19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran
1. Arti dan Makna Pembelajaran
Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara di sengaja di kelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan responds terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan
subset khusus dari pendidikan.
25
Sehingga di dalam proses pembelajaran sangat erat kaitannya mengenai mengajarkan sesuatu hal kepada objek
tertentu, pengertian mengajar itu bersumber dari 6 pendapat, yaitu: 1 mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid
di sekolah, 2 mengajar adalah mewariskan keudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah, 3 mengajar adalah usaha
mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, 4 mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan
belajar kepada murid, 5 mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tututan masyarakat,
25
Sagala, Konsep dan Makna ..., hal. 61
20
6 mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
26
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep mendidik dalam mengajar sangatlah diutamakan untuk menciptakan
pola pikir siswa. Menurut Langeveld mendidik adalah mempengaruhi dan membimbing anak dalam usahanya dalam mencapai kedewasaan, dan
menurut tokoh pendidikan di Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara mengatakan, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
27
2. Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
28
Menurut Blanchard, Berns, dan Ericksons mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dan mengajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
26
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, hal. 44- 52
27
M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: PT. Rajawali Press, 2009, hal. 10
28
Sagala, Konsep dan Makna ..., hal. 87
21
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja.
29
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah situasi belajar peserta didik yang di dalam
proses pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menghubungkan anatara materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-haripertistiwa
dunia nyata dari peserta didik. Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa karkateristik yang
membedakan dari
pembelajaran yang
laim. Menurut
Johnson mengidentifikasikan delapan karakteristik
Contextual Teaching and Learning
, yaitu:
30
a.
Making meaningful connections
membuat hubungan penuh makna Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar aktif
dalam mengembangkan minatnnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat
belajar sambil berbuat
learning by doing
. b.
Doing significant work
melakukan pekerjaan penting Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai
konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai anggota masyarakat.
29
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung: PT. Rafika Aditama, 2013, hal. 6
30
Ibid , hal. 7-8
22
c.
Self-regulated learning
belajar mengatur sendiri Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuannya, ada
urusannya dengan oran lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produkhasil yang sifatnya nyata.
d.
Collaborating
kerja sama Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja secara
efektif dalam kelompok, membantu mereka mahami bagaimana mereka saling mepengaruhi dan saling berkomunikasi.
e.
Critical and creative thinking
berfikir kritis dan kreatif Siswa dapat menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi secara
kritis dan kreatif: dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan bukti-bukti dan
logika. f.
Nurturing the individual
memelihara individu Siswa memelihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatian,
memberi harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri.
g.
Reaching high standards
mencapai standar tinggi Siswa
mengenal dan
mencapai standar
yang tinggi:
mengidentifikasikan tujuan dan motivasi siswa untuk mencapainya. h.
Using Authentic Assesment
mengadakan asesmen autentik Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia
nyata untuk suatu tujuan yang bermakna. Misalnya, siswa boleh
23
menggambarkan informasi akademisyang telah mereka pelajari untuk diaplikasikan dalam dunia nyata.
Sedangkan menurut Soundres menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual difokuskan pada
REACT Relating
: belajar dalam konteks pengalaman hidup;
Experiencing
: belajar dalam konteks dan penemuan;
Applying
: belajar ketika pengetahuan diperkenalkan dalam konteks penggunaannya;
Cooperative
: belajar melalui konteks kominikasi interpersonal dan saling berbagi;
Trsnsfering
: belajar penggunaan pengetahuan dalam suatu konteks atau situasi baru.
31
B. Fiqih Muamalah