15
2. Etnis dan Bahasa Batak
Suku Batak merupakan salah satu etnik yang terdapat di Sumatera. Mereka sebagian besar bertempat tinggal di Tapanuli, sebagian lagi menempati bagian
Timur Laut Tapanuli yaitu daerah Simalungun dan yang lain bermukim di sebelah barat laut Danau Toba yakni tanah Karo. Etnik Batak terdiri dari beberapa sub-
etnik, masing-masing mempunyai bahasa sendiri. Menurut pembagian linguistik bahasa Batak dapat dibedakan atas lima bahasa yang berbeda satu dengan lain,
yaitu 1 bahasa Batak Toba, 2 bahasa Batak Karo, 3 bahasa Batak Simalungun, 4 bahasa Batak Pakpak-Dairi, dan 5 bahasa Angkola-Mandailing.
Bahasa Batak Toba yang digunakan oleh masyarakat penutur di Pulau Sumatera mulai bagian timur, utara, dan selatan Danau Toba, dan di Pulau
Samosir termasuk rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Batak Toba itu sendiri merupakan salah satu dari lima subbahasa Batak yaitu bahasa Batak Karo, Batak
Simalungun, Batak Pakpak-Dairi, dan Batak Angkola-Mandailing. Masyarakat penutur masing-masing subbahasa Batak disebut sesuai dengan subbahasanya,
misalnya penutur subbahasa Batak Toba disebut suku Batak Toba, penutur subbahasa Batak Karo disebut suku Batak Karo, dan seterusnya. Berdasarkan
hubungan kedekatan antara kelima bahasa Batak tersebut, terdapat tiga kelompok pembagian bahasa-bahasa Batak yaitu kelompok I adalah bahasa Batak Toba dan
bahasa Batak Angkola-Mandailing, kelompok II adalah hanya bahasa Batak Simalungun, dan kelompok III adalah bahasa Batak Karo dan bahasa Batak
Pakpak-Dairi. Menurut Siahaan 1982, bahasa Batak digunakan suku Batak dalam
kehidupan sehari-hari yakni dalam konteks:
16
a. Dalam kehidupan keluarga; suami-istri, orang tua-anak, antarsaudara.
b. Interaksi sosial; tetangga sesuku, perkumpulan marga.
c. Kegiatan kerohanian gereja; berkhotbah, berdoa.
d. Adat-istiadat, dan sebagainya.
3. Kedwibahasaan
Kedwibahasaan secara umum diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian
Mackey, 1962: 12, Fishman, 1975 73. Orang yang dapat menggunakan dua bahasa disebut dwibahasawan atau orang yang bilingual. Bloomfield 1933
menyatakan bahwa bilingualisme adalah kemampuan seorang penutur untuk menggunakan dua bahasa dengan sama baiknya; dalam hal ini adalah bahasa ibu
B1 dan bahasa kedua B2.
4. Konsep dan Variabel Penelitian