Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Prosedur Penelitian

20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini dipergunakan karena peneliti ingin memberikan deskripsi dan memberikan perian tentang sikap mahasiswa program studi pendidikan bahasa Indonesia terhadap bahasa Indonesia dan bahasa Batak.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen, khususnya Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pembelajaran 2013 2014.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun pembelajaran 2013 2014. TABEL I RINCIAN POPULASI PENELITIAN Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Stambuk Group A Group B Group C Jumlah 2010 50 50 42 142 21 2011 40 40 28 108 2012 40 40 17 97 2013 27 26 - 53 Jumlah keseluruhan 400

2. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan untuk memudahkan penjaringan data diambil 10 dari jumlah populasi yang ada yakni 40. Maka sampel penelitian ini adalah 40 orang mewakili seluruh populasi yang ada. Teknik yang digunakan adalah random sampling, yakni mengambil sampel secara acak dari semua kelas dan stambuk yang terdapat di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

D. Teknik dan Prosedur Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, dan pengamatan partisipatif. Subjek penelitian diminta untuk mencatat penggunaan bahasa mereka dalam kolom yang disediakan pada angket. Observasi partisipatif juga digunakan sebagai alat pengumpul data meskipun data yang diperoleh melalui teknik ini sifatnya sebagai alat untuk mempertegas data yang diperoleh melalui angket. Data primer penelitian ini adalah data survei yang diperoleh melalui angket. Melalui teknik observasi, diperoleh data tentang penggunaan bahasa pada pertemuan-pertemuan intrakelompok. Data seperti itu diperlukan untuk mendukung data yang diperoleh melalui teknik angket. Data yang diperoleh melalui angket, dianalisis secara kuantitatif. Untuk setiap ciri karakteristik dihitung angka rata-rata nilai mean sikap bahasa, dengan 22 menggunakan Skala Likert atau teknik Likert, yaitu dengan cara meminta responden menandai satu posisi pada skala penilaian rating scale, misalnya 1-5 sesuai dengan kesetujuan atau ketidaksetujuannya atas sebuah pertanyaan. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sikap bahasa responden, di dalam daftar pertanyaan disediakan lima pilihan jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut. Nilai 5 untuk sangat setuju, nilai 4 untuk setuju, nilai 3 untuk kurang setuju, nilai 2 untuk tidak setuju, dan nilai 1 untuk sangat tidak setuju. Berdasarkan jawaban yang diberikan responden inilah nantinya akan diketahui nilai rata-rata mean untuk setiap pertanyaan. Nilai rata-rata ini diperoleh dengan menggunakan rumus berikut. Dalam hal ini n1 = jumlah responden yang memberikan nilai 1 untuk karakteristik yang bersangkutan, ... n5 = jumlah responden yang memberikan nilai 5 untuk karakteristik yang bersangkutan. Nilai rata-rata ini dikelompokkan ke dalam dua kelompok; nilai 1,0 – 2,5 dianggap atau ditafsirkan tidak setuju, dan itu dikategorikan sikap negatif, sementara nilai 2,6 – 5,0 dianggap setuju dan dikategorikan sebagai sikap positif. Demikian juga untuk pertanyaan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa responden berdasarkan hubungan peran dan peristiwa bahasanya. Untuk pertanyaan yang menyediakan lima pilihan jawaban, bobot nilai yang diberikan adalah: 5 untuk selalu bahasa Indonesia, 4 untuk lebih banyak bahasa Indonesia, 3 untuk bahasa Indonesia sama banyaknya dengan bahasa Batak, 2 untuk lebih banyak bahasa Batak, dan 1 untuk selalu bahasa Batak. Untuk mencari nilai rata- rata digunakan rumus yang sama seperti di atas. Sementara itu, untuk pernyataan 23 yang menyediakan 2 pilihan jawaban, nilai 2 diberikan untuk bahasa Indonesia, dan nilai 1 untuk bahasa Batak. Dengan mengetahui angka rata-rata dan standar penyimpangan standar deviasi, maka akan diperoleh atau diketahui kecenderungan pemertahanan bahasa responden. Nilai rata-rata yang diperoleh untuk tiap-tiap pertanyaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu kecenderungan pemertahanan yang aktif, atau pemertahanan yang pasif. Pemertahanan dianggap tinggi jika nilai rata-ratanya ada pada kisaran 2,6 – 5,0 dan sebaliknya, pemertahanan dianggap rendah jika nilai rata-ratanya ada pada kisaran 1,0 - 2,5. 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Kebahasaan