BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 12 bulan untuk mencapai target yang diinginkan. Pekerjaan penelitian dilakukan di Laboratorium Material dan Polimer, Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara. Pengujian SEM, DSC, FTIR dan TGA dilakukan di BATAN Puspiptek Serpong
Jakarta.
3.2. Bahan dan Alat 3.2.1. Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan
1. Minyak jarak 2. Diphenylmethane-4,4-diisocyanat MDI
3. Pati sagu 4. Gliserol
5. Sorbitol 6. Aquadest
3.2.2. Alat-alat Alat-alat yang digunakan
1. Pencampur intensif 2. Casting kaca
3. Hot Plate
4. Gelas Beker 500 ml dan 100 ml 5. Spatula
6. Pengaduk 7. Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR
Universitas Sumatera Utara
8. Scanning Electron Microscopy SEM 9. Tensile Test
10. Thermal Gravimetric Analysis TGA 11. Differential Scanning Calorimetric DSC
12. Bidodegradibilitas Test
3.3. Prosedur Kerja 3.3.1. Film Bioplastik berbasis Pati
3.3.1.1. Variable penelitian
Variabel Tetap:
1.
Berat total sampel 200 gram
2.
Suhu 70 C
Variabel Berubah: 1.
Perbandingan berat pati sagu dengan air 1:5, 1:7, 1:9 2.
Plasticizer • Komposisi Gliserol dari campuran 7, 8, dan 9 berat dari berat total
sampel • Komposisi Sorbitol dari campuran 7, 8, dan 9 berat dari berat total
sampel
3.3.1.2. Sintesa Film Bioplastik berbasis Pati
Larutan pati sagu sesuai dengan variabel operasi dimasukkan ke dalam gelas baker, kemudian ditutup dengan alumunium foil dan ditempatkan di atas hot plate yang
disertai dengan pengaduk. Larutan tersebut diaduk hingga terlarut. Tujuan diaduk agar tidak terjadi penggumpalan atau butiran. Pemanasan dilakukan sampai terjadi
suhu gelatinisasi 70
o
C. Pasta pati yang telah terbentuk dikeluarkan dari hot plate dan didinginkan selama 5 menit sampai mencapai suhu 50
o
C. Kemudian ditambahkan gliserol atau sorbitol berdasarkan variasi komposisi sambil terus diaduk agar tidak
Universitas Sumatera Utara
terjadi penggumpalan sampai mencapai suhu ruang 25-30 ˚C. Larutan kental yang
terbentuk kemudian dicetak di atas casting kaca yang pinggirannya telah dilapisi lakban dengan ketebalan 0,3 mm. Lapisan tipis film dibiarkan selama 24 jam.
Setelah mengering lapisan tersebut dilepaskan dari cetakan dan disimpan dalam wadah tertutup Dayanti, 2006. Gambar 3.1 menunjukkan Diagram proses
pembuatan an pengujian plastik biodegradabel
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Diagram proses sintesa dan pengujian Film Bioplastik
Pati sagu
Pencampuran pati:air
Pemanasan
Pendinginan pasta pati hingga suhu 40
o
C Penutupan wadah
dengan aluminium foil
Pasta pati Pendinginan pada temperatur
ruang 25-30
o
C air
Pencetakan
Film Plastik biodegradabel
SorbitolGliserol 7, 8, 9
Tensile Kelembaban
Elongasi
Biodegradabilitas
Universitas Sumatera Utara
3.3.1.3. Pengujian Film Bioplastik berbasis Pati 3.3.1.3.1. Uji Kuat Tarik dan Persen Elongasi
Uji kuat tarik dilakukan dengan menggunakan Electronic System Universal Testing Machines
dengan standar ASTM D 882-81 dengan laju tegangan 50 mmmenit. Jarak antara kedua clamps adalah 50 mm. Kekuatan pecah €b, Mpa dan perpanjangan
pecah €b, dari lembar dicatat. Pengujian dilakukan dilaboratorium FMIPA USU dengan prosedur kerjanya sebagai berikut:
1. Sampel film disetimbangkan pada kondisi ambient selama satu hari untuk mempersiapkan film tipis kering.
2. Sampel yang akan diuji dipasang di antara dua penjepit atau grip, kemudian dikencangkan penjepit dengan menggunakan kunci baut. Ukuran sampel yang
digunakan 10 cm x 1 cm. 3. Layar nilai tensile dan elongasi di nol kan dengan menekan tombol “Display
Change ”.
4. Di uji mulai dengan menekan tombol “up”. 5. Pada saat sampel mulai putus atau sobek, di tekan tombol “stop” untuk
menghentikan operasi. 6. Kemudian dicatat nilai tensile yang ditampilkan pada layar sebelah kiri dan nilai
elongasi pada layar sebelah kanan. 7. Dilakukan pengulangan uji tersebut sebanyak 3 kali.
3.3.1.3.2. Uji Daya Serap Air Uji daya serap air dilakukan dengan prosedur kerjanya sebagai berikut :
1. Plastik yang akan diuji ditimbang sebagai berat awal. 2. Direndam plastik yang telah ditimbang berat awalnya tersebut selama 24 jam,
dan ditimbang beratnya. 3. Dihitung daya serap air dengan rumus :
Universitas Sumatera Utara
4. Dicatat hasil yang diperoleh pada setiap variasi plastik. Sumber: Jurnal Kimia Indonesia, 2006
3.3.1.3.3. Uji Biodegradabilitas Film Plastik
1. Diambil film plastik yang telah dikeringkan. 2. Dimasukkan film plastik tersebut ke dalam tanah yang telah diidentifikasikan
sebagai lokasi penguburan sampel. 3. Kemudian film tersebut dikuburkan dan dibiarkan sampai terjadi
penguraianrusak. 4. Dihitung waktu penguraiannya dengan melakukan monitoring secara berkala
untuk melihat waktu penguraiannya.
3.3.2. Sintesa pati termoplastik termodifikasi
Pada Penelitian ini terdapat beberapa tahap pembuatan lembaran plastik, antara lain pembuatan Plastic Starch PS dan pati termoplastik termodifikasi.
3.3.2.1. Variabel Penelitian
Variabel Tetap
•
Berat total sampel 200 gram Air 155 gram, Sagu 31 gram, dan Sorbitol 14 gram
•
Suhu 70
o
•
Komposisi Sorbitol dalam campuran 7 berat. C
Variabel Berubah
1.
TPS 1, TPS 2, TPS 3, TPS 4 dan TPS 5, dengan komposisi perbandingan MDI dengan minyak jarak adalah 1 : 3, 3 : 5, 5 : 7, 7 : 9, dan 9 : 11dalam satuan
gram
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.2. Sintesa Plastic Starch PS
Sagu seberat 31 gr ditimbang dan dimasukkan kedalam gelas beaker 500 ml dan ditambahkan dengan air sejumlah 155 gram. Sagu dipanaskan dan diaduk sampai
masak sehingga menjadi gel pada suhu gelatinisasi yaitu 70 selama sekitar 30 menit. Kemudian diturunkan suhu menjadi 50
o
C dan ditambahkan sorbitol sebanyak 14 gram, campuran kemudian di cetak di dalam casting kaca. Film hasil cetakan
dibiarkan selama 24 jam dalam kondisi ambient untuk mengeringkannya sehingga mudah dilepaskan dari casting kaca. Setelah kering, lembaran film dilepaskan dan di
potong sesuai dengan kebutuhan pengujian.
3.3.2.3. Sintesa Pati Termoplastik Termodifikasi
Sagu seberat 31 gram ditimbang dan dimasukkan kedalam gelas beaker 500 ml dan ditambahkan dengan air sejumlah 155 gram. Sagu dipanaskan dan diaduk sampai
masak sehingga menjadi gel pada suhu gelatinisasi yaitu 70 selama sekitar 30 menit. Minyak jarak dan MDI dengan perbandingan sesuai pada Tabel 3.1.
ditambahkan kedalam campuran dan diaduk kuat selama beberapa menit sehingga homogen agar terjadi proses in-situ. Selanjutnya kedalam campuran ditambahkan
sorbitol sebanyak 14 gram 7 , campuran kemudian di cetak pada casting kaca. Film hasil cetakan dibiarkan selama 24 jam dalam kondisi ambient untuk
mengeringkannya sehingga mudah dilepaskan dari casting kaca. Setelah kering,
lembaran film dilepaskan dan di potong sesuai dengan kebutuhan pengujian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Perbandingan berat masing-masing komponen Sampel Sampel
Formula modifikasi Pati
gram Air
gram Sorbitol
7 gram Minyak Jarak
gram MDI
gram Pati Sagu PS
31 155
14 PUP
15 13
TPS 1 31
155 14
2 1
TPS 2 31
155 14
3 2
TPS 3 31
155 14
4 3
TPS 4 31
155 14
5 4
TPS 5 31
155 14
6 5
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2. Proses Sintesa TPS termodifikasi dan analisa sampel Tensile
Kelembaban
FTIR TGA
Elongasi
SEM
Biodegradibilitas Dipotong sesuai dengan kebutuhan analisa
Erlenmeyer, 70
o
C, 30 menit
Terbentuk Gelatin, 70
o
C
Dicampurkan pada 70
o
C, 5 menit Kontrol, tampa
PUP,PS
Dicetak pada cetakan kaca dan dibiarkan kering 24 jam
Pati Sagu
Variasi Minyak Jarak dan MDI
Air
Sorbitol
DSC
Derajat Swelling
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3. Proses sintesa lembar kontrol dan analisa sampel
3.3.2.4. Analisa Termoplastic Starch TPS Termodifikasi
3.3.2.4.1. Uji Kuat Tarik dan Persen Elongasi
Uji kuat tarik dilakukan dengan menggunakan Electronic System Universal Testing Machines
dengan standar ASTM D 882-81 dengan laju tegangan 50 mmmenit. Jarak antara kedua clamps adalah 50 mm. Kekuatan pecah €b, Mpa dan perpanjangan
Dicetak pada casting kaca
Dibiarkan dalam kondisi ambient, 1 hari
Lembar poliuretan berasas minyak jarak Minyak Jarak dan MDI diaduk selama 5 menit
Tensile Kelembaban
FTIR TGA
Elongasi
SEM
Derajat Swelling DSC
Biodegradabilitas
Universitas Sumatera Utara
pecah €b, dari lembar dicatat. Pengujian dilakukan dilaboratorium FMIPA USU dengan prosedur kerjanya sebagai berikut:
1. Sampel film disetimbangkan pada kondisi ambient selama satu hari untuk mempersiapkan film tipis kering.
2. Sampel yang akan diuji dipasang di antara dua penjepit atau grip, kemudian dikencangkan penjepit dengan menggunakan kunci baut. Ukuran sampel yang
digunakan 10 cm x 1 cm. 3. Layar nilai tensile dan elongasi di nol kan dengan menekan tombol “Display
Change ”.
4. Di uji mulai dengan menekan tombol “up”. 5. Pada saat sampel mulai putus atau sobek, di tekan tombol “stop” untuk
menghentikan operasi. 6. Kemudian dicatat nilai tensile yang ditampilkan pada layar sebelah kiri dan nilai
elongasi pada layar sebelah kanan. 7. Dilakukan pengulangan uji tersebut sebanyak 3 kali.
3.3.2.4.2. Uji Daya Serap Air Uji daya serap air dilakukan dengan prosedur kerjanya sebagai berikut :
1. Plastik yang akan diuji ditimbang sebagai berat awal. 2. Direndam plastik yang telah ditimbang berat awalnya tersebut selama 24 jam,
dan ditimbang beratnya. 3. Dihitung daya serap air dengan rumus :
4. Dicatat hasil yang diperoleh pada setiap variasi plastik. Sumber: Jurnal Kimia Indonesia, 2006
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.4.3. Uji Biodegradabilitas Film Plastik
1. Diambil film plastik yang telah dikeringkan. 2. Dimasukkan film plastik tersebut ke dalam tanah yang telah diidentifikasikan
sebagai lokasi penguburan sampel. 3. Kemudian film tersebut dikuburkan dan dibiarkan sampai terjadi
penguraianrusak. 4. Dihitung waktu penguraiannya dengan melakukan monitoring secara berkala
untuk melihat waktu penguraiannya.
3.3.2.4.4. Uji FTIR
Spektra FTIR pada suhu ruangan digunakan untuk mengkarakterisasikan hasil penelitian. Pati dicetak menjadi film tipis basah, dan film disetimbangkan pada
kondisi ambient 60 RH selama satu hari untuk mempersiapkan film tipis kering. Semua spektra film tipis dicatat didalam mode tranmisi pada resolusi 4 cm
-1
dengan akumulasi 5 scan.
3.3.2.4.5. Uji SEM
SEM dengan sistem analisa energi dispersiv X-Ray digunakan untuk melihat cross section dari patahan sampel. Masing-masing sampel dibekukan dengan menggunakan
nitrogen cair dan kemudian patahan menggunakan jepitan untuk menghasilkan cross – section. Cross – section dilapisi dengan emas dan kemudian digunakan untuk
observasi SEM. Untuk mempelajari efek pelarut pada permukaan morfologi TPS yang termodifikasi, cross section dari lembar TPS yang termodifikasi direndam
didalam toluen pada kondisi ambient selama 24 jam untuk mengekstrak PU yang larut, dan lembar yang diberi perlakuan dikeringkan untuk observasi SEM. Dengan
prosedur perlakuan yang sama, lembar yang diberi perlakuan dengan air dipersiapkan dan digunakan dengan Scanning SEM.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.4.4. Uji TGA
Testing dilakukan dengan menggunakan Termal Gravimetri Analiser TGA. Sekitar 10 mg sampel dipotong dari lembar disetimbangkan pada kondisi ambien dan
kemudian diberikan pemanasan dari 30 – 500
o
C pada laju 20
o
Cmenit pada atmosfer nitrogen.
3.3.2.4.5. Uji DSC
Testing dilakukan dengan menggunakan Diffrential Scanning Calorimetry DSC Perkin Elmer. DSC digunakan untuk mengukur karakteristik termal dari TPS
termodifikasi. Karakteristik termal yang diukur adalah melting point, melting range, latent heat of melting, solidification point, solidification range and latent heat of
solidification. Sampel sebanyak 2.5 to 20 mg diambil untuk analisa pada range suhu - 10 – 200
o
C dengan laju pemanasan 5
o
Cmin dan dibawah aliran tetap nitrogen pada suhu atmosfer. Pan kosong ditutup sebagai referen dan ditempatkan pada sisi kanan
furnace dan pan sampel disis kiri. Suhu melting TPS adalah suhu onset yang diperoleh dengan menggambarkan sebuah garis pada titik maksimum slope dari ujung
peak. Panas laten ∆H
fus
Sampel dipanaskan sampai 200 , dihitung sebagai area dibawah peak dengan integrasi
numerik.
o
C dan ditahan selama 10 Menit. DSC kemudian didinginkan sampai -10
o
C dan ditahan selama 10 menit. Langkah terakhir adalah memanaskan sampel kembali dari -10
o
C sampai 200
o
C. Waktu yang dibutuhkan adalah 56 menit untuk 1 cycle.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.4.6. Uji Derajat Swelling dan Gel Content
Sifat Swelling dari TPS melibatkan proses difusi. Proses difusi yang berjalan menyebabkan dimensi poliueratan meningkat sehingga konsentrasi dari cairan
seragam pada TPS dan kesetimbangan tercapai. Jumlah pelarut yang diberikan yang akan berdifusi kepada poliuretan untuk mencapai kesetimbangan swelling tergantung
pada derajat cross-link dan kesesuaian compatibility. Penentuan dari derajat swelling ditentukan sesuai dengan ASTM D2765.
Dalam ASTM D2765, sampel ditimbang, kemudian ditempatkan dalam pelarut selama 24 jam pada suhu kamar, ditimbang lagi sementara bengkakswell, kemudian
dikeringkan dan ditimbang berat akhir. Derajat swelling dan bagian terlarut dapat dihitung.
Pelarut yang digunakan adalah Toluene dan air. Derajat Swelling dihitung dengan rumus Halimah, 2005:
Derajat Swelling = W2W1
Dimana : W1 = Berat spesimen sebelum perendaman W2 = Berat specimen setelah perendaman
Untuk Perhitungan derajat cross-lingking juga dapat dieproleh dengan pengukuran gel-content misalnya : fase cross-linked yang tidak terekstraksi setelah ekstraksi
poliuretan didalam pelarut toluene dan air. Poliol dan MDI larut didalam toluene, oleh karena itu kehadiran dari bahan yang tidak terlarut didalam campuran adalah
indikasi adanya cross-link didalam TPS termodifikasi. Gel content dihitung melalui ekstraksi perendaman TPS termodifikasi dengan pelarut toluene dan air. Persen gel
content dari campuran dapat dihitung dengan rumus :
Gel content = WgWo x 100
Dimana : Wg = Berat sampel setelah ekstraksi Wo = Berat sampel sebelum ekstraksi
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 PEMBAHASAN