37
3. Pemilihan Bahasa
Sikap bahasa tidak akan bisa melepaskan diri dari pemilihan bahasa. Oleh karena itu, berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan kepada para responden
ditemukan bahwa dari sepuluh soal yang disajikan, tujuh di antaranya menggambarkan sikap yang positif, sedangkan tiga di antaranya menunjukkan
sikap yang negatif. Hal itu dapat dilihat lebih jelas dalam tabel di bawah ini.
Tabel 12. Pemilihan Bahasa No.soal
Frekuensi Rata-rata
Sikap SS
S KS
TS STS
1 2
2 15
16 5
2,5 N
2 2
1 7
14 16
2 N
3 3
9 12
14 2
2,9 P
4 1
7 19
6 7
2,7 P
5 8
12 14
8 8
3,1 P
6
7 2
8 12
11 2,6
P 7
8 5
10 9
8 2,9
P 8
3 4
8 11
14 2,3
N 9
18 9
7 1
5 3,9
P 10
12 12
12 3
1 3,8
P
Dengan perincian soal sebagai berikut:
1 Bahasa apakah yang Anda gunakan sehari-hari kepada teman sesuku di
rumah lingkungan kost? 2
Bahasa apakah yang Anda gunakan sehari-hari kepada teman Anda sesuku jika bertemu di luar rumah?
3 Bahasa apakah yang lebih Anda sukai di dalam percakapan dengan
teman-teman Anda di lingkungan Universitas HKBP Nommensen. 4
Menurut Anda, bahasa apa yang terasa lebih indah? 5
Jika Anda bersenandung, bahasa apakah yang Anda gunakan? 6
Jika Anda menggerutu, bahasa apakah yang Anda gunakan?
38 7
Jika sedang mengkhayal merenung, bahasa apakah yang Anda gunakan? 8
Dengan teman karib, bahasa apa yang paling sering Anda gunakan jika berada di rumah, di rumah teman, di jalan, dsb. pada saat berbincang-
bincang tentang masalah pribadi dengan teman sesuku. 9
Bahasa apa yang digunakan jika berdoa memohon kepada Tuhan? 10Bahasa apa yang digunakan jika mengirimkan pesan singkat SMS
kepada teman atau orang-orang di sekitar Anda?
Berdasarkan perolehan nilai dalam tabel dan soal yang diurutkan di atas dapat diketahui bahwa soal nomor 1, 2, dan 8 menggambarkan sikap negatif.
Hal itu menyiratkan bahwa para responden cenderung memilih menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari dengan teman sesuku di
lingkungan kost. Selain itu, para responden juga cenderung memilih menggunakan bahasa Indonesia apabila bertemu dengan teman-teman sesuku
Batak Toba di luar rumah. Bahkan, sesuai dengan data, juga ditemukan bahwa para responden juga cenderung memilih menggunakan bahasa Indonesia dalam
bercerita atau berbincang-bincang mengenai masalah pribadi dengan teman karib. Ketiga soal tersebut menggambarkan pemilihan bahasa Indonesia dalam tiga
konteks yang berbeda, maka sikap terhadap bahasa Batak Toba digolongkan dalam sikap negatif.
Berbeda dengan hal di atas, tujuh soal dari sepuluh soal, yakni soal 3, 4, 5, 6, 7, 9, dan 10 yang disajikan untuk mengukur pemilihan bahasa
menggambarkan sikap yang positif. Hal itu menyiratkan bahwa para responden memilih menggunakan bahasa Batak Toba dalam percakapan, bersenandung,
menggerutu, mengkhayal merenung, berdoa memohon kepada Tuhan, dan
39
mengirimkan pesan singkat SMS kepada orang-orang yang ada di sekitar mereka. Dengan demikian, hal itu menyimpulkan bahwa para responden, yakni
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia memiliki sikap yang sangat positif terhadap penggunaan dan pemilihan bahasa Batak Toba sebagai
bahasa sehari-hari. Sikap positif yang dijelaskan di atas merupakan sikap antusiasme terhadap
penggunaan bahasa Batak Toba. Kecintaan terhadap bahasa tersebut digambarkan dengan sikap positif, dan sikap positif tersebut tercermin dari intensitas pemilihan
penggunaan bahasa tersebut dalam percakapan sehari-hari. Hal ini pula yang akan menjadi bentuk pemertahanan bahasa sebagai bagian dari kebudayaan dan
sekaligus kearifan lokal.
40
BAB V KESIMPULAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sikap para responden terhadap bahasa Batak Toba tergolong dalam sikap
yang sangat positif. Hal itu tergambar dari 15 soal yang diberikan dan semuanya menunjukkan sikap yang sangat positif. Nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 4,1. Oleh karena itu, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia memiliki sikap yang positif terhadap
penggunaan bahasa Batak Toba. 2.
Sikap para responden terhadap Indonesia juga tergolong dalam sikap yang sangat positif. Hal itu tergambar dari 15 soal yang diberikan dan semuanya
menunjukkan sikap yang sangat positif. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 4,2. Oleh karena itu, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia memiliki sikap yang positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia.
3. Sikap para responden terhadap penggunaan dan pemilihan bahasa Batak
Toba sebagai bahasa sehari-hari tergolong sikap yang positif. Tujuh dari sepuluh soal menggambarkan sikap yang positif, sedangkan tiga lainnya
menggambarkan sikap yang negatif. Oleh karena itu, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia memilih menggunakan bahasa Batak
Toba sebagai bahasa dalam percakapan sehari-hari.
41
B. SARAN
Sikap positif yang dijelaskan di atas merupakan sikap antusiasme terhadap penggunaan bahasa Batak Toba. Kecintaan terhadap bahasa tersebut digambarkan
dengan sikap positif, dan sikap positif tersebut tercermin dari intensitas pemilihan penggunaan bahasa tersebut dalam percakapan sehari-hari. Hal ini pula yang akan
menjadi bentuk pemertahanan bahasa sebagai warisan kebudayaan. Selain itu, sikap bahasa juga akan menjadi inventaris suku bangsa sebagai bagian dari
kebudayaan dan sekaligus kearifan lokal.
42
DAFTAR PUSTAKA
Alwasila, A. Chaedar. 1985.
Sosiologi Bahasa.
Bandung: Angkasa
Arikunto, Suharsimi. 2000.
Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara .2002.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
. Jakarta: Rineka Cipta
Boomfield, leonardo.1993.
Language
.New York: holt, Rinerhart end Winston. Chaplin, J.P. 1968.
Dictionary of Psykology.
New York: American Book Co. Chaer, Abdul. Agustina Leoni. 1995.
Sosiolingustik Perkenalan Awal
. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 2003.
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka. Edwards, Alen L. 1957.
Technique of Attitude Scale Construction. Newyork
: Apleton Century Crofts.
Evan, K.M. 1965.
Attitude and Interest in Education.
London: Routledge and Kegan Paul.
Fishbein, Martin ed. 1967. Attitude Theory and Measurement. New York: John Wiley and Sons. Inc.
Garvin, P.L. Mathiot M. 1968.
The Urbaization of Guarani Language. Problem in Language and Culture,
dalam Fishman
,
J.A. Ed
Reading in Tes Sosiology of Language
, Mounton. Paris –The Hague.
Gerungan. 1987.
Psikologi Sosiologi. Bandung
: Eresco. Kridalaksana, Hanmurti. 1987.
Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia
Nababan, P.W.J. 1991.
Sosiolingustik Suatu Pengantar.
Jakarta: PT Gramedia. Richard, et al. 1985.
Longman Dictionary of Apllied Linguistict.
Rusyana, Yus. 1982.
Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan.
Bandung: C.V. Diponegoro.
Rusyana. 1984
. Sosiolinguistik
. Bandung: Angkasa. Suwito. 1983.
Pengantar Awal Sosiolingustik Edisi 2.
Surakarta: FS UNS ---------------- 1988.
Perihal Kedwibahasaan Bilingualisme.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLPT.
43
LAMPIRAN KUESIONER I. Isilah tempat yang disediakan sesuai dengan keterangan yang diperlukan
1. Nama
: 2.
Jenis kelamin :
3. Tempat tinggal
: 4.
Umur :
5. Tempat lahir
: 6.
Suku bangsa :
7. Suku bangsa pihak ayah
: 8.
Suku bangsa pihak ibu :
9. Bahasa Pertama
: 10.
Bahasa sehari-hari di rumah : 11.
Alamat asal :
12. Lama tinggal di Medan
:
II. Sikap Mahasiswa terhadap Bahasa Batak Toba
1. Bahasa Batak Toba merupakan identitas suku.
1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Kurang setuju 4. Tidak setuju 5. Sangat tidak setuju