Ciri-Ciri Anak Disiplin Belajar

27 siswa untuk melakukan hal yang sama. Hukuman positif atau nonfisik, misalnya dengan memberi pujian bila melakukan perbuatan baik, memberi contoh perilaku yang diinginkan, bersikap realistis terhadap harapan pada siswa sesuai tingkat usianya, memberi dorongan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, tidak menggunakan teriakan atau ancaman, memberikan pendapat terkait tindakan siswa, menggunakan metode bimbingan dan penyuluhan jika perlu dapat mengundang orang tua siswa, serta biarkan siswa belajar melakukan dan menyelesaikannya sendiri. Senada dengan pendapat di atas, Srinam S. Khalsa 2008: 61-65 menguraikan cara efektif menumbuhkan disiplin belajar di sekolah yaitu a Guru berdiri di samping pintu kelas untuk menyambut siswa serta mengingatkan PR yang harus sudah selesai dikerjakan. b Sebelum pelajaran dimulai, guru mengingatkan siswa tentang peraturan dan perilaku di kelas. c Guru memberikan contoh perilaku baik tersebut. d Memberikan pujian kepada siswa yang berperilaku baik di kelas dan mengabaikan perilaku buruk siswa. e Saat siswa jenuh guru memberi kesempatan siswa untuk bersama-sama berkeliling kelas atau melakukan hal yang menyenangkan agar siswa semangat belajar. f Memberikan perintah saat semua siswa memperhatikan. 28 g Membantu siswa saat kesulitan serta memberikan semangat atau menepuk punggung pada siswa untuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Berdasarkan uraian diatas strategi disiplin belajar dapat dilakukan tanpa menggunakan kekerasan karena hal tersebut akan memicu anak untuk melakukannya. Selain itu, disiplin belajar dapat dilakukan dengan cara yaitu menyingkirkan situasi yang menggangu, diskusi dengan siswa di kelas untuk mendapatkan kesepakatan bersama. Jika kesepakatan kelas sudah di dapat, guru mengingatkan akan kesepakatan tersebut dan melalukan inovasi kegiatan pembelajaran agar kedisiplinan tercapai.

4. Faktor Yang Menyebabkan Anak Malas Belajar

Disiplin belajar menyangkut pula tentang kegiatan belajar yang dilakukan siswa. Siswa yang malas belajar memiliki beberapa kendala, seperti yang dikemukakan oleh Sarwono S.W Nanang Hanafiah, 2009: 10- 12 yaitu siswa tidak mempunyai kebiasaan belajar yang teratur, tidak mempunyai catatan pelajaran yang lengkap, tidak mengerjakan PR, sering membolos, mencontek saat ulangan, serta faktor cita –cita yang turut andil didalamnya. Selain apa yang telah dikatakan guru besar Fakultas Psikologi Bapak Sarwono S.W tersebut, Brofenbrenner Nanang Hanafiah, 2009: 10- 12 menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan anak malas belajar yaitu a. Lingkungan terdekat anak seperti keluarga, guru, tetangga, sekolah, teman, dan lainnya yang dinamakan sistem mikro. 29 b. Hubungan antara orang tua dengan guru, orang tua dengan teman, antar teman, atau guru dengan teman yang dinamakan sistem meso. c. Media elektonik dan non elektronik, dokter, dan keluarga besar turut andil dalam faktor yang bisa menyebabkan anak malas belajar, yang dinamakan sistem exo. d. Ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat, dan budaya yang dinamakan sistem makro. Anak malas belajar bisa dikarenakan tidak ada orang yang mengontrol belajarnya setiap saat, tidak ada jadwal belajar yang teratur, bosan untuk belajar, dan kurang pedulinya orang tua pada anak. Namun orang tua bisa mengembalikannya agar anak giat dalam belajar dengan cara memberikan perhatian pada anak, mendampingi anak belajar untuk mengulangi materi pelajaran yang sudah diberikan di sekolah. Selain itu kegiatan mempersiapkan buku dan alat untuk esok hari menjadikan anak tidak malas belajar dan akan menjadi kebiasaan untuk disiplin belajar Irawati Istadi, 2005: 89-96. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi anak malas belajar yaitu faktor intrisik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrisik termasuk cita-cita, motivasi, dan dorongan dari dalam diri siswa. Faktor ekstrinsik yaitu lingkungan anak yang dikelompokkan dalam sistem mikro, sistem meso, sistem exo, dan sistem makro. Selain itu, anak malas belajar dikarenakan tidak memiliki jadwal belajar yang teratur serta kurangnya persiapan belajar. Dari data need assesment terdapat 52 siswa dari 100 siswa