Uses and Gratifications Sistematika Pembahasan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id memilih media. b Banyaknya pilihan bentuk media massa dan sumber- sumber lain yang dapat memenuhi kebutuhan pemirsa, maka menyebabkan terjadinya persaingan antar media massa dan sumber- sumber lain. Sedangkan kebutuhan pemirsa yang mampu dipenuhi oleh media hanyalah bagian dari kebutuhan manusia yang luas. c Dalam pemilihan media massa, Pemirsa memilih berdasarkan kepentingan dan motif-motif tertentu yang sesuai dengan kondisinya. Atau dengan kata lain bahwa pemirsa memiliki motif imbalan atau gratifikasi yang mereka harapkan saat menonton tayangan televisi. 22 McQuail dan Windahl menjelaskan bahwa yang paling penting dari teori gratifikasi penggunaan media adalah ide bahwa media menawarkan “imbalan” yang bisa diharapkan dapat diprediksi oleh khalayak, dengan dasar pengalaman menggunakan media di masa lalu. Ide tersebut menyediakan cara untuk menjelaskan perilaku penggunaan media massa. Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch 23 Uses and Gratifications meneliti asal mula motif secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan motif dan akibat-akibat lain. Lebih lanjut William J. Mcguire dalam Jalaludin Rakhmat menjelaskan bahwa berdasarkan berbagai aliran dalam psikologi motivasional ada setidaknya 16 motif. Motif ini terbagi menjadi dua kelompok besar yakni motif kognitif dan motif afektif. a 22 Ibid 23 Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Teori Komunikasi Salemba: Humanika, 2009 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Motif kognitif terdiri dari : konsistensi, atribusi, kategorisasi, otonomi, simulasi, teologis, utilitarian. b Motif Afektif antara lain adalah reduksitas, ekspresif, egodefensif, pengukuhan, penonjolan, afiliasi, identifikasi dan peniruan. Sebagai makhluk sosial, motif manusia terbukti dari lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial ini antara lain terdiri dari karakteristik demografis, kelompok-kelompok sosial yang diikuti dan karakteristik personal seseorang. Littlejohn menjelaskan bahwa dalam sudut pandang uses and gratifications, Pemirsa sangat sadar memiliki kebutuhan- kebutuhan tertentu dan berusaha memenuhi dengan menggunakan media atau dengan cara lain. Selain sadar dengan kebutuhannya, pemirsapun mampu menyadari alat pemenuhan kebutuhan yang bagaimana yang digunakan untuk memenuhi motif-motif tersebut. 24 Penelitian tentang teori Uses and Gratifications sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 1940an ketika para peneliti tertarik untuk mengetahui mengapa audience atau pemirsa memiliki pola penggunaan media yang berbeda-beda. 25 Penelitian Uses and Gratifications pada awalnya hanya berupa penelitian deskriptif yang berusaha mengklasifikasikan respons pemirsa terhadap penggunaan media ke dalam beberapa kategori 26 . Wimmer dan Dominick menyebutkan baru pada tahun 1950an hingga 1960an penelitian uses and gratifications ini lebih menfokuskan 24 Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Teori Komunikasi.Salemba: Humanika, 2009 25 Ibid. 26 Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Teori Komunikasi. Salemba Humanika.2009 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pada identifikasi variabel-variabel psikologis dan sosial yang diperkirakan sebagai precursors dalam perbedaan pola komunikasi media massa. Beberapa penelitaian pada periode ini, disebutkan oleh Ruggerio, dilakukan oleh banyak peneliti dengan subyek dan obyek yang bervariasi. Schramm, Lyle dan Parker misalnya meneliti tentang penggunaan televisi oleh anak-anak yang dipengaruhi oleh perkembangan mental anak bersangkutan dan hubungannya dengan orang tua dn teman-temannya. Ruggerio pun mensiasati penelitian Katz dan Foulkes dalam mengkonsepsikan penggunaan media massa sebagai pelarian sedangkan Klapper menekankan pentingnya menganalisa efek dari penggunaan media dari pada sekedar melebeli motif penggunaan seperti yang telah dilakukan banyak peneliti sebelumnya. Greenberg and Dominick dalam penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa ras dan kelas sosial berpengaruh pada bagaimana remaja menggunakan televisi sebagai bahan pelajaran informal. Selama tahun 1970an banyak penelitian dengan intens menguji motivasi audience dan membangun tipologi-tipologi tambahan dalam penggunaan media untuk memperoleh kepuasan sosial dan psikologis. Hal ini merupakan jawaban dari kritik-kritik yang disampaikan oleh beberapa ilmuwan terhadap teori Uses and Gratifications. Kritik yang disampaikan oleh Elliot, Swanson, serta Lometti, Reeves and Bybee yang mengungkit bahwa teori Uses and Gratifications ini memiliki empat masalah konseptual yakni ketidak jelasan kerangka konseptual, konsep mayor yang kurang tepat, penjelasan teori pendukung digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang membingungkan dan kegagalan dalam memperhitungkan persepsi audience terhadap konten media. Beberapa contoh penelitian dari periode ini antara lain penelitian Rosegreen yang menyatakan bahwa beberapa kebutuhan dasar berinteraksi dengan karakteristik personal dan lingkungan sosial seseorang akan menghasilkan beberapa permasalahan dan beberapa solusi. Masalah dan solusi yang ditimbulkan ini merupakan bagian dari perbedaan motif untuk pencarian gratifikasi yang muncul dari penggunaan media atau aktivitas lain. Secara bersamaan penggunaan media atau aktivitas lain dapat menghasilkan gratifikasi atau non-gratifikasi yang memiliki efek terhadap seseorang atau masyarakat yang akhirnya menciptakan proses yang baru. Tahun 1980 dan 1990an banyak penelitian yang mulai menganalisis penemuan-penemuan dari penelitian terpisah dan menganggap bahwa penggunaan media massa sebagi sebuah komunikasi yang terintegrasi serta sekaligus merupakan fenomena sosial. 27 Contoh- contoh yang mendukung penelitian pada tahun-tahun ini adalah penelitian yang dilakukan Eastman yang menganalisa hubungan antara penggunaan media televisi dengan gaya hidup audience, Ostman dan Jeffers menguji hubungan antara motivasi penggunaan televisi dengan gaya hidup khalayak dan genre musik untuk memprediksikan motivasi menonton. Bantzs melakukan studi komparatif antara motivasi penggunaan media secara umum dan menonton program televisi tertentu. 27 Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Teori Komunikasi. Salemba Humanika.2009 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pada tahun 1980-an pula Windahl mengemukakan terdapat perbedaan mendasar antara pendekatan efek secara tradisional dan pendekatan teori Uses and Gratifications di mana penelitian tentang efek sebelumnya selalu berangkat dari media massa namun pada penelitian Uses and Gratifications peneliti berangkat dari perspektif khalayak. Windahl percaya untuk menggabungkan dua pendekatan ini dengan mencari kesamaan dari keduanya dan menamai penggabungan ini dengan istilah conseffects. Berbeda dengan Wbster dan Wakshlag yang beupaya untuk meningkatkan validitas dari determinan struktural dengan cara menggabungkan perbedaan perspektif antara Uses and Gratifications dengan model pemilihan. Pendekatan ini melihat perubahan antara struktur program, pilihan konten media dan kondisi menonton dalam proses pemilihan program. Penelitian lain juga dilakukan oleh Dobos yang menggunakan model Uses and Gratificationas untuk mengamati kepuasan penggunaan dan pemilihan media dalam sebuah organisasi yang dapat memprediksikan pemilihan saluran televisi dan kepuasan dengan teknologi komunikasi tertentu. Motif Penggunaan Media Penggunaan media televisi oleh pemirsa tentunya tidak terlepas dari motif penggunaannya. Terdapat beberapa motif yang mendorong seseorang untuk menggunakan televisi sebagai salah satu alat pemuas digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kebutuhan. Mc Quail dalam buku Rachmat Kriyanto mengkategorikan motif pengonsumsian media sebagai berikut 28 : a. Motif informasi, pengguna dikatakan memiliki motif informasi apabila mereka : 1 Dapat mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat 2 Dapat mengetahui berbagai informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan keadaan dunia 3 Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah 4 Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai pendapat 5 Dapat memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan b. Motif identitas pribadi, pengguna dikatakan memiliki motif identitas pribadi apabila mereka : 1 Dapat menemukan penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi manusia itu sendiri 2 Dapat mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai dalam media 3 Memperoleh nilai lebih sebagai identitas pribadi c. Motif integrasi dan interaksi sosial, pengguna dikatakan memiliki motif integrasi dan interaksi sosial apabila mereka : 1 Memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial 28 Rachmat Krianto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006, 211-212. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 Dapat menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya 3 Dapat menjalankan peran sosial sebagai identitas pribadi 4 Keinginan untuk dekat dengan orang lain d. Motif hiburan, pengguna dikatakan memiliki motif hiburan apabila mereka 1 Dapat melepaskan diri dari permasalahan 2 Bisa bersantai dan mengisi waktu luang 3 Bisa menyalurkan emosi 4 Bisa mendapatkan hiburan dan kesenangan Melalui 4 motif yang tertera pada uraian teori sebelumnya yang dijadikan sebagai pijakan teori utama mengukur kesenjangan harapan dan kenyataan yang didapatkan saat meihat tayangan televisi.

5. Perilaku Pengambilan Keputusan

Setiap pemirsa televisi memiliki pilihan acara sesuai yang dibutuhkan atau yang diminati sebagai mana yang tersampaikan pada konsep pemirsa bahwa pemirsa memiliki kehendak bebas untuk memilih sesuai dengan kondisi-kondisi yang mempengaruhi. Dalam penetapan pilihan tayangan yang dilihat oleh pemirsa memiliki hubungan atau sebab-sebab yang mempengaruhi pemilihan tayangan tertentu di televisi. Kecenderungan-kecenderungan tertentu dalam melihat tayangan televsi dipengaruhi beberapa faktor hingga membentuk pola-pola kecenderungan mengambil keputusan menonton tayangan televisi. Pola digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pengambilan keputusan dalam memilih acara televisi yang akan ditonton menurut Rogers dalam Difusion of Innovations 29 tipe keputusan terbagi menjadi: a Pola Pengambilan Otoritas, yakni pola pengambilan keputusan dikarenakan adanya orang yang berkuasa atau berpengaruh sehingga tidak dapat berbuat sesuai dengan pilihan pribadi. b Pola Pengambilan Individual , yakni pola pengambilan keputusan berdasarkan pilihan sendiri atau pilihan individu. Pola Pengambilan Individual dibagi menjadi dua yakni: Pertama, Pola Pengambilan Opsional, yakni pola pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan pribadi namun keputusan tersebut diperoleh dengan mempertimbangkan adanya pilihan-pilihan yang sudah tersedia yang sesuai dengan kondisi pertimbangan pribadi. Kedua, Pola Pengambilan Kolektif, yakni pola pengambilan keputusan yang berdasarkan pertimbangan keputusan bersama namun kondisi diri menerima keputusan bersama tersebut. Pengambilan secara kolektif sebagai fungsi untuk mempertegas dan meyakinkan pilihan. c Pola Pengambilan Kontingensi, yakni pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan pilihan sebelumnya yang sudah ada hanya mengikuti pilihan yang sudah ada sebelumnya.

6. Penggunaan Media Media Uses

Penggunaan media adalah jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara 29 Everett Rogers, Diffusion of Innovations New York: The Free Press, 1995, 148.

Dokumen yang terkait

Program Termehek-Mehek di Trans TV dan Kepuasan Pemirsa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Termehek-Mehek di Trans TV Terhadap Kepuasan Pemirsa di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan).

3 76 113

KESENJANGAN KEPUASAN PEMIRSA TELEVISI PROGRAM ACARA KOMEDI

6 19 156

KEPUASAN PEMIRSA SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA TALENT SHOW “MASTERCHEF” INDONESIA DI RCTI (Studi Deskriptif Kuantitatif Kepuasan Pemirsa Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talent Show “MasterChef” Indonesia Season 3 di RCTI).

0 0 169

KEPUASAN PEMIRSA MENONTON PROGRAM EIGHT ELEVEN SHOW DI METRO TV( Studi Deskriptif Kepuasan Pemirsa Di Surabaya Dalam Menonton Program Eight Eleven Show Di Metro TV ).

0 1 117

SIKAP PEMIRSA TENTANG ACARA DAKWAH KAJIAN ISLAM ASWAJAH (KISWAH) DI TV9 SURABAYA (Studi Deskriptif Terhadap Sikap Pemirsa Surabaya Tentang Acara Dakwah Kajian Islam Aswajah “Kiswah” di TV9).

1 6 111

EKSISTENSI TV9 SEBAGAI MEDIA DAKWAH (STRATEGI PENGUKUHAN EKSISTENSI TV9 SEBAGAI MEDIA DAKWAH).

0 3 98

SIKAP PEMIRSA TENTANG ACARA DAKWAH KAJIAN ISLAM ASWAJAH (KISWAH) DI TV9 SURABAYA (Studi Deskriptif Terhadap Sikap Pemirsa Surabaya Tentang Acara Dakwah Kajian Islam Aswajah “Kiswah” di TV9)

0 1 23

KEPUASAN PEMIRSA MENONTON PROGRAM EIGHT ELEVEN SHOW DI METRO TV ( Studi Deskriptif Kepuasan Pemirsa Di Surabaya Dalam Menonton Program Eight Eleven Show Di Metro TV) SKRIPSI

0 0 25

KEPUASAN PEMIRSA SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA TALENT SHOW “MASTERCHEF” INDONESIA DI RCTI (Studi Deskriptif Kuantitatif Kepuasan Pemirsa Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talent Show “MasterChef” Indonesia Season 3 di RCTI)

0 0 22

MOTIF DAN KEPUASAN PEMIRSA TELEVISI PADA PROGRAM INFOTAINMENT INSERT DAN INTENS

0 0 127