dalam keseharian penulis juga mengamati pola komunikasi antar pasangan yang berbeda budaya. Pasangan yang dimaksud oleh penulis bukan berarti pacar tetapi komunikasi interpersonal yang dilakukan dengan intensif. Penulis mengamati sekelompok individu yang tinggal satu atap yakni di kost putri KFC Salatiga. Dimana penghuni kost putri KFC sebagian besar mahasiswi di UKSW Salatiga, dan berasal dari berbagai daerah. Penulis memilih mengamati kost putri KFC, karena kebetulan tanggal 29 Maret 2012 terdapat status di media online, yakni facebook yang saling menyindir antar anak kost putri KFC. Ketika melihat status tersebut, penulis mengamati secara langsung kejadian tersebut dan terjun kelapangan untuk mengamati bagaimana komunikasi antarbudaya yang dibangun oleh anak kost putri KFC.

Selain itu, penulis juga mengamati komunikasi antarbudaya dalam struktural seperti Lembaga Kemahasiswaan UKSW yang didalam struktur tersebut terdiri dari mahasiswa yang berbeda etnis. Penulis lebih mengkhususkan pengamatan kepada Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas (BPMU) UKSW. Mengapa hanya BPMU ? Cara perekrutan BPMU berbeda dengan Senat Mahasiswa Universitas (SMU), cenderung perwakilan yang dikirim ke BPMU berasal dari berbagai etnis, sehingga rapat BPMU terkadang dapat dibilang lebih "seru" dibandingkan dengan rapat - rapat yang ada di SMU ataupun Lembaga Kemahasiswaan tingkat Fakultas. Selain itu keanggotaan dari BPMU tidak tetap, dimana seringkali dapat menarik dan mengganti - ganti utusan yang dikirim oleh LK Fakultas melalui mekanisme yang ada. Penulis mengamati bagaimana rapat - rapat yang dilakukan oleh BPMU UKSW periode 2011 - 2012. Namun tidak semua rapat penulis dapat amati secara langsung.


(4)

21 3) Dokumen

Dimana dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang saya lakukan akan dicatat sebagai sumber informasi. Jadi tiga metode tadi, yaitu (1) observasi atau pengamatan, (2) wawancara, (3) dokumen. Dimana ketiga metode ini saling melengkapi dan memperkuat hasil pengamatan yang akan saya lakukan. Tentunya dengan harapan dapat menghasilkan penelitian yang se-obyektif mungkin dengan data-data yang lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan. (W Gulo; 2002).

Dari tiga kasus yang penulis ambil, penulis menggunakan beberapa dokumen yakni ; 1) kasus PSBI tahun 2012, dokumen yang digunakan adalah proposal kegiatan, laporan pertanggungjawaban kegiatan, foto - foto waktu kegiatan berlangsung, 2) kasus kost putri KFC, dokumen yang digunakan adalah foto lokasi, status facebook beserta tanggal dan waktu terbitnya, 3) kasus BPMU UKSW periode 2011- 2012 adalah beberapa notulensi rapat, foto. Penulis menggunakan dokumen - dokumen ini untuk melengkapi dan memperkuat data - data yang didapat dari hasil wawancara maupun pengamatan yang sudah dilakukan oleh penulis.

3.8. Teknik Analisa Data

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dapat melakukan analisis data dengan langkah - langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2006 : 276 - 280) ;

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berpatokan pada rumusan masalah , unit amatan dan unit analisa yang sudah ditentukan oleh penulis. Idenfikasi masalah


(5)

22 dilakukan dengan cara menggolongkan data - data yang relevan dengan tema penelitian untuk dapat dianalisis dengan tepat.

2. Proses Seleksi

Penulis melakukan seleksi terhadap hasil data primer maupun sekunder yang didapat saat penelitian dilakukan. Data primer yang didapat oleh penulis melalui wawancara dan pengamatan secara langsung begitu banyak sehingga penulis melakukan proses seleksi yakni memberikan fokus pada komunikasi antarbudaya yang terdapat etnosentrisme dari masing - masing kasus. Begitu pula dengan data sekunder yang didapat dari dokumen.

3. Reduksi Data

Miles dan Huberman (1994) menjabarkan bahwa reduksi data bukan asal membuang data yang tidak diperlukan, melainkan merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah yang tak terpisahkan dari analisis data. Ada beberapa langkah dalam melakukan reduksi data, yakni ; Tahap pertama, melibatkan langkah - langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data. Pada tahap kedua, peneliti menyusun kode - kode dan catatan - catatan (memo) berbagai hal yang terkait dengan penelitian. Kemudian pada tahap akhir dari reduksi data, peneliti menyusun rancangan konsep - konsep serta penjelasan - penjelasan berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok - kelompok data bersangkutan. Sehingga dapat memilah data - data yang tidak termasuk yang akan dianalisis dengan data - data yang akan digunakan dalam analisis (Pawito, 2007 : 104 - 105).

Penulis melakukan reduksi dengan tahap pertama dan kedua, yakni ; pada tahap pertama penulis mengelompokan data - data tersebut serta meringkasnya, dan pada tahap kedua penulis menyisihkan data - data yang tidak terkait dengan penelitian dari penulis.


(6)

23 4. Penyajian Data

Dalam penyajian data penulis melakukan pengorganisasian data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar - benar dilibatkan dalam satu kesempatan. (Pawito, 2007 : 106).

5. Melakukan Analisis Data

Penulis melakukan analisis dengan cara membaca semua catatan yang telah dibuat selama proses penelitian dan menguji keabsahan dari data - data tersebut. Teknik dalam menguji keabsahan dilakukan dengan cara pemeriksaan, yakni dengan menggunakan analisis triangulasi yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris yang tersedia (Kriyantono, 2006 : 71).

Hal ini penulis lakukan dengan data yang didapat dari hasil wawancara melakukan pengecekan dengan keadaannya melalui data yang didapat pada saat penulis melakukan pengamatan secara langsung kelapangan. 6. Verifikasi & Penarikan Kesimpulan

Penulis melakukan pengujian kesimpulan, dimana tidak jarang kesimpulan sudah tergambar sejak awal, namun kesimpulan final tidak pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa peneliti menyelesaikan analisis seluruh data yang ada. Penulis mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulan - kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi - proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti (Pawito, 2007 : 106).