81 sistuasi keterbukaan, sistuasi kebebasan berekspresi pasca reformasi oleh kaum
muda terpelajar di Salatiga, yang pada sekitar tahun itu euforia reformasi masih menggebu-gebu khususnya dikalangan mahasiswa.
6.2. Demonstrasi Gaya Berpakaian Sebuah Bentuk Perlawanan
Sebagai sebuah gerakan perlawanan kaum muda yang menentang
masyarakat yang mapan, selain menyatakan sikap perlawanannya melalui musik salah satu cara yang khas dan unik dalah dengan gaya berpakian dan rambut yang
berbeda dengan umumnya. Gaya berpakian merupakan tanda simbol , juga sebagai bahasa perlawanan. Dalam bahasa yang lain gaya berpakian komunitas
punk merupakan ekspresi kemarahan dan frustrasi yang disampaikan melalui gaya berpakian.
Gaya berpakian komunitas punk di Inggris lebih mirip dengan gaya berpakian kelas pekerja. Kaum punk menggunakan baju kaos, celana JEAN‟S,
sepatu boot, dan ditambah dengan berbagai asesoris lain untuk menampakkan perlawanan terhadap hal-hal yang normal khususnya gaya berpakian. Gaya
berpakian yang demikian dimaksudkan untuk memperolok budaya yang telah mapan, sekaligus sebagai identitas keberpihakan komunitas ini terhadap
kelompok pekerja buruh. Salah satu dari ini perlawanan punk adalah menentang suatu kondisi
masyarakat mapan . Punk adalah sebuah „gaya yang mengerikan‟, yang
menciptakan suatu paduan hal-hal yang membangkang dan abnormal. Cara-cara yang digunakan adalah dengan menggunakan pin-pin pengaman, gaya rambut,
kaos-kaos dengan tulisan- tulisan yang „kasar‟, gambar-gambar anarkis ataupun
tarian yang tidak tertatam dan musik-musik yang sengaja dibuat tidak musikal. Dengan cara-cara di atas, punk merusak dan membongkar bahkan
menginjak-injak setiap wacana yang relevan. Mereka mekakukan perlawanan simbolis terhadap kondisi hidup yang mapan, terhadap hegemony Negara.
Sebagaimana lahirnya punk di Inggris dimana tema-tema perlawanan melalui gaya berpakian menjadi identitas perlawanan demikian juga dengan punk
di Salatiga. Punk di Salatiga mendemonstrasikan gaya berpakian yang juga
82 memperolok gaya berpakian yang mapan masyarakat mapan dan menunjukkan
keberpihakan mereka terhadap kelompok pekerja dan kaum tertindas. Komunitas punk di Salatiga menggunakan, sepatu-sepatu yang biasanya
dipakai oleh kelompok pekerja buruh bahkan terdapat juga diantara mereka yang menggunakan sandal jepit, kaos-kaos dan celana jeans lokal yang sobek atau
terlihat seperti ditambal. Selain itu pakian-pakian yang digunakan tidak pernah tampak tampak mewah dan rapi sebagaimana yang berlaku umumnya dalam
kehidupan masyarakat Salatiga. Gaya berpakian komunitas Punk baik di Inggris ataupun di Salatiga adalah
sebagai tanda, juga sebagai bahasa. Gaya berpakian kaum Punk dimaksudkan untuk memperolok budaya mapan, sekaligus keberpihakan terhadap masyarakat
pekerja. Punk adalah suatu ”gaya yang mengerikan” yang menciptakan suatu panduan hal-hal yang membangkang dan abnormal.
6.3. Prinsip-Prinsip Punk Salatiga