Sikap Mahasiswa terhadap Bahasa Batak Toba

28 Pemerolehan nilai tersebut didapatkan berdasarkan 40 soal kuesioner yang telah dibagikan kepada 40 responden. Data yang diperoleh melalui kuesioner, dianalisis secara kuantitatif. Untuk setiap ciri karakteristik dihitung angka rata- rata nilai mean sikap bahasa, dengan menggunakan Skala Likert atau teknik Likert, yaitu dengan cara meminta responden menandai satu posisi pada skala penilaian rating scale, misalnya 1-5 sesuai dengan kesetujuan atau ketidaksetujuannya atas sebuah pertanyaan. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sikap bahasa responden, di dalam daftar pertanyaan disediakan lima pilihan jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut. Nilai 5 untuk sangat setuju, nilai 4 untuk setuju, nilai 3 untuk kurang setuju, nilai 2 untuk tidak setuju, dan nilai 1 untuk sangat tidak setuju. Berdasarkan jawaban yang diberikan responden inilah nantinya akan diketahui nilai rata-rata mean untuk setiap pertanyaan. Nilai rata-rata tersebut dikelompokkan ke dalam dua kelompok; nilai 1,0 – 2,5 dianggap atau ditafsirkan tidak setuju, dan itu dikategorikan sikap negatif, sementara nilai 2,6 – 5,0 dianggap setuju dan dikategorikan sebagai sikap positif.

1. Sikap Mahasiswa terhadap Bahasa Batak Toba

Berdasarkan tabel yang disajikan sebelumnya, dapat ditemukan bahwa sikap mahasiswa terhadap bahasa Batak Toba cenderung positif. Dari 15 soal kuesioner yang diujikan kepada 40 responden, semua soal menunjukkan nilai yang sangat baik, yakni rentang 2,6 – 5,0. Hal itu mencerminkan bahwa mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia memiliki sikap yang 29 positif terhadap bahasa Batak Toba. Soal kuesioner tersebut akan dibahas dalam paparan di bawah ini. 1 Bahasa Batak Toba merupakan identitas suku 2 Bahasa Batak Toba merupakan alat komunikasi masyarakat di lingkungan kota Medan. Soal di atas merupakan soal pada nomor urut soal 1 dan 2. Soal tersebut digunakan untuk mengetahui keberadaan bahasa Batak Toba dalam pemahaman para responden. Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden, terlihat bahwa rata-rata nilai pada soal nomor 1 mencapai 4,8, sedangkan pada soal nomor 2 mencapai 3,6. Hal itu menyiratkan bahwa para responden sangat setuju bahwa Bahasa Batak Toba merupakan identitas suku dan dapat digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat di lingkungan kota Medan. Lebih jelas akan terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4. Sikap mengenai BBT sebagai Identitas Suku No.soal Frekuensi Rata-rata Sikap SS S KS TS STS 1 33 7 4,8 P 2 5 15 20 3,6 P Sejalan dengan penjelasan di atas, soal di bawah ini merupakan soal yang menunjukkan hubungan intrakelompok penutur bahasa Batak Toba yang berada di lingkungan Kota Medan pada umumnya, dan di lingkungan Universitas HKBP Nommensen pada khususnya. 3 Bahasa Batak Toba mampu menyampaikan gagasan dengan baik dalam lingkungan Universitas HKBP Nommensen. 30 4 Bahasa Batak Toba digunakan ketika bercerita berbincang-bincang dengan teman Anda atau orang di sekitar Anda di lingkungan Universitas HKBP Nommensen. Berdasarkan perolehan nilai ditemukan bahwa penggunaan bahasa Batak Toba juga mampu menunjukkan hubungan baik antarmahasiswa sesama penutur bahasa Batak Toba. Hal tersebut terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Sikap mengenai BBT sebagai Hubungan Intrakelompok No.soal Frekuensi Rata-rata Sikap SS S KS TS STS 3 7 9 6 14 4 3 P 4 5 12 9 11 3 3,1 P Selain itu juga disajikan beberapa soal atau pertanyaan yang merujuk pada keseringan penggunaan bahasa Batak Toba sesuai dengan peristiwa bahasa. Berikut soal yang dimaksud. 5 Bahasa Batak Toba digunakan ketika bersenda gurau dengan teman- teman di lingkungan Universitas HKBP Nommensen. 6 Bahasa Batak Toba digunakan ketika bercerita tentang berbincang- bincang dengan teman Anda atau orang di sekitar Anda di lingkungan Universitas HKBP Nommensen. 7 Bahasa Batak Toba digunakan untuk mengekspresikan kemarahan di lingkungan Universitas HKBP Nommensen. 8 Bahasa Batak Toba digunakan ketika bersenda gurau dengan teman- teman di lingkungan Universitas HKBP Nommensen. 9 Bahasa Batak Toba digunakan ketika membaca berhitung dalam hati di lingkungan Universitas HKBP Nommensen. 31 10Bahasa Batak Toba digunakan ketika mengadakan percakapan melalui telepon di lingkungan Universitas HKBP Nommensen. Soal tersebut mengarahkan peneliti untuk mengetahui intensitas penggunaan bahasa Batak Toba para responden dalam setiap peristiwa bahasa, baik dalam bercerita, membaca, marah, bergurau, maupun ketika mengadakan percakapan dalam telepon. Berdasarkan soal tersebut diperoleh nilai baik yang menunjukkan sikap positif para responden terhadap bahasa Batak Toba seperti tabel di bawah ini. Tabel 6. Sikap mengenai Penggunaan Bahasa dalam Peristiwa Bahasa No.soal Frekuensi Rata-rata Sikap SS S KS TS STS 5 2 5 17 13 3 2,8 P 6 9 18 12 1 3,9 P 7 4 12 11 9 4 3,1 P 8 7 26 6 1 4 P 9 2 9 18 10 1 3 P 10 5 20 7 8 3,6 P Bentuk soal yang terakhir dalam kuesioner yang dibagikan merupakan soal mengenai tanggapan para responden terhadap bahasa Batak Toba. Hal itu digambarkan sebagai keramahtamahan, kekeluargaan, keakraban, kecintaan terhadap suku, dan kekayaan budaya yang perlu dilestarikan. Lebih jelas terlihat dalam soal berikut ini. 11 Bahasa Batak Toba menunjukkan keramahtamahan. 12 Bahasa Batak Toba menunjukkan kekeluargaan. 13 Bahasa Batak Toba menunjukkan keakraban keintiman. 14 Penggunaan bahasa Batak Toba menunjukkan kecintaan terhadap suku. 32 15 Penggunaan bahasa Batak Toba menunjukkan kekayaan budaya yang perlu dilestarikan dan dipertahankan. Maka perolehan nilai untuk setiap soal di atas dapat diperhatikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 7. Sikap mengenai Respon terhadap BBT No.soal Frekuensi Rata-rata Sikap SS S KS TS STS 11 16 21 3 4,3 P 12 23 17 4,6 P 13 20 18 2 4,5 P 14 34 6 4,9 P 15 29 10 1 4,7 P Berdasarkan semua paparan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap para responden terhadap bahasa Batak Toba merupakan sikap yang sangat positif. Rentang nilai yang ditentukan untuk sikap positif adalah 2,6 – 5,0, dan apabila hal itu diperhatikan pada perolehan nilai para responden, dapat ditemukan bahwa nilai-nilai tersebut mendekati nilai sempurna. Dengan demikan, sikap mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia terhadap penggunaan bahasa Batak Toba tergolong positif.

2. Sikap Mahasiswa terhadap Bahasa Indonesia